You are on page 1of 9

Nama NPM Kelas

: Muhammad Rafid Murfi : 1102012179 :B

TUGAS MANDIRI SKENARIO 1 A.Sasaran Belajar LI.1. Memahami Dan Menjelaskan Dasar Etika Kedokteran LO.1.1 Memahami dan Menjelaskan Hak dan Kewajiban Dokter LO.1.2 Memahami dan Menjelaskan Hak dan Kewajiban Pasien LI.2. Memahami dan Menjelaskan Rekam Medis dan Rahasia Medis LO.2.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi,Fungsi,Tahapan dan Tujuan Rekam Medis LO.2.2. Memahami dan Menjelaskan Definisi,Fungsi,Tahapan, dan Tujuan Rahasia Medis LO.2.3. Memahami dan Menjelaskan Sanksi dan Hukum yang berkaitan dengan Rekam Medis LI.3. Memahami dan Menjelaskan Keterkaitan Etika Kedokteran Dengan Syariat Islam B.Pembahasan LI.1. Memahami Dan Menjelaskan Dasar Etika Kedokteran LO.1.1 Memahami dan Menjelaskan Hak dan Kewajiban Dokter a.Hak Dokter Dalam undang undang No.29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 50 dinyatakan bahwa hak-hak dokter adalah memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas,memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional,dan memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya. 1. Melakukan Praktik dokter setelah memperoleh Surat Izin Dokter ( SID ) dan Surat Izin Praktik ( SIP ).Peraturan PP No.58 Tahun 1958 telah ditetapkan tentang wajib daftar ijazah dokter dan dokter gigi baru,yang disusul dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 560/Menkes/Per/X/1981 tentang pemberian izin menjalankan pekerjaan dan izin praktik Bagi dokter umum dan Peraturan Menteri Kesehatan No.561/Menkes/Per/X/1981 tentang pemberian izin menjalankan pekerjaan dan izin praktik bagi dokter spesialis.Menurut pasal 7 UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran sehingga kini tugas registrasi dokter dan dokter gigi dilakukan oleh Konsil Kedokteran Indonesia ( KKI )

2. Memperoleh informasi yang benar dan lengkap dari pasien/keluarga tentang penyakitnya.Informasi tentang penyakit terdahulu dan keluhan pasien yang sekarang di deritanya,serta riwayat pengobatan sebelumnya sengat membantu dokter untuk menegakkan diagnosis yang pasti. 3.Bekerja sesuai standar profesi.Sesuai standard 4.Menolak melakukan tindakan medik yang bertentangan dengan etika,hukum, agama, dan hati nuraninya. 5.Mengakhiri hubungan dengan seorang pasien jika menurut penilaiannya kerjasama pasien dengannya tidak berguna lagi,kecuali dalam keadaan gawat darurat. Pasien Susah minum obat Putus kontrak terapeutik 6.Menolak pasien yang bukan bidang spesialisasinya,kecuali dalam keadaan darurat atau tidak ada dokter lain yang mampu menanganinya. 7.Hak atas kebebasan pribadi ( privacy ) dokter 8.Ketentraman bekerja. 9.Mengeluarkan surat keterangan dokter.Bab I Pasal 7 KODEKI seorang dokter hanya memberi keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya 10.Menerima imbalan atau jasa 11.Menjadi anggota perhimpunan profesi. 12.Hak membela diri.

b.Kewajiban Dokter Dalam undang undang No.29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran pasal 51 dinyatakan bahwa kewajiban dokter dan dokter gigi adalah : a.Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien. b.Merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik,apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan. c.Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien,bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia. d.Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan,kecuali bila ia yakin pada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya e.Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran gigi.

