Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK 8 Nama kelompok : 1. Galih Setyo w. (12) 2. M. Arifin (20) 3. Ringga Pridiatama (25)
BAB 5 KESEHATAN
A. Menyimpulkan Isi Informasi Yang Disampaikan Melalui Tuturan Langsung B. Memberikan Kritik terhadap Informasi dari Media Cetak Kebahasaan C. Membaca Memindai untuk Memperoleh Informasi D. Menulis Gagasan dalam Bentuk Paragraf Argumentasi E. Kesastraan
Main menu
Main menu
Main menu
Kritikan
Seharusnya masyarakat menggunakan alat yang benar(tusuk gigi) untuk membersihkan sisa-sisa kotoran di gigi mereka, agar tidak melukai gusi mereka.
Kebahasaan
Membedakan Kalimat Tunggal dengan Kalimat Majemuk
Main menu
Kalimat Tunggal
a)Pengertian Kalimat Tunggal b)Contoh kalimat tunggal c)Kalimat tunggal dan perluasannya d)Contoh Kalimat tunggal dan perluasannya
Main menu
Main menu
Kalimat tunggal yang dapat diperluas menjadi kalimat majemuk. Perluasan tersebut dapat terjadi pada subjek, predikat, objek, pelengkap atau keterangan
Main menu
Kalimat Majemuk a)Pengertian Kalimat Majemuk b)Contoh kalimat majemuk c)Pembagian kalimat majemuk
Main menu
Main menu
Main menu
Main menu
Main menu
Main menu
Macam kalimat majemuk setara (koordinatif) a. KMS menggabungkan b. KMS mempertentangkan c. KMS memilih d. KMS menguatkan e. KMS mengurutkan f. KMS menjelaskan isi
Main menu
a. KMS menggabungkan
Konjungsi yang digunakan : dan, serta, lagi, pula, dan juga Contohnya : konflik memberikan tantangan baginya dan oleh karena itu dia tampak menghadapinya dengan penuh gairah.
Main menu
b. KMS mempertentangkan
Konjungsi yang digunakan : tetapi, namun, sedangkan, dan melainkan Contohnya : bapak menjadi perhatian tidak hanya dari keluarga tetapi juga menjadi perhatian penduduk dari desaku.
Main menu
c. KMS memilih
Konjungsi yang digunakan : atau Contohnya : dalam keadaan seperti itu dia terpaksa membunuh musuh atau dibunuh musuh.
Main menu
d. KMS menguatkan
Konjungsi yang digunakan : bahkan dan malahan Contohnya : rumah- rumah di kalimantan sebagian besar didirikan ditepi sungai. Bahkan, ada kampung di tengah laut yang dangkal.
Main menu
e. KMS mengurutkan
Konjungsi yang digunakan : lalu, kemudian, setelah itu, dan sesudah itu Contohnya : kami akan memulai perjalanan ini dengan berjalan kaki. Sesudah itu, kami akan beristirahat di rumah penduduk.
Main menu
Main menu
Main menu
Main menu
(Pencuri sepeda motor itu) S P Sebelum (ia) ditangani polisi setempat. Konjungsi (S) P O
Main menu
Main menu
Main menu
KMB yang menyatakan hubungan pengandaian KMB yang menyatakan hubungan pengecualian KMB yang menyatakan hubungan cara KMB yang menyatakan hubungan alat KMB yang menyatakan hubungan kemiripan
Main menu
Main menu
Main menu
Main menu
Main menu
Konjungsi yang digunakan : kecuali dan selain. Contohnya : Tiada seorangpun yang memiliki alphard, selain pak heru direktur perusahaan itu.
