You are on page 1of 3

Field trip geologi fisika UB yang dilaksanakan pada 11 Desember 2011 mengambil lokasi di wilayah Malang selatan di bawah

bimbingan bapak Adi Susilo. Pada field trip kali ini difokuskan pada pengamatan jenis batuan dan struktur geologi dan pengenalan istrumen yang berkaitan dengan geologi dasar seperti GPS dan kompas . Filed trip ini memiliki rute perjalanan dengan jalur dari Kota Malang menuju daerah Tambak Asri. Field trip dimulai pada sekitar pukul 06:00 dan tiba di post ke -8 pada sekitar pukul 13:00, kemudian tiba kembali ke Kota Malang sekitar pukul 19:00 . Hasil fisik dari field trip tersebut adalah sampel batuan dari masing masing stop post. Total stop post pada field trip ini adalah 8 stop post. Stop post tersebut antara lain sebagai berikut: Stop post 1 Lokasi : Druju Koordinat : LS = 08 o 1436 = 08,2433 o o : BT = 112 4537 = 112,7602 o Ketinggian : 398m Pada daerah ini merupakan mantan laut yang mengalami pengangkatan, hal itu dibuktikan dengan karakteristik daratan yang mayoritas berupa batuan kapur. Sebagaimana diketahui bahwa batuan kapur merupakan batuan yang terbentuk dari zat organik seperti tulang atau karang atau unsur lain yang memiliki calsium karena kapur memiliki rumus kimia CaCO 3 yang mana pada rumus tersebut terdapat unsur Ca atau kalsium yang banyak dijumpai pada tulang atau karang serta kerang . Sedangkan karang dan kerang banyak ditemukan pada kawasan laut, sehingga dapat diprediksi bahwa pada zaman dahulu, druju berada di bawah laut. Batas wilayah kapur dibatasi oleh sungai Lesti yang merupakan sungai dari gunung semeru. Selain itu, di kawasan Druju juga terdapat patahan, hal itu terlihat o leh adanya blok turun (Druju) dan blok naik di selatan Druju. Adanya blok naik itu dibuktikan dengan struktur tebing tinggi yang relatif tegak, dan struktur tersebut hanya akan terjadi pada lapisan yang mendapatkan dorongan dari bawah, karena karakter lapi san tidak elastis maka lapisan tersebut pecah dan menghasilkan formasi blok naik (bagian lapisan yang terangkat) dan blok turun (bagian lapisan yang anjlok). Periode pengangkatan memiliki waktu sekitar 4-5 juta tahun lalu antara jaman Pleiosin dan Plesto sen. Stop Post 2 Lokasi : Sungai Sumber Agung Koordinat : LS = 08 o 2025,9 = 08,3405 o : BT = 112 o 4035 = 112,6764 o Ketinggian : 352m Pada post ke-2 ini berlokasi di sungai yang masih masuk dalam daerah Sumber agung. Pengamatan di lakukan tepat di aliran sungai yang relatif kecil. Pada sungai tersebut terdapat bebatuan yang mayoritas berwarna putih kekuningan. Diantara bebatuan yang keras terdapat pula batuan yang lunak. Batuan lunak ini merupakan batuan dari lempung atau clay. Batuan ini merupakan jenis batuan sedimen dari partikel debu yang disebut lempung atau clay. Batuan tersebut umumnya berwana keabu -abuan. Ada pula bautan yang bertekstur keras dan di dalamnya terdapat fosil hewan laut seperti kerang dan karang, batuan tersebut merupakan bat uan gamping atau kapur yang merupakan hasil dari endapan hewan atau karang. Pada umumnya di lokasi ini tersusun atau batuan sedimen. Di lokasi ini, lapisan clay lebih di atas dibandingkan dengan lapisan kapur atau gamping, hal ini menunjukkan bahwa jaman dahulu, daerah ini merupakan laut yang kemudian mengalami pengangkatan, hal ini dibuktikan dengan adanya hewan dan mahluk laut seperti kerang dan karang. Setelah terangkat, kemungkinan daerah ini menjadi delta atau sungai , hal ini dibuktikan dengan adanya lapisan batuan debu atau clay. Pasir pasir yang berukuran sangat kecil atau debu, memiliki massa yang paling ringan sehingga mudah

