You are on page 1of 15

Aswamedha Parwa Bagian Ke 80 -----------------------------------------------------------------------------------

Bagian Ke Delapanpuluh

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 1 of 15

Aswamedha Parwa Bagian Ke 80 -----------------------------------------------------------------------------------

Ibu raja Maipra yang cantik bermata bintang cemerlang itu meratap menangis. Air mata bagaikan banjir mengalir membasahi pipinya dan tiba-tiba iapun jatuh pingsan. Tak lama, ia siuman kembali dan dilihatnya Ulupi sudah bersimpuh di sebelahnya. Kepada Ulupi putri raja ular ini, Citrgada meratap sebagai berikut :O Ulupi, lihatlah! Suami kita yang tak terkalahkan oleh siapapun juga sekarang tewas di sini. Ini hanyalah karena engkau telah membakar semangat anakku yang masih terlampau muda untuk mempertimbangkan baikburuk perbuatannya. Engkau O Ulupi, ternyata tidak mengenal belas kasihan, engkau tidak berbudi! Karena kejadian ini, aku sekarang mulai meragukan apakah engkau benar-benar mengabdi untuk kepentingan suamimu! Karena perbuatanmulah suamimu sekarang terbaring di

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 2 of 15

Aswamedha Parwa Bagian Ke 80 -----------------------------------------------------------------------------------

sini tewas dalam pertarungan! Apabila engkau merasa terhina mendengar ucapan Dhanajaya tadi itu, semestinya engkau dapat memaafkannya. Sekarang engkau hidupkanlah kembali pahlawan perkasa ini! O engkau yang cantik, sebenarnya engkau telah dikenal sebagai wanita pengasih dan penyayang dan kesaktianmu sudah diakui di seluruh alam ini. Mengapa engkau tega bersikap tabah begini, sedangkan suami kita ini tewas karena perbuatan anak kita? O engkau putri ular aku sungguh tidak perduli apabila anakku ini tewas ditangan ayahnya sendiri. Tetapi suami kita ini, ia adalah pahlawan besar yang patut dihormati setinggitingginya, terutama oleh itu anakku! Setelah mengucapkan kata-kata kepada Ulupi,

Citrgada lalu menubruk tubuh suaminya, menangis dan meratap mengucapkan kata-kata berikut: Bangkitlah O junjunganku! Padukalah

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 3 of 15

Aswamedha Parwa Bagian Ke 80 -----------------------------------------------------------------------------------

yang paling diandalkan oleh raja bangsa Kuru. Kuda kurban yang semestinya paduka jaga sedang berada di sini, telah hamba lepaskan kembali. Bangkitlah O junjunganku, tunaikanlah tugas paduka menjaga kuda yang dilepaskan oleh maharaja Yudhihira! Paduka lindungilah kuda itu dalam pengembaraannya! Mengapakah kakanda diam saja? Kehidupan hamba tergantung dari kehidupan paduka, O pahlawan utama bangsa Kuru! Betapa mungkin seseorang yang biasanya memberikan nafas kehidupan kepada orang lain sekarang kehilangan kehidupannya sendiri? Lihatlah O Ulupi, tubuh perkasa suamimu sekarang terbujur di sini! Dan engkau tidak menunjukkan kesedihan! Setelah engkau mendesakkan kehendak agar terjadi pertarungan, sekarang engkau tenang-tenang saja! O engkaulah yang bertanggung jawab terhadap tewasnya pahlawan besar ini! Adalah

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 4 of 15

Aswamedha Parwa Bagian Ke 80 -----------------------------------------------------------------------------------

pantas apabila anak kita inilah yang tewas di tangan ayahnya! O Ulupi, berusahalah agar Wijaya yang termashur berjuluk Gudkea, yang matanya bersinar kemerahan ini hidup kembali! O Ulupi, engkau wanita yang diberkati! Apalah salahnya laki-laki yang mempunyai isteri lebih dari satu? Kaum wanitalah yang tak berbudi, apabila ia menguasai lebih dari seorang suami! Karena itu O Ulupi, janganlah engkau membalas dendam kepadanya! Ikatan suami-isteri itu sudah ditetapkan oleh Hyang itu Maria kekal, tak Agung! dapat Hubungan-hubungan

dielakkan! Karena itu engkau tak mungkin dapat memutuskan hubunganmu dengan suamimu ini dengan cara keliru seperti ini! Bersyukurlah engkau dengan hubungan yang sudah terjalin itu! Kukuhkanlah kembali hubunganmu dengan suamimu ini! Engkau membunuh suami sendiri dengan meminjam tenaga serta tubuh anakmu

