You are on page 1of 7

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Dalam sebuah system industri, perusahaan harus mempunyai data-data semua karyawan mengenai performance kerja yang dimiliki karyawan sehingga dapat memudahkan suatu perusahaan untuk memaksimalkan efisiensi waktu dalam suatu proses kerja. Suatu teknik pengamatan yang dapat mengetahui itu semua adalah work sampling. Sampling kerja atau sering disebut sebagai work sampling, Ratio Delay Study atau Random Observation Method adalah salah satu teknik untuk mengadakan sejumlah besar pengamatan terhadap aktivitas kerja dari mesin, proses atau pekerja/operator. Pengukuran kerja dengan cara ini juga diklasifikasikan sebagai pengukuran kerja secara langsung. Karena pelaksanaan kegiatan pengukuran harus dilakukan secara langsung ditempat kerja yang diteliti (Sritomo, 1989). Metode sampling kerja dikembangkan berdasarkan hukum probabilitas atau sampling. Oleh karena itu pengamatan terhadap suatu obyek yang ingin diteliti tidak perlu dilaksanakan secara menyeluruh (populasi) melainkan cukup dilaksanakan secara mengambil sampel pengamatan yang diambil secara acak (random) (Sritomo, 1989). Dalam praktikum modul 5 ini yang akan dilakukan pertama adalah mencari badan usaha untuk selanjutnya diteliti mengenai elemen-elemen kerja didalamnya. Setelah mengetahui semuanya maka dilakukan pengambilan data pre-work sampling untuk menghitung beberapa banyak data yang diperlukan untuk pengolahan data pada modul ini, stelah lengkap semua maka akan dilakukan pengolahan data yaitu mengenai uji keseragaman data. Normal Time. Waktu standard, performance level study dan efisiensi loss. 1.2 Tujuan 1. Melatih praktikan dalam memberikan pengalaman praktis untuk melaksanakan kegiatan pengukuran kerja dengan penguasaan materi mengenai kerja. 2. Memahami dasar-dasar sampling kerja 3. Mengetahui besarnya waktu baku yang dibutuhkan suatu proses operasi kerja.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian Work Sampling Telah dikemukakan berbagai cara menetapkan waktu baku dimana terdapat diantaranya sampling pekerjaan. Cara ini, bersama-sama dengan pengukuran waktu jam henti merupakan cara langsung yang pengukurannya langsung di tempat berjalannya pekerjaan. Jadi, work sampling adalah teknik untuk menganalisa produktivitas dari aktivitas mesin, proses, atau pekerja. Metode ini merupakan metode pengukuran kerja secara langsung karena pengamatan dilakukan secara langsung terhadap objek pengamatan (Sutalaksana,1979). Metode work sampling sangat baik digunakan dalam melakukan pengamatan atas pekerjaan yang sifatnya tidak berulang dan memiliki waktu yang relatif panjang. Pada dasarnya prosedur pelaksanaanya cukup sederhana, yaitu melakukan pengamatan aktifitas kerja untuk selang waktu yang diambil secara acak terhadap satu atau lebih mesin atau operator dan kemudian mencatatnya apakah mereka ini dalam keadaan bekerja atau menganggur (Sritomo, 1992). Metode work sampling cocok digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang tidak berulang. Pengamatan dengan work sampling dilakukan pada waktu yang telah ditentukan secara acak sehingga sangat efektif dan efisien untuk mengumpulkan informasi mengenai kinerja mesin atau pekerja, karena tidak memerlukan waktu yang lama. Pengamatan metode work sampling tidak perlu dilakukan pada keseluruhan jumlah populasi, cukup dengan menggunakan sampel yang diambil secara acak dari populasi (Sritomo, 1992).. Metode work sampling awalnya dikembangkan di Inggris oleh seorang yang bernama L.H.C. Tippet di pabrik-pabrik tekstil di Inggris. Cara ini kemudian dipakai oleh negara-negara lain, dimana pada work sampling pengamat melakukan pengamatan terhadap aktifitas kinerja dari mesin, proses dan operator (Sutalaksana, 1979). 2.1.1 Keuntungan dan Kerugian Sampling Kerja Beberapa kelebihan atau keuntungan dari metode work sampling untuk pendekatan produktivitas adalah sebagai berikut : 1) tidak menggunakan biaya yang besar disbanding pengamatan yang kontinu,

