You are on page 1of 54

Tutorial Blok VI Modul 2

Komunikasi Terapeutik Tutor Guide : drg.Vinna Kurniawati S,M.kes Kelompok : 4

Skenario
Nn.B berkunjung ke tempat praktek drg. Asep, SpBM dengan keluhan gusi di daerah gigi geraham bawah kiri yang paling ujung sering terasa sakit. Nn. B tampak menunjukkan sikap cemas dan agak

ragu bahkan hanya untuk pemeriksaan saja.


Sebelum melakukan pemeriksaan drg. Asep,SpBM melakukan anamnesis berkenaan dengan keluhan yang dirasakan oleh Nn. B tersebut. Dengan keterampilan komunikasi yang dimiliki meliputi

Lisetening, questioning , clarifying, paraphrashing dan perception checking, drg. Asep, SpBM melakukan stress reduction protocols dan cukup berhasil meredakan kecemasan Nn. B sehingga bersedia dilakukan pemeriksaan intraoral.

Pada pemeriksaan intraoral ditemukan impaksi


gigi 38 disertai gingiva oedema di regio tersebut,

dengan

diagnosis

operkulitis

gigi

38.

rencana

perawatan yang direkomendasikan adalah dilakukan odontektomi gigi 38 dengan dental hypnosis.

Nn. B merasa sangat cemas untuk melakukan bedah tersebut

dan mencoba menanyakan alternative perawatan lain untuk


gigi tersebut. Drg. Asep, SpBM menjelaskan etiologi,

prognisis dan komplikasi keadaaan tersebut kepada Nn. B


dan memberikan arahan yang positif untuk menambah kepercayaan Nn.B dan mengurangi kecemasan.keseluruhan proses komunikasi yang dilakukan oleh drg. Asep, SpBM apakah memang harus selalu dilakukan, mengingat cukup

menyita waktu? Apakah drg. Asep, SpBM telah melakukan


hal yang tepat?

TERMINOLOGI

Komunikasi teurapeutik :

komunikasi

yang

direncanakan secara sadar, bertujuan dan dipusatkan untuk kesembuhan pasien interpersonal. Clarifying : teknik yang isi digunakan pernyataan untuk klien

mengungkapkan

kembali

dengan menggunakan kata-kata baru dan segar.

Paraphrasing : pengulangan kata-kata. Dengan kata-kata yang lebih sederhana, dokter perlu untuk mengkonfirmasi kepada pasien bahwa apa yang ia tangkap sesuai dengan apa yang dimaksud / dirasakan oleh pasien. Stress-reduction protocols : program yang

bertujuan untuk mengurangi stress dan mengontrol rasa sakit dalam perawatan kesehatan rongga mulut dan penyembuhannya.

Impaksi gigi : Gigi yang terpendam didalam


tulang alveolus dimana erupsinya terhambat atau

posisinya terkunci dalam tulang.


Gingival oedema : pembengkakan gingiva.

Operkulitis : Suatu peradangan pada operculum.

Odontektomi (operasi gigi)

: tindakan yang dilakukan

untuk mengambil gigi yang tidak dapat tumbuh sempurna dikarenakan kurangnya ruang untuk tumbuh, posisi gigi yang miring, atau akar gigi yang bengkok. Prognosis: peramalan dari kemungkinan dan akhir suatu penyakit, sebuah perkiraan kemungkinan hasil akhir gangguan pengobatan. atau penyakit, baik dengan atau tanpa

Secara umum, definisi komunikasi : Sebuah proses penyampaian pikiran-pikiran atau informasi dari seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti

betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran atau


informasi. (Komaruddin, 1994; Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994; Koontz & Weihrich, 1988) Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku secara keseluruhan baik secara langsung dengan lisan maupun tidak langsung melalui media.

Model proses komunikasi digambarkan Schermerhorn, Hunt & Osborn (1994) :

Komunikasi terapeutik
Terapeutik berhub. terapi, yang merupakan suatu usaha untuk memulihkan kesehatan seseorang yang sedang sakit,

perawatan penyakit, dan pengobatan penyakit.


Komunikasi terapeutik : pengiriman pesan antara pengirim

dan penerima dengan interaksi di antara keduanya yang


bertujuan memulihkan kesehatan seseorang yang sedang sakit. Komunikasi terapeutik merupakan teknik verbal nonverbal yang digunakan petugas kesehatan dan untuk

memfokuskan pada kebutuhan pasien/klien.

