You are on page 1of 5

SURAT REPRESENTASI MANAJEMEN Pernyataan tertulis manajemen.

Salah satu tipe bukti audit yang penting yang dibuat dalam organisasi klien adalah surat representasi manajemen letter). PENGGUNAAN PEKERJAAN SPESIALIS Adalah seorang atau perusahaan yang memiliki keahlian atau pengetahuan khusus dalam bidang selain akuntansi dan auditing. Spesialis mencakup, namun tidak terbatas pada, aktuaris, appraiser, insinyur, konsultan lingkungan, dan ahli geologi. Seksi ini juga berlaku untuk penasihat hukum yang ditugasi sebagai spesialis dalam situasi selain dalam penyediaan jasa kepada klien berkaitan dengan tuntutan pengadilan, klaim. Sebagai contoh, penasihat hukum dapat ditugasi oleh klien atau auditor untuk menafsirkan pasal-pasal dalam perjanjian kontrak. Ada pekerjaan yang menurut auditor memerlukan pekerjaan spesialis dengan mempertimbangkan pada hal-hal berikut ini: 1. Penilaian (misalnya: karya seni, obat-obatan khusus dan restricted securities). 2. Penentuan karakteristik fisik yang berhubungan dengan kuantitas yang tersedia atau kondisi (misalnya : cadangan mineral atau tumpukan bahan baku yang tersedia di gudang). 3. Penentuan nilai yang diperoleh dengan menggunakan teknik atau metode khusus (misalnya : beberapa penghitungan aktuarial). 4. Penafsiran persyaratan teknis, peraturan atau persetujuan (misalnya : pengaruh potensial suatu kontrak atau dokumen hukum lainnya atau hak atas properti). PERMINTAAN KETERANGAN KEPADA PENASEHAT HUKUM KLIEN 2.3.1 Pertimbangan Akuntansi Manajemen bertanggung jawab untuk menerapkan kebijakan dan prosedur untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mempertanggungjawabkan litigasi, (Letter of representation atau management representation

klaim, dan asesmen sebagai basis untuk pembuatan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia 2.3.2 Pertimbangan Audit Berkaitan dengan litigasi, klaim, dan asesmen, auditor independen harus memperoleh bukti audit yang relevan dengan faktor-faktor berikut ini: a. Keberadaan suatu kondisi, situasi, atau serangkaian keadaan yang menunjukkan suatu ketidakpastian tentang kerugian yang mungkin terjadi bagi suatu entitas yang timbul dari litigasi, klaim, dan asesmen . b. Periode terjadinya penyebab yang melandasi tindakan hukum yang terjadi. c. Tingkat kemungkinan terjadinya hasil yang tidak menguntungkan. d. Jumlah atau kisar kerugian potensial NILAI WAJAR (FAIR VALUE) Akuntansi merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengubah input (data-data transaksi) menjadi output (laporan keuangan) yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan ekonomik. Suatu entitas akan menggunakan akuntansi untuk menunjukkan bahwa kondisi keuangannya layak untuk mendapatkan tambahan kredit, atau untuk menunjukkan bahwa entitas tersebut aman untuk dijadikan tempat berinvestasi. Suatu entitas juga akan menggunakan akuntansi untuk meninjau apakah pemasoknya masih layak, apakah entitas sudah mengalahkan pesaing, atau apakah strategi bisnis yang dicanangkannya sudah berhasil. 2.4.1 Manfaat Nilai Wajar Nilai wajar didefinisikan dalam IFRS sebagai, the amount for which an asset could be exchanged between knowledgeable, willing parties in an arms length transaction. Nilai wajar ini digunakan untuk mengukur: 1. Satu aset 2. Sekelompok aset 3. Satu liabilitas 4. Sekelompok liabilitas

5. Konsiderasi bersih dari satu atau lebih aset dikurangi satu atau lebih liabilitas terkait 6. Satu segmen atau divisi dari sebuah entitas 7. Satu lokasi atau wilayah dari suatu entitas 8. Satu keseluruhan entitas

TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA Menurut PSAK No. 07 Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa adalah pihak-pihak yang dianggap mempunyai hubungan istimewa bila satu pihak mempunyai kemampuan untuk mengendalikan pihak lain atau mempunyai pengaruh signifikan atas pihak lain dalam mengambil keputusan keuangan dan operasional. Transaksi antara Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa adalah suatu pengalihan sumber daya atau kewajiban antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, tanpa menghiraukan apakah suatu harga diperhitungkan. KELANGSUNGAN HIDUP SUATU SATUAN USAHA Kelangsungan hidup (going concern) suatu satuan usaha pada umumnya diartikan sebagai kemampuan suatu satuan usaha dalam memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo tanpa melakukan penjualan sebagian besar aktiva kepada pihak luar melalui bisnis biasa, restrukturisasi utang, ketidakpastian profitabilitas, perbaikan operasi yang dipaksakan dari luar, dan kegiatan serupa yang lain. Informasi tentang kelangsungan hidup satuan usaha biasanya tidak disampaikan dalam laporan keuangan karena laporan keuangan melaporkan data historis perusahaan. KEJADIAN SETELAH TANGGAL NERACA Namun, ada peristiwa atau transaksi yang kadang-kadang terjadi sesudah tanggal tersebut tetapi sebelum diterbitkannya laporan keuangan

dan laporan audit, yang mempunyai akibat material terhadap laporan keuangan, sehingga memerlukan penyesuaian atau pengungkapan dalam laporan-laporan tersebut. Kejadian ini untuk selanjutnya disebut "peristiwa kemudian (subsequent events). PROSEDUR AUDIT DALAM PERIODE KEMUDIAN Sesudah tanggal neraca, auditor masih membutuhkan waktu untuk melengkapi berbagai tahap pekerjaan audit. Periode ini disebut periode kemudian (subsequent period) dan diperluas sampai saat atau tanggal diterbitkannya laporan audit. Lama periode ini tergantung atas praktik pelaksanaan audit dan bervariasi mulai dari periode yang relatif singkat (pendek) sampai ke periode satu atau beberapa bulan. PENEMUAN KEMUDIAN FAKTA YANG ADA PADA TANGGAL LAPORAN AUDITOR Prosedur yang dijelaskan dalam PSA No 47 harus diikuti oleh auditor yang, setelah tanggal laporan auditor atas laporan keuangan auditan, menyadari tentang fakta yang mungkin telah ada pada tanggal laporan auditor, yang mungkin berdampak terhadap laporannya, jika fakta tersebut diketahuinya pada waktu itu. PERTIMBANGAN ATAS PROSEDUR YANG TIDAK DILAKSANAKAN

SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDIT PSA No 49 memberikan pedoman tentang pertimbangan dan prosedur yang harus diterapkan oleh auditor, yang setelah tanggal laporan auditor, berkesimpulan bahwa satu atau lebih prosedur audit yang dipandang perlu pada saat audit, dengan adanya keadaan kemudian, tidak dilaksanakan dalam audit atas laporan keuangan, namun tidak terdapat indikasi bahwa laporan keuangan tersebut tidak disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau atas basis akuntansi komprehensif yang lain.

You might also like