2) tidak memerlukan pelatihan dan keahlian khusus dari pengamat, 3) memberikan tingkat akurasi yang memadai secara statistic. 4) dapat mengikutsertakan partisipasi supervisor dan mandor. 5) memberikan lebih sedikit gangguan kepada pekerja daripada pengamatan langsung yang kontinu. 6) memberikan indikasi seberapa efektif pekerja pada proyek secara keseluruhan. Selain memiliki kelebihan-kelebihan yang banyak, dalam mengaplikasikan sampling kerja juga terdapat kerugian-kerugian, kerugian-kerugian diantaranya sebagai berikut : 1. beberapa karyawan memiliki kecenderungan untuk menunjukan perbedaan ketika mereka tahu bahwa mereka sedang diamati. 2. prosedur yang menggunakan penomoran menit tidak cocok dengan work sampling. 3. untuk menetapkan standar, rekaman produksi harus menentukan setiap unit output. Rekaman output tidak selalu siap untuk diakses 4. penggunaan dari penarikan work sampling cukup rumit sehingga analisis pelatihan dibutuhkan. 5. berbagai macam elemen dari proses tersebut adalah sesuatu hal yang sulit untuk di mengerti oleh karyawan. Sehingga hasilnya karyawan tdak mendukung program tersebut sepenuhnya. (Lestari. 2010) 2.1.2 Tujuan Sampling Kerja Secara garis besar metode sampling kerja ini dapat digunakan untuk (Sritomo, 1995): 1. Activity and delay sampling, digunakan untuk mengukur dan mengetahui distribusi dan pemakaian waktu sepanjang waktu kerja oleh pekerja/kelompok kerja, atau untuk mengetahui tingkat pemanfaatan mesin-mesin, peralatan, dan fasilitas kerja. 2. Performance sampling, dapat digunakan untuk mengukur performance index atau performance level dari pekerja sepanjang waktu kerjanya. Performance sampling ini juga digunakan untuk mengetahui dan menghitung beban kerja dari para pekerja, serta memperkirakan kelonggaran bagi pekerjaan tertentu. 3. Work measurement, digunakan untuk menghitung dan menentukan waktu baku dari suatu jenis pekerjaan tertentu.

Distribusi pemakaian waktu kerja atau kelompok pekerja dan tingkat pemanfaatan mesin atau alat-alat secara mudah diketahui dengan mempelajari frekuensi setiap kegiatan atau pemakaian dari catatan pengamatan setiap melakukan kunjungan. Kegunaan-kegunaan sampling pekerjaan yang dikemukakan ini tampak sebagai kelebihan cara ini dibandingkan dengan cara jam henti. 2.2 Penentuan Jumlah Sampel Pengamatan yang dibutuhkan Dalam menentukan jumlah sampel yang diamati, Suatu sampel biasanya diambil secara random dari suatu grup populasi yang besar akan cenderung memiliki pola distribusi yang sama seperti yang dimiliki oleh populasi trsebut. Apabila sampel yang dimiliki tersebut diambil cukup besar, maka karakteristik yang dimiliki oleh sampel tersebut tidak akan jauh berbeda dibanding dengan karakteristik dari populasinya (Sritomo, 1989). Banyaknya pengamatan yang harus dilaksanakan dalam kegiatan sampling kerja dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu: 1. Tingkat kepercayaan (Confidence Level). 2. Tingkat ketelitian (Degree of Accuracy). Dengan asumsi bahwa terjadinya keadaan operator atau sebuah fasilitas yang akan menganggur (idle) atau produktif mengikuti pola distribusi normal, maka jumlah pengamatan yang seharusnya dilaksanakan dapat dicari didasarkan formulasi sebagai berikut (Sritomo, 1989):

( Keterangan:

N = Jumlah pengamatan yang harus dilakukan dalam sampel kerja. P = Prosentase kejadian yang diamati (prosentase produktif) dalam angka desimal. Dalam praktikum kali ini p yang digunakan p produktif. K = Konstanta yang besarnya tergantung tingkat kepercayaan yang diambil S = Tingkat ketelitian yang dikehendaki dalam angka desimal.

2.2.1 Aplikasi dari Metode Sampling Kerja Metode sampling kerja pada umumnya merupakan salah satu cara yang sederhana, mudah dilaksanakan, serta tidak memerlukan biaya yang besar. Dengan menggunakan metode ini, maka waktu kosong atau menganggur (idle time) dari mesin atau fasilitas produksi lainnya akan dapat segera diatasi. Hasil studi ini akan dapat

dipakai pula berbagai dasar penetapan tugas dan jadwal kerja yang lebih efektif dan efisien bagi operator maupun mesin. Sehingga didapatkan hasil produktivitas kerja pada sebuah perusahaan yang sesuai dengan keinginan dan harapan.(Baroto, 2003)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Prosedur Praktikum 1. Menentukan tempat, elemen-elemen yang akan diamati dan waktu pengamatan serta hasil pre work sampling. 2. Menetapkan derajat kepercayaan dan ketelitian . 3. Membuat table bilangan random dan konversinya pada lembar pengamatan. 4. Melakukan pre work sampling untuk menentukan jumlah data yang dibutuhkan pengamat memberi tally pada elemen kerja yang sedang dilakukan oleh server sesuai dengan random waktu yang telah dibuat. 5. Melaksanakan work sampling dimana, Tabel 1 : (Berisi waktu, elemen-elemen kerja, dan performance rating). a. Untuk bagian server, pengamat memberi tally pada elemen kerja yang sedang dilakukan oleh server (sesuai table bilangan random). b. Untuk bagian rating, mengamati performance rating operator yang terjadi pada waktru tertentu (sesuai table bilangan random).

3.2 Flowchart praktikum modul 5


Mulai

Tujuan Praktikum

Metode pengumpulan pengamatan langsung (Prework sampling) Uji data yang dibutuhkan

Metode pengumpulan pengamatan langsung (work sampling)

Uji keseragaman Data

Data di Cleaning

Tidak Data Seragam

ya

Pengukuran WN, WS, performent Level study, rekap observasi, rekap ratio, efisiensi loss

Analisis data dan pembahasan

Kesimpulan Dan Saran

Selesai

Gambar 5.3.1 Flowchart praktikum

You might also like