You are on page 1of 8

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN

Cinta Profesi .
Ketidakcakapan SDM merupakan masalah lain yang perlu ditangani secara tepat. Diperlukan obat yang tepat atau resep yang jitu untuk menangani hal ini kasus demi kasus. Ketidakcakapan SDM tentu saja tidak dapat digeneralisasi begitu saja. Pastilah terdapat berbagai faktor penyebab ketidakcakapan tersebut. Setiap kasus penyebab ketidakcakapan harus diberikan treatment yang tepat. Bila perlu, lakukan audit SDM terlebih dahulu untuk mengetahui kesenjangan kompetensi yang ada dan faktor penyebabnya. Selanjutnya siapkan banyak obat jitu untuk menangani seluruh kasus ketidakcakapan ini. Jangan pernah lelah atau menyerah dengan situasi yang ada. Menurut saya, salah satu obat jitu yang dapat diberikan adalah menumbuhkan rasa cinta pada profesi. Obat ini tentu saja tidak hanya diperlukan bagi SDM yang tidak cakap. Semua SDM memerlukan obat ini. Menumbuhkan rasa cinta pada profesi memang sangat tidak mudah. Hal ini berbeda dengan cinta hubungan sosial yang cenderung lebih mudah ditumbuhkan. Renungkan kata-kata motivasi berikut, Ada kekuatan di dalam cinta. Dan orang yang sanggup memberi cinta adalah orang yang kuat karena ia bisa mengalahkan keinginannya untuk mementingkan diri sendiri.Bayangkan bila cinta pada profesi ada dalam diri setiap pegawai. Layaknya, ia akan memiliki kekuatan untuk menyisihkan kepentingan pribadi dan mengutamakan kepentingan organisasi. Wikipedia mendefinisikan cinta sebagai suatu perkataan yang mengandung makna yang rumit dan dapat dialami semua makhluk. Yang saya tahu sebagian orang tak dapat mendefinisikan cinta. Mereka mengatakan, cinta tidaklah dapat diungkapkan dengan kata-kata. Sebagian orang lainnya dengan nada religius mengatakan, Cinta yang sesungguhnya adalah cinta Sang Khalik kepada hamba-Nya. Cinta seorang manusia hanya akan bermakna bilamana cinta tersebut didasari oleh rasa cinta kepada sang Pemilik. Cinta oh cinta, takkan pernah habis untuk membicarakan hal yang satu ini. Bisakah kekuatan cinta ini menumbuhkan motivasi kerja? Jawabannya tentu saja, bisa! Menanamkan dan menumbuhkan rasa cinta kepada profesi dapat dilakukan melalui pendekatan sosio-kultural dan pendekatan religi. Pendekatan sosio-kultural lebih mengedepankan emosi kemanusiaan sebagai makhluk sosial dengan memperhatikan budaya yang telah tertanam dalam jiwa seorang individu. Sedangkan pendekatan religi (pendekatan yang paling efektif menurut saya) lebih mengedepankan aspek spiritual atau agama yang dianutnya. Dalam banyak hal, sentuhan spiritual lebih dapat mendatangkan hasil

2 dibandingkan sentuhan melalui sosio-kultural. Namun, kombinasi kedua pendekatan tersebut tentu saja akan menghasilkan kekuatan sinergi yang luar biasa. Pertanyaannya kemudian adalah bagaimana melakukan penanaman dan menumbuhkan rasa cinta pada profesi? Menurut saya, hal ini harus dimulai dengan proses pemahaman akan arti pentingnya bekerja. Untuk apakah kita bekerja? Untuk siapakah hasil kita bekerja? Apakah yang akan terjadi bila kita tidak bekerja? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini dapat terusmenerus disampaikan kepada seluruh pegawai untuk menumbuhkan kesadaran (consciousness) akan pentingnya bekerja. Melalui pendekatan religi, salah satu contoh bentuk pemahaman yang biasa ditanamkan adalah sebuah kesadaran bahwa bekerja merupakan bagian dari ibadah kepada-Nya. Pegawai yang cakap pada umumnya akan sangat memahami makna pertanyaan di atas. Sementara pegawai yang tidak cakap, sesungguhnya ia mengerti namun tidak mengindahkan maknanya. Inilah pekerjaan rumah yang utama bagi siapa pun yang bekerja sebagai pengelola SDM, misalnya biro atau bagian kepegawaian. Pembinaan berkelanjutan sangat diperlukan untuk mencapai terciptanya rasa cinta tersebut. Memang, pembinaan ini bukan domain tugas biro atau bagian kepegawaian saja. Pembinaan merupakan tugas dari setiap seorang yang disebut atasan. Namun setiap individu pegawai pun selayaknya mampu memberikan pembinaan bagi dirinya sendiri. Profesi , Profesional dan profesionalisme Apa itu Profesi, Profesional dan Profesionalisme?? PROFESI adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian. PROFESIONAL, adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Atau seorang profesional adalah seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi, untuk senang-senang, atau untuk mengisi waktu luang. Sedangkan PROFESIONALISME adalah sifat sifat ( kemampuan, kemahiran, cara pelaksanaan sesuatu dan lain lain ) sebagaimana yang sewajarnya terdapat pada atau yang dilakukan oleh seorang profesional. Profesionalisme berasal dari kata profesion yang bermakna berhubungan dengan profesion dan memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya (KBBI, 1994). Jadi Profesionalisme adalah tingkah laku, kepakaran atau

