You are on page 1of 9

MASA KEMUNDURAN ISLAM ( 650 1000 M )

MAKALAH Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Sejarah Peradaban Islam Dosen Pengampu: Zainal Arifin, S.Ag, M.Ag

Di susun Oleh :

1. Nazilatur rahmah 2. Ahmad Budi Santausa 3. Nissa Ardianti Rosita

(212203) (212204) (212205)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS JURUSAN SYARIAH / EI 2013

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Sejarah adalah sebuah kenyataan yang terjadi pada masa lampau. Kita sebagai kaum muslimin perlu dan harus mengetahui sejarah perkembangan agama islam yang kita anut dan yakini. Agama yang besar adalah agama yang menghargai sejarah dan jasa para pahlawannya. Pada tahun 650-1000M terjadi beberapa peristiwa pada perkembangannya yang tidak terlepas dari kemunduran-kemundurannya yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Sebagai umat islam kita harus mengetahui sejarah perkembangannya agar dapat menambah wawasan yang kita punyai dari sejarah-sejarah masa lalu. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana kondisi islam dalam pada tahun 650-1000 M? 2. Bagaimana kondisi kemajuan umat islam pada masa kekhalifahan Bani Umayyah? 3. Apa penyebab keruntuhan kekhalifahan Bani Umayyah? 4. Bagaimana kondisi umat islam pada masa kekhalifahan Bani Abbasiyyah dan apa penyebab keruntuhan pemerintahan tersebut?

BAB II PEMBAHASAN

1. Masa Kemunduran Islam ( 650 661M )


Di masa ini islam mengalami beberapa peristiwa penting dalam sejarahnya, antara lain masa pergantian dari khulafaurrosidin menuju kekuasaan bani umayyah. terjadinya peristiwa tahkim pada perang siffin yaitu antara Ali bin abi tholib dengan muawiyah bin abi sufyan.sebagai suatu perpecahan yang terjadi pada masa itu, wakil dalam perundingan pihak muawiyah bin abi sufyan menunjuk Amru bin Ash yang terkenal sangat pandai berdiplomasi. Adapun pihak Ali bin Abi tholib menunjuk Abu Musa al Asyari seorang tokoh senior dari kaum muhajirin yang juga dikenal kejujuran dan keshalehannya.1 Hasil tahkim (arbitrase ) adalah untuk sementara waktu, tidak ada kekhalifahan dan akan ditentukan berikutnya siapa yang menduduki jabatan khalifah. Kesempatan ini digunakan Muawiyah untuk mempromosikan diri sebagai khalifah dengan alasan untuk mengisi kekosongan khalifah,hal ini membuat pengikut Ali terpecah.sebagian dari mereka keluar dari barisan dan menamakan diri sebagai khawarij. Sebagian lagi yang masih mendukung Ali bin Abi tholib menamakan dirinya Syiah.Sejak saat itu dikalangan umat islam telah terbentuk suatu kelompok politik yang terpisah dari golongan yang sudah ada, yaitu pengikut Ali dan pengikut Muawiyah. Pada tanggal 20 ramadhan 40 H ( 660 M ), Ali terbunuh oleh seorang anggota khowarij. Kedudukan Ali sebagai Khalifah kemudian dijabat oleh anaknya Hasan selama beberapa bulan. Namun, karena Hasan ternyata lemah, sementara Muawiyah semakin
1

Ajid tohhir, Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia Islam, Jakarta; PT Raja Grafindo Persada, 2004, hlm. 34

kuat,maka Hasan membuat perjanjian damai. Perjanjian ini dapat mempersatukan umet islam kembali dalam satu kepemimpina kembali dalam satu kepemimpinan polotik, di bawah Muawiyah bin Abi Sufyan. Disisi lain, perjanjian itu juga menyebabkan Muawiyah menjadi penguasa absolute dalam islam. Tahun 41 H ( 661 M ), tahun persatuan itu dikenal dalam sejarah sebagai tahun Jamaah ( am jamaah ).

