You are on page 1of 4

BAB II PEMBAHASAN Konsep, Proposisi dan Variabel A.

Konsep Konsep adalah ide-ide, penggamabaran hal-hal atau benda-benda, atau gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata1. Konsep juga dapat diartikan sebagai abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal khusus (Kelinger, 1971:28). Misal 10 M3 , 10 Gallon, 3 Liter, digeneralisasikan sebagai volume. Merah, hijau, hitam, digeneralisasikan sebagai warna. Membaca buku, mendengarkan kuliah, mengerjakan pekerjaan rumah, disebut belajar. Volume, warna, dan belajar adalah konsep. Bila konsep ini secara sengaja dan secara sadar dibuat serta dipergunakan untuk tujuan ilmiah, ia disebut konstruk. kecerdasan adalah konsep, tetapi setelah pengertiaannya dibatasi secara khusus sehingga dapat diamati, ia berubah menjadi konstruk. Dengan kata lain konstruk adalah konsep yang dapat diamati atau diukur.2 Jadi, konsep merupakan penyederhanaan dari fenomena. Suatu konsep makin mendasar akan sampai kepada variabel-variabel dasar. Variabel adalah suatu sifat atau jumlah yang mempunyai nilai, dapat dinyatakan baik kuantitatif maupun kualitatif. Makin berkembang suatu ilmu, makin berkembang pula konsep-konsepnya untuk sampai pada variabel dasar.3 B. Proposisi Proposisi adalah suatu pernyataan yang terdiri atas satu, atau lebih dari satu konsep atau variabel yang menyatakan hubungan sebab-akibat (kausalitas) yang berlaku secara umum (general). Proposisi ini biasanya dinyatakan dalam bentuk jika, maka. Salah satu contohnya adalah teori agresi yang menyatakan bahwa jika individu mengalami frustasi, ia akan melakukan tindakan yang menimbulkan gangguan pada benda atau orang lain.4 Dalam sebuah penelitian terdapat ada dua tipe proposisi yaitu:
1 2

Purnomo, Harsoyo.Metodologi Penelitian.Semarang:IKIP PGRI. 2005.hal.16 Rakhmat, Jalaludin.Metodologi Penelitian Komunikasi.Bandung: Rosdakarya.2009. hal.12 3 Subiyantoro, Arief.Metode dan Teknik Penelitian Sosial.Yogyakarta: CV. Andi Offset.2007. Hal.40 4 Idem. Hal.6

1)

Aksioma atau prostulat Adalah suatu proposisi yang kebenarannya tidak dapat terbantahkan lagi sehingga

peneliti tidak perlu menguji kebenaran dari proposisi tersebut. 2) Teorema Merupakan suatu proposisi yang dideduksikan dari aksioma , aksioma banyak digunakan dalam penelitian dibidang ilmu-ilmu eksakta, sedangkan dalam penelitian ilmu sosial yang sering digunakan adalah teorema. 5

C. Variabel Agar konsep dapat diteliti maka harus dioperasionalkan dengan mengubah menjadi variabel. Variabel adalah sesuatu yang mempunyai variasi nilai atau gejala yang bervariasi, misalnya variabel jenis kelamin, berat badan, usia, pengahasilan, dan lain sebagainya. Gejala adalah objek penelitian, jadi variabel adalah objek penelitian yang bervariasi. Suatu konsep bisa menjadi beberapa variabel. Misalnya konsep penduduk bisa menjadi beberapa konsep, yaitu jenis kelamin, suku bangsa, usia, penghasilan, dll.6

Variabel terdiri dari dua kategori, yaitu: kuantitatif dan kualitatif. Contoh variabel kuantitatif Contoh variabel kulitatif sebagainya.7 : usia, tinggi badan, jam kerja, luas kota, dan lain-lain. : kepandaian, kemakmuran, kemiskinan, dan lain

Variabel berbeda dengan data. Variabel adalah objek penelitian atau apa saja yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Sedangkan data adalah segala fakta dan angka ang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, jadi informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan.