3 kualiti dari seseorang yang profesional ( Longman, 1987)

Yang harus kita ingat dan fahami betul bahwa PEKERJAAN / PROFESI dan PROFESIONAL terdapat beberapa perbedaan :

PROFESI :- Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus. - Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama (purna waktu). - Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup. - Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam. PROFESIONAL : - Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya. - Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu. - Hidup dari situ. - Bangga akan pekerjaannya.

Strategi menjadi seseorang yang profesional 1. Kembangkan keahlian (Expert) Untuk menjadi seorang yang profesional tidak cukup hanya lewat pendidikan formal, diperlukan lebih dari sekedar gelar akademis. Kita perlu melalui proses pembelajaran dan pengembangan diri yang terus menerus. Kita harus menggali potensi dan kemampuan kita dan terus dikembangkan sampai kita menjadi ahli. Fokus pada kekuatan kita dan bukan pada kelemahan kita, lakukan eksplorasi (organisasi sebagai sarana), sadari setiap kita punya keunikan dan kekhususan jadi kita perlu inves waktu untuk mengembangkannya. Hal ini butuh ketekunan, usaha, kerja keras, kemauan yang kuat dan inisiatif. Terus tingkatkan pemahaman kita lewat seminar, buku, audio, latihan. 2. Mahir membangun hubungan (Relationship) Kemampuan kita membangun hubungan (bersosialisasi) dengan orang lain sangat menentukan keberhasilan kita dalam kehidupan. Ini berlaku dalam setiap aspek kehidupan seperti: pergaulan, organisasi, dunia usaha, pekerjaan, keluarga. Makanya tidak heran sejumlah studi ilmiah menyimpulkan 85% kunci sukses ditentukan bukan dari keahlian/keterampilan teknis melainkan kemahiran dalam menjalin hubungan baik dengan orang lain. Bila anda ingin menjadi seorang yang profesional dalam hidup ini, apapun tujuan dan bidang yang anda pilih, anda harus belajar membina hubungan yang baik dengan orang banyak dari berbagai kalangan. Karena masyarakat mungkin masih bisa menerima orang yang tidak punya keahlian khusus tapi mereka sulit menerima orang yang tidak bisa berhubungan baik dengan orang lain.

4 3. Tingkatkan kemampuan berkomunikasi (Communicator) Seberapa jauh dan dalamnya suatu hubungan dapat terjalin ditentukan oleh komunikasi. 90% penyebab hancurnya suatu hubungan pernikahan, pertemanan, organisasi, bisnis, diakibatkan komunikasi yang salah. Komunikasi yang baik harus bersifat dua arah. Seorang komunikator yang handal adalah seorang pendengar yang baik. Seorang yang profesional harus mampu mengkomunikasikan suatu hal dengan jelas dan tepat pada sasaran. 4. Hasilkan yang terbaik (Excellent) Seorang profesional sejati akan selalu berusaha menghasilkan karya yang berkualitas tinggi dan kinerja yang maksimal. "Profesional don't do different thing, they do thing differently". Untuk menjadi profesional kita harus terus mencoba memberikan dan mengerjakan lebih dari apa yang diharapkan. Waktu kita lakukan suatu kegiatan, project, kerjaan, tugas hasilkan yang terbaik. Jangan puas dengan rata-rata kejar hasil yang excellent. Lakukan yang terbaik hari ini untuk bayaran hari esok. Pikirkan selalu apa yang dapat saya lakukan untuk add value bukan apa yang saya bisa peroleh. 5. Berpenampilan menarik (Good Looking) First impression is very important! Karena orang akan menilai kita 10 detik pertama apakah mereka bisa menerima kita atau tidak. Sama halnya kalau kita mau beli barang lihat packaging dulu, mau nonton film lihat preview dulu, mau masuk toko lihat dekor yang paling menarik. 6. Kehidupan yang seimbang (Balance of life) Seorang profesional harus mampu atur prioritas dan menjalankan berbagai peran. Setiap kita mungkin memiliki banyak peran dalam hidup ini seperti: sebagai anak, ayah, anggota organisasi, ketua, sales, karyawan. Kita harus dapat berfungsi dengan benar sesuai dengan peran yang kita jalankan jangan sampai tercampur aduk. Hidup ini harus dijaga agar seimbang dalam berbagai aspek. 7. Memiliki nilai moral yang tinggi (Strong Value) Untuk menjadi seorang yang profesional sejati kita harus memiliki nilai moral yang tinggi. Hal ini yang akan membedakan setiap kinerja, usaha, karya dan kegiatan yang kita lakukan dengan orang lain. Sementara orang lain kompromi, menggunakan cara-cara yang tidak etis untuk mencapai tujuannya kita tetap berpegang pada prinsip yang benar. Diluar sana ada begitu banyak cara-cara pintas dan penyimpangan yang terjadi, oleh karena itu kita harus mampu mempertahankan sikap profesionalisme.

