You are on page 1of 7

PRINSIP GIZI SEIMBANG DALAM KESEHATAN REPRODUKSI LANSIA

Makalah ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Gizi dan Kesehatan Dosen Pengampu: Sulistiyawati

Disusun oleh: Kautsar Hipuasa Eka mulia sari Nova ika Luluk Hamidah : 106800 : : : 10680059

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI YOGYAKARTA 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi kehidupan manusia ,masa lanjut usia (Lansia) merupakan suatu siklus kehidupan manusia yang alami, tidak dapat dihindari oleh siapapun. Proses menjadi Lansia, baik secara fisik maupun psikologis akan ditandai kemunduran fungsi-fungsi anggota tubuh yang akan dapat menimbulkan masalah atau gangguan akan memperoleh aktivitas sehari-hari. Misalnya dalam kelambatan bergerak ,kurang cepat bereaksi, berkurangnya daya tahan tubuh,berkurangny asistem kesehatan reproduksi dan lain-lain. Pada usia 60 tahun keatas biasanya terjadi penurunan kekuatan fisik, sering pula diiringi dengan penurunan daya ingat. Walaupun pada masa kini banyak Lansia yang mengalami perubahan-perubahan tersebut lebih lambat daripada Lansia masa lalu, dikarenakan ada upaya-upaya perbaikan gizi dan mengomsumsi berbagai vitamin, namun cirri sebagai Lansia masih tetap saja tampak.
Jumlah penduduk Indonesia menurut Sensus Penduduk (SP) tahun 2010 berjumlah 237,6 juta jiwa. Jumlah yang besar ini terdiri dari lapisan penduduk balita,anak, dewasa,dan lansia. Khusus lansia, menurut Pendataan Keluarga tahun 2010 yang dilakukan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) ternyata jumlah penduduk lansia di Indonesia berjumlah 15,5 juta jiwa. Jumlah ini semakin tahun akan semakin besar. Hal ini karena adanya pembangunan kesehatan dan sosial ekonomi yang diselenggarakan di Indonesia.

Jumlah penduduk lansia yang besar ini membutuhkan penanganan yang serius, sebab mau tidak mau penduduk lansia akan menjadi salah satu lapisan penduduk yang jika tidak diberdayakan dengan maksimal akan menjadi lapisan penduk yang dianggap beban pembangunan. Agar penduduk lansia tidak menjadi beban pembangunan diperlukan adanya pemberdayaan penduduk lansia. Hal ini sesuai dengan undang-undang No.13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia.

Khusus untuk keluarga lansia, BKKBN melalui Direktorat Bina Ketahanan Keluarga Lansia dan Rentan membina dan memberdayakan kelompok-kelompok kegiatan Bina Keluarga Lansia (BKL) yang ada diseluruh kelurahan dan desa yang ada di Indonesia. Kelompok kegiatan BKL merupakan wadah kegiatan bagi keluarga lansia dan keluarga yang memiliki lansia yang berusaha meningkatkan kegiatan dan ketempilan keluarga dalam memberikan pelayanan, perawatan, dan pengakuan yang layak sebagai orangtua bagi lansia tidak potensial dan meningkatkan kesejahteraan keluarga lansia melalui kegiatan pemberdaya, pembinaan, serta pengembangan potensi bagi lansia. B. Tujuan Tujuan utama adanya kelompok BKL adalah pengetahuan, sikap, dan perilaku (PSP) keluarga lansia dan keluarga yang memiliki lansia dalam meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Secara lebih khusus tujuan utama adanya BKL juga memberikan pemahaman dan pengetahuan mengenai kondisi fisik lansia, pemeliharaan kesehatan lansia, dan penyakit-penyakit lanjut usia.

BAB II PEMBAHASAN A. Kondisi Fisik Lansia Perkembangan hidup manusia dimulai dari konsep si bayi, anak-anak, remaja, dewasa, dan kemudian masa tua atau lanjut usia. Menjadi lanjut usiaa dalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari oleh siapapun.Proses menjadi lanjut usia selalu ditandai dengan kemunduran fungsi-fungsi organ tubuh yang dapat menimbulkan masalah atau gangguan yang akan banyak mempengaruhi kegiatan atau aktivitas sehari-hari, misalnya dalam hal kelambatan gerak, kurang cepat bereaksi, berkurangnya tenaga, menurunnya daya tahan dan lain sebagainya. B. Penurunan kondisi tubuh lansia 1. Sistem Syaraf dan Panca Indera Penurunan fungsi syaraf dan panca indera menyebabkan: a. Gangguan keseimbangan sehingga cara berjalan menjadi tidak seimbang dan mudah jatuh. b. Kemunduran fungsi mata, telinga, dan hidung sehingga menimbulkan gangguan penglihatan, pendengaran, dan penciuman; c. Kemunduran fungsi otak sehingga daya ingat menurun dan menjadi sering lupa sampai pikun; d. Kemunduran fungsi persyarafan sehingga reaksi dan gerakan menjadi lamban dan kadang-kadang tidak terkontrol atau terkendali. 2. Pembuluh Darah dan Jantung Gangguan pembuluh darah dan jantung menyebabkan: a. Perubahantekanandarahsehinggamenyebabkantekanandarahtinggiatauteka nandarahrendah; b. Penyumbatanpembuluhdarahpadajantungyangakanmenyebabkanterganggu nyafungsijantungdengangejalaberdebar-debardannyeridada c. Penyumbatanpembuluhdarahpadaotakataupecahnyapembuluhdarahpadaot akyangakanmenyebabkankelumpuhan;