Main menu
Main menu
Main menu
Main menu
Main menu
Main menu
menu
Contoh indeks diatas merupakan indeks dari buku Chlorlla Makanan Sehat Alami. Sebagai contoh, apabila ingin mengetahui tentang penyakit anemia dalam buku tersebut, kita dapat mengetahuinya pada halaman 21.
a) Pengertian paragraf argumentasi b) Ciri-ciri paragraf argumentasi c) Langkah-Langkah menlis paragraf argumentasi d) Pembahasan
Main menu
Main menu
d. Pembahasan
Dalam paragraf argumentasi, biasanya ditemukan beberapa ciri yang mudah dikenali. Ciri- ciri tersebut misalnya : 1. Ada pernyataan, ide, atau pendapat yang dikemukakan penulisnya 2. Alasan, data, atau fakta yang mendukung 3. Pembenaran berdasarkan data dan fakta yang disampaikan. Data dan fakta yang digunakan untuk menyusun wacana atau paragraf argumentasi dapat diperoleh melalui wawancara, angket, observasi, penelitian lapangan, dan penelitian kepustakaan.
Main menu
E. KESASTRAAN
1. Menyimak cerita rakyat dan menemukan halhal menarik tentang tokoh cerita rakyat. 2. Membahas isi puisi berkenaan gambaran pengindraan, perasaan, pikiran, dan imajinasi. 3. Membaca karya sastra melayu klasik dan mengidentifikasi unsur-unsurnya. 4. Menulis cerpen berdasarkan pengalaman hidup diri sendiri. Main menu
1. Menyimak cerita rakyat dan menemukan hal-hal menarik tentang cerita rakyat
Main menu
Menyimak adalah kegiatan mendengarkan dengan disengaja dalam rangka mencapai maksud maksud tertentu. Cerita rakyat merupakan satu bentuk cerita yang popular di kalangan rakyat, yang menjadi hiburan penting di masyarakat berkenaan.Dalam masyarakat Melayu, terdapat pelbagi jenis cerita rakyat seperti cerita binatang, cerita jenaka, cerita penglipur lara dan cerita pengalaman
Main menu
Sidi Mantra pergi ke Gunung Agung dengan mengatasi segala rintangan. Sesampainya di tepi kawah Gunung Agung, dia duduk bersila. Sambil membunyikan genta dia membaca mantra dan memanggil nama Naga Besukih. Tidak lama kernudian sang Naga keluar. Setelah mendengar maksud kedatangan Sidi Mantra, Naga Besukih menggeliat dan dari sisiknya keluar emas dan intan. Setelah mengucapkan terima kasih, Sidi Mantra mohon diri. Semua harta benda yang didapatnya diberikan kepada Manik Angkeran dengan harapan dia tidak akan berjudi lagi. Tentu saja tidak lama kemudian, harta itu habis untuk taruhan. Manik Angkeran sekali lagi minta bantuan ayahnya. Tentu saja Sidi Mantra menolak untuk membantu anakya. Manik Angkeran mendengar dari temannya bahwa harta itu didapat dari Gunung Agung. Manik Angkeran tahu untuk sampai ke sana dia harus membaca mantra tetapi dia tidak pernah belajar mengenai doa dan mantra. Jadi, dia hanya membawa genta yang dicuri dari ayahnya waktu ayahnya tidur.
Setelah sampai di kawah Gunung Agung, Manik Angkeran membunyikan gentanya. Bukan main takutnya ia waktu ia melihat Naga Besukih. Setelah Naga mendengar maksud kedatangan Manik Angkeran, dia berkata, "Akan kuberikan harta yang kau minta, tetapi kamu harus berjanji untuk mengubah kelakuanmu. Jangan berjudi lagi. Ingatlah akan hukum karma. Manik Angkeran terpesona melihat emas, intan, dan permata di hadapannya. Tiba-tiba ada niat jahat yang timbul dalam hatinya. Karena ingin mendapat harta lebih banyak, dengan secepat kilat dipotongnya ekor Naga Besukih ketika Naga beputar kembali ke sarangnya. Manik Angkeran segera melarikan diri dan tidak terkejar oleh Naga. Tetapi karena kesaktian Naga itu, Manik Angkeran terbakar menjadi abu sewaktu jejaknya dijilat sang Naga. Mendengar kernatian anaknya, kesedihan hati Sidi Mantra tidak terkatakan. Segera dia mengunjungi Naga Besukih dan memohon supaya anaknya dihidupkan kembali. Naga menyanggupinya asal ekornya dapat kembali seperti sediakala. Dengan kesaktiannya, Sidi Mantra dapat memulihkan ekor Naga. Setelah Manik Angkeran dihidupkan, dia minta maaf dan berjanji akan menjadi orang baik. Sidi Mantra tahu bahwa anaknya sudah bertobat tetapi dia juga mengerti bahwa mereka tidak lagi dapat hidup bersama.
