You are on page 1of 4

Patofisiologi Trauma Kapitis1,2 Ada beberapa mekanisme yang timbul bila terjadi trauma kapitis. 1. Akselerasi.

Bila kepala yang bergerak kesuatu arah atau kepala sedang dalam keadaan tidak bergerak , tiba-tiba mendapat gaya yang kuat searah dengan gerakan kepala maka kepala akan mendapat percepatan (akselerasi) pada arah tersebut.

Mula-mula tulang tengkorak yang bergerak lebih cepat , jaringan otak masih diam , kemudian jaringan otak ikut bergerak ke arah yang sama. Peristiwa ini terjadi sangat cepat dalam waktu yang sangat singkat.

Pada peristiwa ini terjadi gesekan antara jaringan otak dan dasar tengkorak serta terjadi benturan antara jaringan otak dan dinding tengkorak.

Mekanisme akselerasi dapat menyebabkan luka/robekan/laserasi pada bagian bawah jaringan otak dan memar pada jaringan otak serta putusnya vena vena kecil yang berjalan dari permukaan otak ke duramater (Bridging veins)

2. Deselerasi.

Bila kepala bergerak dengan cepat ke satu arah tiba-tiba dihentikan oleh suatu benda , misalnya kepala menabrak tembok maka kepala tiba-tiba akan terhenti gerakannya.

Kepala

mengalami

deselerasi

(perlambatan)

secara

mendadak.

Mula-mula tengkorak akan terhenti gerakannya , jaringan otak masih bergerak kemudian jaringan otak terhenti gerakannya karena menabrak tengkorak. Peristiwa ini terjadi sangat cepat dalam waktu yang sangat singkat.

Mekanisme deselerasi dapat menyebabkan kelainan serupa seperti pada mekanisme akselerasi. 3. Rotasi

Hendaklah diingat bahwa batang otak (brain stem) berupa sebuah batang yang terletak di bagian tengah jaringan otak dan berjalan vertikal kearah Foramen Magnum , sehinga otak seolah-olah terletak pada sebuah sumbu (axis).

Bila tengkorak tiba-tiba mendapat gaya mendadak yang membentuk sudut terhadap arah gerak kepala , misalnya pada bagian depan (frontal) atau pada bagian belakang (oksipital) ,maka otak akan terputar pada sumbunya.

Mekanisme rotasi dapat menyebabkan laserasi dari bagian bawah jaringan otak dan kerusakan pada batang otak.

Kerusakan pada batang otak dapat merupakan peristiwa yang mematikan. Mekanisme rotasi dapat terjadi pada seorang petinju yang mendapat pukulanjab yang sangat keras.

Di dalam kejadian yang sebenarnya , misalnya trauma kapitis karena kecelakaan lalu lintas , ketiga mekanisme tersebut di atas terjadi secara bersamaan.

Patofisiologi kerusakan otak akibat trauma kapitis dapat dikelompokkan atas 2 stadium yaitu cedera primer atau cedera sekunder3,4. Cedera kepala primer (primary brain injury)3,4 Cedera kepala primer merupakan hasil dari kerusakan mekanikal langsung yang terjadi pada saat kejadian trauma. Cedera primer dihasilkan tekanan akselerasi dan deselerasi yang merusak kandungan intrakranial oleh karenaa pergerakan yang tidak seimbang dari tengkorak dan otak. Patofisiologi cedera kepala primer dapat dibedakan menjadi lesi fokal dan lesi difus. Cedera kepala fokal (focal brain injury) khas berhubungan dengan pukulan terhadap kepala yang menimbulkan kontusio serebral dan hematoma. Cedera fokal mempengaruhi morbiditas dan mortalitas berdasarkan lokasi, ukuran dan progresifitasnya. Yang termasuk tipe dari cedera kepala primer ini adalah fraktur tengkorak, hematoma epidural, hematoma subdural, hematoma intraserebral dan diffuse axonal injury. Diffuse axonal injury disebabkan tekanan inersial yang sering berasal dari kecelakaan lalu lintas.Pada pasien berumur lebih dari 55 tahun, 80% mortalitas akibat trauma kapitis terjadi karena diffuse axonal injury. Pada praktisnya, diffuse axonal injury dan focal brain lesions sering terjadi bersamaan Cedera Kepala Sekunder (Secondary Brain Injurry)3,4 Cedera kepala sekunder terjadi setelah trauma awal dan ditandai dengan kerusakan neuron-neuron akibat respon fisiologis sistemik terhadap cedera awal. Faktor sekunder akan memperberat cedera kepala dikarenakan hasil shearing pada laserasi otak, robekan pembuluh darah, spasme vaskular, oedem serebral, hipertensi intrakranial, pengurangan cerebral blood flow, iskemik, hipoksia, dan lainnya yang dapat menimbulkan kerusakan dan kematian neuron. Sejumlah substansi biokemikal telah terbukti memiliki peranan dalam perkembangan cedera neural setelah trauma kapitis. Substansi ini meliputi asam amino eksitatori glutamat dan aspartat, sitokin dan radikal bebas.

DAFTAR PUSTAKA 1. Paul RC,John GG.: Head Injury, 4th ed., 2000, McGraw-Hill, New York 2. Youmans Neurological Surgery, 4th ed., 2004, W.B.Saunders Company, Philadelphia 3. Kadri A. Peranan Marker Koagulasi sebagai Prediktor Outcome pada Penderita Trauma Kapitis [Tesis]. Medan: Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran USU/RSUP H.Adam Malik 2008. 4. Iqbal KM. Hubungan Skor Cognitive Test For Delirium (CTD) dengan Lamanya Masa Rawat Inap Penderita Trauma Kapitis Sedang-Berat di Rumah Sakit. Medan: Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran USU/RSUP H.Adam Malik 2008.

You might also like