terbawa oleh aliran sungai, karena massanya yang kecil, debu dapat terbawa aliran bahkan hingga delta atau muara sungai. Maka dari itulah bisa dikatakan bahwa setelah mengalami pengangkatan, kemungkinan daerah ini menjadi kawasan delta atau muara sungai. Stop Post 3 Lokasi : Sumber Agung Koordinat : LS = 08 o 2100,1 = 8,3500 o o : BT = 112 4027,1 = 112,6742 o Ketinggian : 340m Di lokasi ini terdapat lapisan batubara. Lapisan ini berwarna hitam dan mudah hancur. Batubara terbentuk dari gambut yang terendapkan dan mengalami pemadatan akibat tumpukan material diatasnya, setelah itu padatan tersebut terpanaskan dan tidak men galami kerusakan. Sehingga ekstrak dari gambut tersebut menjadi batu bara. Sehingga dapat diprediksi bahwa pada jaman dahulu daerah ini pernah menjadi kawasan rawa. Di daerah ini juga ditemukan adanya batuan kapur yang mengindikasikan bahwa daerah ini juga pernah berada di bawah permukaan laut. Karena lapisan kapur lebih dalam dibandingkan batubara, maka dapat diperkirakan bahwa sebelum jadi rawa, daerah ini terlebih dahulu berada di bawah permukaan laut. Stop Post 4 Lokasi: : Sitiharjo Koordinat: : LS = 08 o 2148,3 = 8,3578 o o : BT = 112 4054,5 = 112,6818 o Ketinggian: : 51m Kawasan siti harjo merupakan daerah yang mengalami patahan, hal ini ditandai dengan adanya tebing yang nyaris tegak di sisi lapangan Sitiharjo. Sementara lapangan Sitiharjo memiliki karaktersitik datar. Jika dilihat, kedua dataran ini seakan mengalami pengangkatan dan penurunan. Kawan ini mendapat energi dorongan dari bawah sehingga dataran terangkat, bagian yang tidak berada pada titik dorongan akan mendapat energi dorongan relatif kecil sehingga cenderung tetap pada posisinya atau lebih sulit terangkat. Karena struktur tanah yang tidak elastis, dataran tersebut akan patah sehingga membentuk dataran yang seakan akan ambles jika dibandingkan dengan dataran yang terangkat. Dari kejadian itulah muncul formasi blok naik dan blok turun. Pada sekitar lapangan juga terdapat pohon kelapa yang miring, hal ini mengindikasikan adanya potensi longsor. Datarngnya arah longsor adalah searah dengan arah miringnya pohon kelapa. Jika pohon kelapa miring ke kiri maka arah longsor adalah ke kiri. Hal tersebut terjadi karena pohon kelapa memiliki akar bertipe serabut yang memiliki daya cengram relatif lemah. Jika tanah tersebut tidak stabil atau rawan longsor maka otomatis pohon yang mencengkeramnya juga akan relatif tidak stabil. Olah sebab itulah jika tanah tersebut rawan longsor maka pohon kelapa yang tertanam di atasnya akan relatif tidak stabil pula. Stop Post 5 Lokasi : Kedung Banteng Koordinat : LS = 08 o 2147,3 = 8,3632 o : BT = 112 o 4246,5 = 112,7129 o Ketinggian : 308m Pada post ini terdapat dua jenis batuan yang diamati, yaitu batuan jenis Bentonit dan janis kaolin. Bentonit memiliki karakteristik berwarna kehijauan dan biasanya batuan ini digunakan sebagai bahan dasar semen. Sedangkan batuan lainnya adalah kaolin. Kaolin ini memiliki warna dominan merah dan biasanya digunakan sebagai bahan dasar pembuatan keramik. Jika dibandingkan dengan bentonit, Kaolin relatif lebih mudah remuk atau kaolin memiliki kekerasan yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan bentonit. Stop Post 6

Lokasi Koordinat

: Tambak Asri Sidomulyo : LS = 08 o 2147,3 = 8,3632 o : BT = 112 o 4246,5 = 112,7129 o Ketinggian : 390m Dilokasi ini banyak sekali ditemukan batuan Zeolit.Batuan Zeolit memiliki tekstur yang kasar, berwarna hijau. Batuan ini berguna untuk mengabsorbsi air sehingga air menjadi jernih dan murni. Batuan ini berasal dari debu gunung, sehingga dapat diperkirakan dulunya daerah ini terdapat daerah purba Stop Post 7 Lokasi : Sido Asri Koordinat : LS = 08 o 2149,5 = 8,3637 o : BT = 112 o 4544,7 = 112,7624 o Ketinggian : 96m Stop Post 8 Lokasi : Pantai Tambak Asri Koordinat : LS = 08 o 2315 = 8,3875 o : BT = 112 o 4612,1 = 112,77 o Ketinggian : 30m

You might also like