"Kamu harus mulai hidup baru tetapi tidak di sini," katanya. Dalam sekejap mata dia lenyap. Di tempat dia berdiri timbul sebuah sumber air yang makin lama makin besar sehingga menjadi laut. Dengan tongkatnya, Sidi Mantra membuat garis yang mernisahkan dia dengan anaknya. Sekarang tempat itu menjadi selat Bali yang memisahkan pulau Jawa dengan pulau Bali.
c. pembahasan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Beberapa hal-hal yang dapat kita simpulkan dari cerpen diatas adalah : Watak Manik Angkeran yang pembangkang, keras kepala dan egois. Watak Begawan Sindhimantra yang baik, berbudi luhur, penyabar dan pemaaf Keberadaan emas di tubuh naga besukih Latar tempat : Gua , tempat perjudian, dan rumah begawan Sidhimantra Latar Waktu : pagi hari dan senja Kehidupan masyarakat yang buruk dan tidak patut untuk ditiru Menariknya tokoh sang naga, Naga Besukih yang ekornya memiliki berlian Asal mula terjadinya selat bali karena pancaran air yang memisahkan gunung agung dari pulau jawa, akhirnya genangan air itu disebut selat bali Amanat yang dapat dipetik, janganlah suka berjudi karena sangat merugikan kita maupun orang disekitar kita
Main menu
2. Membahas isi puisi berkanaan gambaran pengindraan, perasaan, pikiran, dan imajinasi
a) b) c) d) Pengertian puisi Struktur puisi Contoh puisi pembahasannya
Main menu
a. Pengertian puisi
Menurut Kamus Istilah Sastra (Sudjiman, 1984), puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Putu Arya Tirtawirya (1980:9) mengatakan bahwa puisi merupakan ungkapan secara implisit, samar dengan makna yang tersirat di mana kata-katanya condong pada makna konotatif.
Main menu
b. Struktur Puisi
Struktur Fisik Struktur Batin
Main menu
c. Contoh puisi
Tua
Di senja kala itu. Ku termangu di depan jendela. Memandang rapuh. Sebatang Pohon di pekarangan. Pohon kering yang tua. Yang tak lagi di singgahi daun segar. Ku masih rapuh memandangnya. Pohon tua yang tak berdaun segar. Dan ku bayangkan. Aku seperti dia. Yang kering dan hampa. Sungguh hampa. Lebih dari kehampaan saat malam. Inilah tanda waktu yang berjalan. Di hari yang semakin tua.
d. pembahasannya
Renungan seseorang yang membayangkan kehidupan selanjutnya, dimana ia akan mengalami masa tua & kerapuhan seperti ia yang melihat sebuah pohon tua di depan rumahnya.
Main menu
Adapun struktur fisik puisi dijelaskan sebagai berikut : 1. Perwajahan puisi (tipografi) 2. Diksi 3. Imaji 4. Kata kongkret 5. Bahasa figuratif 6. verifikasi
Main menu
1.Perwajahan (tipografi)
yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.
Main menu
2. Diksi
yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka katakatanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.
Main menu
3. Imaji
yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, medengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.
Main menu
4. Kata kongkret
yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji. Katakata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misal kata kongkret salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll., sedangkan kata kongkret rawarawa dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan, dll.
Main menu
5. Bahasa figuratif
yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu.
Main menu
6. Verifikasi
yaitu menyangkut - rima - ritme - metrum
Main menu
Rima
perulangan bunyi yang sama dalam puisi yang berguna untuk menambah keindahan suatu puisi. Contoh : Berakit-rakit ke hulu Berenang-renang ke tepian Bersakit-sakit dahulu Bersenang-senang kemudian MACAM-MACAM RIMA
Main menu
Main menu
Rima Sempurna
Seluruh suku akhirnya berirama sama Contoh : ma lang ma ti pa lang ha - ti
Main menu
Rima Mutlak
Seluruh kata berima Contoh : Mendatang-datang jua Kenagan masa lampau Menghilang muncul jua Yang dulu sinau-silau Kata jua yang diulang dua kali pada tempat yang sama itu berima mutlak.
