You are on page 1of 5

F.

DIAGNOSIS Gambaran Klinis Manifestasi klinis aterosklerosis timbul akibat oklusi vaskular dan stenosis dis ebabkan deposit pada intima atau embolisasi atau dari pembentukan aneurisma akib at degenerasi tunika media. Penyebab tersering penyakit akibat aterosklerosis pa da pembuluh darah perifer adalah oklusi dan pada aorta sering menjadi tempat ter jadinya aneurisma.1 Aorta dapat mengalami aterosklerosis. Adanya plak aterosklerosis pada aorta menu njukkan telah terjadinya proses aterosklerosis yang luas pada tubuh seseorang.4 Gejala-gejala dari aterosklerosis umumnya bervariasi. Penderita aterosklerosis r ingan dapat mengalami gejala infark miokard dan pasien yang menderita ateroskler osis tingkat lanjut dapat tidak mengalami gejala-gejala yang berarti. Jadi tidak ada perbedaan gejala-gejala klinis antara aterosklerosis yang ringan ataupun ya ng telah parah. Aterosklerosis dapat menjadi kronik dengan menunjukkan tanda-tan da kerusakan yang meningkat sebanding dengan umur (penyakit degeneratif) dan lam anya menderita aterosklerosis. Meskipun merupakan sebuah penyakit sistemik yang mengglobal tetapi aterosklerosis dapat pula hanya menyerang salah satu organ tub uh dimana hal ini bervariasi untuk masing-masing penderita.5 Adanya penyempitan diameter pembuluh darah akibat penumpukan jaringan fibrous (p laque) yang makin lama makin besar. Penyempitan dapat mencapai hingga nilai 50-7 0% dari diameter pembuluh awal. Hal ini berakibat terganggunya sirkulasi darah k epada organ yang membutuhkan sehingga kebutuhan oksigen dan nutrisi sel tergangg u. Contoh penyakit yang berhubungan dengan masalah ini adalah angina pectoris, m esenterik angina, dan lain sebagainya.5 Plak yang telah terbentuk dapat pecah dan mengalir mengikuti pembuluh darah menjadi trombus dan emboli. Trombus ini dapat menyumbat arteri-arteri penting t ubuh yang penting. Jika menyumbat arteri koroner maka dapat mengakibatkan otot j antung mengalami iskemia (kekurangan nutrisi) dan selanjutnya dapat memicu terja dinya infark miokard dan stroke. Emboli ini dapat juga terjadi secara tanpa seng aja pada peristiwa pembedahan aorta, angiograf, dan terapi trombolitik pada pasi en aterosklerosis. Angina pektoris ditunjukkan dengan perasaan tidak nyaman pada daerah retros ternal dan menyebar ke daerah lengan kanan yang kadang-kadang disalah artikan se bagai gejala dyspnea. Angina pectoris timbul setelah melakukan kerja berat dan d iobati dengan beristirahat atau terapi nitrat. Jika angina pektoris berlanjut da n terjadi berulang-ulang dapat berlanjut kepada infark miokard (serangan jantung ). Stroke merupakan kelanjutan dari adanya sumbatan pada pembuluh darah otak. Akibatnya sel-sel otak mengalami iskemia dan mengalami gangguan dalam hal fungsi nya. Penyakit vaskuler perifer meliputi perasaan pegal, impotensi, luka yang tak kunjung sembuh dan infeksi pada daerah ekstremitas. Perasaan pegal ini meningka t setelah berolahraga dan sembuh ketika beristirahat. Perasaan ini dapat diikuti dengan kulit kepucatan atau kesemutan. Iskemia pada organ-organ visceral berakibat pada kerusakan susunan dan fung si dari organ yang terkena. Mesenterik angina ditandai dengan sakit pada epigastrium atau periumbilikal setelah makan dan dianalogkan dengan hematemesis, diare, defisiensi nutrisi, at au berkurangnya berat badan. Aneurisma pada aorta abdominalis dimana aorta abdominalis mengalami kerusak an sehingga membesar menimbulkan sebuah benjolan pada dinding luar aorta abdomin alis. Emboli arteri sering timbul bersamaan dengan nekrosis pada jari-jari, penda rahan saluran pencernaan, infark miokard, iskemia pada retina, infark serebral, dan gagal ginjal Aspek Fisik Tanda-tanda fisik dari aterosklerosis meliputi adanya penimbunan lemak, pelebara n dan kakunya arteri muskular yang besar, dan iskemia atau infark dari beberapa organ tertantu. Berikut ini disajikan tanda fisik dari aterosklerosis : Penyakit pada arteri koroner: Ditandai dengan adanya bunyi jantung keempat