d. Penyumbatan pembuluh darah pada angggota tubuh yang dapat menyebabkan gangguan fungsi dan kesemutan. 3. SistemPernapasan Kemunduran elastisitas/ kelenturan otot-otot pernafasan dan paruparudapat menyebabkan gangguan sesak nafas, cepat lelah, dan batuk-batuk. 4. SistemPencernaan a. Gigi mulai ompong sehingga sulit mengunyah makanan. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan pencernaan. Kondisi gigi mulut yang jelek mengakibatkan gangguan pada jantung, persarafan dan gangguan kesehatan lainnya. b. Kemunduran fungsi usus karena penuaan usus menyebabkan sulit mencerna makanan dan usus menjadi lebih peka, sehingga mengakibatkan kesulitan dalam penyerapan makanan. Hal ini dapat menimbulkan kurangnya nafsu makan dan perut tidak nyaman. 5. Sistem Otot, Sendi dan Tulanga
a. Tulang yang sudah keropos ada kalanya menyebabkan tulang menjadi mudah patah bila terjatuh. b. Otot menjadi lemah dan mengecil (karena kurang bergerak/sering berbaring) sehingga menyebabkan perasaan lemah, mudah lelah,mudah terpeleset dan jatuh. c. Kekurangan cairan pada sendi menyebabkan nyeri sendi. d. Pengapuran pada sendi dan tulang menyebabkan nyeri pada sendi dan tulang.

6. Sistem Kesehatan Pasca Reproduksi


Pasca reproduksi bagi kaum laki-laki yang perlu diwaspadai adalah pembesaran prostat yang sangat mengganggu buang air kecil dan mengganggu tidur malam sehingga perlu pemeriksaan oleh tenaga medis. Sedangkan bagi kaum perempuan yang perlu diwaspadai adalah kanker mulut rahim sehingga perlu dilakukan pemeriksaan Pap smear secara berkala sesuai tunjuk dokter.

7. Saluran Kemih
Yang perlu diwaspadai bagi lansia adalah kemunduran fungsi ginjal,

melemahnya saluran kencing dan menurunnya fungsi kantong kencing yang menyebabkan sering kencing atau perdarahan dalam air kencing dan kadangkadang kencing tidak terkontrol.

8. Gangguan Metabolisme
Menurunnya fungsi pancreas akan menyebabkan produksi dan kualitas insulin berkurang. Keadaan ini menyebabkan orang tersebut kena sakit gula atau Diabetes Mellitus. Insulin berfungsi untuk menurunkan kadar gula dalam darah. Dengan demikian seseorang harus makan dalam jumlah sedikit tetapi sering sehingga insulin dapat bekerja secara optimal.

9. Gangguanlain
a. Gangguan pola tidur b. Rambutberuban; c. Berkurangnya elastisitas kulit.

C. PEMBERIAN GIZI YANG SEIMBANG Fungsi organ tubuh lansia sudah banyak berkurang, oleh sebab itu kecukupan gizi pada lansia tetap harus diupayakan untuk kelangsungan hidup yang layak, serta untuk mengurangi penyakit penuaan.Untuk mencukupi kebutuhan gizi pada lansia, perlu diberikan makanan seimbang dengan cara: Makan dalam jumlah yang sedikit tetapi sering dengan memperhatikan: 1. Mengurangi bahan makanan yang banyak mengandung lemak terutama yang berasal dari hewan; 2. Batasi gula,kopi,garam,dan makanan yang diawetkan; 3. Meminum susu rendah lemak; 4. Makan makanan yang banyak mengandung zat besi seperti kacangkacangan,hati,daging,bayam dan sayuran hijau; 5. Konsumsi makanan yang segar dan banyak mengandung vitamin serta membatasi penggunaan tablet vitamin bila tidak perlu. Namun diperlukan suplemen/multivitamin, terutama didaerah perkotaan karenapolusi udara untuk menetralisasi radikal beba 6. Mengkonsumsi cairan yang cukup dengan minum air putih minimal 2liter (lebihkurang6-8gelas) per hari. Agar tidak mudah bosan, maka pemberian makanan pada lansia perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Jenis hidangan yang berganti-ganti, bervariasi, dan menarik; 2. Hidangan dengan porsi kecil, hangat,bersih,dan rapih; 3. Pemberian lauk pauk,sayur,dan buah-buahan yang masih segar; 4. Bahan makanan yang mudah dicerna dan berserat tinggi. Dapus: BkkBn. Pembinaan kesehatan fisik bagi lansia. 2012. Jakarta: direktorat bina ketahanankeluarga lansiadan rentan badan kependudukandan keluarga berencana nasional.

You might also like