You are on page 1of 4

Malaria adalah penyakit menular akibat infeksi parasit plasmodium yang menyerang sel darah merah.

Gejala khas malaria antara lain menggigil, demam, nyeri persendian dan berkeringat. Menurut sejarahnya, malaria sudah menginfeksi sejak manusia diciptakan. Sampai saat ini ada empat jenis plasmodium yang mampu menginfeksi manusia yaitu plasmodium vivax, plasmodium malariae, plasmodium ovale dan plasmodium falciparum. Plasmodium yang saya sebutkan terakhir merupakan yang paling berbahaya dan dapat mengancam nyawa Gejala klasik, biasanya ditemukan pada penderita yang berasal dari daerah non endemis malaria atau yang belum mempunyai kekebalan (immunitas) atau yang pertama kali menderita malaria. Gejala ini merupakan suatu parokisme, yang terdiri dari tiga stadium berurutan: a. Menggigil (selama 15-60 menit), terjadi setelah pecahnya sizon dalam eritrosit dan keluar zat- zat antigenik yang menimbulkan mengigil-dingin. b. Demam (selama 2-6 jam), timbul setelah penderita mengigil, demam dengan suhu badan sekitar 37,5-40 derajad celcius, pada penderita hiper parasitemia (lebih dari 5 persen) suhu meningkat sampai lebih dari 40 derajad celcius. c. Berkeringat (selama 2-4 jam), timbul setelah demam, terjadi akibat gangguan metabolisme tubuh sehingga produksi keringat bertambah. Kadang-kadang dalam keadaan berat, keringat sampai membasahi tubuh seperti orang mandi. Biasanya setelah berkeringat, penderita merasa sehat kembali. Selain gejala umum yg menjadi cirri khas dari malaria, gejala gejala lain yg muncul dari masing-masing spesies plasmudion berbeda-beda a. Gejala Malaria Vivax & Ovale Gejala yang terlihat sangat samar; berupa demam ringan yang tidak menetap, keringat dingin, dan berlangsung selama 1 minggu membentuk pola yang khas. Biasanya demam akan terjadi antara 1 8 jam. Setelah demam reda, pengidap malaria ini merasa sehat sampai gejala susulan kembali terjadi. Gejala jenis malaria ini cenderung terjadi setiap 48 jam. b. Gejala Malaria Falciparum Gejala awal adalah demam tinggi, suhu tubuh naik secara bertahap kemudian tiba-tiba turun. Serangan bisa berlangsung selama 20 36 jam, dan penderita mengalami sakit kepala hebat. Setelah gejala utama mereda, pengidap akan merasa tidak nyaman. c. Gejala Malaria Malariae (kuartana) Suatu serangan seringkali dimulai secara samar-samar. Serangannya menyerupai malaria vivax, dengan selang waktu setiap 72 jam. Oleh karena gejala yg ditimbulkan dari penyakit malaria ini berbeda-beda maka untuk menentukan pengobatan yang sesuai, maka dibutuhkan hasil penunjang dalam hal ini adalah hasil pemeriksaan laboratorium. Dalam pemeriksaan laboratorium untuk mendapatkan hasil pemeriksaan malaria metode yg digunakan adalah metode immunocromathography dengan RDTs.Tes diagnostik cepat (RDTs) digunakan untuk mendiagnosa penyakit malaria. Test ini

