You are on page 1of 12

Sumber : http://stikep.blogspot.

com

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN


KATARAK

DISUSUN

OLEH:

D E F A A R I S A N D I, A.Md.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH


PONTIANAK
2008

Design by Defa Arisandi, A.Md.Kep


Sumber : http://stikep.blogspot.com

1. Definisi

Katarak adalah istilah kedokteran untuk setiap keadaan kekeruh an yang terjadi
pada lensa mata yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan lensa),
denaturasi protein lensa atau dapat juga akibat dari kedua-duanya. Biasanya
mengenai kedua mata dan berjalan progresif. Katarak menyebabkan penderita
tidak bisa melihat dengan jelas karena dengan lensa yang keruh cahaya sulit
mencapai retina dan akan menghasilkan bayangan yang kabur pada retina. Jumlah
dan bentuk kekeruhan pada setiap lensa mata dapat bervariasi.

2. Klasifikasi

a. Katarak dapat diklasifikasikan menjadi :

b. katarak Kongenital: Katarak yang sudah terlihat pada usia di bawah 1 tahun

c. Katarak Juvenil : katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun

d. Katarak Senil: katarak setelah usia 50 tahun

e. Katarak Trauma: Katarak yang terjadi akibat trauma pada lensa mata

3. Etiologi

Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau bertambahnya usia
seseorang. Usia rata-rata terjadinya katarak adalah pada umur 60 tahun keatas.
Akan tetapi, katarak dapat pula terjadi pada bayi karena sang ibu terinfeksi virus
pada saat hamil muda.

Penyebab katarak lainnya meliputi :

a. Faktor keturunan.

b. Cacat bawaan sejak lahir.

Design by Defa Arisandi, A.Md.Kep


Sumber : http://stikep.blogspot.com

c. Masalah kesehatan, misalnya diabetes.

d. Penggunaan obat tertentu, khususnya steroid.

e. gangguan metabolisme seperti DM (Diabetus Melitus)

f. gangguan pertumbuhan,

g. Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup lama.

h. Rokok dan Alkohol

i. Operasi mata sebelumnya.

j. Trauma (kecelakaan) pada mata.

k. Faktor-faktor lainya yang belum diketahui.

4. Patofisiologi

Lensa mata mengandung tiga komponen anatomis an: nukleus korteks &
kapsul.nukleus mengalami perubahan warna coklat kekuningan seiring dengan
bertambahnya usia.disekitar opasitas terdapat densitas seperti duri dianterior &
posterior nukleus. Opasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk katarak yang
paling bermakna.perubahan fisik & kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya
transparansi.salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal terjadi
disertai infulks air kedalam lensa proses ini mematahkan serabut lensa yang
tegang & mengganggu transmisi sinar.teori lain mengatakan bahwa suatu enzim
mempunyai peranan dalam melindungi lensa dari degenerasi.jumlah enzim akan
menurun dg bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien menderita
katarak.

5. Manifestasi Klinik

Design by Defa Arisandi, A.Md.Kep


Sumber : http://stikep.blogspot.com

Biasanya gejala berupa keluhan penurunan tajam pengelihatan secara progresif


(seperti rabun jauh memburuk secara progresif). Pengelihatan seakan-akan
melihat asap dan pupil mata seakan akan bertambah putih. Pada akhirnya apabila
katarak telah matang pupil akan tampak benar-benar putih ,sehingga refleks
cahaya pada mata menja di negatif (-).

Bila Katarak dibiarkan maka akan mengganggu penglihatan dan akan dapat
menimbulkan komplikasi berupa Glaukoma dan Uveitis.

Gejala umum gangguan katarak meliputi :

a. Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek.

b. Peka terhadap sinar atau cahaya.

c. Dapat melihat dobel pada satu mata.

d. Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.

e. Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.

6. Pemeriksaan Diagnostik

a. Keratometri.

b. Pemeriksaan lampu slit.

c. Oftalmoskopis.

d. A-scan ultrasound (echography).

e. Penghitungan sel endotel penting u/ fakoemulsifikasi & implantasi.

7. Pengobatan

Design by Defa Arisandi, A.Md.Kep


Sumber : http://stikep.blogspot.com

Satu-satunya adalah dengan cara pembedahan ,yaitu lensa yang telah keruh
diangkat dan sekaligus ditanam lensa intraokuler sehingga pasca operasi tidak
perlu lagi memakai kaca mata khusus (kaca mata aphakia). Setelah operasi harus
dijaga jangan sampai terjadi infeksi.

Pembedahan dilakukan bila tajam penglihatan sudah menurun sedemikian rupa


sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari atau bila telah menimbulkan penyulit
seperi glaukoma dan uveitis.

