You are on page 1of 17

B. KASUS BEDAH 1. Konsep Medis a.

Pengertian Osteomielitis adalah infeksi pada tulang dan sumsum tulang yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau proses (mycobacterium tuberkulosa, jamur) b. Etiologi Osteomielitis dapat terjadi karena penyebaran hematogen (melalui darah) dari bisul dan luka. c. Penyebaran osteomielitis . Osteomielitis selalu dimulai dari daerah metafisis karena pada daerah tersebut peredaran darahnya lambat dan banyak mengandung sinusoid. Penyebaran osteomielitis dapat terjadi: 1. Penyebaran kearah korteks, membentuk abses sub periosteal dan selulitis pada jaringan sekitarnya . 2. Penyebaran menembus periosteum membentuk abses jaringan lunak 3. Penyebaran kearah medulla . 4. Penyebaran anak. d. Patofisiologi Staphylococcus merupakan penyebab 70 % sampai 80 % infeksi tulang. Organisme patologik lainnya yang sering dijumpai pada osteomielitis meliputi Proteus, Pseudomonas, dan Escerichia coli. ke persendian , terutama bila lempeng pertumbuhannya intraartikuler misalnya sendi panggul pada anakfocus infeksi tempat lain (Osteomielitis Primer ). Osteomielitis yang disebaabkan oleh kuman disekitarnya seperti spesifik

Terdapat peningkatan insiden infeksi resisten penisilin, nosokomial, gram negatif dan anaerobic. Awitan osteomielitis setelah pembedahan ortopedi dapat terjadi dalam tiga bulan pertama dan sering berhubungan dengan penumpukan hematoma atau infeksi superficial. Infeksi awitan lambat terjadi antara 4 sampai 24 bulan setelah pembedahan. Osteomielitis awitan lama biasanya akibat penyebaran hematogen dan terjadi 2 tahun atau lebih setelah pembedahan. Respon inisial terdapat infeksi adalah salah satu dari inflamasi, peningkatan vaskularisasi, dan edema. Setelah 2 atau 3 hari, trombosis pada pembuluh darah terjadi pada tempat tersebut mengakibatkan iskemia dengan nekrosis tulang sehubungan dengan peningkatan tekanan jaringan dan medulla. Infeksi kemudian berkembang ke kavitas medulari dan ke bawah perioteum dan dapat menyebar ke jaringan lunak atau sendi di sekitarnya. Kecuali bila proses infeksi dapat dikontrol awal, kemudian akan terjadi bentuk abses tulang. Pada perjalanan alamiahnya, abses dapat keluar spontan, namun yang lebih sering harus dilakukan insisi dan drainase oleh ahli bedah. Abses yang terbentuk dalam dindingnya terbentuk oleh daerah jaringa mati, namun seperti pada rongga abses pada umumnya, jaringan tulang mati tidak mudah mencair dan mengalir keluar. Rogga tidak dapat mengempis dan sembuh, seperti yang yang terjadi pada jaringan lunak. Terjadi pertumbuhan tulang baru dan mengelilingi sequestrum. Jadi meskipun tampak terjadi proses penyembuhan, sequestrum infeksius kronis yang tetap ada, tetap rentan mengeluarkan abses kambuhan sepanjang hidup pasien ( osteomielitis kronik ). e. Manifestasi klinik Fase akut ialah fase sejak terjadinya infeksi sampai 10-15 hari. Pada fase ini anak tampak panas tinggi dan sakit keras, nyeri tulang dekat

sendi,

tidak

dapat

menggerakkan

anggota

bersangkutan,

pembengkakan local, dan nyeri tekan. Pada osteomielitis kronik biasanya rasa sakit tidak begitu berat, anggota yang terkena merah dan bengkak atau disertai terjadinya fistel. f. Pemeriksaan penunjang 1. Pemeriksaan laboratorium Pada fase akut ditemukan CRPmeningkat, laju endap darah yang meninggi, dan leukositosis. 2. Pemeriksaan radiologik Pada fase akut gambaran radiologik tidak menunjukkan kelainan. Pada fase kronik ditemukan suatu involukrum dan sekuester. g. Penatalaksanaan 1. Perawatan di RS 2. Pengobatan suportif dengan pemberian infus 3. Pemeriksaan biakan darah 4. Anti biotic spectrum luas yang efektif terhadap gram positif maupun gram negatif diberikan langsung tanpa menunggu hasil biakan darah secara parenteral selama 3-6 minggu. 5. Imobilisasi anggota gerak yang terkena. 6. Tindakan pembedahan Indikasinya : a. Adanya abses b. Rasa sakit yang hebat c. Adanya sequester d. Bila mencurigakan adanya perubahan kearah keganasan ( karsinoma epedermoid ). Saat yang terbaik untuk melakukan tindakan pembedahan adalah bila involukrum telah cukup kuat untuk mencegah terjadinya fraktur pasca pembedahan.

