You are on page 1of 11

LAPORAN PROYEK PRAKTIKUM GENETIKA PERSILANGAN Drosophila melanogaster

Disusun O L E H

Ade Ihsan Esti Ariesta Oka Kinanti Mutmainah Yulia

F05109013 F05109002 F05109033 F05109031

Kelompok : Brown

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2012

BAB I PENDAHULIUAN

A. Latar Belakang
Drosophila melanogaster adalah jenis serangga bersayap yang masuk ke dalam ordo Diptera, (bangsa lalat). Spesies ini umumnya dikenal sebagai lalat buah dalam pustaka-pustaka biologi eksperimental (walaupun banyak jenis lalat-lalat buah lainnya) dan merupakan organisme

model yang paling banyak digunakan dalam penelitian genetika, fisiologi, dan evolusi sejarah kehidupan. D. melanogaster populer karena sangat mudah berbiak (hanya memerlukan waktu dua minggu untuk

menyelesaikan seluruh daur kehidupannya), mudah pemeliharaannya, serta memiliki banyak variasi fenotipe yang relatif mudah diamati (Anonim, 2011). Drosophila melanogaster merupakan jenis lalat buah yang dapat ditemukan di buah-buahan busuk. Drosophila telah digunakan secara bertahun-tahun dalam kajian genetika dan perilaku hewan.

Berikut merupakan klasifikasi dari Drosophila melanogaster (Borror, 1992): Kingdom Phyllum Kelas Ordo Famili Genus Spesies :Animalia :Arthropoda :Insecta :Diptera :Drosophilidae :Drosophila :Drosophila melanogaster Selain itu, Drosophila juga diklasifikasikan ke dalam sub ordo Cyclophorpha (pengelompokan lalat yang pupanya terdapat kulit instar 3, mempunyai jaw hooks) dan termasuk ke dalam seri Acaliptrata yaitu imago menetas dengan keluar dari bagian anterior pupa (Karta, 2011).

Adapun ciri umum lain dari Drosophila melanogaster diantaranya: 1. Warna tubuh kuning kecoklatan dengan cincin berwarna hitam di tubuh bagian belakang. 2. Berukuran kecil, antara 3-5 mm. 1. Urat tepi sayap (costal vein) mempunyai dua bagian yang terinteruptus dekat dengan tubuhnya. 1. Sungut (arista) umumnya berbentuk bulu, memiliki 7-12 percabangan. 2. Crossvein posterior umumnya lurus, tidak melengkung. 3. Mata majemuk berbentuk bulat agak ellips dan berwana merah. 4. Terdapat mata oceli pada bagian atas kepala dengan ukuran lebih kecil dibanding mata majemuk. 5. Thorax berbulu-bulu dengan warna dasar putih, sedangkan abdomen bersegmen lima dan bergaris hitam 6. Sayap panjang, berwarna transparan, dan posisi bermula dari thorax. Sedangkan ciri-ciri yang membedakan Drosophila jantan dan betina antara lain; Jantan 1. Ukuran tubuh lebih kecil Betina 1. Ukuran tubuh lebih besar dari jantan 2. Sayap lebih

dari betina 2. Sayap lebih

pendek dari sayap betina 3. Terdapat sisir kelamin (sex comb)

panjang dari sayap jantan 3. Tidak terdapat sisir kelamin (sex comb)

4. Ujung abdomen tumpul dan lebih hitam

4. Ujung abdomen runcing

Setiap makhluk hidup berkembang biak untuk melanjutkan siklusnya. Secara normal keturunan yang dihasilkan akan memiliki proporsi jenis kelamin yang sama. Hal ini terjadi karena konsekuensi dari hukum segregasi Mendel dan adanya fertilisasi secara acak pada pasangan kromosom XY yang membentuk perbandingan jumlah jantan dan betina (nisbah kelamin) seimbang yaitu bernilai 1 untuk setiap generasi. Namun demikian nilai tersebut sering tidak terealisasikan terkait adanya beberapa faktor yang mempengaruhi. Salah satu faktor yang mempengaruhi nilai nisbah kelamin adalah umur jantan. Dalam penelitian ini hewan uji yang digunakan adalah Drosophila melanogaster. Hewan ini selain bersifat heterogametik (memiliki

2 gamet yang berbeda) juga sering digunakan dalam penelitian genetika karena siklus hidupnya yang pendek, mudah dipelihara, mempunyai keturunan yang banyak, serta mempunyai jumlah kromosom sedikit (Baisuni, 2008).

B. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah keturunan Drosophila melanogaster jantan dan betina pada umur dan parental yang berbeda.

BAB II METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat


Hari/ tanggal Waktu Pelaksanaan Tempat : Rabu 3 Januari - 24 Januari 2011 : 13.00 WIB : Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Untan

B. Alat dan Bahan


Alat : Pisau Blender Kuas kecil Timbangan Panci Kompor Pengaduk Korek api Kertas pupasi

Botol biakan Petri dish Selang plastic Sumbat botol dari busa Kain kassa Karet Pipet tetes Beaker glass Kaca pembesar ATK

Bahan : Pisang Tape singkong Gula merah Ragi Air Drosophila melanogaster

C. Prosedur
1. Tangkar Drosophila melanogaster. 2. Tetaskan dan ambil yang betina. 3. Ambil Drosophila melanogaster betina pada umur 8 jam. Masukkan ke botol bersamaan dengan jantan selama 4 jam. 4. Keluarkan jantan 5. Tangkar selama 14 hari. 6. Amati jumlah anakan, bedakan jantan dan betina yang dihasilkannya 7. Ambil dari hasil persilangan tersebut, jantan dan betinanya 8. Silangkan selama 4 jam 9. Keluarkan yang jantan 10. Amati jumlah anakan, bedakan jantan dan betina yang dihasilkannya Ulangi lagi dengan umur betina 12 jam.

