You are on page 1of 12

Abadi Dalam Harum Nama Guru pendidik mulia sudah berabad lalu bermandi keringat meniti gigi hari

mendaki puncak tinggi di merata lurah dan denai menabur bakti tanpa mau dipeduli. Guru pendidik mulia bukan untuk dipuja atau di dewa-dewa siang dan malarnnya adalah perjuangan jua rela meluah bahagia menelan duka nestapa dengan senyum dan takwa biarpun sayup di hutan belantara. Guru pendidik mulia laksana kuntum kembang mekar memuncak nama pembela sejahtera abadi dalam harum nama. Ismala 1988 Bunga Sirih untuk Guru Guru adalah Ibu pengasuh budiman guru adalah ratu lebah lalu memujuk membelai kelopak cinta kasih sayang lilinnya berbunga sinar cahaya madunya berbunga penawar jiwa. Guru adalah penyu pengasih lalu menabur bunga telur baktinya segar mewangi

sepanjang pantal zaman. Guru adalah lampu penyuluh pedoman kehidupan guru adalah pendakwah lalu mengikut jejak Nabi Muhammad memimpin insan ke jalan lurus ke padang luas. Bunga sirih bunga pirtang terima kasih terima savang budi bicara guru berjasa kami sanjung tinggi. J.M. Aziz Rumah Puisi Seberang Takir Kuala Terengganu Dia Seorang Guru Dia seorang guru tua sebuah sekolab terdidik dalam negeri tanpa berjela ijazah penunggu setia sekolah desa bukan cuma ganiaran upah tidak juga mengharap kemilau gelar dan anugerah sekadar kerelaannya menggenggam suatu amanah yang mengangkat harga diri dan maruah dengan berbekalkan keyakinan dan hikmah dengan kelkhlasan had dan pasrah dengan tidak mengenal jemu dan penat-lelah yang diperkirakan kepuasan diri membangun ummah berlandas paksi yang jelas dalam tuju-arah. Dia seorang guru pengganti ayah ibu dia seorang guru pembentuk generasi baru dia seorang guru pembina insan sepadu dia seorang guru pewaris tamadun ilmu yang terus hidup sepanjang waktu diimbau berbunyi dilihat bertemu. Ismail Haji Adnan

1989 Guruku Seperti lilin sewaktu waktu akan cair gugur lalu membeku sepi pun datang menutup pandang tinggallah waktu mengakhiri seJarah panjangnya. Seperti engkau sewaktu waktu penyuluh hidupku betapa dalam kegelapan maya engkau perkenalkan daku dengannya suria dan bintang cakerawala sehingga seluruh jagatraya ini tiba-tiba menjadi milikku. Kehadiranmu adalah suatu fitrah lepas itu, engkau kutinggalkan kukira engkau kesepian kini mengakhiri sisa-sisa hidupmu tanpa belaian kasih ratusan anak-anakmu yang telah engkau berikan obor. Dan pagi ini kudakap wajahmu dalam kenangan seorang anak yang pernah engkau lukai kini pencintamu paling setia sehingga ke akhir hayat. Zam Ismail Seremban 1985 Jasamu Dikenang Segala bakti yang engkau curahkan mengajar mendidik anak bangsa

segala jasa yang engkau taburkan menjadi kenangan tak akan kami lupakan. Engkau laksana pelita di malam gelita memancarkan sinar sepenuh rela jiwamu tabah hatimu cekal kasihmu sud semangatmu berkobar yang tak pernah mengenal erti putus asa yang tak pernah meminta puji dan puja. Jasamu tak akan luput dalam ingatan kami sepanjang hayat mekar di sudut had tiap sepatah katamu mengisi erti tiap madahmu mengandungi hikmat pembentuk peribadi penegak kebenaran pengatur hidup petunjuk kebahagiaan. Hanya kata-kata ini yang dapat kami lafazkan terkumpul dari seribu hati menjadi satu menadah tangan dengan doa restu kepada Tuhan yang menjanjikan pembalasan kepadamu guru-guru yang berjiwa mulia pembimbing petunjuk ke arah maju jaya. Jujur dan ikhlas engkau berbakti di kota dan desa atau di huj'ung negeri cekal dan tabah menempuh dugaan hidupmu bagalkan pelita di tengah malam membakar diri menerangi yang kelam jasamu akan karra kenang sepanjang zaman. Ahmad Sarju Klang 1988 Pelita Sebuah Dengan sinar cahaya di malam gelita kelip-kelip warnanya menerangi kamar alam

