You are on page 1of 5

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan lajunya perkembangan zaman di dunia teknologi dan pendidikan, ternyata bahasa mempunyai kedudukan yang sangat penting karena bahasa merupakan alat komunikasi yang utama. Sudah menjadi keyakinan yang tidak diragukan lagi dalam era informasi yang tengah kita jalani ini bahwa kemampuan membaca merupakan wahana utama yang dapat menjunjung martabat suatu bangsa. Kata iqra (bacalah) tidak akan diletakkan oleh Allah SWT pada awal kalimat perintah-Nya yang pertama jika makna yang dikandungnya itu tidak sedemikian pentingnya. Pokok bahasan membaca memiliki sifat yang sangat luwes. Pokok bahasan membaca ini sangat mudah dikaitkan dengan berbagai bidang studi, berbagai tujuan, bahkan dengan berbagai cabang pengetahuan, seperti yang diungkapkan oleh St. Y. Slamet dan Amir (1996: 50) bahwa dengan membaca kita dapat mengembangkan nilai moral, kemampuan bernaral, dan kreatifitas. Membaca merupakan suatu kegiatan yang tidak bisa dipisahkan dengan berbagai ilmu pengetahuan. Sebagai contoh dalam lingkup pembelajaran di kelas, membaca bukan hanya milik mata pelajaran Bahasa Indonesia saja, tetapi di dalam semua mata pelajaran pasti perlu membaca karena hal ini merupakan suatu proses eksplorasi pengetahuan. Dengan membaca kita akan dapat memperoleh berbagai pengetahuan. Alek A. dan Achmad H.P. (2010: 75) mengungkapkan bahwa membaca ialah proses memahami pesan tertulis yang menggunakan bahasa tertentu yang disampaiakan oleh penulis kepada pembacanya. Berdasarkan pengertian tersebut, pada dasarnya membaca tidak hanya sekedar menyuarakan bunyi-bunyi bahasa atau mencari arti kata-kata sulit dalam suatu teks bacaan. Akan tetapi, lebih dari itu, membaca melibatkan pemahaman tentang apa yang dibacanya, apa maksudnya, dan

apa implikasinya. Bayangkan, jika seorang anak sekolah dasar hanya bisa melafalkan kata-kata tanpa bisa memahami apa maksud dari kata-kata yang mereka baca, maka kegiatan yang dilakukannya pasti kurang bermakna. Oleh karena itu, kemampuan memahami isi bacaan haruslah dikuasai oleh para siswa. Berdasarkan pengamatan di lapangan, yaitu di SD Negeri Jatimalang pada tahun pelajaran 2010/2011, khususnya siswa kelas IV masih belum mengerti maksud dan tujuan dari membaca yang sebenarnya. Mereka hanya sekedar melafalkan bacaan tanpa memahami apa maksud dan isinya. Permasalahan ini terjadi tidak hanya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia saja. Di dalam semua mata pelajaran, misalkan mereka diminta untuk membaca, mereka belum bisa memahami isi dari bacaan yang dibacanya tersebut. Apabila guru bertanya tentang salah satu isi bacaan, mereka hanya menjawab asal-asalan saja. Hal ini terjadi tidak hanya sekali dua kali, tetapi selalu terjadi dalam setiap pembelajaran membaca, baik untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia maupun pelajaran yang lainnya. Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa pengajaran membaca pemahaman di sekolah dasar cenderung diabaikan. Faktor yang melatarbelakangi karena anggapan yang salah terhadap membaca itu sendiri. Umumnya orang, khususnya guru SD menganganggap bahwa pengajaran membaca telah berakhir ketika seorang siswa sekolah dasar telah dapat membaca dan menulis permulaan yang biasa dilaksanakan di kelas I dan II sekolah dasar. Pada jenjang kelas yang lebih tinggi, yaitu kelas III sampai kelas VI, pengajaran membaca lanjut (membaca pemahaman) belum mendapat perhatian serius. Membaca di kelas tinggi seolah-olah lebih menekankan pada kegiatan membaca nyaring yang merupakan lanjutan dari membaca dan menulis permulaan di kelas I dan II sekolah dasar. Hal yang sama terjadi pada pengajaran membaca di kelas IV SD Negeri Jatimalang. Pembelajaran membaca berlangsung kurang efektif kaitannya dalam proses memahami isi bacaan. Pada saat pembelajaran membaca, siswa hanya dituntut untuk melafalkan bacaan, yaitu membaca nyaring. Di dalam prosesnya guru bersama siswa hanya membahas teknik membacanya saja, seperti bagaimana dalam intonasi dan penandaan jedanya. Kalaupun diminta untuk menjawab pertanyaan tentang isi bacaan, siswa masih membutuhkan waktu yang cukup lama dalam pengerjaannya.

Tidak hanya itu, hasil jawaban siswa juga masih terpaku pada kata-kata dalam teks bacaan sehingga kadang terkesan rancu dan kurang sesuai dengan jawaban yang semestinya diharapkan. Hal ini karena kekurangcakapan siswa dalam mengutarakan kembali isi bacaan dengan kata-kta sendiri. Selain itu, juga karena kurangnya bimbingan guru dalam menguak isi bacaan kepada siswa. Guru hanya membahas dengan sekilas saja dan tidak dilakukan peninjauan yang mendalam tentang isi bacaannya tersebut. Hal inilah yang menjadi penyebab siswa SD Negeri Jatimalang, khusunya siswa kelas IV masih sulit dalam memahami suatu bacaan. Fenomena yang terdapat di kelas IV SD Negeri Jatimalang, khususnya dalam pembelajaran membaca terjadi suatu permasalahan yang harus segera dipecahkan melalui kegiatan Penelitian Tindakan Kelas. Hal ini yaitu untuk menerapkan metode apa yang kiranya tepat dalam kegiatan pembelajaran membaca pemahaman. Ada berbagai metode dalam membaca pemahaman. Salah satunya adalah metode SQ3R. Robinson (dalam Soedarso, 2010: 59) mengemukakan bahwa metode membaca SQ3R merupakan metode mebaca yang populer digunakan orang saat ini yang prosesnya terdiri dari lima langkah, yaitu s urvey, question, read, recite, dan review. Survey merupakan suatu kegiatan memeriksa atau meneliti atau mengidentifikasi seluruh isi bacaan. Question merupakan kegiatan menyusun daftar pertanyaan yang relevan dengan isi bacaan. Read adalah proses membaca secara aktif untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah tersusun. Recite merupakan proses menghafal setiap jawaban yang telah ditemukan. Sedangkan Review merupakan kegiatan meninjau ulang seluruh jawaban atas pertanyaan yang tersusun tersebut. Di dalam metode SQ3R ini, sebelum membaca terlebih dahulu kita lakukan peninjauan bacaan untuk mendapatkan gagasan umum tentang apa yang kita baca. Setelah teks kita baca lalu kita ajukan berbagai pertanyaan tentang isi bacaan yang kemudian kita jawab. Dengan hal ini diharapkan akan mempermudah dalam memahami bacaan tersebut. Langkah selanjutnya yaitu mencoba mengutarakan kembali dengan kata-kata sendiri tentang pokok-pokok pentingnya. Dengan begitu kita akan menguasai dan mengingatnya lebih lama.

Metode SQ3R diharapkan akan memberikan solusi yang tepat dalam proses pembelajaran membaca pemahaman pada siswa kelas IV SD Negeri Jatimalang. Untuk itu, peneliti mengambil judul Penggunaan Metode SQ3R dalam Membaca Pemahaman pada Siswa Kelas IV SD Negeri Jatimalang Tahun 2011 dalam Penelitian Tindakan Kelas ini. B. Perumusan Masalah Permasalahan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah bagaimana penggunaan metode SQ3R dalam membaca pemahaman. Adapun secara rinci permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana penggunaan metode SQ3R yang efektif dalam memperbaiki pembelajaran membaca pemahaman pada siswa kelas IV SD Negeri Jatimalang tahun 2011? 2. Apakah kelebihan dan kelemahan dari penggunaan metode SQ3R dalam pembelajaran membaca pemahaman pada siswa kelas IV SD Negeri Jatimalang tahun 2011? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah maka tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan metode SQ3R yang efektif dalam memperbaiki pembelajaran membaca pemahaman pada siswa kelas IV SD Negeri Jatimalang tahun 2011. 2. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari penggunaan metode SQ3R dalam pembelajaran membaca pemahaman pada siswa kelas IV SD Negeri Jatimalang tahun 2011.

D. Manfaat Penelitian Hasil Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoretis maupun praktis: 1. Manfaat Teoritis a. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan sehingga dapat membantu peningkatan kualitas pendidikan. b. Dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan bahwa metode SQ3R tepat digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman pada siswa sekolah dasar. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah 1) Untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui proses pembelajaran dengan baik khususnya pada murid kelas IV SD Negeri Jatimalang. 2) Memberi masukan informasi kepada pihak SD Negeri Jatimalang tentang penggunaan metode SQ3R dalam pembelajaran membaca pemahaman. b. Bagi Guru Memberi masukan kepada guru tentang bagaiman penggunaan metode SQ3R dalam pembelajaran membaca pemahaman di SD Negeri Jatimalang. c. Bagi Siswa Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami isi suatu bacaan.

You might also like