BAB III ANALISIS DATA

A. Hasil Pengamatan

Tabel 1. Hasil Pengamatan Jumlah Jantan dan Betina No. Perlakuan Drosophila jantan dan betina umur 8 jam 1 dikawinkan selama 4 jam (keturunan F1) dan ditangkar 14 hari. 2 Persilangan F1 selama 4 jam (Keturunan F2).
Drosophila betina F2 3 dengan umur 12 jam (Keturunan F3). 31 28 59

Jantan

Betina

Total

23

20

43

39

48

87

B. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data dan pengamatan di atas diketahui bahwa perbandingan lalat buah jantan dan betina dari hasil persilangan FI kurang lebih sesuai dengan hasil yang diinginkan prinsip mendel. Pada percobaan ini didapatkan hasil keturunan (F1) sebanyak 43 ekor. Lalat jantan sebanyak 23 ekor dan lalat betina sebanyak 20 ekor. Menurut prinsip persilangan dari hukum Mendel, keturunan (F1) harus mempunyai perbandingan 50% jantan dan 50% betina dari jumlah total yang dihasilkan. Begitu pula yang terlihat pada keturunan dari F2 dan F3. Hasil keturunan berbanding 50% jantan dan 50% betina. Pada F2, dihasilkan 39 lalat jantan dan 48 lalat betina. Sedangkan pada F3 dihasilkan 31 lalat jantan dan 28 lalat betina. Lalat jantan dapat disimbolkan dengan XY dan betina adalah XX. Tentunya dari persilangan tersebut lalat buah jantan akan menghasilkan 2 macam sel sperma yaitu mempunyai X dan Y. Sedangkan lalat buah betina akan menghasilkan sel telur 1 macam yaitu X. Jika sel telur X tersebut dibuahi oleh sel sperma Y, akan menghasilkan lalat buah jantan. Maka dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin suatu individu ditentukan oleh kromosom seks yaitu x dan y. Dengan demikian bahwa kromosom menentukan jenis kelamin. Adanya selisih sedikit antara jumlah jantan dan betina kemungkinan disebabkan adanya ketidaktepatan praktikan dalam menentukan drosophila jantan dan betina.

Jantan

Betina

1. Ukuran tubuh lebih 1. Ukuran tubuh lebih kecil dari betina besar dari jantan

2. Sayap lebih pendek 2. Sayap lebih panjang dari sayap betina 3. Terdapat sisir dari sayap jantan 3. Tidak terdapat sisir kelamin (sex comb)

kelamin (sex comb) 4. Ujung abdomen tumpul dan lebih hitam

4. Ujung abdomen runcing

Dari hasil penelitian ini juga didapat bahwa, umur parental mempengaruhi jumlah keturunan yang dihasilkan. Semakin tua umur lalat, maka semakin banyak keturunan yang dihasilkan dan, sebaliknya. Pada penelitian dengan menggunakan umur lalat 14 hari, keturunan yang dihasilkan sebanyak 87 ekor. Sedangkan, pada penelitian yang menggunakan lalat dengan umur 8 jam dan12 jam masing-masing menghasilkan keturunan sebanyak 43 dan 59 ekor lalat. Nisbah kelamin keturunan generasi pertama (F1) dan generasi ketiga (F3) pada perlakuan parental umur 1 hari berbeda nyata dengan nisbah kelamin pada keturunan hasil persilangan parental umur 14 hari (F2). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa umur parental berpengaruh terhadap nisbah kelamin. Semakin tua umur jantan maka frekuensi terbentuknya keturunan jantan lebih kecil dibandingkan betina.

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah : 1. Umur parental berpengaruh terhadap nisbah kelamin. 2. Semakin tua umur jantan maka frekuensi terbentuknya keturunan jantan lebih kecil dibandingkan betina. 3. Perbandingan keturunan lalat buah yang dihasilkan adalah 50% jantan : 50% betina, yang berarti kurang lebih sesuai dengan prinsip Mendel.

B. Saran
Saran yang dapat diberikan yaitu ketelitian dalam penghitungan jumlah keturunan yang dihasilkan.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Drosophila melanogaster.

http://id.wikipedia.org/wiki/Drosophila_melanogaster. Diakses; Jumat, 25 Nopember 2011. Baisuni, Ahmad. 2008. PENGARUH UMUR LALAT BUAH (Drosophila melanogaster Meigen) JANTAN TERHADAP NISBAH KELAMIN. http://digilib.unej.ac.id/go.php?id=gdlhub-gdl-grey-2008-ahmadbaisu2469&PHPSESSID=55b077355441ab63e20d20d439639afb. Kamis, 26 Januaru 2012. Karta, Samuel Pola. 2011. Siklus Hidup Drosophila melanogaster. Diakses;

http://luqmanmaniabgt.blogspot.com/2011/11/siklus-hidup-drosophilamelanogaster.html. Diakses; Jumat, 26 Nopember 2011.

10

You might also like