2. Khalifah Bani Umayyah

Dengan jatuhnya khalifah Ali dari kursi kekhalifahan, mulailah Dinasti Umayyah menancapkan kekuasaanya yang diprakasai oleh Muawiyah bin Abi Sufyan. Memasuki masa Bani Umayyah, pemerintah yang bersifat demokratis berubah menjadi monarchi ( turun temurun ). Kekuasaan Bani Umayyah berumur kurang lebih 89 tahun yakni dari 661 M / 41 H sampai dengan 750 M / 132 H. Ibu kota Negara dipindahkan Muawiyyah dari madinah ke damaskus, tempat ia berkuasa sebagai gubernur sebelumnya.selama kurun waktu tersebut terdapat 14 khalifah yang pernah memerintah, diantaranya terdapat khalifah khalifah besar yaitu Muawiyah bin Abi Sufyan ( 661 680 M ), Abd al-Malik ibn Marwan ( 685 705 M ),al walid ibn abdul malik ( 705 715 M ), Umar ibn Abd al-aziz ( 717 720 M ) dan Hasyim ibn Abd al-Malik ( 724 743 M ). 2 Ekspansi yang terhenti pada masa khalifah Usman dan Ali dilanjutkan kembali oleh dinasti ini. Di zaman Muawiyyah dapat menguasai daerah khurasan sampai ke sungai Oxus dan Afganistan sampai ke Kabul. Angkatan lautnya melakukan serangan serangan ke ibu kota Bizantium, Konstantinopel. Ekspansi ke timur yang dilakukan Muawiyyah kemudian dilanjutkan oleh khalifah Abd al malik. Dia mengirim tentara menyeberangi sungai Oxus dan dapat berhasil menundukkan Balk, Bukhara, Khawarizm, Ferghana dan Samarkand. Tentaranya bahkan sampai ke india dan dapat mengusai Balukhistan, Sind dan daerah Punjab sampai ke Maltan.

Badri yatim,Sejarah Peradaban Islam,Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada,2004,hlm.43

Ekspansi ke barat secara besar besaran dilanjutkan di zaman al walid ibn abdul malik. Masa pemerintahan Walid adalah masa ketentraman, kemakmuran, dan ketertiban. Pada masa pemerintahannya yang berjalan kurang lebih sepuluh tahun itu tercatat suatu ekspedisi militer dari Afrika 711 M. setelah al jazair dan maroko dapat ditundukkan, Tariq bin Ziyad, pemipin pasukan islam, dengan pasukannya menyebrangi selat yang memisahkan antara Maroko dengan benua Eropa, dan mendarat di suatu tempat yang sekarang di kenal dengan nama Gilbraltal ( jabal thariq ). Tentara spanyol dapat dikalahkan. Meskipun keberhasilan banyak dicapai dinasti ini, namun tidak berarti bahwa dalam negeri dapat dianggap stabil. Muawiyah tidak mentaati isi perjanjiannya dengan Hasan ibnu Ali. Ketika Yazid naik tahta, sejumlah tokoh terkemuka di Madinah tidak mau menyatakan setia kepadanya. Yazid kemudian mengirim surat kepada gubernur Madinah, untuk memaksa penduduk mengambil sumpah setia kepadanya. Semua orang terpaksa tunduk, kecuali Husain ibnu Ali dan Abdullah ibn Zubair. Bersamaan dengan itu, Syiah (pengikut Ali) melakukan penggabungan kekuatan kembali. Pada tahun 680 M, Husain ibn Ali pindah dari Mekah ke Kufah atas permintaan golongan Syiah yang ada di Irak. Umat islam di daerah itu tidak mengakui Yazid. Mereka mengangkat Husain sebagai khalifah. Dalam pertempuran di Karbela, sebuah daerah di dekat Kufah, tentara Husain kalah dan ia mati terbunuh. Ketika kekuasaan Bani Umayyah berada di bawah khalifah Yazid ibn Abd al- Malik (720-724M). Penguasa ini terlalu gandrung kepada kemewahan dan kurang memperhatikan kehidupan rakyat. Kerusuhan terus berlanjut hingga masa pemerintahan khalifah berikutnya, Hisyam ibn Abd al-Malik (724-743M). Bahkan di zaman Hisyam muncul satu kekuatan baru yang menjadi tantangan berat bagi pemerintahan Bani Umayyah. Kekuatan ini berasal dari kalangan Bani Hasyim. Kekuatan ini mampu menggulingkan dinasti Umawiyah dan menggantikannya dengan dinasti baru, Bani Abbas. Sepeninggalnya Hisyam ibn Abd alMalik, khalifah-khalifah Bani Umayyah yang tampil bukan hanya lemah tapi juga bermoral buruk. Hal ini memperkuat golongan oposisi. Akhirnya, tahun 750 M, daulat Umayyah digulingkan Bani Abbas yang bersekutu dengan Abu Muslim al-khurasani.3

ibid hlm.47-48

Beberapa factor yang menyebabkan dinasti bani umayyah lemah dan membawanya kepada kehancuran: a) sistem pergantian khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatu yang baru bagi tradisi arab. Pengaturannya tidak jelas sehingga menyebabkan terjadinya persaingan yang tidak sehat dikalangan keluarga istana. b) Sisa-sisa syiah (pengikut Ali) dan khawarij terus menjadi gerakan oposisi. c) Pertentangan etnis antara suku Arabia utara dan Arabia selatan yang sudah ada sejak zaman sebelum islam semakin merun lingkungacing. d) Lemahnya pemerintahan daulat badi umayyah disebabkan oleh sikap hidup mewah di lingkungan istana. e) Penyebab langsung tergulingnya kekuasaan dinasti bani umayyah adalah munculnya kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan Al-Abbas Ibn Abd Al-Muthalib.

