Professional Documents
Culture Documents
Konseling merupakan proses pemberian informasi obyektif dan lengkap, dilakukan secara sistematik dengan panduan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik yang bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi, dan menentukan jalan keluar atau upaya mengatasi masalah tersebut. (Saefudin, Abdul Bari : 2002).
Jadi konseling kebidanan adalah bantuan kepada orang lain dalam bentuk wawancara yang menuntut adanya komunikasi, interaksi yang mendalam dan usaha bersama antara konselor (bidan) dengan konseli (klien) untuk mencapai tujuan konseling yang dapat berupa pemecahan masalah, pemenuhan kebutuhan ataupun perubahan tingkah laku/ sikap dalam ruang lingkup pelayanan kebidanan.
Pengertian
Konseling Nasehat Anjuran Pembicaraan James F. Adam Suatu pertalian timbal balik antara 2 orang individu dimana yang seorang (counselor) membantu yang lain (conselee) supaya ia dapat memahami dirinya dalam hubungan dengan masalah-masalah hidup yang dihadapinya waktu itu dan waktu yang akan datang.
Tujuan konseling
1. Pemecahan masalah, meningkatkan efektifitas individu dalam pengambilan keputusan secara tepat. 2. Pemenuhan kebutuhan, menghilangkan perasaan yang menekan/ mengganggu. 3. Perubahan sikap dan PL.
3 langkah konseling
(a) Pendahuluan, menciptakan kontak mengumpulkan data klien untuk mencari tahu penyebabnya; (b) Bagian inti/ pokok , mencari jalan keluar dan menentukan jalan keluar yang harus dipilih; (c) Bagian akhir, penyimpulan dari seluruh aspek kegiatan dan merupakan tahap penutupan untuk pertemuan berikutnya.
(1) Pengajaran; (2) nasehat dan bimbingan ; (3) pengambilan tindakan langsung; (4) pengelolaan; (5) konseling.
3. 4.
Teknik Konseling
1. Pendekatan authoritatian atau directive, pusat dari keberhasilan konseling adalah dari konselor. 2. Pendekatan non-directive atau conselei centred, konseli diberikan kesempatan untuk memimpin proses konseling dan memecahkan masalah sendiri. 3. Pendekatan ecletic, konselor menggunakan cara yang baik sesuai dengan masalah konseli.
Proses Konseling
1. Pembinaan hubungan baik (rapport) : Pembinaan hubungan baik dimulai sejak awal pertemuan dengan klien dan perlu dijaga seterusnya dengan : a. Memberi salam pada awal setiap pertemuan. b. Memperkenalkan diri c. Menciptakan suasana nyaman dan aman. d. Memberikan perhatian penuh pada klien (SOLER). S :Face your clients squarely (menghadap klien) & smile/ nod at clients (senyum/ mengganggukkan kepala). O :Open and Non Judgemental Facial Expression (ekspresi muka menunjukkan sikap terbuka dan tidak menilai). L : Lean Towards Client (tubuh condong kearah klien). E : Eye Contact in a culturally- Acceptable Manner (kontak mata/ tatap mata sesuia dengan cara yang diterima budaya setempat). R : Relaxed and Friendly Manner (santai dan sikap bersahabat). e. Bersabar f. Tidak memotong pembicaraan klien Pengambilan keputusan, pemecahan masalah dan perencanaanSetelah mendapatkan dan memberikan cukup informasi sesuai dengan masalah dan kondisi klien, konselor membantu klien memecahkan masalah yang dihadapi atau membuat perencanaan untuk mengatasi masalah. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan adalah (1) fisik, (2) emosional, (3) rasional, (4) praktikal, (5) interpesonal, (6) struktural. Menindaklanjuti pertemuan : Menindaklanjuti pertemuan konseling dengan membuat rangkuman, merencanakan pertemuan selanjutnya/ merujuk klien.
2. 3. 4.
Hasil Pelayanan Konseling Kebidanan Harapan bidan setelah dilaksanakan konseling adalah kemandirian klien dalam :
1.
2.
3.
4.
Peningkatan kemampuan klien dalam mengenali masalah, merumuskan pemecahan masalah, menilai hasil tindakan dengan tepat. Klien mempunyai pengalaman dalam menghadapi masalah kesehatan. Klien merasa percaya diri dalam menghadapi masalah.
Munculnya kemandirian dalam pemecahan masalah kesehatan.
Terapi
Pengertian
Suatu perlakuan dan pengobatan yang ditujukan pada penyembuhan suatu kondisi (psikologis) Therapist Seseorang yang dilatih dalam pengobatan penyakit/ gangguan Asumsi klien adalah individu yang sakit, jadi penanganan bersifat kuratif
Pendekatan
1.
2.
3. 4. 5. 6. 7.
Psikoanalisa Terapi Tingkah laku Humanistik Client centered Terapi Gestalt Terapi Realitas Terapi Kognitif
1. Psikoanalisa
Tokoh : Sigmund Freud, Erik Erickson, Carl Jung, Erich Fromm Psikoanalisa merupakan bentuk psikoterapi pertama berdasarkan teori kepribadian, sistem filsafat, dan metode psikoterapi Tujuan: membentuk kembali struktur kepribadian klien Sifat terapi: jangka panjang dan intensif
Proses: rekonstruksi masa lampau individu, dibahas dan dianalisis
3. Humanistik
Tokoh : Abraham Maslow, Viktor Frankl Tujuan: Manusia berada dalam keadaan otentik a) Menyadari sepenuhnya keadaan saat ini b) Memilih bagaimana hidup pada saat sekarang c) Memikul tanggung jawab untuk memilih Frankl (1959), fungsi terapis bukanlah menyampaikan kepada klien apa makna hidup yang harus diciptakannya, melainkan mengungkapkan bahwa klien dapat menemukan makna, bahkan juga dari penderitaan
4. Client centered
Tokoh : Carl Rogers Prinsip: Terapis bukan otoritas, klien bukan manusia yang pasif Tujuan: Menciptakan iklim yang kondusif bagi usaha membantu klien untuk menjadi seseorang yang berfungsi penuh Proses: Non directive Reflektive Experiental
5. Gestalt
Tokoh: Ritz Perls Tujuan : klien tidak tergantung pada orang lain, melainkan pada diri mereka sendiri Manusia = unik sama Teknik : Kursi kosong
6. Terapi Realitas
Tokoh : William Glasser Prinsip: individu memiliki identitas yang mencakup kebutuhan untuk merasakan keunikan, keterpisahan, dan ketersendirian. Kebutuhan akan identitas ini menyebabkan dinamika tingkah laku. Tujuan : membantu seseorang untuk mencapai otonomi Terapis membantu klien dalam menentujan dan memperjelas tujuan mereka Fokus pada tingkah laku, bukan perasaan-perasaan dan sikap-sikap