PERBEDAAN KOMUNIKASI SOSIAL & KOMUNIKASI TERAPEUTIK

1. Tujuan (jangka pendek): - KS : untuk bersosialisasi, bertukar pikiran & bersenang-senang. - KT : untuk mengungkapkan makna gejala, mengeksplorasi perasaan, mengubah kognisi yang salah / melatih perubahan perilaku. 2. Emosi: - KS : difokuskan pada emosi yang dianggap menyenangkan,

seperti kasih sayang, rasa ingin tahu, dan kesenangan. - KT : berkaitan dengan emosi yang menyakitkan seperti depresi, kecemasan, kemarahan, dendam, malu, benci dan rasa bersalah.

3. peran

- KS : berhub. dengan 2 orang / lebih yang berbicara dengan peran yang sama.
- KT : mempunyai peran yang berbeda untuk setiap klien. ( ex. dokter dengan pasien, orang tua dengan anak) 4. tujuan (jangka panjang) - KS : mengarah memelihara hubungan tanpa batas.

- KT : mencoba menghasilkan perubahan (ex. gejala penyakit)


5. Kekuatan - KS : ada asumsi : satu orang memiliki daya yang lebih dari yang lain . - KT : terapis memiliki daya yang > dari klien & tujuannya dokter dapat mempengaruhi klien dengan cara yang diinginkan.

6. Model

- KS : terkadang mencoba untuk menyembunyikan beberapa sifat


kepribadian mereka dari orang lain, tidak ada alasan yang kuat bagi mereka untuk menjadi orang lain selain menjadi diri mereka sendiri. - KT : dokter dilatih untuk mengekspresikan harus menerima pasien,ikut prihatin, dan profesional

7. Pengaturan
- KS : Diadakan di mana saja, informal dan terbuka. KT : formal, terstruktur, terarah, dan umumnya dilakukan Hanya di kantor therapist (dokter)

8. Struktur

- KS : waktu terbatas dan melibatkan biaya,


- KT : memiliki keterbatasan waktu & hampir selalu melibatkan biaya untuk layanan 9. Topik - KS : banyak topik (ex.pekerjaan, keluarga, gosip, politik)

- KT : topik biasanya tentang pengalaman hidup pribadi.


10. Keintiman/keakraban - KS : melibatkan perasaan yang dalam dan mengharukan, untuk melibatkan komunikasi dangkal. - KT : untuk menciptakan ik. intim yang mendalam antara terapis-pasien pasien bersedia untuk berbicara tentang materi yang sangat pribadi

11. Keterbukaan diri - KS : sering ada relatif sedikit pengungkapan diri,kec jenis yang dangkal berkontribusi

- KT : keterbukaan diri terbatas pada pasien & terapis diajarkan


mengungkapkan banyak hal tentang diri mereka sendiri 12. Arah interaksi - KS : sebagian besar dua arah & saling memberi kontribusi ideide dan cerita.

- KT : kebanyakan terapis mendorong klien untuk melakukan


banyak berbicara

13. Fokus
- KS : setiap orang dapat menjadi fokus perhatian - KT : fokus perhatian hampir secra eksklusif pada pasien & kehidupannya,emosi, pengalaman 14. Jumlah komunikasi - KS : bervariasi dalam kecenderungan mereka untuk berbicara banyak / sedikit

- KT : kebanyakan jenis terapi, klien berbicara >


banyak dari terapis

15. Sifat realitas


- KS : terkait dengan hal yg terjadi di dunia luar klien (OR, berita terbaru, acara keluarga ) - KT : berkaitan dengan dunia subyektif (batin) klien. 16. Penyataan - KS : bebas mengungkapkan aspek kehidupan - KT : pasien diharapkan mengungkapkan aspek kehidupan di luar setting & terapis diharapkan menjelaskan gaya hidup mereka

17. Nilai - KS : bebas mengungkapkan nilai, pendapat & sikap ttg semua topik

- KT : terapis biasanya menghindari mengekspresikan


nilai-nilai pribadi pada masalah yang dibawa pasien 18. Maksud - KS : berurusan dgn aspek latar peristiwa - KT : terapis sering berkaitan dengan makna kom yang tersembunyi dari pasien