LO.1.2 Memahami dan Menjelaskan Hak dan Kewajiban Pasien a.Hak Pasien 1.Hak untuk hidup,hak atas tubuhnya sendiri, dan hak untuk mati secara wajar 2.Memeperoleh pelayanan kedokteran yang manusiawi sesuai dengan standar profesi kedokteran 3.Memperoleh penjelasan tentang diagnosis dan terapi dari dokter yang mengobatinya. 4.Menolak prosedur diagnosis dan terapi yang direncanakan,bahkan dapat menarik diri dari kontrak terapeutik 5.Memperoleh penjelasan tentang riset kedokteran yang akan diikutinya 6.Menolak atau menerima keikutsertaanya dalam riset kedokteran. 7.di rujuk kepada dokter spesialis kalau dibutuhkan,dan dikembalikan kepada dokter yang merujuknya setelah selesai berkonsultasi atau pengobatan untuk memeproleh perawatan atau tindak lanjut. 8.Kerahasiaan dan rekam mediknya atas hal pribadi 9.Berhubungan dengan keluarga,penasihat,atau rohaniawan,dan lai-lain yang dierlukan selama perawatan di rumah sakit. 10.Memperoleh penjelasan tentang perincian biaya rawat inap,obat,pemeriksaan laboratorium,pemeriksaan rontgen,USG,CT-scan,MRI, dan sebagainya. b.Kewajiban Pasien 1,Memeriksa diri sedini mungkin pada dokter 2.Memberikan informasi yang benar dan lengkap tentang penyakitnya. 3.Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter 4.Menandatangani surat-surat PTM,surat jaminan dirawat di rumah sakit,dan lain-lainnya. 5.Yakin oada dokternya,dan yakin akan sembuh 6.Melunasi biaya perawatan di rumah sakit,biaya pemeriksaan dan pengobatan serta honorarium dokter.

LI.2. Memahami dan Menjelaskan Rekam Medis dan Rahasia Medis LO.2.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi,Fungsi,Tahapan dan Tujuan Rekam Medis

Berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 46 ayat (1) yang menyatakan bahwa setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam medis. A. Rekam Medis Dalam penjelasan Pasal 46 ayat (1) UU Praktik Kedokteran, yang dimaksud dengan rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang Rekam Medis dijelaskan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan. Kedua pengertian rekam medis diatas menunjukkan perbedaan yaitu Permenkes hanya menekankan pada sarana pelayanan kesehatan,\ sedangkan dalam UU Praktik Kedokteran tidak. Ini menunjukan pengaturan rekam medis pada UU Praktik Kedokteran lebih luas, berlaku baik untuk sarana kesehatan maupun di luar sarana kesehatan.

B. Isi Rekam Medis a. Rekam Medis Pasien Rawat Jalan Isi rekam medis sekurang-kurangnya memuat catatan/dokumen tentang: - identitas pasien; - pemeriksaan fisik; - diagnosis/masalah; - tindakan/pengobatan; - pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. b. Rekam Medis Pasien Rawat Inap Rekam medis untuk pasien rawat inap sekurang-kurangnya memuat: - identitas pasien; - pemeriksaan; - diagnosis/masalah; - persetujuan tindakan medis (bila ada); - tindakan/pengobatan; - pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. ( Konsil Kedokteran Indonesia ) a.Rekam Medis Rawat Jalan - Identitas dan formulir perizinan ( Lembar hak kuasa ) - Riwayat Penyakit tentang riwayat utama,penyakit dahulu dan sekarang,dan riwayat keluarga tentang penyakit yang mungkin diturunkan. - Laporan pemeriksaan fisik,termasuk pemeriksaan laboratorium,rontgen, MRI , dan lain-lain - Diagnosis/Diagnosis banding - Instruksi Diagnosis dan Terapeutik dangan tanda tangan pejabat kesehatan yang berwenang.

b.Rekam Medis Rawat Inap - Semua Informasi yang ada pada rekam medis rawat jalan ditambah dengan : a.Persetujuaj tindakan medis b.Catatan konsultasi c. Catatan perawatan dan tenaga kesehatan lainnya d. Catatan observasi klinik dan hasil pengobatan e. Resume akhir dan evaluasi pengobatan Isi Resume Akhir : Mengapa pasien masuk rumah sakit Hasil penting pemeriksaan fisik diagnostik,laboratorium,rontgen, MRI, dan lain-lain Pengobatan dan tindakan operasi yang dilaksanakan Keadaan pasien waktu keluar ( Perlu berobat jalan,mampu bekerja,atau lain-lain ) Anjuran pengobatan dan perawatan ( nama obat dan dosisnya,tindakan pengobatan lain,perjanjian untuk datang lagi,dan lain-lain )