2. Konsep Keperawatan a. Pengkajian Data Dasar Klien Aktivitas istirahat DS : Kelelahan berata, lesu, malaise, gangguan tidur DO : Kelemahan otot, penurunan tonus otot, penurunan ROM Sirkulasi DS : berdebar-debar DO : cenderung pendarahan, edema pada kaki Integritas ego DS : Stress terhadap factor keuangan, pergaulan, perasaan dan keputusasaan DO : Cemas, takut, mudah tersinggung, perubahan kepribadian Eliminaasi DS : Adanya penurunan frekunsi BAK dan konstipasi DO : Adanya perubahan warna urine keruh Makanan dan cairan Adanya kehilangan BB dan anoreksia, mual dan muntah dan rasa tidak enak pada mulut Neurosensori DS : otot keram, lemah, mati rasa khususnya pada ekstremitas kanan bawah DO : Perubahan status mental, yaitu tidak dapat berkonsentrasi Nyeri dan rasa nyaman DS : nyeri pada ekstremitas kanan bawah, otot nyeri DO : perilaku distraksi, dan tidak tenang Respirasi DS : Napas pendek, tampak adanya sputum DO ;Adanya dispnea Seksualitas DS ; adanya penurunan libido

Interaksi social DS : kesulitan mengadakan hubungan social karena kondisi tidak mampu berjalan dengan smepurna

b. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada kasus osteomielitis, yaitu; Nyeri yang berhubungan dengan adanya post operasi akibat peradangan pada tulang Gangguan mobilisasi yang berhubungan dengankurangnya aktivitas akibat adanya poradangan pada kulit Risiko terjadi penyebaran infeksi yang berhubungan denganadanya tindakan invasive Kecemasan yang berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang pengobatan penyakitnya Risiko kontraktur yang berhubungan dengan kurangnya mobilisasi

c. Rencana Keperawatan Diagnosa Keperawatan 1: Nyeri yang berhubungan dengan adanya post operasi pada ekstremitas bawah akibat peradangan pada tulang Ditandai dengan : Klien mengeluh nyeri pada tungkai dan cenderung menyebar Nyeri hilang timbul Klien memperlihatkan ekspresi wajah meringis saat nyeri timbul Vital sing kadang berubah

Tujuan: Klien akan memperlihatkan/menunjukkan nyeri yang hilang Kriteria tujuan :

Nyeri teratasi / berkurang Vital sing dalam batas normal Ekspresi wajah tidak meringis

INTERVENSI RASIONAL Kaji tingkat, durasi, lokasi Tingkat, durasi nyeri menunjukkan dan penyebaran nyeri yang berat ringannya penyakit/luka. timbul Lokasi dan penyebaran nyeri, untuk mengetahui seberapa luas jaringan Lakukan yang di aktivasi management Pembersihan luka operasi adapat

pembersihan luka operasi

mengurangi aktivasi serabut saraf

nyeri disekitar luka operasi Lakukan tehnik gate control Dapat mengurangi terjadinya stimulus teory : distraksi nyeri pada klien Penatalaksanaan pemberian Untuk mengurangi obat analgetik yang telah rangsangan diprogramkan Diagnosa Keperawatan 2 Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan adanya kelemahan fisik Ditandai dengan: Klien tidak dapat bergerak secara sempurna Adanya penurunan kekuatan otot dan fungsi otot Klien tidak dapat berjalan secara sempurna pada menghambat stimulus nyeri timbulnya luka, dan

Tujuan: Klien akan menunjukkan mobilitas fisik yang sempurna Kriteria Tujuan: Klien dapat berjalan secara sempurna Tidak nampak adanya penurunan kekuatan dan tonus otot

Kaji

INTERVENSI tingkat kemampuan Untuk

RASIONAL mengetahui sejauh

mana

aktivitas fisik klien Bantu klien

kemampuan klien dalam melakukan beraktivitas dalam Melatih otot-otot dan mencegah

melakukan aktivitas secara terjadinya kontraktur dan menghindari bertahap terjadinya komplikasi. Bantu klien merubah posisi Meningkatkan kemampuan secara bertahap dalam

melakukan aktivitas, serta mencegah terjadinya penekanan pada bagian tubuh yang menonjol.