Main menu
Rima Terbuka
Yang berima adalah suku akhir suku terbuka dengan vokal yang sama. Contoh : bu ka ba tu mu ka pa lu
Main menu
Rima Tertutup
Yang berima itu suku akhir suku tertutup dengan vokal yang diikuti konsonan yang sama. Contoh : hi lang su sut
ma lang ta kut
Main menu
Rima Aliterasi
Yang berima adalah bunyi-bunyi awal pada tiuap-tiap kata yang sebaris, maupun pada baris-baris berlainan. Contoh : Bukan beta bijak berperi Pandai mengubah madahan syair
Bunyi b pada kata-kata dalam baris pertama bait puisi di atas disebut rima aliterasi.
Main menu
Rima Asonansi
Yang berima adalah vokal-vokal yang menjadi rangka kata-kata, baik pada satu baris maupun pada barisbaris berlainan. Contoh : se cu pak tum - bang se cu kat mun - dam
Main menu
Yang disebut asonansi ialah vokal-vokal e u a dan u a pada kata-kata tersebut di atas.
Rima Disonansi
Rima ini adalah vokal-vokal yang menjadi rangka kata-kata seperti pada asonansi tetapi memberikan kesan bunyi-bunyi yang berlawanan. Contoh : Tin dak tan duk ( i a / a u )
Mon dar man dir ( o a / a i )
Main menu
Main menu
Rima Awal
Apabila kata-kata yang berima terdapat pada awal-awal kata. Contoh : Pemuda kaulah harapan bangsa Pemuda jangan suka berpangku tangan
Main menu
Rima Tengah
Apabila kata-kata yang berima terletak di tengah. Contoh : Pemuda kaulah harapan bangsa Pemudi kaulah harapan negeri
Main menu
Rima Akhir
Apabila kata-kata yang berima terletak pada akhir. Bentuk ini banyak digunakan dalam bentuk Pantun, Syair dan Gurindam. Contoh : Tolong - menolong umpama jari Bantu membantu setiap hari Bekerja selalu berlima diri Itulah misal Tuhan memberi
Main menu
Rima Datar
Apabila rima kata-kata yang berima itu terdapat pada baris yang sama. Contoh : Air mengalir menghilir sungai (bunyi ir pada akhir ketiga kata)
Main menu
Rima Sejajar
Apabila sepatah kata dipakai berulang-ulang dalam kalimat yang beruntun. Contoh : Dapat sama laba Cicir sama rugi Bukit sama didaki Lurah sama dituruni Main menu Berat sama dipikul Ringan sama dijinjing Terapung sama hanyut Terendam sama basah.
