You are on page 1of 11

1 ANALISA PROSES INTERAKSI Inisial klien : Nona S Status interaksi perawat-klien : Pertemuan ke-1 dengan klien SP 1 isolasi sosial

Lingkungan : Ruangan/kamar sempit, dinding dari bambu dengan cahaya yang menerobos disela-selanya, dipan reot dengan alas seadanya, bau agak apek, dan disekeliling tempat tidur terdapat pakaian bersampiran Deskripsi klien : Klien meringkuk di ujung tempat tidur, badan ditutupi dengan selimut, berbicara sendiri, wajah disembunyikan, tidak menoleh pada perawat, badan dan pakaian terlihat kucel, tangan dan kaki terlihat kotor dan menolak untuk bersalaman Tujuan (berorientasi pada klien) : Klien dapat mengenal perawat Keluarga mengajak ngobrol klien kapanpun terutama di saat klien berbicara sendiri Keluarga mengikutkan klien dalam melakukan kegiatan KOMUNIKASI NON ANALISA BERPUSAT PADA VERBAL PERAWAT P : Selamat siang. Ini mbak P : Bertanya dengan P berharap klien menerima bekti ya? lembut, kontak mata, atau mau interaksi. mendekatkan tubuh kea rah klien K : Duduk, diam, menunduk dan berbicara sendiri KOMUNIKASI VERBAL K : - (diam dan berbicara K : Ekspresi datar, kadang sendiri) tertawa dan berbicara sendiri P : Memperhatikan klien dan tersenyum P : Perkenalkan saya April P : Berkata dengan lembut mbak, saya dating kesini dan sabar sebenarnya diminta untuk K : Duduk, diam, menunduk melihat kondisi mbak bekti dan berbicara sendiri yang katanya kurang sehat K : (diam) K : Ekspresi datar, kadang P merasa ragu penolakan klien akan Nama Mahasiwa: Aprillia NurAida Tanggal : 3 November 2012 Jam : 10.00 Tempat : di rumah klien

ANALISA BERPUSAT RASIONAL PADA KLIEN K malas diajak Ucapan salam berbincang-bincang, ingin merupakan penghargaan menghindar dan perhatian dari perawat terhadap klien

P merasa bahwa klien harus Klien tidak diberikan penjelasan tentang memperlihatkan ekspresi kedatangan perawat untuk menerima atau meolak klien

Memperkenalkan diri dapat menciptakan rasa percaya klien terhadap perawat

2 tertawa dan berbicara sendiri P : Kontak mata ,per-hatian penuh pada klien, mencondongkan badan kearah klien P : Baiklah kalau mbak P : Fokus, kontak mata baik bekti tidak mau, biar saya K : Ekspresi datar, kadang yang berbicara dengan ibu tertawa dan berbicara Mistin kalau begitu sendiri K : ----

Perawat memulai Klien menunjukkan pembicaraan dengan klien kesedi-annya untuk disertai kontrak terlebih terbuka dan berinteraksi. dahulu.

Kontrak awal sangat penting dalam interaksi untuk menunjang hubungan saling percaya.

K : Tampak lelah dan mengantuk P : Mendegarkan dengan seksama Klien tidak bisa diajak komunikasi sama sekali sehingga komunikasi melibatkan ibunya, sehingga K = ibu klien P : Bagaimana kabarnya P : memandang K dengan P ingin memulai percakapan K memberikan respon hari ini ibu, sebenarnya hari kontak mata yang nyaman dengan topik ringan sebelum enuh dan menunjukkan ini saya ingin mengetahui dan pergerakan mata yang masuk ke kondisi K perhatian yang baik keadaan mb bekti tapi natural, P tersenyum terhadap P sepertiya memang sulit dengan rahang dan untuk diajak bicara. Maaf ekspresi rileks kalau saya merepotkan ibu, K : berdiam diri dipojokan, apakah ini ibu Mistin? Iya selimut ditutupkan pada kemarin P Bagio yang seluruh tubuh, berbicara memberitahu sendiri dan tidak menghiraukan ucapan ibunya K : iya saya mistin tidak mbak. Wah! saya senang diajak ngobrol, saya juga tidak repot. K: Trdiam sebentar kemudian mengoceh lagi P: memandang K dengan kontak mata yang nyaman dan pergerakan mata yang natural; P tersenyum Ekspresi yang rileks dan nyaman serta tubuh yang rileks menunjukkan kehangatan dalam melakukan percakapan terhadap klien Ekspresi K yang senang dan tubuh rilek menunjukkan klien menerima kedatangan P

Topik ringan akan memudahkan interaksi lebih lanjut.

