You are on page 1of 51

METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN

1. PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH 2. CTL 3. PEMBELAJARAN LANGSUNG 4. OME AKE 5. COOPERATIVE LEARNING

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH


Pembelajaran berdasarkan atau berbasis masalah (problem-based learning) adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pembelajaran (Nurhadi dan Senduk, 2003: 55).

B. LANDASAN TEORITIS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Pembelajaran berbasis masalah memiliki akar intelektual dalam dalam metode sokratik pada jaman Yunani kuno dan diperluas ole ide-ide psikologi kognitif abad XX (Arends, 2008: 70).

C. KARAKTERISTIK MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Menurut Arends (2008: 42) beberapa pengembang pembelajaran berdasarkan masalah telah mendiskripsikan karakteristik model pembelajaran tersebut sebagai berikut.
Pengajuan pertanyaan atau masalah Berfokus pada keterkaitan antara disiplin Penyelidikan autentik Menghasilkan produk dan memamerkannya Kolaborasi

Masalah pada PBL


Masalah dijadikan titik tolak pembelajaran. Masalah berasal dari dunia nyata yang disajikan secara mengambang (ill-structured). Pemahaman terhadap masalah menuntut perspektif majemuk. Masalah dapat mendorong minat dan motivasi siswa dalam belajar. Masalah mendorong siswa untuk bekerja sama.

D. MANFAAT PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Ada tiga manfaat utama yang diharapkan diperoleh siswa melalui model pembelajaran berbasis masalah (Arends, 2008: 43 45), yaitu sebagai berikut.
Keterampilan berpikir dan memecahkan masalah Perilaku dan keterampilan social social sesuai dengan peran orang dewasa Keterampilan untuk belajar secara mandiri

E. SINTAKS PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

D. SINTAKS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH


1. Tahap Orientasi siswa pada masalah Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih. 2. Tahap mengorganisasi siswa untuk belajar Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)

3. Tahap membimbing penyelidikan individual maupun kelompok Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah. 4. Tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya. 5. Tahap menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

SINTAKS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (lanjutan)


Langkah 1 : Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas Langkah 2 : Merumuskan masalah Langkah 3 : Menganalisis masalah Langkah 4 : Menata gagasan secara sistematis Langkah 5 : Memformulasikan tujuan pembel. Langkah 6 : Mencari informasi tambahan dari sumber lain Langkah 7 : Mensintesis dan menguji informasi baru dan menyusun laporan

REFERENSI
Amir, M. Taufik. (2009) Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning : Bagaimana Pendidik Memberdayakan Pembelajar di Era Pengetahuan. Jakarta: Prenada Media Group. Arends, Richard I. (2008) Learning to Teach: Belajar untuk Mengajar. Buku Dua. (Penterjemah: Helly Prayitno Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Nurhadi dan Senduk, Agus Gerrad. (2003) Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang. Trianto. (2007) Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

A. PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Pembelajarn kontekstual (Contextual Teaching and learning) adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka seharihari (Nurhadi dan Senduk, 2003: 13).

6/3/2013

Dengan mengaitkan materi yang dipelajari dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) maka siswa dapat memiliki pengetahuan/ keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan /konteks ke permasalahan/ konteks lainnya.

6/3/2013

B. LANDASAN TEORITIS MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

Model pembelajaran kontekstual dikembangkan berdasarkan teori konstruktivistik

6/3/2013

C. KARAKTERISTIK (Johnson , 2008: 65)


1. Melakukan hubungan yang bermakna (making meaningful connection) 2. Melakukan kegiatan-kegiatan yang signifikan (doing significant work) 3. Belajar yang diatur sendiri (self-regulated learning)

4. Bekerja sama (collaborating) 5. Berpikir kritis dan kreatif (critical and creative thinking) 6. Mengasuh atau memelihara pribadi (nurturing the individual) 7. Mencapai standard yang tinggi (reaching high standards) 8. Menggunakan penilaian autentik (using authentic assessment)