19. Teori - KS : direncanakan & topik dapat berubah - KT : terapis memiliki teori ttg terapi & pikiran manusia menggunakannya untuk mengarahkan interaksi 20. Seksualitas

- KS : memiliki banyak fungsi = pertukaran informasi,


perasaan keanggotaan, shga dapat memanipulasi & menjadi awal pertemuan agresif - KT : terapis umumnya mampu mengontrol rx. provokasi seksual

TUJUAN & PRINSIP KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Tujuan komunikasi terapeutik


Menegakan hub. teraupeutik antara petugas kesehatan dan pasien /klien.
Mengidentifikasi kebutuhan pasien /klien yang penting(client-centered goal). Menilai persepsi pasien /klien terhadap masalahnya.

Prinsip / karakteristik komunikasi terapeutik


Ikhlas (Genuiness)
Empati (Empathy) Hangat (Warmth)

TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK & TEKNIK STRESS-REDUCTION PROTOCOLS

Teknik Komunikasi Terapeutik


Beberapa teknik dalam komunikasi terapeutik:

Interaksi sosial

Menyimak dengan penuh perhatian

Menunjukkan penerimaan

Mengajukan pertanyaan yang berhubungan

Parafrase

Menjelaskan

Fokus

Menetapkan observasi

Memberikan informasi

Mempertahankan ketenangan

Mengajukan keasertifan

Penyimpulan

Lima cara yang membantu di dalam Komunikasi Terapeutik


Pertahankan patient-centered listening Tekan prasangka
Ciptakan lingkungan yang terapeutik Peka terhadap tanda nonverbal Menegakkan hubungan saling percaya

Normal, Sehat, Pasien Cemas (ASA I)


Kenali tingkat kecemasan pasien Premedikasi pada malam sebelum perawatan gigi, bila diperlukan Premedikasi segera sebelum perawatan gigi, bila diperlukan Jadwal janji pasien di pagi hari Meminimalkan waktu tunggu pasien Mempertimbangkan psikosedasi selama terapi Mengontrol nyeri selama terapi Panjang waktu pertemuan yang bervariasi Menindaklanjuti nyeri pasca operasi & mengontrol kecemasan Menghubungi pasien yg sangat cemas/ takut setelah hari yang sama perawatan diberikan

Pasien Risiko Medis (ASA II, III, IV)


Kenali riwayat medis pasien Konsultasi medis sebelum terapi gigi bila diperlukan Jadwal janji pasien di pagi hari Memantau dan merekam tanda-tanda vital pra operasi & pasca operasi Mempertimbangkan psikosedasi selama terapi Mengontrol nyeri selama terapi Panjang waktu pertemuan yg bervariasi tidak melebihi batas toleransi pasien Menindaklanjuti nyeri pasca operasi & mengontrol kecemasan Menghubungi pasien dengan risiko yg lebih tinggi setelah hari yang sama perawatan diberikan Mengatur janji untuk pasien yang sangat cemas/ takut

Hub. Kontaktual antara Dokter-Pasien, serta

Hak dan Kewajiban masing-masing pihak.

Hub. Kontaktual antara dokter-pasien


Hub. antara dokter - pasien yang seimbang/setara dalam

ilmu hukum Hubungan Kontraktual


dimana dokter dan pasien diyakini mempunyai

kebebasan dan mempunyai kedudukan yang setara.


Kedua belah pihak membuat suatu perikatan atau

perjanjian di mana setiap pihak harus melaksanakan peranan atau fungsinya satu terhadap yang lain. Peranan tersebut berupa Hak dan Kewajiban.

Kontrak Terapeutik

Anamnesis

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan diagnostik

diagnosis

Pemeriksaan radiologi

Pemeriksaan laboratorium

tindakan medik mengharuskan adanya persetujuan dari pasien (informed consent) berupa tertulis atau lisan. Persetujuan tindakan kedokteran atau informed consent harus didasarkan atas informasi dari dokter berkaitan dengan penyakit.
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran, Paragraf 2, Pasal 45.

Hak & Kewajiban pasien


UU No.29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran Paragraf 7 Kewajiban Pasien : memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya; mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi; mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan; dan memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

Hak Pasien : Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain (second opinion)

Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan


medis;

Menolak tindakan medis; dan


Mendapatkan isi rekam medis

Kewajiban & Hak Dokter/Dokter gigi


UU No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran, hak dan kewajiban dokter atau dokter gigi terdapat dalam paragraf 6.