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 5 of 15

Aswamedha Parwa Bagian Ke 80 -----------------------------------------------------------------------------------

yang tidak berdosa ini! Kalau engkau tidak mau menghidupkan kembali suami kita ini sekarang juga, biarlah aku mencabut nyawaku di sini, di hadapan matamu! O engkau seorang wanita yang sangat kuhormati! Kedukaanku hari ini, karena kehilangan suami dan anak, sudah cukup mendorong aku melakukan sumpah Praya, berpuasa sampai mati di sini di hadapanmu! Setelah mengucapkan kata-kata itu kepada putri raja Ular yang juga merupakan isteri Arjuna, putri Caitrawahin lalu duduk diam, memusatkan pikiran, mengukuhkan niat untuk melakukan sumpah Praya, yaitu duduk diam sampai permohonannya terkabul, atau kalau tidak, sampai mati!. Niatnya itupun sudah pasti!. Citrgada berhenti menangis. Ia menggeser duduknya lalu dipangkunya kaki suaminya.

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 6 of 15

Aswamedha Parwa Bagian Ke 80 -----------------------------------------------------------------------------------

Sekarang ia duduk di sana membisu, pikirannya dipusatkan dan memohon kehadapan dewata, agar suami dan anaknya dihidupkan kembali. Tak lama kemudian, raja Wabhruwahana memangku kaki bergerak-gerak dan siuman kembali, la melihat ibunya duduk membisu ayahnya. Dengan suara lemah ia berkata : Tidak ada lagi hal yang lebih menyakitkan dari pada melihat ibu hamba yang sudah biasa hidup dilingkungan istana nan mewah, sekarang bersimpuh di sini bersama-sama suami, di atas tanah kotor tak beralas. Aduhai pahlawan perkasa yang tak terkalahkan, penguasa ilmu senjata yang tak ada bandingan lagi di dunia ini telah tewas di tanganku hari ini! Hamba yakin, hari ini, bukanlah saatnya yang ditentukan itu! Sebelum ajal, berpantang mati! Itulah keyakinan hamba! Oh, hati wanita yang seorang ini nampaknya sangat keras! Kenapa tidak pecah

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 7 of 15

Aswamedha Parwa Bagian Ke 80 -----------------------------------------------------------------------------------

saja setelah melihat suaminya, pahlawan perkasa itu, terbaring tak bernyawa di atas tanah?. Kematian tidak akan datang kalau saatnya belum tiba! Apabila saat itu telah tiba, tentulah hamba dan ibu hamba juga tergeletak di sini, tidak sanggup menahan kesedihan dalam menyaksikan kemalangan ini! Betapa sayang, betapa tak bergunanya busana emas, yang dikenakan oleh pahlawan besar ini, yang sekarang tewas ditangan hamba sendiri, anaknya ini! Aduhai para Brhmaa, lihatlah ayah hamba pahlawan besar itu terbujur di atas tanah tidak bernafas dibunuh oleh anaknya sendiri Jasa apakah yang sudah dilakukan oleh Para Brhmaa pelindung pahlawan besar ini dalam menunaikan tugasnya ?. Biarlah sekarang para Brhmaa itu menentukan, hukum apa yang harus dikenakan kepada anak kejam penuh dosa semacam aku ini, membunuh ayah sendiri dalam perkelahian.

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 8 of 15

Aswamedha Parwa Bagian Ke 80 -----------------------------------------------------------------------------------

Setelah hamba membunuh ayah sendiri patutlah hamba menerima hukuman yang paling keras, mestinya hamba diusir dan mengembara keseluruh dunia, menutupi tubuh hamba dengan kulit tubuhnya! Perkenankan hamba membawa kedua belahan kepada ayah hamba itu, agar hamba yang hina dan jahat ini, yang telah membunuh ayah sendiri dapat mengembara menjalani hukuman, menerima kutukan dewata membawa serta ke mana saja hamba pergi kedua belahan tengkorak ayahku! Lihatlah wahai Ibunda, putri raja ular, suami paduka tewas di tangan hamba! Tentulah ibunda merasa puas sekarang, setelah hamba membunuh ayah hamba, Arjuna! Hari inipun hamba selaku anaknya akan menyusul, menempuh jalan yang dilalui oleh ayah hamba itu. Wahai ibunda, hamba tidak mampu lagi menenteramkan hati hamba, bersenang-senanglah ibu sekarang!

