You are on page 1of 3

SIFAT KOLOID

1. Sifat optik : Efek Tyndall Ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), oleh sebab itu sifat ini disebut Efek

Tyndall yaitu partikel koloid dapat menghamburkan cahaya, hal ini disebabkan
karena ukuran partikel koloid agak besar (dibandingkan larutan), sehingga mampu menghamburkan kembali cahaya yang diterima. Selain pada koloid jenis sol, Efek Tyndall juga dapat dilihat pada koloid jenis aerosol. Beberapa contoh Efek Tyndall dalam kehidupan sehari-hari : 1. Sorot lampu mobil pada malam yang berdebu atau berkabut 2. Sorot lampu proyektor dalam gedung bioskop yang berasap 3. Pada siang hari yang cerah, maka langit terlihat biru 4. Pada sore hari, langit terlihat merah-jingga 5. Berkas sinar matahari melalui celah daun pohon-pohon pada pagi hari yang berkabut 2. Sifat Kinetik : Gerak Brown Robert Brown seorang ahli biologi Skotlandia tahun 1872 yang melakukan sebuah penelitian dan menyimpulkan bahwa partikel koloid senantiasa bergerak secara acak dan patah-patah, yang hanya dapat diamati dibawah mikroskop ultra. Gejala ini disebut Gerak Brown, gerak ini ditimbulkan oleh adanya tumbukan dari partikel medium pendispersi pada partikel koloid yang terdispersi. Semakin kecil partikel koloid maka semakin cepat terjadinya gerak Brown, gerak Brown inilah yang membuat koloid bersifat stabil, tidak mengalami pengendapan (sedimentasi) bila didiamkan. 3. Adsorpsi Fe(OH)3 bermuatan positif karena mengadsorpsi ion positif, sedangkan As2S3 bermuatan negatif karena mengadsorpsi ion negatif. Maka ion-ion yang muatannya berlawanan dapat menempel pada permukaan koloid. Gejala ini disebut adsorpsi (penempelan). Sifat adsorpsi dapat digunakan antara lain : a. Penjernihan air, menggunakan tawas yang menghasilkan koloid Al(OH)3 b. Pemutihan gula tebu, menggunakan tanah diatomae

c. Menghilangkan bau badan, menggunakan aluminium stearat yang dengan keringat membentuk Al(OH)3 d. Penyembuhan sakit perut karena bakteri dengan oralit

4. Sifat Listrik : Muatan (Elektroforesis) Peristiwa bergeraknya partikel-partikel koloid slah satu elektroda menunjukkan bahwa partikel koloid bermuatan listrik. Partikel-partikel koloid dapat bermuatan listrik karena terjadi penyerapan ion pada permukaan. Kestabilan sistem koloid disebabkan adanya muatan listrik pada permukaan partikel koloid. Oleh karena itu jika sepasang elektroda dimasukkan ke dalam sistem koloid partikel koloid (-) akan bergerak menuju (+) (Anode). Oleh karena itu elektroforesis dapat digunakan untuk menentukan jumlah muatan suatu koloid. 5. Sifat Koagulasi Koloid dapat mengalami penggumpalan karena pengaruh panas. Dispersi koloid biasanya mengadsorpsi ion yang sejenis oleh sebab itu dibutuhkan muatan yang berlawanan (baik oleh elektrolit atau koloid lainnya), asam dan sebagainya yang akan menetralkan sehingga partikel kolid dapat bergabung menjadi besar. Sehubungan dengan muatan, makin besar muatan suatu ion makin efektif ion

tersebut menggumpalkan koloid yang berlawanan muatan dengannya. Beberapa


contoh koagulasi dalam kehidupan sehari-hari : perebusan telur, pecahnya santan ketika memasak, susu yang basi, penggumpalan getah karet, pembuatan tahu, pembuatan delta, dan lain-lain. Penggumpalan partikel koloid dapat dilakukan secara mekanis, fisis, dan kimia. a. Mekanis b. Fisis : Menggumpalkan koloid dengan pemanasan, pengadukan, dan pendinginan. Contohnya dalam pembuatan agar-agar. : Menggumpalkan dengan alat listrik atau cottrel. Contohnya alat cottrel yang digunakan pada cerobong asam pabrik besar untuk menggumpalkan asap dan debu sebagai partikel koloid. c. Kimia : Dilakukan dengan menambahkan zat elektrolit bermuatan lawan kedalam koloid. Contohnya Getah karet yang ditambahkan asam semut (formiat), pembentukan delta di muara sungai,

6. Koloid pelindung

Koloid pelindung adalah koloid (biasanya liofil) yang dapat melindungi koloid lain (biasanya liofob) yang mudah mengalami koagulasi. Koloid pelindung pada emulsi dinamakan emulgator. Efek perlindungan juga dapat timbul dengan penambahan koloid yang sejenis muatannya. Beberapa jenis koloid pelindung antara lain : a. Gelatin, untuk mencegah pembentukan kristal besar es atau gula b. Susu tidak menggumpal karena terdapat kasein (kecuali susu basi) c. Zat-zat pengemulsi (sabun dan detergen) d. Pada zat dan tinta digunakan koloid pelindung (jenisnya tergantung perusahaan pembuat).

You might also like