3. Khalifah Bani Abbas Posisi bani hasyim tersingkir dalam pemerintahan setelah berakhirnya masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin. Pemeintahan islam kemudian dikuasai oleh keluarga bani umayyah. Bani uamyyah adalah kelompok keluarga besar yang didirikan oleh Muawiyah Bin Abi Sofyan. Sementara itu keluarga bani Hasyim berada pada posisi dibawah dan tidak berperan sedikitpun dalam pemerintahan. Keluarga bani Hasyim merasakan keadilan ketika pemerintahan bani umayyah dipimpin oleh khalifah Umar bin Abdul aziz. Beliau memang adil dan menghargai hak asasi manusia bagi rakyatnya. Pada masa itu, tidak boleh seorangpun keluar dari garis Undang-Undang atau hokum Negara. Kebiasaan mencela keluarga Ali dilarang. Para pejabat yang melakukan kesalahan harus segera dilaporkan kepada mahkamah tinggi yang diberi hak penuh untuk menghukum siapapun yang bersalah. Kebijakan khalifah Umar bin Abdul Aziz, yang memberlakukan persamaan hak bagi seluruh warganya ternyata dijadikan kesempatan bagi bani Abbasiyah untuk merebut kekuasaan dari bani Umayyah.4

M.khamzah sejarah kebudayaan islam,sragen, akik pusaka, 2008 : halm 32

Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abdullah al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn Al- Abbas. Kekuasaanya berlangsung kurun waktu 750- 1258 M. Popularitas daulat Abbasiyah mencapai puncaknya di Zaman Khalifah Harun al-Rasyidah (786-809 M) dan puteranya al- Mamun (831-833 M). Tingkat kemakmuran yang paling tinggi terwujud pada zaman khalifah ini. Al-mamun dikenal sebagai khalifah yang sangat cinta kepada ilmu. Ia mendirikan beberapa sekolah, salah satunya adalah Bait al-Hikmah, pusat penerjemahan yang berfungsi sebagai perguruan tinggi dengan perpustakaan besar. Faktor-faktor kemunduran Khalifah Bani Abbas, sebagi berikut : a. Pertentangan internal keluarga Di dalam pemerintahan terjadi konflik keluarga yang berkepanjangan. Peristiwa AlMansur melawan Abdullah ibnu Ali pamannya sendiri, al Amin dan al-Makmun alMutasim melawan Abbas ibnu Al-makmun. Konflik ini menyebabkan keretakan solidaritas keluarga.5 b. Penguasa terbuai kemewahan sehingga kurang mempedulikan urusan Negara. Dalam rangka mempertahankan pemerintahanya menggunakan kekuatan dari luar seperti Turki,Seljuk, dll. Kekuatan ini mengakibatkan kehancuran struktur kekuasaan dari dalam kekhalifahan itu sendiri.

Ajid Thohir,Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam,Jakarta,PT.Raja Grafindo Persada,2004,hlm.55-56

BAB III

A . Kesimpulan Islam pada tahun 650-1000 M kekuasaan Pemerintahan dipegang oleh khalifah Bani Umayyah dan khalifah Bani Abbasiyah. Pada masa kekhalifahan Bani Umayyah banyak ekspansi yang dilakukan dalam rangka memperluas wilayah. Tapi dibalik keberhasilan ekspansi yang dilakukan banyak terjadi gerakan-gerakan memperebutkan kekuasaan. Sehingga menyebabkan kekacauan dan kehancuran kekhalifahan Bani Umayyah. Di samping itu sikap penguasa yang bermewah-mewahan juga mendukung kehancuran dinasti umayyah. Setelah kekhalifahan Bani Umayyah runtuh, kekuasaan pemerintahan dipegang oleh Bani Abasiyyah. Di masa itu bidang keilmuan berkembang pesat. Dan penyebab kehancuran kekhalifahan ini tidak jauh berbeda dengan kekhalifahan Bani Umayyah yaitu konflik internal perebutan kekuasaan maupun moral buruk para penguasa.

B. Penutup Demikianlah makalah ini kami buat, sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam semoga bermanfaat bagi pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu kami selaku penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun untuk menyempurnakan makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ajid tohhir, Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia Islam, Jakarta; PT Raja Grafindo Persada, 2004 Badri yatim,Sejarah Peradaban Islam,Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada,2004 M.khamzah sejarah kebudayaan islam,sragen, akik pusaka, 2008 : halm 32

You might also like