Tujuan Resume akhir : Untuk menjamin kontinuitas pelayanan medik dengan kualitas yang tinggi serta bahan yang berguna bagi dokter pada waktu menerima pasien untuk dirawat kembali Bahan penilaian staf medik rumah sakit Untuk memenuhi permintaan dari badan-badan resmi atau perseorangan tentang perawatan seorang pasien.ex dari perusahaan asuransi Sebagai bahan informasi bagi dokter yang bertugas,dokter yang mengirim dan dokter konsultan. ( Buku Etika Kedokteran dan hukum kesehatan )

C. Jenis Rekam Medis a. Rekam medis konvensional b. Rekam medis elektronik D.Manfaat Rekam Medis A. Pengobatan Pasien Rekam medis bermanfaat sebagai dasar dan petunjuk untuk merencanakan dan menganalisis penyakit serta merencanakan pengobatan, perawatan dan tindakan medis yang harus diberikan kepada pasien.

B. Peningkatan Kualitas Pelayanan

Membuat Rekam Medis bagi penyelenggaraan praktik kedokteran dengan jelas dan lengkap akan meningkatkan kualitas pelayanan untuk melindungi tenaga medis dan untuk pencapaian kesehatan masyarakat yang optimal. C. Pendidikan dan Penelitian Rekam medis yang merupakan informasi perkembangan kronologis penyakit, pelayanan medis, pengobatan dan tindakan medis, bermanfaat untuk bahan informasi bagi perkembangan pengajaran dan penelitian di bidang profesi kedokteran dan kedokteran gigi. D. Pembiayaan Berkas rekam medis dapat dijadikan petunjuk dan bahan untuk menetapkan pembiayaan dalam pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan. Catatan tersebut dapat dipakai sebagai bukti pembiayaan kepada pasien. E. Statistik Kesehatan Rekam medis dapat digunakan sebagai bahan statistik kesehatan, khususnya untuk mempelajari perkembangan kesehatan masyarakat dan untuk menentukan jumlah penderita pada penyakit-penyakit tertentu. F. Pembuktian Masalah Hukum, Disiplin dan Etik Rekam medis merupakan alat bukti tertulis utama, sehingga bermanfaat dalam penyelesaian masalah hukum, disiplin dan etik. E. Tata Cara Penyelenggaraan Rekam Medis Pasal 46 ayat (1) UU Praktik Kedokteran menegaskan bahwa dokter dan dokter gigi wajib membuat rekam medis dalam menjalankan praktik kedokteran. Setelah memberikan pelayanan praktik kedokteran kepada pasien, dokter dan dokter gigi segera melengkapi rekam medis dengan mengisi atau menulis semua pelayanan praktik kedokteran yang telah dilakukannya. Setiap catatan dalam rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan. Apabila dalam pencatatan rekam medis menggunakan teknlogi informasi elektronik, kewajiban membubuhi tanda tangan dapat diganti dengan menggunakan nomor identitas pribadi/personal identification number (PIN). Dalam hal terjadi kesalahan saat melakukan pencatatan pada rekam medis, catatan dan berkas tidak boleh dihilangkan atau dihapus dengan cara apapun. Perubahan catatan atas kesalahan dalam rekam medis hanya dapat dilakukan dengan pencoretan dan kemudian dibubuhi paraf petugas yang bersangkutan. Lebih lanjut penjelasan tentang tata cara ini dapat dibaca pada Peraturan Menteri Kesehatan tentang Rekam Medis dan pedoman pelaksanaannya. F. Kepemilikan Rekam Medis

Sesuai UU Praktik Kedokteran, berkas rekam medis menjadi milik dokter, dokter gigi, atau sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi rekam medis dan lampiran dokumen menjadi milik pasien.