C. WILAYAH KONTEKS DALAM PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL


1. Konteks tujuan: menyangkut tujuan apa yang akan dicapai? 2. Konteks isi: materi apa saja yang perlu dipelajari? 3. Konteks sumber: sumber belajar apa saja yang dapat dimanfaatkan? 4. Konteks sasaran: bagaimana karakteristik siswa yang akan belajar?
PLPG RAYON 43 / UNP KEDIRI

D. STRATEGI UMUM PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

STRATEGI UMUM PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (lanjutan)


1. Relating: belajar dikaitkan dengan konteks pengalaman nyata. 2. Experiencing: belajar ditekankan kepada penggalian (eksplorasi), penemuan (discovery), dan penciptaan (invention). 3. Applying: belajar bilamana pengetahuan dipresentasikan di dalam konteks pemanfaatannya. 4. Cooperating: belajar melalui konteks komunikasi interpersonal, pemakaian bersama dan sebagainya. 5. Transferring: belajar melalui pemanfaatan pengetahuan di dalam situasi atau konteks baru.

Komponen CTL ( Suryati,dkk)


Penilaian Otentik Kontruktivis

Refleksi

CTL

Bertanya

Pemodelan Komunitas Belajar

Inkuiri

KOMPONEN UTAMA PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

1. Ada tujuh komponen pembelajaran kontekstual yang


mendasari penerapannya di kelas, yaitu : a. konstruktivisme (constructivism), b. bertanya (questioning), c. menemukan (inquiry), d. masyarakat belajar (learning community), e. pemodelan (modeling), f. refleksi (reflection), dan g. penilaian sebenarnya (authentic assessment).

SINTAKS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL


1. PENDAHULUAN a. Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan manfaat dari proses pembelajaran serta pentingnya materi ajar yang akan dipelajari. b. Guru menjelaskan prosedur pemb. kontekstual : 1) Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok 2) Tiap kelompok diberi tugas tertentu. misalnya melakukan observasi untuk objek-2 tertentu. 3) Siswa ditugaskan untuk mencatat berbagai yang diperoleh melalui observasi c. Guru melakukan tanya jawab seputar tugas yang baru saja diberikan.

2. KEGIATAN INTI a. Di luar kelas: siswa melakukan aktivitas sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. b. Di dalam kelas: 1) siswa mendiskusikan hasil temuan mereka. 2) siswa mempresentasikan hasil diskusi mereka dan memberikan penjelasan thdp tanggapan-tanggapan yang ditujukan pada mereka.

3. PENUTUP a. Dengan bimbingan guru, siswa menyimpulkan hasil belajarnya. b. Guru menugaskan siswa untuk menulis tentang objek atau fenomena yang telah mereka observasi dan diskusikan.

Pembelajaran Langasung
Fase
1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa

Peran Guru
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Informasi latar belakang pembelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar. Guru mrndemonstrasikan ketrampilan dengan benar, atau menyajikan informasi tahap demi tahap. Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan Guru mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik , memberi umpan balik. Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dalam kehidupan sehari-hari.

2. mendemonstrasikan (pengetahuan procedural) atau mempresentasikan pengetahuan (deklaratif ) 3. Membimbing pelatihan 4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik 5. memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan

MODEL OME - AKE

Model OMEAKE (Orientasi, Model, Eksplorasi Analisis,

Komunikasi, Evaluasi
Ada tujuh prisip yang harus diperhatikan pada model OME-AKE. 1. Berpusat pada siswa 2. berdasarkan masalah 3. terintegrasi 4. berorientasi masyarakat 5. menawarkan pilihan 6. sistimatis 7. berkelanjutan

Sintak Model OME-AKE


No Sintak

Komponen

Sasaran/bentuk Kegiatan

Orientasi Pengkondisian kelas pembelajar Penyampaian tujuan an Penganalisisan tujuan Pengaitan hubungan materi sebelum dengan materi baru

individual

Pemodelan pemutaran kaset/CD/VCD Individual Pendemonstrasian Kelompok Penghadiran nara - diskusi sumber/ praktisi /model
Penganalisisan model