berdasar pada pendeteksian antigen parasit malaria di dalam darah, dengan menggunakan metoda immunochromatographic. Tes ini paling sering menggunakan dipstick atau test strip yang untuk pengujian monoclonal antidibodies yang secara langsung menyerang target antigens dari parasit tersebut. Test dapat dilakukan sekitar 15 menit. Beberapa kotak test sekarang ini banyak tersedia di pasaran. Bidang ilmu ini sedang dikembangkan dengan cepat, dan peningkatan teknis secara terus menerus dapat meningkatkan kemampuan RDTs untuk menegakkan diagnosa malaria. Antigens yang Ditargetkan Sekarang Disediakan oleh RDTs : 1. Histidine-rich protein II (HRP-II) adalah suatu protein yang dapat larut dalam air yang diproduksi oleh trophozoites dan muda (tetapi belum matang) gametocytes P. falcipatarum. Kotak yang tersedia dipasaran sekarang ini hanya tersedia untuk mendeteksi HRP-ll yang berasal dari P. falciparum saja. 2. Laktat parasit Dehydrogenase (Pldh) diproduksi oleh asexual dan sexual stages (gametocytes) yang berasal dari parasit malaria. Kotak tes yang sekarang ini tersedia mendeteksi Pldh berasal dari semua empat jenis Plasmodium yang menginfeksi manusia. Mereka dapat membedakan jenis P.falciparum dan jenis yang nonfalciparum, tetapi tidak bisa membedakan antara P.vivax, P.ovale dan P. malariae. 3. Antigen(S) yang lain kini hadir dalam semua empat jenis yang juga ditargetkan di dalam kotak yang berkombinasi untuk pendeteksian menyangkut antigen HRP-II dari P.falciparum bersama-sama dengan sesuatu, hingga kini tak bisa ditentukan, antigen pan-malarial yang menyangkut jenis lain. Beberapa kotak yang mendeteksi semua empat jenis Plasmodium menyebutkan di dalam merk dagang mereka atau dalam pemasaran mereka hanya dua jenis (PF/PV). RDTs mendeteksi empat jenis Plasmodium yang menginfeksi manusia, tergantung pada antigens yang menjadi dasarnya. Beberapa RDTs hanya mendeteksi P. falciparum dan parasit malaria lainnya di dua bagian yang terpisah., Kepekaan dari RDTs yang telah dipelajari untuk P.falciparum, sejak kotak untuk P.falciparum (target banyak diarahkan P.falciparum HRP-II) telah tersedia untuk waktu lebih lama. RDTs yang biasanya mencapai suatu kepekaan lebih dari 90% di dalam mendeteksi P.falciparum pada kepadatan di atas 100 parasit per ml darah (9.24 dan dilaporkan pada saat pertemuan). Di bawah tingkatan 100 parasit per ml darah, dengan jelas kepekaan dapat berkurang. Dari hasil pemeriksaan malaria antigen P.F/Pan Rapid Test pada sampel yg bernama Bayu Hendrawan (laki-laki, 19 thn) didapatkan hasil negative pada garis uji P.F dan negative pada garis uji Pan. Hasil yang sama juga didapatkan pada sampel kedua yang bernama Wayan Karma (laki-laki, X thn) didapatkan hasil negative pada garis uji P.F dan Pan.

KESIMPULAN 1. Pemeriksaan malaria antigen P.F/Pan dengan metode immunocromathography prinsipnya Campuran antibodi pada membran ini yang dilapisi coloidal gold conjugate akan bereaksi dengan antigen malaria pada sampel. Ikatan antigen-antibodi akan bermigrasi secara kromatografi ke daerah garis uji (P.f dan Pan) dan membentuk garis warna sebagai kompleks partikel emas ikatan antibodi-antigen-antibodi. 2. Hasil pemeriksaan Malaria antigen P.F/Pan yang telah dilakukan pada 2 sampel di dapatkan hasil yaitu : Sampel 1 Nama : Bayu Hendrawan Umur : 19 tahun Jenis Kelamin : Laki laki Hasil Pemeriksaan : Garis Uji P.F : Negatif (Tidak terbentuk warna) Garis Uji Pan : Negatif (Tidak terbentuk warna) Sampel 2 Nama Umur Jenis Kelamin Hasil Pemeriksaan

: Wayan Karma : X tahun : Laki laki : Garis Uji P.F : Negatif (Tidak terbentuk warna) Garis Uji Pan : Negatif (Tidak terbentuk warna)

Daftar Pustaka Ferdinand, J.L, G. Suradi. 2000. Epedemologi, Patogenitas, Manifestasi Klinis, dan Penanganan Malaria. Jakarta: EGC. Gasem, Muhammad Husein. 2004. Diagnosis dan Penatalaksanaan Terkini Malaria. Semarang: FK UNDIP. Harijanto, P. N. 2000. Gejala Klinik Malaria. Jakarta: EGC. Soedomo, Purwo, dkk. 2002. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Infeksi dan Penyakit Tropik. Edisi I. Jakarta: FK UI . Srisasi, Gandahusada. 1998. Parasit Malaria Parasitologi Kedokteran. Jakarta: Gaya Baru.

You might also like