sekian lama malam merantai kegelapan akhlrnya kukenal siang berwajah suram alangkah indahnya cluma kuhhat di dalam terang. Pelita sebuah membawa cahaya ilmu hutan menjadi terang gua malam bercahaya api lautan menjadi tenang gelombang clan karang dapat direnang kujelajahl malam tanpa bimbang. Ami Masra UPM Serdang 1988 Guru oh Guru Berburu ke padang datar, Dapat rusa belang kaki; Berguru kepalang ajar, Ibarat bunga kembang tak jadi. Dialah pemberi paling setia Tiap akar ilmu miliknya Pelita dan lampu segala Untuk manusia sebelum menjadi dewasa. Dialah ibu dialah bapa juga sahabat Alur kesetlaan mengalirkan nasihat Pemimpin yang ditauliahkan segala umat Seribu tahun katanya menjadi hikmat. Jika hari ini seorang Perdana Menteri berkuasa Jika hari ini seorang Raja menaiki takhta

Jika hari ini seorang Presiden sebuah negara Jika hari ini seorang ulama yang mulia Jika hari ini seorang peguam menang bicara Jika hari ini seorang penulis terkemuka Jika hari ini siapa saja menjadi dewasa; Sejarahnya dimulakan oleh seorang guru biasa Dengan lembut sabarnya mengajar tulis-baca. Di mana-mana dia berdiri di muka muridnya Di sebuah sekolah mewah di lbu Kota Di bangunan tua sekolah Hulu Terengganu Dia adalah guru mewakill seribu buku; Semakin terpencil duduknya di ceruk desa Semakin bererti tugasnya kepada negara. Jadilah apa pun pada akhir kehidupanmu, guruku Budi yang diapungkan di dulang ilmu Panggilan keramat "cikgu" kekal terpahat Menjadi kenangan ke akhir hayat. Usman Awang 1979

Pantun Untuk Cikgu

Hati yang perit serah-serahi, Buat luahan jantung karangan; Sayangkan murid marah-marahi, Muka kasihan ditunjuk jangan. Longan, ciku, kuih bahulu, Asam jawa, buah pulasan; Jangan cikgu memilih bulu, Biar semua dapat balasan. Cucur badak di kedai nenek, Murahnya harga dapat berjimat; Ajar budak akhlak yang baik, Dunia dibangga, akhirat selamat Makanlah sagu desa Kerinchi, Menyabit di hutan Kampung Kepayang; Bukanlah cikgu berasa benci, Cubit dan rotan penghubung sayang. Pulang pemburu dengan riangnya, Dapat menghambat si anak rusa; Berjuang guru dengan ilmunya,

Menobat martabat si anak bangsa. Buat sempadan darinya parit, Guna menghadang orang seludup; Guru teladan kepada murid, Diikut dipandang di dalam hidup. Makcik Siti menenun gebar, Untuk si adik lena berangan; Cikgu mesti banyak bersabar, Tugas mendidik bukannya ringan. Pinjamlah nyiru rumah Pak Alang, Untuk mengisi si buah pala; Jasanya guru bukan kepalang, Mengajar mengenal ilmu segala. Berjalan kaki ke Pekan Sialang, Ingin membeli cincin suasa; Doktor, hakim, pemimpin terbilang, Bermulanya dari guru biasa. Tasik Aru airnya tenang, Tempat melihat si burung undan; Jasa guru tetap dikenang, Selagi hayat dikandung badan.

Ayu semarak di sisi bonda, Kekal berseri jambangan gelora; Guru pencorak generasi muda, Bakal mengisi kepimpinan negara. Jiwa derita batin merana, Kenangan silam tiada ceria; Guru pelita penerang buana, Menyuluh kelam dengan cahaya.

Jasamu Dikenang Segala bakti yang engkau curahkan mengajar mendidik anak bangsa segala jasa yang engkau taburkan menjadi kenangan tak akan kami lupakan. Engkau laksana pelita di malam gelita memancarkan sinar sepenuh rela jiwamu tabah hatimu cekal kasihmu sud semangatmu berkobar yang tak pernah mengenal erti putus asa yang tak pernah meminta puji dan puja. Jasamu tak akan luput dalam ingatan kami sepanjang hayat mekar di sudut had tiap sepatah katamu mengisi erti tiap madahmu mengandungi hikmat pembentuk peribadi penegak kebenaran pengatur hidup petunjuk kebahagiaan. Hanya kata-kata ini yang dapat kami lafazkan terkumpul dari seribu hati menjadi satu menadah tangan dengan doa restu) kepada Tuhan yang menjanjikan pembalasan kepadamu guru-guru yang berjiwa mulia pembimbing petunjuk ke arah maju jaya.

Jujur dan ikhlas engkau berbakti di kota dan desa atau di huj'ung negeri cekal dan tabah menempuh dugaan hidupmu bagalkan pelita di tengah malam membakar diri menerangi yang kelam jasamu akan karra kenang sepanjang zaman. Hasil Nukilan: Ahmad Sarju (1988)

You might also like