Rima Tegak
Apabila kata-kata yang berima terdapat pada baris-baris yang berlainan. Contoh : Terlipat Terikat Engkau mencari Terang matahari Melambai Melombai Engkau beringin Digerak angin Terhibur Terlipur Engkau bermalam Di tepi kolam Main menu (J.E. Tatengkeng)
Rima Rangkai
Apabila umpamanya baris pertama berima dengan baris keempat, baris kedua berima dengan baris ketiga. Rima ini terletak pada bentuk Soneta dengan rima a b b a Contoh : Perasaan siapa takan nyala ( a ) Melihat anak berlagu dendang ( b ) Seorang sajak di tepi padang ( b ) Tiada berbaju buka kepala ( a )
Main menu
Main menu
Rima Kembar
Apabila kalimat yang beruntun dua-dua berima sama. Misalnya dengan abjad a a b b atau c c d d e e dan seterusnya. Contoh : Sedikitpun matamu tak berkerling ( a ) Memandang ibumu sakit berguling ( a ) Air matamu tak bercucuran ( b ) Tinggalkan ibumu tak penghiburan ( b )
( J. E. Tatengkeng)
Main menu
Rima Patah
Apabila dalam bait-bait puisi ada kata yang tidak berima sedangkan kata-kata lain pada tempat yang sama di baris-baris lain memilikinya. Rumus rima patah adalah a a b a atau b c b b Contoh : Beli baju ke pasar Minggu ( a ) Jangan lupa beli duku ( a ) Beli kemeja ke pasar Senen ( b ) Jangan lupa ajaklah daku ( a ) Beli kemeja ke pasar Senen ( b ) Jangan lupa membesi dasi ( c ) Jangan suka jajan permen ( b ) Main menu Lebih baik dibelikan semen ( b )
Rima Merdeka
Tidak ada yang bersajak Contoh : Hanya sebuah bintang ( a ) Kelip kemilau ( b ) Tercapak di langit ( c ) Tidak berteman ( d )
(Aoh Kartadimadja)
Main menu
Main menu
Ritme
pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut ucapan bunyi. Timbulnya irama disebabkan oleh perulangan bunyi secara berturut-turut dan bervariasi (misalnya karena adanya rima, perulangan kata, perulangan bait), tekanan-tekanan kata yang bergantian keras lemahnya (karena sifat-sifat konsonan dan vokal), atau panjang pendek kata.
Main menu
Metrum
Main menu
Main menu
a. Tema/makna (sense)
Media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.
Main menu
b. Rasa (feeling)
Yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya.
Main menu
c. Nada (tone)
Yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.
Main menu
d. Amanat/Tujuan/Maksud (itention)
Sadar maupun tidak, ada tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari sebelum penyair menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya.
Main menu
Main menu
Main menu
Main menu
Main menu
Main menu
Mantra
Perkataan (ucapan) yang dapat mendatangkan daya (kekuatan ghaib), misalnya, kekuatan menyembuhkan sakit. Mantra diucapkan oleh seseorang yang disebut pawang
Main menu
Etimologi
Cerita tentang asal usul nama benda, tempat, suatu kejadian atau peristiwa.
Main menu
Teka-Teki
Merupakan bahasa berkias, di mana ada sesuatu yang disembunyikan, yaitu isi dan maksudnya. Hal ini sesuai dengan mental bangsa melayu yang gemar mengatakan sesuatu secara tidak langsung.
Main menu
Fabel
Cerita mengenai binatang yang dianggap sebagai manusia, dapat berpikir, berperasaan, berperilaku seperti manusia. Pada umumnya fabel mengandung sindiran terhadap perilaku manusia atau mengandung unsur pendidikan moral.
Main menu
Cerita Jenaka
Cerita yang mengandung unsur jenaka atau humor. Umumnya cerita ini mengandung pendidikan moral, mengisahkan seseorang yang bijaksana dalam menghadapi suatu persoalan
Main menu
Main menu
b. Mengidentifikasi Unsur-Unsurnya
Unsur-Unsur Intrinsik Nilai-Nilai
Main menu
Unsur-Unsur Intrinsik
Tema Plot (Alur) Tokoh dan Penokohan Setting (Latar) Sudut Pandang (Titik kisah) Gaya Bahasa Moral (Amanat atau Pesan)
Main menu
Tema
Dasar pengembangan seluruh cerita sehingga ia bersifat menjiwai seluruh bagian cerita itu. Tema mempunyai generalisasi yang umum sehingga untuk menemukan tema sebuah karya fiksi harus disimpulkan dari keseluruhan cerita
Main menu
Plot (Alur)
Cerita yang berisi urutan kejadian, tetapi tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akiba, peristiwa satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristima yang lain. Jenis-jenis plot (alur)
Maju = jalan cerita maju/berjalan apa adanya Mundur = jalan cerita cenderung mengingatingat masa lalu Campuran = gabungan dari maju dan mundur Main menu
Main menu
Setting (Latar)
Setting adalah segala petunjuk, keterangan, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu karya sastra.