Petani, Profesi Tertua di Bumi


Diantara semua profesi yang ada dimuka bumi, Petani merupakan profesi tertua dibandingkan profesi lain seperti pedagang, arsitek, guru, polisi, tentara hingga pegawai pemerintah. Jika kita merujuk Kitab Suci Al Quran dapat difahami bahwa nabi adam sebagai manusia pertama di bumi ini harus mengolah tanah untuk kepentingan konsumsi anak-anaknya. Bahkan tradisi bertani ini diteruskan sampai nabi Muhammad, dimana pada waktu kecil selalu menggembalakan ternak. sebagai profesi tertua di muka bumi ini tidak menjamin kesejahteraan petani, profesi turunan seperti berdagang hingga menjadi pejabat jauh lebih makmur. hingga saat ini menurut data WHO lebih dari 1 milyar penduduk bumi mengalami kelaparan terutama di kawasan bumi bagi selatan (asia, afrika dan amerika latin) dimana mereka semua secara umum hidup di pedesaan yang notabene sumber kehidupannya adalah pertanian. pada saat ini nilai lebih (keuntungan) yang ada di wilayah pedesaan ditarik ke perkotaan. Ketidakberimbangan ini menjadikan situasi ketimpangan dunia yang mengarah kepada terkonsentrasinya modal diluar pertanian. Petani hanya subsisten, menghidupi keluarga kecil dengan situasi serba minim. bahkan produknya sendiri harus dijual untuk membeli kebutuhan hidup yang semakin tinggi. Kondisi petani di negara maju memang jauh lebih sejahtera dibanding di negara-negara berkembang dan terbelakang, hal ini dikarenakan petani di negara maju relatif lebih diperhatikan oleh pemerintah disamping kuatnya infrastruktur dan teknologi yang digunakan. Petani di negara maju memiliki daya tawar yang jauh lebih baik dibanding negara-negara miskin. Tentunya semua manusia, apapun profesinya memiliki keinginan dan hak dasar untuk hidup layak. Perlu terobosan kebijakan di tingkat internasional untuk membaca ulang keadaan petani yang semakin jauh tertinggal dibanding profesi lainnya. Tentu ini akan sangat berbahaya, karena lebih dari 50% generasi petani dimuka bumi hari ini sudah berumur diatas 40 tahun. tentu perlu regenerasi, jika tidak ingin ada bahaya kelaparan dunia. kita meyakini profesi petani akan tetap ada selagi manusia masih menggunakan konsumsi pangan dari bahan-bahan pertanian, kecuali ditemukan teknologi dimana manusia bisa tetap hidup tanpa makanan dari nabati maupun hewani. Kecenderungan dunia untuk meminggirkan

6 petani kecil dengan mengganti perusahaan besar sebagai produsen pangan akan menjadikan ketimpangan yang semakin dalam. Persoalan utamanya adalah daya beli penduduk bumi terhadap makanan yang diproduksi oleh perusahaan. Waktu akan terus berputar, pemimpin-pemimpin dunia harus arif memandang profesi petani yang masih menjadi tumpuan utama penduduk bumi. Manusia harus belajar berterima kasih kepada petani yang masih tetap bertahan walaupun nasibnya tidak kunjung membaik. Satu pelajaran penting dari profesi petani ini adalah kesabaran yang luar biasa. Dalam pandangan penulis, tidak ada profesi yang memiliki kesabaran sehebat kesabaran para petani. Semoga Tuhan selalu memberkati dan memberi balasan terbaik bagi seluruh petani di muka bumi ini, Amien