Diagnosa Keperawatan 3 Kecemasan yang berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang pengobatan penyakitnya Ditandai dengan: Klien mengeluh cemas tentang penyakitnya Ekspresi wajah nampak cemas Klien sering menanyakan tentang pengobatan penyakitnya

Tujuan: Klien akan menungkapkan kecemasan akan berkurang: Kriteria tujuan: Ekspresi wajah tidak nampak meringis Klien tidak cemas lagi tentang penyakitnya INTERVENSI RASIONAL tingkat kecemasan Untuk mengetahui keadaan penyakitpenyakit yang dapat mempengaruhi kecemasan klien. Dengarkan semua keluhan Agar klien merasa diperhatikan

Kaji klien

klien Bantu klien mengatasi kecemasannya

sehingga cemas dapat berkurang dalam Agar klien dapat berinteraksi dengan lingkungan sehingga rasa cemas klien dapat berkurang.

Diagnosa keperawatan 4: Risiko penyebaran infeksi berhubungan dengan adanya luka ditandai dengan: Tujuan : Klien akan mempertahankan tidak terjadi penyebaran infeksi Kriteria Hasil : Sudah tidak ada luka pada bagian ekstremitas Luka nampak kering RASIONAL Pelebaran derajat luka merupakan salah satu indicator terjadinya Berikan perawatan luka antiseptik dan aseptik Biasanya cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan infeksi Dengan mempertahankan teknik antiseptik mencegah terjadinya infeksi Mengurangi kontaminasi daerah luka dengan kuman yang terdapat pada tangan sehingga infeksi tidak terjadi Nampak adanya luka pada ekstremitas bagian bawah kanan Nampak luka basah / bernanah Terpasang gips

INTERVENSI Kaji tingkat derajat luka klien

Kolaborasi pemberian obat antibiotik sistemik

Dapat mengurangi terjadinya kontaminasi atau untuk pengobatan proses infeksi lokal

MATA KULIAH DOSEN

: KEPERAWATAN KOMUNITAS : Hj. Andi Annas.,SKM., MSi

ANALISA PENDIDIKAN KESEHATAN

DISUSUN OLEH KELOMPOK IV

ADOLFINA BORY St. KHAIRUNI RITA RESMININGSIH ERMIDA SUMARDI NURWAHIDAH APRIYANTI YOWEL KAMBU SAMUEL STEVIE EFFRAIM LARIO FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (NERS B) MAKASSAR 2003

MASALAH NUTRISI PADA IBU HAMIL


Faktor Ekonomi (pendapatan keluarga yang kurang) Pendidikan Ibu dan keluarga yang kurang

Daya beli keluarga terhadap kebutuhan makanan ibu menurun

Kurang pengetahuan ibu dan keluarga

Asupan nutrisi pada ibu hamil menurun

Mitos ibu dan keluarga terhadap nutrisi pada Bumil

Satatus nutrisi kurang pada Bumil

Anemia dan defisiensi zat besi

Mempengaruhi tumbuh kembang janin dalam rahim

Resiko janin lahir dengan BBLR Resiko keguguran Resiko persalinan preterm Resiko bayi lahir dengan kecerdasan dibawah ratarata (IQ rendah)

Satuan Pengajaran

Materi Penyuluhan : Kekurangan gizi pada ibu hamil

Waktu Tempat A. 1.

: 1 X 20 menit : Desa R

Tujuan Instruksional Tujuan Umum Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan ini ibu Hamil akan dapat Memahami peranan, dapat melaksanakan dan mengatur menu makanan bergizi sehari-hari 2. Tujuan Khusushatan Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan ini Ibu hamil dapat : yang sehat Mengetahui sumber makanan yang mengandung zat-zat makanan yang diperlukan. hamil Menyusun daftar kecukupan Gizi untuk Ibu Menjelaskan susunan hidangan sehari-hari

B. C. 1. 2. 3. 4. 5.

Pokok bahasan Sub Pokok Bahasan :

: Kekurangan Gizi Pada Ibu Hamil Pengertian Kekurangan Gizi Penyebab Kekurangan Gizi Pada Ibu hamil Tanda dan Gejala Kekurangan Gizi Ibu Hamil Pencegahan Kekurangan Gizi Ibu Hamil Penanganan Kekurangan Gizi Ibu Hamil