Eksplorasi topik

Penganalisisan sumber topik mengidentifikasi topik Penyelesaian Topik


Mengklasifikasikan Topik Pencarian Bahan Pemecahan masalah topik Perumusan pemecahan masalah topic Pembuatan laporan

Individual Kelompok - diskusi

Analisis & pemecahan masalah topik

> Kelompok<

Persiapan bermain peran >Diskusi< Persiapan permainan demonstrasi

Mengko- Pemaparan hasil Munikasi- secara lesan Kan hasil Pemanjangan hasil secara <tertulis

> Idividual < - Presentasi - Demonstrasi - Pameran > Kelompok < - Bermain Peran , - Presentasi kelompok - permaian, Pameran - Demonstrasi > Individual <

Evaluasi/ Refleksi

Menyimpulkan Materi pembelajaran Menyimpulkan kegiatan pembelajaran Menganalisis manfaat pembelajaran Penilaian kegiatan pembelajaran Penindaklanjutan kegiatan pembelajaran

-Tanya jawab
- angket - tes - pengerjaan LKS >Kelompok < - Tanya jawab - angket - tes - pengerjaan LKS

Cooperative learning (Pembelajaran Kooperatif)


Positive Interdependence (saling ketegantungan positip) Face to face interaction (interaksi tatap muka) Individual Accountability (setiap individu bertanggung jawab) Collaborative Skill/Social Skills (bekerjama) Group Processing (Hasil secara kelompok)

Saling Berinteraksi

Saling membantu

Semua saling berbicara

Berbagi materi

Asyik dengan apa yang dikerjakan

Saling bertanya/ menjawab

1. STAD / Student Team Achievement Division


Langkah-langkah STAD 1.Siswa dibagi dalam kelompok ( 4 5 orang siswa ) yang hitorogin 2.Setiap kelompok diberi tugas yang sama, dlm pemberian tugas guru memodifikasi langkah STAD (dgn melihat kemampuan siswa) 3.Setiap anggota kelompok mengerjakan tugasnya dan menginformasikan hasil pekerjaannya. 4.Salah satu kelompok mempresentasikan kelompok lain menjadi audien (bertanya, menyanggah) 5. Guru menyimpulkan hasil diskusi 6. Selama proses pembelajaran guru memberikan penghargaan untuk menentukan kelompok yang paling aktif. 7.Akhir pembelajaran, menghitung penghargaan yang diberikan guru, kelompok yang paling banyak jumlah penghargaannya maka kelompok yang paling aktif

Sintak metode STAD


1) 2) 3) 4) 5) 6) Fase 1, menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang dicapai dan memotivasi siswa untuk aktif belajar. Fase 2, menyajikan materi ajar kpd siswa (demonstrasi atau bhn bacaan) Fase 3, menjelaskan kpd siswa bagaimana membentuk kelompok belajar Fase,4, membimbing setiappok belajar. Fase 5, mengevaluasi hasil belajar dan kerja masing-masing kelompok Fase 6, memberikan penghargaan pada para siswa baik sbg individu maupun kelompok

2. Model Jigsaw
1. Siswa dikelompokkan kedalam 4 anggota tim (kelompok asal) 2. Tiap siswa dalam tim diberi materi yang sama. (kel ahli) 3. Siap siswa dalam tim diberi materi (masalah/soal) yang berbeda (kel asal) 4. anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari materi (masalah/soal) yang sama bertemu dalam kelompok baru( kelompok ahli) 5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali kekelompok asal dan bergantian menginformasika materi (masalah/soal) yang mereka kuasai. 6. Tim ahli mempresentasikan hasil diskusi 7. Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran

Home Groups
1 4 3 1 4 3 2 2 4 3 4 3 1

Expert Groups
1 2 1 1 3 3 2 3 3 4 4 1 2 2 4 4 2 2

4 2 3 1

Home Groups
1
4 3 1 4 3 2 2 4 3 4 3 1 4 2 3 1 2

1
2

3. Model TGT
1. Peserta didik dibagi dalam kelompok yang beranggotakan 4 peserta didik,masing-masing peserta didik memposisikan duduknya dengan meja tournament 2. Guru menyediakan kartu soal, kartu jawaban soal, kartu nomor dan lembar penilaian pada masing-masing tournament. 3. Setiap peserta didik mengambil kartu nomor 4. Peserta didik yang memperoleh angka tertinggi bertugas sebagai Reader 1, tertinggi kedua menjadi penantang 1, tertinggi ketiga menjadi penantang 2 dan angka terendah menjadi Reader 2.

lanjutan
5. Pada putaran pertama, reader 1 mengocok kartu nomor, mengambil satu kartu nomor kemudian kengambil satu kartu soal seuai dengan kartu nomor yang diambilnya. 6. Reader 1 membaca soal, menjawab soal yang dibaca. Apabila anggota kelompok ada yang tidak setuju dengan jawaban reader 1 , maka penantang 1 diberi hak untuk menjawab, jika jawaban penantang 1 juga tidak disetujui, maka penantang 2 berhak menjawab. 7. Reader 2 membacakan kunci jawaban

8. Pada putaran kedua, posisi reader satu ditempati reader 2, posisi penantang 1 ditempati reader 1, posisi penantang 2 ditempati penantang 1, posisi reader 2 ditempati oleh penantang 2. Setiap nomor posisi tempat duduk berpindah searah jarum jam. 9. Tuornamen selesai apabila seluruh soal telah terambil semua 10. Peserta didik merekap hasil skor, guru mengumumkan pemenang tournamen

Model TGT
tournament

Rader I

Penantang 1 MEJA 1 Penantang 2 3 2

4 Reader 2

4. Model Think Pair Share


Thingking (berpikir) , guru mengajukan pertanyaan pada siswa untuk memikirkan secara mandiri. Pairing (berpasangan), guru meminta siswa untu berpasangan 2 sd 4 untuk mendiskusi hasil dari pemikiran tahap pertama. Sharing (berbagi) Guru meminta pada pasangan siswa untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah dibicarakan.

Langkah-langkah
Guru menyampaikan konsep dan kompetensi yang ingin dicapai Tiap siap diminta berpikir tentang konsep/permasalahan. Siswa diminta berpasangan denga tema sebelahnya. Guru meminta siswa menambah jumlah pasangan(4 siswa) Guru meminta pada pasangan siswa untuk presentasi. Guru dan siswa menyimpulkan

5. SINTAKS NUMBER HEAD TOGETHER


Langkah pertama: numbering (penomoran) Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3 sampai 5 orang dan memberi setiap anggota kelompok tersebut nomor secara berurutan. Langkah kedua: questioning (pengajuan pertanyaan) Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan bisa bervariasi. Langkah ketiga: head together (berpikir bersama) Para siswa berpikir bersama untuk menemukan jawaban atas pertanyaan dari gurunya. Langkah keempat: answering (pemberian jawaban) Guru menyebut satu nomor dan para siswa dari setiap kelompok yang nomornya sama dengan nomor yang disebutkan guru mengangkat tangannya dan memberikan jawaban di depan kelas.

6. Model Picture and Picture


guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. Menggali pengetahuan awal siswa untuk digiring pada materi pembelajaran. Guru menunjukkan gambar berkaitan dengan materi. Guru memanggil siswa secara bergantian memasang, mengurutkan gambar menjadi urutan yang logis. Dari gambar tersebut siswa dapat menemukan konsep sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Guru dan siswa menyimpulan hasil pembelajaran.

Thanks for your attention

Matur nuwun

You might also like