Main menu
Main menu
Gaya Bahasa
Gaya Bahasa menjadi unsur bahan dalam seni sastra. Gaya Bahasa juga menjadi alat atau sarana untuk mengungkapkan ide atau gagasan dalam mencipta sebuah karya. Agar memperoleh hasil sastra yang berefek, gaya bahasa menjadi unsur yang sangat penting dalam membuat karya sastra.
Main menu
Nilai-Nilai
Nilai budaya Nilai agama Nilai moral Nilai sosial
Main menu
Nilai budaya
Sesuatu adat istiadat yang menjadi kebiasaan yang sukar diubah. Contoh : warga desa mengadakan selamatan, dan hampir bisa dipastikan orang-orang berdatangan untuk sekedar mengucapkan selamat
Main menu
Nilai agama
Nilai-nilai yang berhubungan dengan prinsip kepercayaan kepada tuhan dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut.
Main menu
Nilai moral
Ajaran baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, akhlak, baik buruk, dan budi pekerti.
Main menu
Nilai sosial
Sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat, misalnya : suka menolong.
Main menu
Setelah habis ketupat itu, Maka Tuan Puteri NilaKesuma itu menangis lagi hendak makan.Maka diambil oleh Marakarmasegala taruk kayu dan umbut-umbut dan buahbuahan kayu yang didalam hutan itu yang patut dimakannya.Maka diberikannya kepada saudaranya itu dan barang dimana ia bertemu dengan air maka dimandikannyalah akan saudaranya.Syahadan beberapa lamanya ia berjalan itu, maka beberapa bertemu dengan gunung yang tinggi-tinggi dan padang yang luas-luas dan tasik yang berombak seperti laut tempat segala dewa-dewi dan peri, mambang, indera, cendera, jin. Maka raja-raja jin disanalahtempat bermain lancang berlumba-lumba,disanalah banyak ia beroleh kesaktian yang diberi oleh anak raja-raja itu.Adapun Marakarma itu apabila ia bertemu dengan segala raja-raja itu, maka Tuan Puteri Nila Kesuma itu pun disembunyikanlah, dan jikalau ia bertemu dengan segala binatang-binatang yang buas-buas, maka didukungnyalah akan saudaranya itu tiada diberinya lepas dari tubuhnya.
Main menu
Tentukan tema serta plot ceritanya Tentukan tokoh serta penokohannya Tentukan sudut pandang yang akan digunakan Gunakan gaya bahasa yang bagus
Main menu
Main menu
Naik ke Gunung
suatu hari, aku dengn teman-temanku berencana naik ke pacet dengan bersepeda motor. Teman-temanku antara lain Fuad, Dadik, Robby, Rendy, dan Agung. Rencananya kita mau naik ke pacet dengan empat sepeda motor. Soalnya sepedanya Dadik dan Robby sepeda motor bebek. Takutnya gak kuat naik dan nanti malah mogog. Lalu Fuad dan Rendy bawa sepeda motor laki-laki. Tapi saat mau berangkat motornya malah dipakai orang tuanya, terpaksa dech kita naik dengan tiga motor. Aku dengan Dadik, Fuad dengan Rendy, dan Roby dengan agung. waktu berangkat Fuad dan Roby memacu motornya dengan cepat sampaisampai aku dan Dadik ketinggalan. Tiba-tiba motornya Dadik mogog, knalpotnya tiba-tiba mengeluarkan asap seperti sepeda motor dua tak, dan baunya seperti ada yang terbakar. Aku dan Dadik langsung bingung. Uang tidak punya, benerin gag bisa jadi kayak orang gila. Akhirnya kita berdua memutuskan untuk pulang. setelah mendorong beberapa jam akhirnya kita sampai di rumah. Sesampainya di rumah kita baru sadar mengapa kita telepon teman-teman yang ada di atas.
Untuk membuat cerpen ini. Saya menentukan Tema : kesialan saat jalan-jalan Alur : maju Tokoh & Penokohan - Agung, Fuad, Rendy, Robby (tokoh Figuran) = Hanya Peran Pembantu (tidak aktif dalam cerita) -Dadik (tokoh pembantu) = Baik Hati -Galih (tokoh utama) = Pelupa Sudut pandang = sudut pandang pemeran utama
Pembahasan
Main menu
Main menu