Tekhnik yang umum dilakukan adalah ekstraksi katarak ekstrakapsular, dimana


isi lensa dikeluarkan melalui pemecahan atau perobekan kapsul lensa anterior
sehingga korteks dan nukleus lensa dapat dikeluarkan melalui robekan tersebut.
Namun dengan tekhnik ini dapat timbul penyulit katarak sekunder. Dengan
tekhnik ekstraksi katarak intrakapsuler tidak terjadi katarak sekunder karena
seluruh lensa bersama kapsul dikeluarkan, dapat dilakukan pada yang matur dan
zonula zinn telah rapuh, namun tidak boleh dilakukan pada pasien berusia kurang
dari 40 tahun, katarak imatur, yang masih memiliki zonula zinn. Dapat pula
dilakukan tekhnik ekstrakapsuler dengan fakoemulsifikasi yaitu fragmentasi
nukleus lensa dengan gelombang ultrasonik, sehingga hanya diperlukan insisi
kecil, dimana komplikasi pasca operasi lebih sedikit dan rehabilitasi penglihatan
pasien meningkat.

8. Komplikasi

ambliopia sensoriPenyulit yg terjadi berupa : visus tdk akan mencapai 5/5

Komplikasi yang terjadi : nistagmus dan strabismus

9. Pencegahan

Disarankan agar banyak mengkonsumsi buah-buahan yang banyak mengandung


vit.C ,vit.A dan vit E

DASAR DATA PENGKAJIAN PASIEN

Design by Defa Arisandi, A.Md.Kep


Sumber : http://stikep.blogspot.com

1. Aktivitas/Istrahat

Gejala : Perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan


penglihatan

2. Neurosensori

Gejala : Gangguan penglihatan (kabur/tak jelas), sinar terang menyebabkan silau


dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan
kerja dengan dekat/merasa di ruang gelap.

Perubahan pengobatan tidak memperbaiki penglihatan.


Tanda : Tampak kecoklatan /putih susu pada pupil.

Peningkatan air mata.

3. Nyeri/Kenyamanan

Gejala : Ketidaknyamanan ringan/mata berair

4. Pembelajaran/Pengajaran

Gejala : Riwayat keluarga diabetes, gangguan sistem vaskuler.

Riwayat stres, alergi, gangguan vasomotor (contoh: peningkatan


tekanan vena), ketidakseimbangan endokrin, diabetes.

Terpajan pada radiasi, steroid/toksisitas fenotiazin.


Pertimbangan DRG menunjukkan rerata lamanya dirawat:4,2 hari (biasanya
rencana dilakukan sebagai prosedur pasien rawat jalan)..
pemulangan
Memerlukan bantuan dengan transportasi, penyediaan makanan,
perawatan/pemeliharaan rumah.

5. Prioritas Keperawatan

Design by Defa Arisandi, A.Md.Kep


Sumber : http://stikep.blogspot.com

a. Mencegah penyimpangan penglihatan lanjut

b. meningkatkan adaptasi terhadap perubahan/penurunan ketajaman penglihatan.

c. mencegah komplikasi.

d. memberikan informasi tentang proses penyakit/prognosis dan kebutuhan


pengobatan.

6. Tujuan Pemulangan

a. penglihatan dipertahankan pada tingkat sebaik mungkin

b. pasien mengatasi situasi dengan tindakan positif.

c. komplikasi dicegah/minimal.

d. proses penyakit/prognosis dan program terapi dipahami.

10. Diagnosa Keperawatan

a. Diagnosa keperawatan yang muncul selama periode peri operasi (pre, intra,
dan post operasi) adalah:

b. Kecemasan berhubungan dengan kurang terpapar terhadap informasi tentang


prosedur tindakan pembedahan

c. Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan prosedure tindakan invasiv


insisi jaringan tubuh

d. Nyeri berhubungan dengan perlukaan sekunder operasi miles prosedur

11. Perencanaan Keperawatan

Kecemasan berhubungan dengan kurang terpapar terhadap informasi tentang


prosedur tindakan pembedahan

Design by Defa Arisandi, A.Md.Kep


Sumber : http://stikep.blogspot.com

Tujuan/kriteria evaluasi:

a. Pasien mengungkapkan dan mendiskusikan rasa cemas/takutnya.

b. Pasien tampak rileks tidak tegang dan melaporkan kecemasannya berkurang


sampai pada tingkat dapat diatasi.

c. Pasien dapat mengungkapkan keakuratan pengetahuan tentang pembedahan

INTERVENSI RASIONAL
Kaji tingkat kecemasan pasien dan catat .Derajat kecemasan akan dipengaruhi
adanya tanda- tanda verbal dan bagaimana informasi tersebut
nonverbal. diterima oleh individu.

Beri kesempatan pasien untuk mengungkapkan rasa takut secara


mengungkapkan isi pikiran dan terbuka dimana rasa takut dapat
perasaan takutnya. ditujukan.