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 9 of 15

Aswamedha Parwa Bagian Ke 80 -----------------------------------------------------------------------------------

Bergembiralah ibu menyaksikan hamba dan pemilik Gandhiwa ini dicengkeram kematian hari ini! Hamba bersumpah demi kebenaran, bahwa hamba akan melepaskan jiwa hamba hari ini! Setelah mengucapkan kata-kata itu, raja Wabhruwahana lalu mengambil air dan dengan pikiran terpusat ia menyentuh air itu dan berseru dengan suara sedih : Dengarkanlah wahai seluruh mahluk alam semesta, dengarkan seruanku ini! Dengar jugalah seruan hamba ini wahai ibu! Hari ini hamba akan mengucapkan sumpah kebenaran, wahai putri raja Ular! Apabila pahlawan utama Jaya, ayah junjungan hamba ini tidak tubuh bangkit, hamba hamba membusuk akan di membiarkan

lapangan ini! Setelah hamba membunuh ayah sendiri, maka tidak ada jalan lain lagi yang dapat membebaskan hamba dari cengkeraman dosa! Biarlah hamba menjadi penghuni alam Neraka!

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 10 of 15

Aswamedha Parwa Bagian Ke 80 -----------------------------------------------------------------------------------

Dengan jalan berperang dan menaklukkan katriya perkasa, orang telah berbuat dosa, namun menurut peraturan Dharma, orang itu menjadi suci kembali setelah mempersembahkan seratus ekor sapi! Tetapi dengan membunuh ayah sendiri, hamba telah berdosa sedemikian besar hingga tidak mungkin dapat disucikan kembali.! Dhanajaya putra Pu ini, seorang pahlawan besar yang gagah perkasa. Jiwanya bersih tak tercela, dan dia itulah yang telah menciptakan jiwaku ini! Bagaimana hamba dapat dibebaskan dari kutuk dan dosa setelah hamba membunuhnya? Setelah mengucapkan kata-kata itu, Wabhruwahana menyentuh air dan selanjutnya tiba. duduk diam. Raja itu telah bersumpah akan duduk berpuasa sampai ajalnya

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 11 of 15

Aswamedha Parwa Bagian Ke 80 -----------------------------------------------------------------------------------

Ketika itulah Ulupi memusatkan pikirannya mengenangkan batu permata yang memiliki kekuatan dapat menghidupkan orang yang sudah mati, Permata itu merupakan permata keramat yang sangat dipuja-puja oleh bangsa ular, yang akan muncul seketika apabila dipikirkan. Putri raja Ular itu mengeluarkan permata itu serta mengucapkan kata-kata yang sungguh sangat membesarkan hati, katanya : Bangkitlah O anakku! Jangan sedih lagi! Jiu ini bukannya tewas karena terbunuh olehmu ! Pahlawan ini tidak mungkin dapat dibunuh oleh manusia, demikian pula tidak mungkin oleh Dewa-dewa dibawah pimpinan Wasawa sekalipun ! Aku sendirilah yang telah menciptakan tipuan mata ini, mengacaukan alat-alat pengindraan kalian semua dengan maksud melindungi pahlawan besar ini sendiri! O ananda, pahlawan berdarah Kuru, ayahanda paduka ini telah datang ke

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 12 of 15

Aswamedha Parwa Bagian Ke 80 -----------------------------------------------------------------------------------

kerajaan ini dengan tujuan untuk menguji kekuatan putranya. Demikian itulah cita-cita beliau semenjak mula perjalanan ini dilakukan. Itulah sebabnya mengapa aku mendesak ananda agar mau melayani kehendak ayahmu itu. Wahai ananda yang berhati mulia. Janganlah ananda merasa berdosa! Ananda tidak bersalah sedikitpun dengan menerima tantangan ayahmu itu. Ayahanda paduka ini sebenarnya seorang i, berjiwa besar, dengan kemampuan serta kesaktian luar biasa. Ia itu kekal dan tidak mungkin sendiripun dapat tidak dibunuh, mampu bahkan akra menundukkannya

dalam pertempuran! Permata Dewata ini sudah ada ditanganku sekarang. Permata ini mampu menghidupkan bangsa ular kapan saja dan berapa kalipun ia mati! O ananda letakkanlah permata ini di atas dada ayahmu. Segera ananda akan melihat keadaan yang sebenarnya, bahwa

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 13 of 15

Aswamedha Parwa Bagian Ke 80 -----------------------------------------------------------------------------------

ayah paduka ananda masih hidup! Dengan permata mendekati ditangan, ayahnya Wabhruwahana dan meletakkan lalu batu

permata itu di atas dada putra Ptha nan perkasa itu. Dan tiba-tiba, Jiu telah hidup kembali! Setelah membuka matanya yang memancarkan sinar kemerah-merahan, ia duduk seperti bangun dari tidur yang nyenyak. Setelah melihat pahlawan besar yang bertenaga luar biasa itu siuman, Wabhruwahana segera bersujud menyembah dengan takzimnya. Pada waktu pendekar akti itu bangun kembali dengan tandatanda kehidupan yang sempurna, Dewa penakluk Paka menghujankan dan bunga dari langit, dengan kentongan nekara berbunyi

sendirinya, bergema bagaikan deru awan di angkasa. Sorak-sorai terdengar di langit dan menyerukan : Bagus, bagus! Dhanajaya bangkit dan memeluk Wabhruwahana serta