yang semakin jelas, takikardi, hipotensi, atau hipertensi. Penyakit serebrovaskuler : Ditandai dengan tidak terabanya denyut nadi pada arteri karotis dan kemunduran dari fungsi otak Penyakit vaskuler perifer : Ditandai dengan penurunan denyut nadi perifer, sumbatan pada erteri perifer,sianosis perifer, gangrene, atau luka yang sukar se mbuh Aneurisma pada aorta abdominalis : Ditandai dengan timbulnya benjolan pada arteri abdominalis atau kolapsnya sistem sirkulasi Emboli pada arteri : Ditandai dengan gangren, sianosis, munculnya pedal puls es yang dikaitkan adanya penyakit makrovaskular dan emboli kolesterol.5 Pemeriksaan Radiologis 1. X-ray Terjadinya aterosklerosis pada aorta memberikan gambaran radiologi berupa peneba lan dinding aorta atau adanya kalsifikasi pada aorta. Meskipun demikian, penebal an pada aorta juga dapat terjadi pada intramural hematoma, aortitis, dan trombus . Kalsifikasi pada aorta dapat terjadi pada lapisan intima dan media. Ateroskler osis paling sering menyebabkan kalsifikasi pada bagian intima sedangkan pada bag ian media sering dihubungkan dengan penuaan, diabetes, penyakit ginjal end stage , neuropati dan sindrom genetik.11 A B Gambar 5. A. foto X-ray dada lateral menggambarkan adanya kalsifikasi pada dindi ng aorta. B. Foto abdomen menggambarkan kalsifikasi pada dinding aneurisma aorta abdominalis. (dikutip dari kepustakaan 12) 2. Ultrasonografi Pemeriksaan ultrasonografi untuk aorta dapat menjadi lebih mudah dan cepat meski pun tidak dapat menampilkan hasil yang lebih terperinci seperti pada aortogram d engan kontras. Dengan real time, selain dapat mengukur kaliber aorta, juga dapat sekaligus mengukur pulsasi, cabang-cabang dan isi aorta tersebut. Proses degene rasi pada aorta pada gambaran ultrasonografi dapat terlihat sebagai aorta yang b erkelok-kelok dan sering disertai dengan ateromatosis plaque atau kalsifikasi di nding aorta. Hal ini akan terlihat sebagai bercak-bercak hiperekoik dengan atau tanpa pembayangan akustik.13 Gambar 6. Dinding aorta berkelok-kelok dengan adanya plak ateroma dengan bayanga n akustik dibawahnya. (Dikutip dari kepustakaan 13) 3. Angiografi Pemeriksaan angiografi merupakan pemeriksaan pembuluh darah dengan menggunakan k ontras. Pemeriksaan ini terdiri atas arteriografi dan flebografi-venografi. Arte riografi yang dilakukan untuk memeriksa aorta disebut aortografi. Aterosklerosis pada aorta torakalis memiliki gambaran angiografi penyakit aterosklerosis diman a-mana termasuk lumen yang irreguler akibat plak dengan atau tanpa kalsifikasi.1 3,14 Gambar 7. Gambaran angiografi aneurisma aterosklerosis pada aorta descendens pas ien pria umur 68 tahun (Dikutip dari kepustakaan 14) 4. Transesofageal echocardiography Transesofageal ecocardiography (TEE) merupakan suatu pemeriksaan plak yang lebih akurat. Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mendiagnosis trombus yang mobile. Pemeriksaan dengan TEE dapat mengevaluasi secara detail dan akurat pada aorta t

ermasuk pula cabang-cabangnya.4 Komposisi plak dapat di evaluasi termasuk plak kalsifikasi. Penentuan ini pentin g sebab dapat menentukan resiko terjadinya emboli. Resiko lebih rendah terjadi e mboli jika plak pada aorta berupa kalsifikasi. Hal ini terjadi disebabkan karena pada plak non kalsifikasi yang memberikan gambaran hipoechoic pada TEE lebih mu dah mengalami ruptur dan trombosis dan hal ini dapat menyebabkan terjadinya stro ke dan kerusakan organ yang lain.4 Kemampuan untuk merekam berbagai jenis plak pada aorta menjadikan TEE berguna un tuk memperkirakan resiko yang akan terjadi dan memantau respon terhadap terapi 4 Gambar 8. Gambaran TEE memperlihatkan intima aorta normal (1mm), ringan (2mm) , sedang (3mm) dan berat (>4mm) (dikutip dari kepustakaan 4)

5. CT-scan Angiografi CT-scan angiografi merupakan modalitas pemeriksaan yang akurat terutama pada pas ien yang berencana operasi atau terapi medis. Pemeriksaan ini dapat mengukur dia meter trombus dan adanya kalsifikasi. CT Angiografi dapat digunakan untuk mendia gnosa aneurisma, diseksi, dan abnormalitas pada dinding aorta seperti ulserasi, kalsifikasi, ataupun trombus pada sepanjang aorta dan cabang-cabangnya.15 Gambar 9. Gambaran CT-scan potongan axial aorta abdominal dengan kalsifikasi p ada dinding aorta (dikutip dari kepustakaan 15) 6. MRI Salah satu keuntungan dari MRI pada pemeriksaan plak aterosklerosis yaitu dapat membedakan berbagai tipe jaringan. Kemampuan ini digunakan untuk membedakan komp onen plak aterosklerosis seperti kalsifikasi, jaringan fibroseluler, lipid dan t rombus. MRI dapat digunakan untuk memonitor progresifitas dan regersi plak atero sklerosis. Namun demikian, MRI sulit digunakan untuk mengevaluasi adanya trombus yang mobile.4 Gambar 10. Gambaran MRI yang menunjukkan plak pada aorta descendens (Dikutip dari kepustakaan 4) G. DIAGNOSIS BANDING Intramural hematoma Intramural hematoma akut merupakan hasil dari rupturnya vasa vasorum yang mengalami perdarahan kedalam dinding aorta. Peristiwa ini sering terjadi p ada aorta desendens. Intramural hematoma ini merupakan suatu proses dari diseksi dan ruptur. Intramural hematoma pada gambaran radiologis akan memberikan gambar an berupa penebalan pada aorta.11,16 Gambar 11. Gambaran CT scan potongan axial pada pasien dengan Intramural Hematom a. (dikutip dari kepustakaan 17) Aortitis Aortitis merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menyatakan suatu inflamasi pada aorta yang mungkin disebabkan oleh vaskulitis pada pembuluh darah besar se perti arteritis Takayasu, Giant cell arteritis, reumatik dan HLA-B27-associated