Ekspresi rileks antara P dan K menimbulkan rasa kehangatan yang melingkupi percakapan.

3 dengan rahang rileks; ekspresi rileks dan tubuh berdiri santai tapi tetap tegak. P : Oh ya, perkenalkan saya P : memandang K dengan April, mahasiswa praktek kontak mata yang nyaman dari Universitas Brawijaya, dan pergerakan mata yang di Desa Sumberbening ini natural; P tersenyum untuk melakukan pendataan dengan rahang rileks; masyarakat biar yang sehat ekspresi rileks dan tubuh tambah sehat dan yang santai tapi tetap tegak; sakit bisa segera mendapat menjulurkan tangan ke K penanganan. Mb Bektikan untuk bersalaman. jarang ke poskesdes, jadi K : memandang P dengan saya diminta untuk kesini kotak yang nyaman, agar tahu kondisinya menganggukan kepala, dan tetap tersenyum serta menyentuh klien untuk bersalaman tapi menolak

P merasa bahwa dengan perkenalan dengan K dapat membuat perkenalan pertama memberikan kesan yang baik dan menyenangkan bagi K

Perkenalan P membuar K lebih tau asal-usul P dari mana dan tujuan kedatangan P kesini

Memperkenalkan diri dapat menciptakan rasa percaya klien terhadap perawat

K : Oh iya bubeginilah keadaan Bekti setiap harinya. Bekti ini lo ada temannya kok malah diam saja, ayo salaman

K: memandang P dengan kontak mata nyaman; ekspresi muka senang dan tubuh rileks dengan menjulurkan tangan menerima jabat tangan P dan kaki terbuka rileks. P: menjabat tangan K dengan erat dan tersenyum serta ekspresi yang rileks.

Dengan berjabat tangan P ingin menambah kesan bahwa P ingin mengenal K lebih jauh

K merasa bahwa uluran tangan P dan ajakan jabatan tangan P memberikan rasa nyaman, senang, dihargai dan meningkatkan percaya dirinya

P : Kalau Mb B ini memang

P : Masih menjabat tangan

P ingin tahu nama

K tanpa ragu-ragu

Mengenal nama pasien

4 namanya seperti itu ya bu? Awalnya sempat saya pikir laki-laki pasien dan mendekatkan diri ke-K K: memangdang P dan tersenyum dan menjabat tangan P K : Menyebut nama lengkap dan nama yang disukai anaknya sambil tersenyum P: memiringkan kepala, wajah terlihat serius mendengarkan K, dan tersenyum, kepala mengangguk-angguk P : memandang K dengan kontak mata yang nyaman dan pergerakan mata yang natural; P tersenyum dengan rahang rileks; ekspresi rileks dan tubuh santai tapi tetap tegak. K : tersenyum dan menggelengkan kepala K : Melihat ke arah P dengan ekspresi senang dan dahi kembali natural P : Memperhatikan K P : Wah, memang perjuangan ya bu untuk P : Memandang K sambil tersenyum P mulai mengkaji data umum pasien K mengkerutkan dahi dan menoleh keluar Lama gangguan menentukan apakah P masih berusaha membangun keakraban dengan topik sederhana P merasa K sangat senang untuk berkenalan K merasa perkenalan untuk mengklarifikasi nama aslinya dan memberitahukan nama panggilan ketika berinteraksi pasien menyebutkan namanya akan memudahkan interaksi

K : Iya bumemang namanya Subekti dan biasanya mereka memanggil Bekti, tapi kalau yang nakal ya orang gila