Observasi tanda vital dan peningkatan mengetahui respon fisiologis yang


respon fisik pasien ditimbulkan akibat kecemasan.

Beri penjelasan pasien tentang prosedur meningkatkan pengetahuan pasien


tindakan operasi, harapan dan dalam rangka mengurangi
akibatnya. kecemasan dan kooperatif.

Beri penjelasan dan suport pada pasien mengurangi kecemasan dan


pada setiap melakukan prosedur meningkatkan pengetahuan .
tindakan
mengurangi perasaan takut dan cemas.
Lakukan orientasi dan perkenalan
pasien terhadap ruangan, petugas,
dan peralatan yang akan
digunakan.

Design by Defa Arisandi, A.Md.Kep


Sumber : http://stikep.blogspot.com

Nyeri berhubungan dengan perlukaan sekunder operasi miles prosedur

Tujuan/kriteria evaluasi:

a. Klien mengungkapkan nyeri berkurang/hilang

b. Tidak merintih atau menangis

c. Ekspresi wajah rileks

d. Klien mampu beristrahat dengan baik.

INTERVENSI RASIONAL
Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik Untuk membantu mengetahui derajat
dan intensitas nyeri (skala 0-10). ketidaknyamanan dan keefektifan
analgesic sehingga memudahkan
Motivasi untuk melakukan teknik
dalam memberi tindakan.
pengaturan nafas dan mengalihkan
perhatian. Tehnik relaksasi dapat mengurangi
rangsangan nyeri.
Hindari sentuhan seminimal mungkin
untuk mengurangi rangsangan Sentuhan dapat meningkatkan
nyeri. rangsangan nyeri.

Berikan analgetik sesuai dengan Analgesik membantu memblok nyeri.


program medis.

Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan prosedure tindakan invasiv insisi


jaringan tubuh (miles prosedur)

Tujuan/kriteria evalusi: Tidak terjadi penyebaran infeksi selama tindakan


prosedur pembedahan ditandai dengan penggunaan teknik antiseptik dan
desinfeksi secara tepat dan benar.

Design by Defa Arisandi, A.Md.Kep


Sumber : http://stikep.blogspot.com

INTERVENSI RASIONAL
Cuci tangan sebelum dan sesudah Melindungi klien dari sumber-sumber
melakukan tindakan secara tepat. infeksi, mencegah infeksi silang.

Ciptakan lingkungan ruangan yang mengurangi kontaminasi dan paparan


bersih dan babas dari kontaminasi pasien terhadap agen infektious.
dunia luar
mencegah dan mengurangi transmisi
Jaga area kesterilan luka operasi kuman

Lakukan teknik aseptik dan desinfeksi mencegah kontaminasi patogen


secara tepat dalam merawat luka
mencegah pertumbuhan dan
Kolaborasi terapi medik pemberian perkembangan kuman.
antibiotika profilaksis

Design by Defa Arisandi, A.Md.Kep


Sumber : http://stikep.blogspot.com

Daftar Pustaka

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol. 3. EGC:
Jakarta.

Arif, mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculpius.: Jakarta.

Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Medikal Keperawatan Vol.3. EGC: Jakarta

Doengoes. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC: Jakarta

http://www.shoutmix.com/

www.jakarta-eye-center.com

Design by Defa Arisandi, A.Md.Kep


Sumber : http://stikep.blogspot.com

KUNJUNGI BERBAGAI ARTIKEL


MENARIK SEPUTAR KEHIDUPAN ANDA
Konsultasi Via Email
Defa Arisandi : defa_arisandi@yahoo.com
Fahru Rizal : wahyu_cerianet@yahoo.com
Fadlie Ismail : bangfad@yahoo.com

Khasiat Tanaman Disekitar Kita http://www.apotik-online.blogspot.com


Kumpulan Asuhan Keperawatan http://www.stikep.blogspot.com
Jenis Penyakit dan Penanganannya http://www.info-medis.blogspot.com
Khasanah Sejarah Khatulistiwa http://www.pontianak.web.id
Website dengan Harga Murah http://design.pontianak.web.id
Kumpulan Sastra Nusantara http://www.bangfad.com
Hanya Sebatas Coretan http://www.fadlie.web.id
Budidaya Tanaman http://www.cerianet-agricultur.blogspot.com
Kehidupan Kaum Adam http://warkop.wordpress.com
Kehidupan Kaum Hawa http://fadlie.blogdetik.com

Silakan Menyalin atau Mengcopy Isi dalam Situs Diatas untuk keperluan pendidikan dengan
Mencantumkan Sumbernya, Copyright hanya milik ALLAH SWT.

Design by Defa Arisandi, A.Md.Kep

You might also like