Dilihat dari perlakuan (treatment) yang diberiakan kepada peneitian, maka variabel dapat dibedakan pada variabel bebas (indeendent) dan variabe terikat (dependent).Variabel bebas
5 6

Purnomo, Harsoyo.Metodologi Penelitian.Semarang:IKIP PGRI. 2005.Hal.16 Fatah, Nur Amin.Pengantar Metodologi penelitian.Bekasi:IATNI.2008. Hal.23 7 Idem.

adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya. Sedangkan varibel terikat adalh variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Misalnya penelitian yang berjudul Pengaruh motivasi terhadap Prestasi Belajar Siswa. Dalam hal ini variabel bebasnya adalah motivasi, sedangkan variabel terikatnya adalah prestasi belajar. Variabel motivasi mempengaruhi mempengaruhi variabel prestasi, sedangkan variabel prestasi belajar dipengaruhi oleh variabel motivasi, dengan kata lain motivasi berpengaruh terhadap prestasi belajar.8 Menurut Yatim Riyanto (1996: 9-12), variabel dapat dibedakan berdasarkan hasil pengamatan dan atau hasil pengukuran. Ada 4 tingkat variabel yang dihasilkan dari pengukuran atau dan atau pengamatan, yaitu sebagao berikut. 1. Variabel Berskala Nominal Variabel berskala nominal adalah variabel yang menunjukan label yang hanya mampu membedakan antara ciri atau sifat unit satu dengan yang lainnya. Variabel ini bersifat diskrit dan saling pilah (mutually exclusive) antara kategori yang satu dengan yang lain. Contoh variabel nominal antara lain adalah jenis kelamin: perbedaan antara pria dan wanita. Variabel ini tidak memiliki jenjang bertingkat. Jadi, pengertian lebih tinggi atau lebih rendah dalam hal ini tidak berlaku. Apalagi untuk diukur jarak perbedaan anatara kedua ciri itu serta diperbandingkannya, pada variabel nominal tidak mungkin dilakukan. 2. Variabel Berskala Ordinal Variabel ordinal adalah variabel yang tersusun berdasarkan jenjang dalam atribut tertentu. Variabel ordinal memiliki variabel bertingkat yang menunjukan urutan (order). Urutan ini menggambarkan adanya gradasi atau peringkat, jarak tingkat yang satu dengan yang lainnya tidak dapat diketahui dengan pasti. Penetapan kejuaraan dalam perlombaan lari (juara satu, dua dan tiga) merupakan sebuah contoh variabel ordinal. Selisih waktu yang dicapai pelari nomor satu dan nomor berikutnya tidak menjadi masalah, yang penting adalah nomor satu lebih cepat dari nomor dua, dan seterusnya. Contoh lain variabel ordinal adalah urutan dari pendapat mengenai persetujuan tentang adanya pendidikan seks di tingkat SMP, misalnya mencari berapa orang yang sangat setuju, setuju, kurang setuju, dan tidak setuju. 3. Variabel Berskala Interval
8

Rakhmat, Jalaludin.Metodologi Penelitian Komunikasi.Bandung: Rosdakarya.2009. Hal.12-13

Variabel interval merupakan variabel yang skala pengukurannya memiliki jarak yang konsisten atau memiliki satuan unit tertentu. Misalnya nilai atau prestasi belajar siswa yang dinyatakan dalam bentuk skor, dapat dikenal adanya skor 5, 6, 10 dan sebagainya. Skala penilaian antara 1 sampai dengan 10 memiliki satuan 1,0 per unit, namun skor-skor tersebut tidak memiliki arti perbandingan. Jelasnya, bahwa skor 5 yang dicapai oleh seorang siswa tidak berarti setengah dari skor 10 yang dicapai oleh siswa lain. Variabel yang berskala interval mempunyai sifat dapat membedakan antara unit satu dengan unit yang lain, menunjukan peringkat, dan memiliki jarak yang tetap. Namun, pada variabel yang berskala interval tidak memiliki titik nol mutlak sehingga skor-skor yang ada di dalamnya tidak bersifat bandingan (rasio). 4. Variabel Rasio Variabel rasio adalah variabel yang dalam kuantifikasinya mempunyai nol mutlak. Variabel yang berskala rasio dapat menunjukan perbandingan. Seperti hasil pengukuran berat badan, seorang yang berat badannya 50 Kg adalah setengah dari berat badannya 100 Kg. Dalam statistika, perlakuan terhadap variabel interval dan rasio ini sama karena kedudukannya memiliki sifat yang serupa untuk dikenai operasi matematik, yaitu misalnya skor-skornya dapat ditarik rata-rata, dipangkatkan, dibagi, dan sebagainya. Oleh karena itu, secara singkat kedua variabel itu dijadikan prasarat untuk penggunaan statistika parametik.9

Zuriah, Nurul.Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan.Jakarta:Bum Aksara.2006. Hal.158-159

You might also like