spondyloarthropaty, syndrom Behcet, ANCA-associated vasculitidis, sindrom Cogan dan infeksi seperti sifilis, tuberkulosiss dan Salmonella, atau dihubungkan den gan fibrosis retroperitoneal. Aortitis mungkin dapat menyebabkan dilatasi aneuri sma danregurgitasi aorta, oklusi aorta beserta cabang-cabangnya atau sindrom aor ta akut. Pada gambaran radiologis pada foto polos aortitis juga memperlihathan g ambaran kalsifikasi pada aorta.12,16 H. TATALAKSANA Pencegahan dan pengobatan merupakan pengendalian aterosklerosis terhadap faktor resiko yang telah diketahui untuk penyakit tersebut. Di dalamnya termasuk pengob atan untuk hipertensi, hiperlipidemia, DM, dan kebiasaan merokok.5 Perubahan gaya hidup dapat meningkatkan kerja pembuluh arteri. Dokter memilik i beberapa tipe pengobatan untuk memperlambat atau mengatasi pengaruh arterioskl erosis dan aterosklerosis.5 1. Obat Penurun-kolesterol. Secara agresif dapat menurunkan sejumlah low-dens ity lipoprotein (LDL) yang dapat memperlambat aliran darah, berhenti atau bahkan sebaliknya membentuk plak. Obat ini mengandung statin dan fibrate dan diberikan dengan dosis tertentu. 2. Pengobatan anti-platelet. Aspirin merupakan salah satu contoh dari tipe ob at ini digunakan untuk mengurangi kemungkinan penggumpalan kepingan darah pada at erosklerosis, terbentuknya bekuan darah, dan terjadinya sumbatan pada pembuluh d arah. 3. Antikoagulan. Seperti Heparin atau Warfarin ( Komadin ). Digunakan untuk m engencerkan darah dan mencegah pembekuan untuk pembentukan arteri dan aliran dar ah yang mengalami sumbatan 4. Vasodilatasi Otot pembuluh darah. Vasodilator seperti Prostaglandin, dapat mencegah penebalan otot pada dinding arteri dan menghentikan penyempitan arteri . Tapi efek dari obat ini kuat dan biasanya hanya digunakan ketika obat lain tid ak bekerja. 5. Pengobatan lainnya. Dapat disarankan beberapa pengobatan untuk mengontrol faktor resiko, seperti diabetes, tekanan darah tinggi dan level homocysteine yan g tinggi. Dapat juga disarankan obat spesifik untuk gejala tertentu, seperti kla udikasi yang intermiten. Jika terdapat gejala yang akut, sumbatan akut yang mengancam kemampuan otot dan jaringan kulit untuk berkontraksi atau salah satu organ sudah tidak dapat berfun gsi sempurna, mungkin dapat dilakukan pengobatan selanjutnya: (5) - Angioplasty. Prosedur pada pengobatan ini yaitu dengan cara memasukkan pipa (cateter) yang panjang dan tipis ke dalam arteri yang tersumbat atau terhambat. Kemudian kawat dengan balon yang kempis dimasukkan melalui kateter ke area yang terhambat tadi. Balon itu akan mengembang, menekan plak untuk melawan dinding ar teri. Lubang pipa ( stent ) menyanggah arteri untuk membantu arteri tetap terbuk a. - Embolectomy. Kateter dapat juga di gunakan untuk menangkap gumpalan darah. C ara ini disebut Embolectomy. - Endarterectomy. Pada beberapa kasus mungkin dibutuhkan operasi pemindahan pl ak dari dinding arteri yang terhambat. Prosedur pada pengobatan ini ahli bedah m embuat insisi , kemudian memindahkan plak dan menutup arteri. - Pembedahan pembuluh darah. Dengan cara bypass dengan mencangkokkan cabang sa lah satu pembuluh darah dari bagian tubuh yang lain atau pipa yang terbuat dari serat sintetik. Cara ini akan mengalirkan darah ke arteri yang tersumbat atau te rhambat. Proses ini sangat sering digunakan untuk meningkatkan aliran darah ke k aki, tapi cara tersebut juga dapat digunakan untuk menghambat perluasan atau keb ocoran pada aneurisma aorta - Thrombolitik. Jika arteri tersumbat oleh adanya gumpalan darah, biasanya dib eri obat untuk melarutkan gumpalan ke dalam arteri sampai gumpalan itu kembali n ormal. - Penggunaan Angiography. Dengan cara memasukkan kateter kecil ke dalam arteri dan di celup, dan kemudian sumbatan tersebut di tolong dengan sinar X.

I. PROGNOSIS Prognosis aterosklerosis tergantung dari jumlah faktor termasuk penyakit yang me mbebani, pembuluh darah yang terlibat dan keterbatasan aliran darah. Sebagian be sar variabilitas fenotipik menentukan relatif stabilnya beban plak pembuluh dara h. Plak pecah dan pemaparan dari lipid core thrombogenic adalah peristiwa pentin g dalam ekspresi dari proses penyakit aterosklerosis dan menentukan prognosis at erosklerosis.5

You might also like