G. Penyimpanan Rekam Medis Rekam medis harus disimpan dan dijaga kerahasiaan oleh dokter, dokter gigi dan pimpinan sarana kesehatan. Batas waktu lama penyimpanan menurut Peraturan Menteri Kesehatan paling lama 5 tahun dan resume rekam medis paling sedikit 25 tahun. ( Konsil Kedokteran Indonesia )

Rekam medis pasien berobat jalan disimpan sekitar 3-5 tahun dan pasien rawat inap sekurang-kurangnya 10 tahun. ( Buku Etika Kedokteran Dan Hukum Kesehatan )

H.Pemusnahan Rekam Medis Sebelum dimusnahkan,berkas tersebut harus : Diambil informasi utama Menyimpan berkas anak-anak hingga batas usia tertentu sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Menyimpan berkas medis sesuai ketentuan yang berlaku.Di Inggris,Depkes merekomendasikan masa retensi RM minimum : a. RM Obstetri 25 tahun b. RM anak-anak dan usia muda,disimpan sampai ulang tahun ke 25,atau 8 tahun sesudah kunjungan terakhir. c. RM gangguan mental,20 tahun sesudah dokter yang merawat menyatakan sudah sembuh d. RM yang lain,8 tahun dan resume akhir dibuat. ( Buku Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan )

LO.2.2. Memahami dan Menjelaskan Definisi,Fungsi,Tahapan, dan Tujuan Rahasia Medis

A. Kerahasiaan Rekam Medis Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran wajib menyimpan kerahasiaan yang menyangkut riwayat penyakit pasien yang tertuang dalam rekam medis. Rahasia kedokteran tersebut dapat dibuka hanya untuk kepentingan pasien untuk memenuhi permintaan aparat penegak hukum (hakim majelis), permintaan pasien sendiri atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, rahasia kedokteran (isi rekam medis) baru dapat dibuka bila diminta oleh hakim majelis di hadapan sidang majelis.

Dokter dan dokter gigi bertanggung jawab atas kerahasiaan rekam medis sedangkan kepala sarana pelayanan kesehatan bertanggung jawab menyimpan rekam medis.

LO.2.3. Memahami dan Menjelaskan Sanksi dan Hukum yang berkaitan dengan Rekam Medis A. Dalam Pasal 79 UU Praktik Kedokteran secara tegas mengatur bahwa setiap dokter atau dokter gigi yang dengan sengaja tidak membuat rekam medis dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah). Selain tanggung jawab pidana, dokter dan dokter gigi yang tidak membuat rekam medis juga dapat dikenakan sanksi secara perdata, karena dokter dan dokter gigi tidak melakukan yang seharusnya dilakukan (ingkar janji/wanprestasi) dalam hubungan dokter dengan pasien. ( Konsil Kedokteran Indonesia ) Pasal 322 KUHP Barang siapa dengan sengaja membuka suatu rahasia yang ia wajib menyimpannya oleh karena jabatan atau pekerjaannya,baik yang sekarang maupun yang dahulu,dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya 9 bulan atau denda ( Buku Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan ) B. Dokter dan dokter gigi yang tidak membuat rekam medis selain mendapat sanksi hukum juga dapat dikenakan sanksi disiplin dan etik sesuai dengan UU Praktik Kedokteran, Peraturan KKI, Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) dan Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia (KODEKGI). Dalam Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 16/KKI/PER/VIII/2006 tentang Tata Cara Penanganan Kasus Dugaan Pelanggaran Disiplin MKDKI dan MKDKIP, ada tiga alternatif sanksi disiplin yaitu : a. Pemberian peringatan tertulis. b. Rekomendasi pencabutan surat tanda registrasi atau surat izin praktik. c. Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di institusi pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi. Selain sanksi disiplin, dokter dan dokter gigi yang tidak membuat rekam medis dapat dikenakan sanksi etik oleh organisasi profesi yaitu Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) dan Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Gigi (MKEKG).

LI.3. Memahami dan Menjelaskan Keterkaitan Etika Kedokteran Dengan Syariat Islam

You might also like