Professional Documents
Culture Documents
Tadzkirah adalah kumpulan wahyu, ilham, kasyaf, dan ru'ya yang dikutip dan dihimpun dari berbagai buku dan selebaran Pendiri Jemaat Ahmadiyah. Tadzkirah diterbitkan pertama kali menjadi sebuah buku pada tahun 1935, yaitu 27 tahun setelah wafatnya Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as.
Adapun kata-kata TADZKIRAH YAKNI WAHYU MUQADDAS RUYA WA KUSYUF ..dan seterusnya. yang terdapat di halaman depan Buku Tadzkirah mengendung arti : Kata Muqadas artinya adalah Suci, hal ini mengandung arti bahwa Jemaat Ahmadiyah meyakini bahwa segala wahyu dari Allah itu memiliki sifat yang suci, jauh dari sifat syaitani. Akan tetapi bukan berarti bahwa kumpulan wahyu suci tersebut dapat disebut Kitab Suci, contohnya seperti Hadist Qudsy Kata Kitab di dalam Bahasa Arab maupun Urdu berarti Buku (termasuk buku pada umumnya)
Dan Tuhan engkau telah mewahyukan kepada lebah, Buatlah rumahrumah di bukit-bukit dan pada pohon-pohon dan pada kisi-kisi yang mereka buat; (An-Nahl, 16:69 )*(lihat catatan kaki-penting)
Pada ayat di atas disebutkan bahwa Allah telah mewahyukan, jika kata wahyu berarti syariat dan agama baru, apakah lebah memiliki syariat dan agama?
Dan Kami wahyukan kepada Ibu Musa, Susuilah dia, lalu lemparkanlah dia ke dalam sungai dan janganlah engkau takut, dan jangan pula engkau berdukacita; sebab sesungguhnya akan Kami kembalikan dia kepada engkau, dan akan Kami jadikan dia salah seorang dari para Rasul (AlQashash, 28:8) *(lihat catatan kaki-penting)
Kembali Al-Quran menggunakan kata wahyu pada ayat di atas, jika kata wahyu berarti syariat dan agama baru, apakah ibunya nabi Musa memiliki syariat dan agama?
Singkatnya Tadzkirah bukanlah kitab suci Ahmadiyah, kitab suci Ahmadiyah adalah Al-Quran. Salah satu bukti nyata adalah Ahmadiyah memiliki program menterjemahkan Al-Quran dalam berbagai bahasa di dunia. Satu hal yang mengherankan adalah mengapa ada sebagian orang yang seakan-akan memaksakan kepada orang Ahmadiyah untuk mengakui sesuatu yang tidak di yakininya. Semoga mereka yang menebarkan fitnah bahwa kitab suci Ahmadiyah adalah Tadzkirah mendapatkan ampunan dari Allah atas perbuatannya.
*Penulisan nomor ayat AlQuran dalam naskah ini berdasarkan Hadits Nabi Besar Muhammad Shallallaahu alaihi wa sallaam riwayat sahabat, Ibnu Abbas radhiyallaahu anhuma yang menunjukkan bahwa setiap Basmalah pada tiap awal surat adalah ayat pertama surat itu
Nabi Shallallaahu alaihi wa sallam tidak mengetahui pemisahan antara surat itu sehingga Bismillaahir-rachmaanirrachiim turun kepadanya. (HR Abu Daud, Kitab Shalat ; dan Al-Hakim dalam AlMustadrak)