P : Apakah ibu dan Mb bekti asalnya asli dari sini? Berdua saja di rumah apa tidak takut? Inikan sepi dan jauh dari tetangga

K langsung menjawab pertanyaan P

Topik sederhana membantu menjalin kedekatan dengan klien

K : iy bu...tidak sudah biasa kok, terlebih bekti ini malam-malam keluar juga tidak takut malah saya yang tidak bisa tidur, sudah biasa

P senang karena K memberi respon dengan cepat

K senang karena ada orang yang bisa diajak untuk cerita

5 mengurus Mb Bekti. Mb bekti sudah berapa lama seperti ini? K : Sudah lama bu...,ya 10 tahun lah sejak dia ingin melanjutkan sekolah ke SMA di Bantur P : Kalau boeh tahu, memang ada masalah apa sehigga Mb Bekti seperti ini... K : mengkerutkan dahi dan menoleh keluar jedela K : terdiam sebentar, dan berusaha untuk mengingat- ngingat P : memperhatikan K, tersenyum . P : Menunjukkan perhatian pada K K : berdiri disamping Mb Bekti dan memegang pundaknya serta membuka perlahan selimut K : tangannya dikibaskan oleh Mb B dan segera meringkuk lagi P : Memperhatikan K P khawatir kalau pertanyaan membuat K tersinggung jendela untuk berpikir dan berusaha mengingat K membayangkan keadaan yang telah lama dijalaninya dan susah untuk mengingatnya kembali K berusaha mengingat klien kronis atau akut

P berharap dapat memperoleh data lama rawat secara lebih pasti sambil mengkaji daya ingat pasien

Daya ingat pasien dapat dikaji dengan menanyakan data-data pasien yang sederhana

P senang karena mendapat respon dari K

K : tidak tahu bu, pulang dari sekolah muntah, biduran selama 3 hari trus seperti inisebenarnya pernah ditolak dan tidak diakui oleh bapaknya sehingga di merasa sangat marah P : Sekarang Mb Bekti umurnya berapa?

K terus bersaha mengingat kejadian yang sudah lama

P : Mendekatkan diri ke K, dan tersenyum K : mengkerutkan dahi dan menggerak gerakkan bola matanya K : Melihat ke arah P dengan ekspresi senang

P mengkaji umur klien

K berusaha mengingat-ingat

Umur mempengaruhi daya ingat klien

P merasa arah pertanyaan sudah dapat dijawab jelas

K menjawab sesuai dengan daya ingat yang dimilikinya

6 K : Em23... serta menyebutkan usianya sambil tersenyum. P : mendengarkan, memperhatikan dan tersenyum P : Sabar bu Mistin pasti ada jalan, ibu terlihat kuat dalam menjalaninya. Respon keluarga besar seperti apa ibu? P : memandang K dengan kontak mata yang nyaman dan pergerakan mata yang natural; P tersenyum dengan rahang rileks; ekspresi rileks tapi menunjukkan keseriusan K : tersenyum, mata berkaca-kaca K : Baik, semuanya bersikap baik .................... K : memandang P dan menceritakan keadaan keluarganya P: mendengarkan dengan serius, dan menganggukan kepalanya sekali-kali P : memandang K dengan kontak mata yang nyaman dan pergerakan mata yang natural; P tersenyum dengan rahang rileks; ekspresi rileks tapi menunjukkan keseriusan sambil bertanya pelahan dan mencondongkan badan ke tepi meja makan. P berusaha mendengarkan penjelaskan K dengan serius agar pasien mau bercerita lebih banyak K bercerita panjang tentang dirinya oleh K dan lebih senang lagi kalau yag enjawab Mb B

P berhati-hati karena pertanyaan tsb sangat spesifik dan takut menyinggung pasien

K berusaha mengingat dan memulai bercerita dengan semangat.

Keluhan utama merupakan dasar pasien dirawat di RS Jiwa

P : Mb bekti pernah marah marah?