Profesi Petani Tak Berwibawa Lagi


Siapa yang tidak membutuhkan sandang ,pangan dan papan saat ini? Semua berlombalomba mencari kebutuhan tersebut. Sarapan di pagi hari dengan tersedianya beragam hidangan, pakaian yang dikenakan untuk melakukan beraktivitas serta tempat tinggal yang bukan hanya sekadar untuk tempat tidur,namun lebih dari itu. Namun pernahkan semua sejenak berfikir, siapa yang paling sangat berperan penting sehingg bisa menikmati kebutuhan hidup senyaman itu? Kemungkinan ada sedikit yang memikirkannya. Namun parahnya, jika seseorang yang tak mau menau mengenai hal tersebut. Yang terpenting ia bekerja, bisa mencukupi kebutuhan. Titik. Tak lebih dari itu lagi. Padahal dibalik semua itu, Petani-lah yang harus membanting tulang untuk mencukupi kebutuhan para anggota masyarakat lainnya, yang berprofesi di bidang pemerintahan, industri, pengajar,wirausaha, pariwisata dan pengusaha. Dalam satu kalimat sederhana, dunia global telah memandang bahwa pertanian saat ini dan masa mendatang merupakan bidang terpenting dalam menyelesaikan permasalahan umat manusia. Termasuk kebutuhan yang semakin membludak. Akankah agenda pertanian itu dapat terwujud? Bagaimana peluang pertanian di Indonesia menghadapi tuntutan global itu? Ironis. Jumlah manusia yang terus menerus bertambah, ternyata justru diikuti dengan makin menyempitnya lahan pertanian dan menurunnya jumlah orang yang berminat terjun menjadi petani. Kita paham, milyaran manusia di planet ini memerlukan makan sebagai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Makanan sendiri merupakan hasil dari kegiatan pertanian dalam arti luas.Menurut data BPS, jumlah petani mencapai 44 persen dari total angkatan kerja di Indonesia, atau sekitar 46,7 juta jiwa. Lebih dari separuhnya merupakan petani gurem dan buruh tani dengan kepemilikan lahan dibawah 0,5 hektar atau mencapai 38 juta keluarga tani. Profesi Petani

7 Menjadi seorang petani apalagi bisa menekuninya sebagai profesi di era saat ini, tentunya bukan hal yang mudah. Apalagi masyarakat yang cenderung hidup pragmatis dan hedonis. Tentu piki-pikir dulu, untuk menjadi seorang petani. Meskipun saat ini, kemungkinan ada yang memiliki lahan cukup luas untuk berkebun, di pastikan lahan tersebut, kalau bukan dijual atau di sewakan kepada pihak lain. Tentunya ke-engganan untuk menekuni sebagai seorang petani. Meskipun ada yang menggarapnya, itupun bisa dihitung jari. Kemungkinan karena terpaksa ataukan sebuah pilihan hidupnya. Sejarah petani di Indonesia begitu panjang perjalannya. Sebagai seorang yang dianggap perkumpulan yang telah lebih dari tiga abad sejak kolonialisme menjadi warga kelas bawah. Menjadi budak dan buruh di tanah sendiri. Mungkin itulah yang menjadi cerminan, mengapa porsi tawar profesi petani kurang menggiurkan. Belum lagi ambisi masyarakat kita yang semakin praktis. Sedikit kerja, namun menanti hasil yang banyak. Faktor gengsi pun, sebagai pemicu untuk tidak menekuni profesi petani sebagai warisan ulung di negeri agrasis. Itu terbukti dari bukan hanya masyarakat kota, desa pun tak ketinggalan dengan hal tersebut diatas. Para orang tua sibuk banting tulang, sebagai petani. Meyekolahkan anak mereka setinggingi-tingginya , dengan harapan kelak nantinya bisa hidup layak,dan secara tidak langsung menginginkan anaknya sukses dengan menekuni pekerjaan selain menjadi petanai. Menghormati Karya Petani kita saksikan saat ini, petani seakan menjadi garis pembatas dengan Si kaya dan Si miskin. Profesi petani seakan tak terjamah sampai ke kota, yang hidup dengan gaya modernisasi. Namun, tak terpisahkan dari kebutahnnya yan berasal dari petani. Pendidikan yang digeluti pun tak mencerminkan negeri ini yang terkenal dengan masyarakatnya yang agraris. Pendidikan yang berbasis dan lebih menjurus pada teknologi dan menjanjikan. Meskipun ada yang menjurus ke pertanian, itu pun langka peminat. Apa yang bisa kita lakukan saat ini untuk menyimak hal tersebut. Apalagi mereka yang bergelut dipekerjaan yang tidak banyak mengeluarkan keringat namun dengan penghasilaan berkali lipat dibandingkan petani yang harus mengeluarkan energi ekstra. Harusklan kita juga menjadi petani tulen untuk menyikapi ini semua? Pernahakan kita semua menghabiskan nasi tanpa menyisakan sebutir pun diatas piring, pernahkan kita berusaha mengkonsumsi buah-buahan lokal ditengah gempuran buah impor yang harganya bersaing dengan buah local. Pernahkan ibu rumah tangga belanja di pasar tradisional, yang merupakan pasar petani disamping menjamaurnya swalayan yang menjajankan kebutuhan pokok dengan beragam fasilitas. Itulah yang bisa kita usahakan, ditengah tak berwibayanga frofesi petani saat ini. Meskipun kita tidak harus turun menjadi petani, setidaknya mendukung dan memberikan sumbangsih kepada petani-petani dinegeri ini. Dengan menghargai kurasan keringat mereka. Hidup petani Indonesia! Proses Pemberdayaan Masyarakat Sebagai suatu proses, pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui tahap-tahap tertentu. Menurut United Nations (Ross; 1985), proses pemberdayaan masyarakat adalah sebagai berikut:

