You are on page 1of 8

DEPRESI PADA LANSIA

A. Pengertian Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, kelelahan, rasa putus asa dan tak berdaya, serta gagasan bunuh diri (Harold. I. Kaplan,1998). Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang di sertai komponen psikologis: rasa susah, murung, sedih, putus asa dan tidak bahagia serta komponen somatic: anoreksia, konstipasi, kulit lembab ( rasa dingin ), tekanan darah dan denyut nadi sedikit mnurun. Depresi merupakan gangguan alam perasaan yang berat dan di manifestasikan dengan gangguan fungsi social dan fungsi fisik yang hebat, lama dan menetap pada individu yang bersangkutan (www.ilmu keperawatan.com) B. Etiologi Etiologi Depresi yang pasti belum di ketahui. Beberapa faktor yang di ketahui berkaitan dengan terjadinya depresi . 1. Berbagai penyakit fisik 2. Faktor Psikis 3. Faktor sosial dan lingkungan 4. Faktor Obat 5. Faktor usia 6. Faktor Genetik (www.cresoft .wordpress.com) Sejumlah faktor pencetus depresi pada lansia, antara lain factor biologic, psikologik, penggunaan obat. 1. Faktor Biologik Faktor genetik Beberapa jenis depresi cenderung terjadi dalam satu keluarga, hal ini menunjukan adanya rantai genetic. Namun depresi dapat pula terjadi pada orang orang yang tidak memiliki riwayat depresi dalam keluarga. Penelitian depresi menunjukan bahwa terdapat tesiko timbulnya depresi akibat dari kerja beberapa gen yang berkolaborasi dengan faktor lingkungan atau faktor lainnya.

Faktor stuktur Otak Penelitian menunjukan bahwa depresi terjadi akibat adanya kesalahan / kekacauan pada otak. Teknologi pencairan otak seperti Magnetik Resonan Imaging (MRI), menunjukan bahwa otak orang orang yang mengalami depresi terlihat berbeda dari otak orang yang tidak depresi. Bagian otak yang bertanggung jawab untuk mengatur suasana hati, berfikir, tidur, makan dan berperilaku menunjukan fungsi abnormal. Selain itu, Neurotransmiter ( suatu zat kimia yang di gunakan oleh sel otak untuk berkomunikasi) Tampak tidak seimbang. Faktor Resiko vascular Beberapa lansia mungkin pernah mengalami apa yang di namakan sebagai depresi vascular atau yang biasa di sebut arteriosclerotic atau depresi iskemik subkortikal. Depresi vascular dapat terjadi ketika pembuluh darah mnejadi menjadi kurang Fleksibel dan mengeras dan seiring waktu menjadi mengerut / menyempit. Karena pengerasan pembuluh darah, aliran ke organ tubuh menjadi terhambat, termasuk aliran darah keotak. Pada penderita depresi vaskuler mungkin menderita atau beresiko untuk menderita penyakit kardio vaskuler atau stroke. 2. Faktor psikologis pencetus depresi pada lansia, yaitu tipe kepribadian, relasi interpersonal . Peristiwa seperti berduka, kehilangan orang yang di cintai, kesulitan ekonomi dan perubahan situasi. 3. Penggunaan obat obat tertentu ( www.Kompas.com) Terjadinya depresi secara biologi dipacu dengan perubahan neorotransmiter, penyakit sistemik dan penyakit degeneratife. Sedangkan secara psikologik gejalanya kehilangan harga diri / martabat, kehilangan secara fisik orang dan benda yang di sayangi serta gejala social dan lingkungan misalnya, kesulitan ekonomi seperti tak punya tempat tinggal, kehilangan pekerjaan atau pension dan paska bencana ( www.pdpersi.co.id )

C. Pohon Masalah Stressor

Biologik Koping Maladaptif

Psikologik

Gangguan alam perasaan

Gangguan pola tidur

Resiko bunuh diri

Kurang perawatan diri

D. Manifestasi Klinis. Gejala depresi adalah kumpulan dari prilaku dan perasaan yang secara fisik dapat di kelompokan sebagai depresi. Namun yang perlu di ingat, setiap orang mempunyai perbadaan yang mendasar, yang memungkinkan suatu peristiwa atau perilaku di hadapi secara berbeda dan memunculkan reaksi yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Gejal gejala depresi ini bisa kita lihat dari tiga segi yaitu gejala di lihat dari segi fisik, psikis dan sosial. 1. Gejala Fisik Menurut bebrapa ahli, gejala depresi yang kelihatan ini mempunyai rentangan dan variasi yang luas sesuai dengan berat dan ringannya depresi yang di alami. Namun secara garis besar ada beberap gejala fisik umum yang relative mudah di deteksi. Gejal ini seperti: Gannguan pola tidur ( sulit tidur, terlalu banyak atau terlalu sedikit ) Menurunnya tingkat aktifitas

Menurunnya efisiensi kerja Menurunnya Produktifitas kerja Mudah merasa lelah dan sakit

2. Gejala Psikis Tanda tandanya adalah sebagai berikut: Kehilangan percaya diri Sensitif Merasa diri tidak berguna Perasaan bersalah Perasaaan terbebani