P mengkaji lebih jauh aktivitas Mb B

K agak bingung dengan pertanyaan,

Rasa kesal terhadap suatu kejadian yang tidak menyenangkan dalam hidupnya dapat berisiko klien menjadi marahmarah pada akhirnya resiko PK

7 K : memperhatikan P dengan ekspresi serius K : Ya sering bubarang barang sampai habis dan rusak, ini badan saya sakit semua jika bekti sudah ingin bergulat P : (tidak bertanya , karena pasien masih bercerita) K : menjawab dengan dahi mengkerut, ekspresi wajah sedih dan suara lirih P : Memperhatikan respon pasien P : mendengarkan cerita klien K : klien bercerita banyak, mata berkaca-kaca, berusaha tersenyum K : Biasanya tida tahu bu...tiba-tiba menyergap saya dari belakang, kalau lagi kambuh orang lewat didepan rumah dilempari batu...pokoknya ada saja. Tapi kalau ada orang yang datang dia akan diam seperti ini terkadang lari ke sungai untuk sembunyi K : memandang ke P dan tampak senang ketika sudah bercerita P : Memperhatikan K P melakukan tekhnik mendengarkan aktif, karena membiarkan K bercerita K teringat masa lalunya yang menyedihkankan sehingga ingin beragi cerita dengan orang lain(perawat) K dengan tegar menceritakan pengalaman Dengan teknik mendengarkan aktif, klien merasa didengarkan dan bercerita tentang keadaannya

P sadar ternyata K tidak senang kalau anaknya dikatakan pernah marah

K menjawab dengan lirih tapi masih ingin menceritakan lebih lanjut

P menemukan adanya RPK pada Mb B

P : Mb Bekti, bagaimana mb P : Mendekatkan diri ke Mb ini ada teman baru kok tidak B, memegang pundak, dan disapa? mencoba membuka selimut K : Memandang ke P, dan tersenyum malu-malu dan membantu P untuk membangunkan Mb B

P berusaha mengkaji data yang terkait kata-katanya tadi P menemukan kalau K tidak ingin bertemu dengan keluarga atau orang-orang terdekat

K membayangkan orang terdekat ada disampingnya K mengalami trauma yang menyakitkan dalam berhubungan dengan orang lain

Meminta klien bercerita tentang orang terdekatnya membuat pasien merasa dirinya masih ada yang memperhatikan

K:-

8 K : tersenyum sebagai ungkapan maaf P : Memperhatikan K, dan tersenyum P : Mb Bekti kegiatannya ngapain aja? P : Memperhatikan K K : memandang Mb B yang hanya mencerocos saja dan sekali-kali menunduk mencoba mengingat K : berusaha mengingat, menunduk, dan menggoyangkan kaki P : memperhatikan K, dan tersenyum P : kemudian ? P : Menepuk bahu Mb B, dan menekankan pertanyaannya K : Menoleh P K : sebagian besar hanya seperti ini duduk-duduk dan meringkuk sendirian. K : tersenyum meandang Mb B yang berbaring di atas tempat tidur. P : Memperhatikan respon K P : Mb Bekti, Bagaimana perasaannya sekarang? Maaf ibu, kalau saya lancang dan bertanya-taya P : Memandang K, dan memegang tangan K K : mamandang P, tersenyum dan P ingin mengetahui bagaimana perasaannya setelah berbincangbincang K senang dari tadi ceritanya didengarkan Mengetahui apakah pasien senang dengan perbincangan tadi dan saat yang mana pasien P mencoba menggali data lebih dalam P menemukan lagi adanya kemungkinan halusinasi pendengaran dan penglihatan P mencoba mengalihkan pembicaraannya K teralih karena ada pertanyaan baru Meminta klien menceritakan kegiatan yang dilakukannya sehari-hari, karena semakin banyak kegiatan yang dilakukan akan mengurangi klien terhadap halisinasinya (system pendukung tidak ada)

K : mandi di sungai, makan, kalau bisa ya buat sapu, masak seadanya

P senang karena K bisa beralih dan berusaha menjawab

K terlihat senang menceritakan tentang kegiatan yang dilakukan anaknya sehari-hari

K terus mengingat apa yang lakukann anaknya selama ini K merasa anaknya mempunyai kebiasaan untuk duduk sendirian

Tehnik ekplorasi berguna untuk mendapatkan lebih banyak data terkait masalah klien

