Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Perencanaan adalah proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang
tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. Disebut sistematis karena
perencanaan itu dilaksanakan dengan menggunakan prinsip-prinsip tertentu di dalam
proses pengambilan keputusan, penggunaan pengetahuan dan teknik/ pendekatan secara
ilmiah, serta tindakan atau kegiatan yang terorganisasi. Perencanaan dilakukan untuk
menyusun rangkaian kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya. Tujuan
tersebut dapat mencakup tujuan umum (goals) dan tujuan khusus (objectives) suatu
kegiatan/ program. Dalam menyusun rencana sebaiknya mempertimbangkan sumber-
sumber yang tersedia atau dapat disediakan. Sumber-sumber itu meliputi sumber manusia
dan sumber non-manusia. Sumber manusia mencakup antara lain pamong belajar,
fasilitator, tutor, warga belajar, pimpinan lembaga dan masyarakat. Sumber non-
manusia meliputi fasilitas, alat-alat, waktu, biaya, lingkungan sosial budaya, lingkungan
fisik, dsb. Dengan perencanaan diharapkan dapat dihindari penyimpangan sekecil
mungkin dalam penggunaan sumber-sumber tersebut. Perencanaan hanya akan dapat
dilakukan apabila perencana megenal, mamahami dengan benar kekuatan dan kelemahan
sebagai aspek internal aspek eksternal dari organisasi/ lembaga atau perencana, sehingga
dapat diungkap tantangan yang akan timbul di masa depan dan peluang yang mungkin
terbuka untuk diraih untuk kebaikan/ peningkatan kinerja. Tanpa mengetahui aspek-aspek
tersebut rencana yang disusun hanya merupakan angan-angan yang tidak berdasar, karena
itulah diperlukan data yang cermat dan akurat dan terbaru dari semua lini/ komponen
terkait.
Perencanaan yang tidak didukung data, sering menimbulkan adanya rencana yang tidak
akan pernah tercapai, walaupun didukung oleh sumberdaya yang cukup memadai.
Perencanaan memerlukan adanya data dasar yang diterima dan diakui oleh semua pihak
termasuk disemua jenjang organisasi/lembaga terkait. Setiap ada perubahan harus
dilakukan secara serentak, disemua tingkatan organisasi/ lembaga terkait. Data dasar
harus diperbaiki setiap tahun perencanaan. Sering suatu rencana sudah disusun tanpa si
perencana memahami apa yang ada dan sudah terjadi dan apa penghambat yang dihadapi.
Dalam keadaan seperti ini, tujuan yang disusun dalam rencana tersebut hampir dapat
dipastikan tidak akan dapat dicapai. Perencanaan sering dianggap sebagai tugas rutin
semata, pada hal perencanaan adalah sesuatu yang dinamis, kreatif, dan inovatif.
Perencanaan tidak pasif dan statis, karena itulah diperlukan kereasi dan rasa memiliki
(sense of ownership) dari para perencana serta rasa malu apabila rencana yang disusun
ternyata tidak realistis dan tidak dapat diwujudkan. Pada setiap setiap perencanaan,
hindarilah ungkapan ”perencanaan untuk perencanaan” yang mengandung makna
ketidakpeduliaan akan tujuan yang dirancang tetapi hanya asal ada kegiatan.
Untuk menyusun rencana yang dapat direalisasikan dalam kegiatan nyata dan berhasil,
diperlukan bebagai pendekatan untuk mengetahui atau memahami sejumlah informasi
yang diperlukan, baik aspek internal maupun aspek ekternal. Salah satu pendekatan yang
dapat digunakan adalah analisis ”SWOT” (Strengths, Weaknesses, Opportunities,
Threats). Sejanjutnya, pendekatan ini akan dibahas pada bagian lain tulisan ini.
Aditya Prabhaswara, Peti Savitri, 2002, Dasar Penyusunan Project Proposal, Yogyakarta:
Andi
H.D. Sudjana, 2005, Strategi Pembelajaran Pendidikan Luar Sekolah, Bandung: Falah
Production