Kewajiban dokter/dokter gigi :

memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan


standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien; merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan;

merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien

meninggal dunia; melakukan pertolongan darurat atas dasar

perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas mampu melakukannya; menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti

perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran gigi.

Hak dokter/dokter gigi


memperoleh perlindungan hukum sepanjang

melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi


dan standar prosedur operasional; memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur operasional; memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari

pasien atau keluarganya;dan


menerima imbalan jasa.

DENTAL HYPNOSIS

Dental Gigi , Hypnosis serangkaian prinsip, metode dan teknik berkomunikasi persuasive yang bersifat holistik pikiran perasaan tubuh. Definisi : tindakan dalam perawatan kedokteran gigi yang memanfaatkan hypnosis untuk berkomunikasi dengan pasien sehingga pikiranperasaan dan tubuh pasien siap menerima ide perawatan dan tindakan gigi dengan cara yang aman, nyaman, menyenangkan, dan cepat.

LINGKUP DENTAL HYPNOSIS

Dental hypnosis dapat dimanfaatkan dalam seluruh lingkup perawatan gigi, dari yang bersifat edukatif-promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif . Dental hypnosis dapat diterapkan pada perawatan gigi yang bukan operasi (non-operatif) dan

operasi (operatif).

Secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut :


No. Kegiatan Hypnosis HYPNODONTIA Non-Operatif 1 2 3 Relaksasi pasien Mengurangi kecemasan Penyesuaian dengan alat orthodontik dan gigi palsu V V V Operatif

Hadirkan rasa nyaman saat menerima perawatan gigi dan mulut dengan masa panjang

Meniadakan efek benda asing (gigi tiruan dan alat orthodontik lepasan)

No.

Kegiatan Hypnosis

HYPNODONTIA

Non-Operatif
6 Menciptakan modifikasi perilaku (mengerat, makan di satu sisi, menggigit kuku) Memberi efek analgesia dan analgetika Menghadirkan keadaan amnesia V

Operatif

7 8

V V

V V

9
10 11 12

Pendukung terhadap anastesi umum


Mencegah efek muntah Mengontrol aliran air ludah Mengontrol perdarahan yang timbul akibat tindakan kedokteran gigi

V
V V V

V
V V V

No.

Kegiatan Hypnosis

HYPNODONTIA Non-Operatif Operatif V

13

Memberikan efek anasthesia setelah tindakan ekstraksi gigi, bedah minor dan sebagainya

14

Mengurangi terjadinya syok setelah tindakan operasi gigi Menemukan penyebab awal dari gejala-gejala kecemasan hingga traumatik yang muncul di klinik perawatan gigi

15

KEUNTUNGAN & KETERBATASAN DENTAL HYPNOSIS

Keuntungan Dental Hypnosis :


Nyaman Perdarahan minimal

Penyembuhan cepat
Kemungkinan bengkak rendah

Keluar air liur(saliva) minimal


Refleks mual/ muntah minimal

Keadaan mati rasa dapat dikombinasi dengan cara


medis yang makin lama makin dikurangi dosisnya hingga minimal

Keterbatasan Dental Hypnosis


Memerlukan keahlian yang perlu dipelajari lewat workshop. Terapi awal, dibutuhkan waktu lebih lama dibandingkan metode biasa pembelajaran pasien. Memerlukan perubahan paradigma klinik dalam penanganan pasien. Perlu seseorang dokter dan perawat yang memiliki

kemampuan komunikasi persuasive.

Daftar pustaka
Ali, M dkk. Komunikasi efektif dokterpasien.2006.Jakarta : Konsil Kedokteran Indonesia. Arwani. Komunikasi dalam Keperawatan.2003. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC. Malamed, S.F. Medical Emergency in Dental Office 6th ed. 2007. St Louis : Mosby Elsevier Maulana, H. Promosi Kesehatan.2009. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC.

Plutchik, R. Emotional in the practice of Psychotherapy : Clinicals Implications of affect

theories.2000.Washington
Psychological Association.

American

Gani AH, Setio L, Amarta C. Dental Hypnosis


Metode Baru Komunikasi Untuk Kenyamanan

Perawatan Gigi.2012.Yogyakarta : Pohon Cahaya.

Thank you

You might also like