Professional Documents
Culture Documents
A. Latar Belakang Untuk mengetahui keberhasilan sebuah pekerjaan, evaluasi merupakan bagian yang sangat penting dalam kegiatan ini. Karena dengan evaluasi keadaan / posisi seseorang atau lembaga dikaitkan dengan aktifitas yang dijalankan dapat diketahui. Untuk mengetahui secara tepat posisi seseorang atau lembaga dikaitkan dengan sebuah aktifitas untuk mencapai tujuan tertentu maka keadaan dan proses evaluasi sangat menentukan keberadaan seseorang atau lembaga tersebut. Sekolah sebagai institusi yang bertanggung jawab terhadap keberhasilan kegiatan pendidikan memerlukan proses evaluasi secara mutlak dalam setiap kegiatannya. Kegiatan pembelajaran di kelas sebagai kegiatan inti yang dilakukan di sekolah tentu harus memperhatikan alat dan proses evaluasi dalam pelaksanaan pendidikan. Kegiatan pendidikan atau pembelajaran sebagai usaha untuk mengembangkan potensi diri siswa yang meliputi aspek kognitif, psikomotor dan afektif, maka evaluasi yang dilakukan harus menyangkut tiga aspek tersebut secara seimbang. Pada kenyataannya evaluasi yang sering dilakukan pada kegiatan pembelajaran didominasi oleh evaluasi domain kognitif, sehingga dua aspek yang lain kurang diperhatikan. Pada sisi lain sering dijumpai kasus di masyarakat bahwa sering ditemukannya individu-individu yang secara kognitif jago di kelas, tetapi tidak atau kurang berhasil di masyarakat dan sebaliknya banyak orang yang tidak tamat seolah tetapi berhasil hidup sukses di masyarakat. Dan tidak sedikit siswa yang secara intelektual berprestasi menonjol di bidang akademik, tetapi setelah masuk dunia kerja
banyak yang terlibat perbuatan kriminal seperti korupsi, penyuapan, manipulasi dan sebagainya yang menjangkit di banyak lembaga pemerintah Berdasarkan fakta yang sering terjadi dimasyarakat tersebut maka evaluasi yang dilakukan secara terpadu sangat perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat perkembangan aspek kognitif, psikomotor dan afektif siswa sebagai peserta didik. Dan karena kurangnya perhatian dalam pelaksanaan evaluasi yang menyangkut aspek afektif maka sangat perlu untuk mengupas cara mengoktruksi alat evaluasi domain afektif.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan fakta yang kami sampaikan pada latar belakang tersebut, kami mendapatkan masalah yang dapat dirumuskan Bagaimana alat evaluasi yang cocok untuk mengevaluasi sikap tentang karakter pada proses pembelajaran biologi kelas XII IPA.
C. Batasan Masalah Pada tulisan ini kami membatasi masalah bahwa sikap tentang karakter yang akan dievaluasi adalah pada proses pembelajaran biologi dengan Standar kompetensi : Melakukan percobaan pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan Kompetensi Dasar : Merencanakan percobaan pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tumbuhan D. Tujuan Tujuan penulisan ini adalah untuk Membuat alat evaluasi non tes untuk mengevaluasi sikap karakter pada pembelajaran biologi di SMA kelas XII IPA pada kompetensi dasar tentang Merencanakan percobaan pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tumbuhan
A. Deskripsi Teoritik
Evaluasi merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam peningkatan kualitas, kinerja atau produktivitas suatu lembaga dalam melaksanakan programnya (Mardapi, 2004 dalam Rasyid Harun2008) sedang menurut Nitco dan & Brookhart ( 2007) mendefinisikan evaluasi sebagai suatu proses penetapan nilai yang berkaitan dengan kinerja siswa. Menurut Kirkendall, dkk, 1980 evaluasi adalah suatu proses penentuan nilai atau manfaat dari suatu data kolektif. Macam alat evaluasi meliputi alat evaluasi tes dan nontes. Antara keduanya terdapat sejumlah perbedaan dan persamaan, sehingga bentuk evaluasi yang cocok dilakukan sangat berkaitan dengan ranah yang akan dievaluasi. Untuk mengevaluasi aspek kognitif dan psikomotor umumnya menggunakan alat evaluasi berupa tes, tetapi untuk aspek afektif akan lebih cocok dengan evaluasi non tes. Alat ukur non tes sangat berguna, terutama, pada evalusi pembelajaran yang berkaitan erat dengan kualitas pribadi dan keterampilan ( Sukardi, 2008) Ada beberapa definisi para ahli tentang karakter, Menurut Sigmund Freud (dalam Soedarsono Soemarno, 2008),Karakter diartikan sebagai kumpulan tata nilai yang mewujud dalam suatu sistem daya juang yang melandasi pemikiran, sikap dan perilaku. Menurut Soedarsono Soemarno, 2008 , karakter merupakan nilai-nilai yang terpatri dalam diri kita melalui pendidikan, pengalaman, percobaan, pengorbanan dan pengaruh lingkungan, dipadukan dengan nilai-nilai dari dalam diri manusia menjadi semacam nilai intrinksik yang mewujud dalam sistem daya juang, melandasi pemikiran, sikap dan perilaku kita. Di dalam Islam istilah karakter lehib dikenal dengan akhlak, seperti yang dikatakan oleh Imam Al Ghazali, akhlak adalah sifat yang tertanam/ menghujam
didalam jiwa dan dengan sifat itu seseorang akan secara spontan dapat dengan mudah memancarkan sikap, tindakan dan perbuatan. Enam pilar karakter meliputi: Percaya diri, Menghargai pendapat kawan, Kejujuran. Peduli, Bekerja sama. Rasa kebangsaan (The Six Pillars of Character are, according to the Josephson Institute: trustworthiness, respect, responsibility, fairness, caring and citizenship. Working on developing each area helps you build character. As you confront tough situations and deal with the problem in a positive way, you also build character. ) (http://www.ehow.com/how_2222561_build-character.html) Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa,komponen karakter meliputi, Percaya diri, Menghargai pendapat kawan, Kejujuran. Peduli,Bekerja sama, Sadar sebagai makluk Allah Karakter yang baik harus dapat dikembangkan dari setiap proses pembelajaran biologi sesuai dengan Standar kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi tuntutan. Pada Sebagai kesimpulan penulis, k arakter yang dapat dibangun pada pembelajaran dengan kompetensi dasar Merencanakan percobaan pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tumbuhan adalah Percaya diri, Tanggung jawab Kejujuran. Peduli, Bekerja sama Sadar sebagai makluk Allah
B. Deskripsi Empirik Instrumen 1. Definisi Konseptual Karakter yang diinginkan adalah karakter kuat pada pembelajaran tentang merencanakan percobaan bertumbuhan.