9 seperti ini K : ya... senang bisa cerita, tapi saya tidak bisa memberikan apa-apa mendekatkan diri K : Memegangan tangan P dengan erat, ekspresi wajah minta tolong P : tersenyum dan menganggukan kepala P : Mb, bekti, kita tadi sudah P : Memandang Mb B berkenalan, masih inget K : berusaha mengingat, nggak nama saya? Nanti sambil tersenyum saya akan sering kesini ya mbuntuk menemani mb Bekti dari pada sendirian K:K : Memandang P, mencoba membuka selimut Mb B (tidak berhasil) dan tersenyum P : tersenyum dan menganggukan kepala P : Nah, saya senang sekali bisa datang kesini. Apa tidak apa-apa kalau saya datang lagi ibu ? Boleh? P : Menepuk bahu K, dan tersenyum, sambil menunjuk ke jam dinding. K : Menoleh ke jam dinding dan tersenyum K : Tersenyum, dan menganggukan kepala P : Tersenyum P : untuk Mb Bekti lebih baik memang dibiarkan P : Memandang K, dan P senang karena K mau menentukan kontrak berikutnya P menentukan topik dan K ikut menentukan kontrak K memikirkan Kegiatan yang akan dilaksanakan harus P memberikan reinforcement pada K K senang diberikan reinforcement Kontrak berikutnya harus ditentukan dan harus mendapatkan persetujuan klien agar klien ingat terhadap kontrak P memegang tangan K, dengan harapan K bisa mempercayainya kalau P bisa membantunya mengatasi masalahnya P ingin mengakhiri fase I karena sudah cukup banyak data yang terkaji K mengharapkan P bisa membantunya untuk bisa cepat pulang merasa paling senang

K memperhatikan P saat memperkenalkan namnya K bisa menerima keadaan yang dialami anaknya

P senang karena K kooperatif

Evaluasi fase I berhasil untuk keluarga namun untuk Mb B perlu dilakukan ulang nantinya terjalin rasa percaya pada Klien terhadap perawat

K : Boleh

10 untuk beraktivitas ibu, kalau tersenyum bisa malah didukung dan K : tersenyum dan tetap diajak berkomuniasi menganggukan kepala setiap hari walaupun tidak mendapat sahutan saya kira mb Bekti tahu K : Iya buterkadang kalau sedang buat sapu atau yang lain saya ajak ngobrol kadang ada jawaban walaupun sedikit aktivitas pada kontrak berikutnya tentang kegiatan yang ditawarkan mendapat persetujuan K sehingga bila K keluar dari kegiatan dimaksud, bisa diingatkan tentang batasan kegiatan sesuai kontrak

K : Mengacungkan kedua jempolnya tangannya P : Tersenyum, dan mengacungkan jempol juga

P senang karena K setuju dengan kegiatan yang akan dilaksanakan

K setuju tentang kegiatan yang akan dilaksanakan dan merasa tertarik tentang kegiatan berikutnya K menunjukkan rasa percaya pada P Salam penutup merupakan akhir fase yang harus dilakukan untuk mencegah rasa tidak percaya pada klien

P : Iya, Terimakasih atas kesediaan Ibu dan Mb Bekti ngobrol dengan saya, selamat siang

P : Menepuk bahu K dan mengulurkan jabat tangan K : Menoleh, menjabat tangan P

P menutup fase I

K : Siang

K : Tersenyum dan memnadangi P P : Tersenyum

P senang karena K mau berinteraksi dengan P

K menyambut salam P

KESAN PERAWAT :

11 Fase awal yaitu fase I (perkenalan) dapat dilaksanakan dengan baik.Klien (Ibunya) cukup kooperatif walaupun anaknya tidak bisa diajak komunikasi sama sekali. Data yang tergali adalah data mengenai isolas social, halusinasi dan RPK. Kontrak selanjutnya telah dilaksanakan dan Klien menerima kontrak tersebut. Secara umum proses interaksi sudah dapat dilanjutkan dengan fase berikutnya yaitu fase kerja untuk Ibunya dan fase 1 untuk Mb B.

You might also like