D. 1.

Materi Penyuluhan Pengertian Kekurangan Gizi

Tidak terpenuhinya status gizi pada ibu hamil bukan saja pada ibu itu sendiri melainkan kebutuhan nutrisi janin yang ada dalam kandungannya sehingga dapat mengakibatkan keadaan yang patologis. 2. menurun 3. 4. Pendidikan Pengetahuan Ibu Factor budaya Tanda dan Gejala Kekurangan Gizi Ibu Hamil Nafsu makan menurun (anoreksia) Peningkatan berat badan tidak signifikan Penyusutan jaringan lemak dan protein Anemia Pucat Lemah, lesu Kurang bergairah dalam melakukan aktifitas fisik Pencegahan Kekurangan Gizi Ibu Hamil Mencukupi kebutuhan nutrisi tubuh, dengan menkonsumsi makanan yang terdiri dari bahan makanan yang mempunyai tiga kegunaan yakni: Makanan yang mengadung sumber zat tenaga, terutama adalah : Hidrat arang Lemak Setiap kegiatan bergerak memerlukan pengeluaran tenaga yang berbeda-beda. Makin berat jenis pekerjaan yang dilakukan seseorang, makin banyak pula tenaga yang diperlukan, dan makin banyak seseorang harus mengeluarkan tenaga, maka ia pun memerlukan makan lebih banyak bahan makanan sumber zat tenaga; sebagai contoh, kebutuhan makan Ibu Penyebab Kekurangan Gizi Pada Ibu hamil Factor ekonomi ------ daya beli keluarga terhadap makanan ibu

hamil tentu akan lebih banyak dari pada sebelum hamil ini bertujuan untuk menjaga asupan energi Ibu dan janin agar dalam keadaan yang tercukupi Makanan yang mengandung sumber zat pembangun terutama adalah : Protein Air Mineral Makin baik kualitas bahan makanan sumber zat pembangun yang dimakannya, maka maikn kuat pula tubuh yang dibinanya. Makanan yang mengandung sumber zat pengatur, terutama adalah: Air Vitamin Mineral Untuk mengatur dan menciptakan lancarnya lalu lintas yang simpang siur dijalan-jalan ramai diperlukan petugas-petugas pengatur, yakni polisi lalu lintas. Demikian pula halnya untuk mengatur lancarnya lalu lintas faali didalam tubuh manusia maka diperlukan zat-zat pengatur yakni vitamin dan mineral yang berasal dari bahan-bahan makanan. Jadi bila tidak ada zat pengatur didalam tubuh sudah bisa dipastikan akan terjadi hambatan-hambatan yang merugikan tubuh Pada dasarnya ibu hamil pada status pemenuhan gizi memang sangat dibutuhkan bukan saja untuk tubuh ibu itu sendiri melainkan kebutuhan makanan janin yang dikandungnya, semakin kurang gizi bumil dikonsumsi semakin besar kemungkinan terjadinya hal yang sifatnya patologis yang dialami janin ketika akan dilahirkan, dan tubuh ibu sewaktu mengandung 5. Tekanan Darah Pada bumil yang mengalami gangguan status nutrisi, tekanan darahnya biasanya rendah karena kebutuhan karbohidrat dan lemak Penanganan Kekurangan Gizi Ibu Hamil Melakukan penanganan dengan pengukuran prinsif 5T :

Timbang Berat Badan (BB) Pada bumil dengan status gizi rendah biasanya berat badan menunjukan peningkatan BB yang tidak signifikant Tinggi Fundus Uteri Tetanus Toxoid Tablet Fe Untuk mencegah terjadinya anemia pada Ibu hamil, mengatasi pucat, lemah. Vitamin juga dibutuhkan untuk mengatur lancarnya lalulintas faali dalam tubuh.

D. Kegiatan Belajar Mengajar Tahapan Kegiatan Pendahuluan Kegiatan penyuluhan Menjelaskan pentingnya pemenuhan kebutuhan nutrisi Menjelaskan TIU dan TIK Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan Menjelaskan pengertian kekurangan gizi Menjelaskan penyebab kekurangan gizi Menjelaskan tanda dan gejala Menjelaskan penanganan kekurangan gizi Menjelaskan pencegahan Menjelaskan penanganan Memberikan rangkuman materi penyuluhan Menanyakan kesepakatan rencana pertemuan selanjutnya Kegiatan Peserta Memperhatikan dan mendengarkan Memperhatikan dan bertanya Memperhatikan Media dan alat pengajaran Fliftchart Poster Leaflet Pamplet

Penyajian

Memperhatikan dan mendengarkan Memperhatikan dan mendengarkan Memperhatikan dan mendengarkan Memperhatikan dan mendengarkan Memperhatikan, mendengarkan, dan bertanya Memperhatikan, mendengarkan, dan bertanya Memperhatikan, mendengarkan, dan bertanya Memperhatikan, mendengarkan, dan bertanya

Penutup

E.

Evaluasi

Kuisioner tertulis pada peserta penyuluhan (Ibu Hamul) antara lain sebagai berikut : Apakah ibu mengerti tentang pentingnya status gizi Apakah ibu mengetahui zat apa saja yang diperlukan bagi dirinya dan janin yang ada dalam kandungannya F. Referensi Luhulima, Prof,dr. Pendidikan Dalam Keperawatan Program Ners. FK Unhas. Makassar. 2001 Kumpulan Kuliah Komunitas Akper Depkes Ujung Pandang. Makassar. 1998

You might also like