2. Definisi Operasional: Karakter adalah respon yang diungkapkan siswa pada proses pembuatan rencana percobaan pertumbuhan dalam hal sikap percaya diri, tanggung jawab, peduli,kerja sama dan sadar sebagai makluk Tuhan
3. Indikator Sikap percaya diri : a) Optimis dengan waktu yang disediakan b) Gigih mencari solusi saat menhadapi masalah c) Bekerja secara sistematis
Menghargai pendapat kawan/orang lain a) Tetap gembira dan berterimakasih saat menerima saran b) Mengucapkan kata maaf saat memberi saran
Peduli a) Memberi saran pada hasil pekerjaan yang salah b) Memberi saran /menegur kawan yang meremehkan pendapat yang lain Kerja sama a) Partisipasi dalam kelas/kelompok Sadar sebagai makluk tuhan a) Bekerja secara iklas
4. Prosedur pengembangan Instrumen Proses pembuatan intrumen evaluasi dimulai dari menggali informasi dari berbagai sumber, dan menganalisis silabus untuk dapat menentukan karakter yang dapat diungkap dalam proses pembelajaran. Setelah analisis silabus kemudian dibuat rancangan instrumen.
5. Teknik Analisis Instrumen Untuk mengetahui validitas intrumen, instrumen yang sudah dirancang dikoreksi oleh ahli dalam hal ini adalah teman sejawat, guru biologi SMA. Setelah dikoreksi teman sejawat, kemudian diperbaiki dengan memperhatikan hasil koreksi.
A. Kisi-kisi Instrumen
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
No 1
Indikator
Kejujuran
Peduli
Kerja Sama
No pertanyaan Optimis dengan waktu yang 1 disediakan Gigih mencari solusi saat 2 menhadapi masalah 3 Bekerja secara sistematis Tetap gembira dan berterima 4 kasih saat menerima saran Mengucapkan kata maaf saat 5 memberi saran 6 Tidak menyembunyikan informasi yang diterima Memberi saran pada hasil 7 pekerjaan yang salah Memberi saran /menegur 8 kawan yang meremehkan pendapat yang lain Partisipasi dalam 9 kelas/kelompok
Sadar sebagai makluk tuhan Kriteria skor dan nilai Skor maksimal 10 x 4 = 40 Nilai = skor x 2,5 Kriteria Karakter
10
1. Nilai 86 sampai 100 sangat baik (A) 2. Nilai 70 sampai 85 baik ( B) 3. Nilai 60 sampai 69 cukup ( C) 4. Nilai 40 sampai 59 kurang (K) 5. Nilai kurang dari 40 sangat kurang (SK)
B. Instrumen
Hasil Uji coba No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Nama Nona Tiffany Ryan Christine Jesica Alditsa Jenifer Gabriela Reza Alda Jannet Joy Ferdinand Stella Winarto Fernanda Laurensia Keo Andrean Carlote Sandara W Joseph Isabella Radian Permana Skor 39 35 31 30 29 28 29 32 29 35 27 26 21 33 36 29 27 34 28 25 26 37 Nilai Angka Huruf 97,5 A 87,5 A 77,5 B 75,0 B 72,5 B 70,0 B 72,5 B 80,0 B 72,5 B 87,5 B 67,5 C 65,0 C 52,5 K 82,5 B 90,0 A 72,5 B 67,5 B 85,0 B 70,0 B 62,5 C 65,0 C 92,5 A
BAB V KESIMPULAN
Domain afektif yang dapat diungkap pada proses pembelajaran pada kompetensi dasar Merencanakan percobaan pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tumbuhan adalah karakter yang meliputi Percaya diri, Tanggung jawab Kejujuran. Peduli, Bekerja sama Sadar sebagai makluk Allah Belum tercapainya nilai afektif A atau B pada semua siswa, berarti masih perlu penanganan lebih lanjut hingga semua siswa mendapat nilai sekurang-kurangnya B
Daftar Pustaka
Soedarsono Soemarno 2008, Membangun Kembali Jati Diri Bangsa, Kompas Gramedia, Jakarta Sukardi HM, 2008, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya, Bumi Aksara, Yogyakarta Rasyid Harun, 2007, Penilaian Hasil Belajar, CV Wacana Prima , Bandung http://www.ehow.com/how_2222561_build-character.html