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 14 of 15

Aswamedha Parwa Bagian Ke 80 -----------------------------------------------------------------------------------

menciumi kepalanya. Ia melihat ibunya, duduk agak jauh dari tempat anaknya. Ibu dari raja muda itu terlihat olehnya seperti baru saja melepaskan kesedihan, dan di sebelahnya, duduk Ulupi. Dhanajaya lalu bertanya : Apa yang terjadi? Mengapakah suasana lapangan ini nampaknya demikian menyedihkan? Jelaskanlah apakah yang sebenarnya sudah terjadi di tempat ini! Mengapa ibumu itu datang ke tempat ini? Mengapa pula Ulupi, putri raja Ular itu berada di sini? Aku masih ingat bahwa ananda tadi sedang bertempur dengan aku atas perintahku. Aku sungguh ingin tahu mengapa wanita-wanita ini berada di sini! Mendapat pertanyaan seperti itu, raja Maipra yang cerdas itu menyembah dan menjawab : Tanyakanlah O ayahanda, kepada Ulupi!

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 15 of 15

You might also like

  • Lontar Tatwa Ngemban Wong Bobot
    Lontar Tatwa Ngemban Wong Bobot
    Document63 pages
    Lontar Tatwa Ngemban Wong Bobot
    Gusti Arya Yunedi
    100% (1)
  • Mahoni
    Mahoni
    Document4 pages
    Mahoni
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Candra Sengkala
    Candra Sengkala
    Document5 pages
    Candra Sengkala
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Ganesya, Anak Bekepala Gajah
    Ganesya, Anak Bekepala Gajah
    Document2 pages
    Ganesya, Anak Bekepala Gajah
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Bunga Balon
    Bunga Balon
    Document2 pages
    Bunga Balon
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Makalah SENAM AEROBIK
    Makalah SENAM AEROBIK
    Document9 pages
    Makalah SENAM AEROBIK
    Gusti Arya Yunedi
    100% (1)
  • Candi Dukuh
    Candi Dukuh
    Document5 pages
    Candi Dukuh
    sutisnagustikomang
    No ratings yet
  • Costus Woodsonii
    Costus Woodsonii
    Document7 pages
    Costus Woodsonii
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Pisang Cavendish
    Pisang Cavendish
    Document5 pages
    Pisang Cavendish
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Coelogyne
    Coelogyne
    Document3 pages
    Coelogyne
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Tips Untuk Coelogyne Berbunga
    Tips Untuk Coelogyne Berbunga
    Document1 page
    Tips Untuk Coelogyne Berbunga
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • GANESA
    GANESA
    Document2 pages
    GANESA
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Tanaman Pemakan Serangga DROSERA CAPENSIS
    Tanaman Pemakan Serangga DROSERA CAPENSIS
    Document3 pages
    Tanaman Pemakan Serangga DROSERA CAPENSIS
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Kebutuhan Nutrisi Remaja
    Kebutuhan Nutrisi Remaja
    Document1 page
    Kebutuhan Nutrisi Remaja
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Asam Jawa
    Asam Jawa
    Document2 pages
    Asam Jawa
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Buah Kesemek
    Buah Kesemek
    Document6 pages
    Buah Kesemek
    Gusti Arya Yunedi
    0% (1)
  • Batang Tumbuhan
    Batang Tumbuhan
    Document3 pages
    Batang Tumbuhan
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Bambu
    Bambu
    Document2 pages
    Bambu
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Anggur
    Anggur
    Document5 pages
    Anggur
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Bunga Matahari
    Bunga Matahari
    Document3 pages
    Bunga Matahari
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Akasia
    Akasia
    Document3 pages
    Akasia
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • WASUKUNTI
    WASUKUNTI
    Document2 pages
    WASUKUNTI
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Gardapati
    Gardapati
    Document2 pages
    Gardapati
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Buah Maja
    Buah Maja
    Document6 pages
    Buah Maja
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Apokat
    Apokat
    Document5 pages
    Apokat
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Gandamana
    Gandamana
    Document3 pages
    Gandamana
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • GANDAWATI
    GANDAWATI
    Document3 pages
    GANDAWATI
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • GAGAKBAKA
    GAGAKBAKA
    Document2 pages
    GAGAKBAKA
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Gandabayu
    Gandabayu
    Document2 pages
    Gandabayu
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Gagarmayang
    Gagarmayang
    Document3 pages
    Gagarmayang
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet