MENYIAPKAN WADAH UNTUK MENAMPUNG ILMU Dari : Suhandono Wijoyokusumo

Salam, Sediakan saja wadah untuk menampung ilmu yang akan di turunkan pada anda. Biarkan timba mencari sumur, guru akan datang apabila murid siap. Lakukan latihan-latihan dengan rutin karena banyak saya lihat manusia tidak akan tahan apabila wadah belum siap dan ilmu sudah terlanjur turun. Akan terjadi peperangan di dalam diri anda melawan diri andasendiri. Anda mempertahankan pemahaman lama yang terlanjur mendarah daging dengan pemahaman baru yang kadang kala anda usahakan untuk diabaikan. Akan tetapi pemahaman baru menuntut untuk di terima. Peperangan yang tidak tampak, diri melawan diri, yang akan hancur ya diri anda sendiri. Yang terbaik terima semua dahulu dan kemudian pelajari satu persatu tiaptiap pemahaman yang datang dan singkirkan buruk sangka pada diri anda sendiri. Karena waktu tahun 1995 saya mengalami pergulatan pemikiran antara pemahaman saya yang lama dan antara pemahaman saya yang baru dalam tasawuf. Semakin saya menolak pemahaman yang baru semakin saya sakit, saya sakit selama tiga bulan, saya takut musrik, takut menyekutukan Tuhan. Tapi kalau difikir lagi, Tuhan yang Maha Tinggi bisa disekutukan dengan apa? Dengan sesuatu yang rendah? Ah ini hanya bahasa jebakan spiritual, agar area terlarang Tuhan jangan sampai di sentuh manusia awam. Pemonopolian pemahaman, agar majikan tetaplah majikan, raja tetaplah raja, dan budak tetaplah budak. Kesadaran tidak boleh disentuh manusia kebanyakan, bukankah ini pembodohan? Tidak! Manusia memiliki hak yang sama! Semua manusia harus sadar akan kesejatian, harus sadar dengan sempurna, manusia harus bisa bercakap-cakap denganTuhan, apakah ini sesuatu yang mustahil? Tidak ini bukan khayalan, manusia harus mengerti tentang Tuhannya yang telah menciptakannya. Bukan hanya pemahaman-pemahaman semu, Tuhan bisa di hubungi oleh manusia Tuhan bisa di ajak berdialog, tanpa perantara dan penterjemah dan tanpa ada dinding yang memisahkan. Ok Anda bisa!. Salam, Suhandono Wijoyokusumo