3. Gejal social Problemsosial yang terjadi biasanya berkisar pada masalah interksi dengan rekan kerja atasan atau bawahan. Masalah tidak hanya berbentuk konflik namun masalah lainnya seperti minder , malu, cemas, juka berada di antara kelompok dan merasa tidak nyaman untuk berkomunikasi secara normal. Mereka merasa tidak mampu untuk bersikap terbuka dan bersikap aktif untuk menjalin hubungan dengan lingkungan sekalipun ada kesempatan (www.-e-psikologi.com) Gejala depresi pada lansia, tidak berbeda dengan gejaladepresi umum yaitu tidak ada , tidak memiliki minat atau hoby serta terus di landa lesu, letih dam murung . Namun selain gejala gejala umum di atas , khusus pada lansia gejala depresi juga terlihat pada rasa letih dan les uterus menerus, tidak da gairah atau semangat . terkadang lansia yang depresi terlihat begitu sedih dan tertekan sehingga sering menangis. Lansia juga merasa diri lebih lamban memiliki kekhawatiran terhadap kesehatan dan keuangan. Sedangkan keluhan fisik biasanya terwujud pada pada perasaan fisik seperti nyeri, merasa putus asa atau tak berarti, berat badan berubah drastis serta mengalami sulit tidur dan sulit berkonsentrasi. Gejal fisik pada lansia

penderita depresi juga terlihat pada keluarnya keringat yang berlebihan, sesak nafas, nyeri kepala, nyeri otot , kejang usus atau kolik , muntah , diare, serta berdebar debar (www.pdersi.co.id ) D. Penatalaksanaan Mayoritas lansia dengan depresi sembuh ketika mereka menerima pengobatan dengan anti depresan, psikoterapi, atau kombinasi keduanya. Penelitian telah menunjukkan bahwa pengobatan terpisah maupun kombinasi sama sama efektif dalam mengurangi tingkat kekambuhan depresi lansia. Psikoterapi sendiri juga efektif dalam memperpanjang periode bebas depresi, terutama pada lansia dengan depresi ringan, dan ini sangat berguna bagi mereka yang tidak dapat atau tidak bersedia untuk menggunakan obat anti depresan.

E. Asuhan keperawatan pada pasien depresi 1. Pengkajian Saat mengkaji pasien lansia dengan depresi, kita dapat menggunakan tekhnik mengobservasi perilaku pasien dan wawancara langsung kepada pasien dan keluarganya. Observasi yang kita lakukan terutama untuk mengkaji data objektif, yaitu sebagai berikut: a. Penampilan tidak rapi, kusut dan kulit kotor (kebersihan diri kurang) b. Kontak mata kurang selama interaksi c. Afek datar, labil dan tidak sesuai d. Tampak sedih dan murung e. Tampak lesu dan lemah f. Komunikasi lambat/tidak mau berkomunikasi Aspek psikososial yang perlu dikaji adalah bagaimana perasaan saat ini, apakah mengalami kebingungan, kecemasan, atau mempunyai ide untuk bunuh diri.

2. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan tanda dan gejala yang ditemukan pada saat pengkajian, maka ditetapkan diagnose keperawatan sebagai berikut: a. Ketidak berdayaan b. Resiko bunuh diri c. Gangguan pola tidur

3. Tindakan keperawatan a. Tindakan keperawatan pasien lansia depresi dengan ketidak berdayaan 1) Tujuan a) Pasien mampu berpartisipasi dalam memutuskan perawatan dirinya b) Pasien mampu melakukan kegiatan dalam menyelesaikan masalahnya. 2) Tindakan keperawatan a) Beri kesempatan pada pasien untuk bertanggung jawab terhadap perawatan dirinya (1) Beri kesempatan tujuan perawatan dirinya. Contoh : minta pasien memilih apakah mau mandi, sikat gigi atau gunting kuku (2) Beri kesempatan untuk menetapkan aktivitas untuk mandi (bawa sabun, handuk, pakaian bersih) b) Bantu pasien untuk melakukan aktifitas yang telah ditetapkan c) Berikan pujian jika pasien dapat melakukan kegiatannya

d) Tanyakan perasaan pasien jika mampu melakukan kegiatannya e) Sepakati jadwal pelaksanaan kegiatan tersebut secara teratur b. Tindakan keperawatan pasien lansia depresi dengan resiko bunuh diri 1) Tujuan a) Pasien tidak membahayakan dirinya sendiri b) Pasien mampu memilih alternatif penyelesaian masalah yang konstruktif 2) Tindakan keperawatan a) Diskusikan dengan pasien tentang ide ide bunuh diri b) Buat kontrak dengan pasien untuk tidak melakukan bunuh diri c) Bantu pasien mengenali perasaan yang menjadi penyebab timbulnya ide bunuh diri d) Ajarkan beberapa alternatif cara penyelaesaian masalah yang konstruktif e) Bantu pasien untuk memilih cara yang paling tepat untuk menyelesaikan masalah secara konstruktif f) Beri pujian terhadap pilihan yang telah dibuat pasien dengan tepat g) Anjurkan pasien mengikuti kegiatan kemasyarakatan yang ada di lingkungannya c. Tindakan keperawatan pasien lansia dengan gangguan pola tidur 1) Tujuan a) Pasien mampu mengidentifikasi penyebab gangguan pola tidur b) Pasien mampu memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur 2) Tindakan keperawatan a) Bersama pasien mengidentifikasi penyebab gangguan pola tidur b) Diskusikan cara cara untuk memenuhi kebutuhan tidur

Kurangi tidur pada siang hari Minum air hangat / susu hangat sebelum tidur Hindarkan minum yang mengandung kafein dan coca cola Mandi air hangat sebelum tidur Dengarkan music yang lembut sebelum tidur

c) Anjurkan pasien untuk memilih cara yang sesuai dengan kebutuhannya d) Berikan pujian jika pasien memilih cara yang tepat untuk memenuhi kebutuhan tidurnya.

You might also like