8 (1) Getting to know the local community. Mengetahui karakteristik masyarakat setempat yang akan diberdayakan (2) Gathering knowledge about the local community. Mengumpulkan pengetahuan yang menyangkut informasi mengenai masyarakat tentang umur, sex, pekerjaan, tingkat pendidikan, status sosial ekonomi, termasuk pengetahuan tentang nilai, sikap, serta faktor kepemimpinan baik formal maupun informal. (3) Identifying the local leaders. Segala usaha pemberdayaan masyarakat akan sia-sia apabila tidak memperoleh dukungan dari pimpinan/tokoh-tokoh masyarakat setempat. Untuk itu, faktor "the local leaders" harus selalu diperhitungkan karena mereka mempunyai pengaruh yang kuat di dalam masyarakat. 4) Stimulating the community to realize that it has problems. Di dalam masyarakat yang terikat terhadap adat kebiasaan, sadar atau tidak sadar mereka tidak merasakan bahwa mereka punya masalah yang perlu dipecahkan. Karena itu perlu pendekatan persuasif agar mereka sadar bahwa mereka punya masalah (degradasi soliditas) yang perlu dipecahkan, dan kebutuhan yang perlu dipenuhi. (5) Helping people to discuss their problem. Merangsang masyarakat untuk mendikusikan masalahnya serta merumuskan pemecahannya dalam suasana kebersamaan. (6) Helping people to identify their most pressing problems. Masyarakat perlu diberdayakan agar mampu mengidentifikasi permasalahan yang paling menekan, dan masalah yang paling menekan inilah yang harus diutamakan pemecahannya. (7) Fostering self-confidence. Tujuan utama pemberdayaan masyarakat adalah membangun rasa percaya diri masyarakat. Rasa percaya diri merupakan modal utama masyarakat untuk berswadaya. 8) Deciding on a program action. Masyarakat perlu diberdayakan untuk menetapkan suatu program yang akan dilakukan. Program action tersebut perlu ditetapkan menurut skala prioritas, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Tentunya program dengan skala prioritas tinggilah yang perlu didahulukan pelaksanaannya. (9) Recognition of strengths and resources. Memberdayakan masyarakat berarti membuat masyarakat tahu dan mengerti bahwa mereka memiliki kekuatankekuatan dan sumber-sumber yang dapat dimobilisasi untuk memecahkan permasalahan dan memenuhi kebutuhannya. (10) Helping people to continue to work on solving their problems. Pemberdayaan masyarakat adalah suatu kegiatan yang berkesinambungan. Karena itu, masyarakat perlu diberdayakan agar mampu bekerja memecahkan masalahnya secara kontinyu. (11) Increasing people!s ability for self-help. Salah satu tujuan pemberdayaan masyarakat adalah tumbuhnya kemandirian masyrakat. Masyarakat yang mandiri adalah masyarakat yang sudah mampu menolong diri sendiri. Untuk itu, perlu selalu ditingkatkan kemampuan masyarakat untuk berswadaya.

You might also like