You are on page 1of 16

41

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Penelitian SMA N 4 Pariaman terletak di Desa Naras Hilir Kecamatan Pariaman Utara Kota Pariaman, sarana dan prasarana SMA N 4 Pariaman lengkap mulai dari gedung belajar, perpustakaan, laboratorium, ruangan komputer dan juga WC. Sebelah timur berbatasan dengan SMP Negeri 7 naras, sebelah barat berbatasan dengan SPUP naras. Jumlah guru SMA N 4 Pariaman 52 orang yang terdiri dari kepala sekolah 1 orang, Wakil Kepala Sekolah 3 orang, Guru Kelas 18 orang, Guru BP 3 orang, dan Penjaga Sekolah 1 orang dan jumlah siswa dari kelas 1 sampai kelas 3 sebanyak 370 siswa. Kegiatan ekstra kurikuler yang sering diadakan di sekolah ini adalah pramuka dan rohis. Jenis bangunan yang mengelilingi sekolah ini terdri dari berbagai bangunan, diantaranya adalah bangunan mushalla, perumahan warna, dan sebuah kantor dinas kota

41

42

B. Hasil Penelitian 1. Analisa Univariat a. Gambaran pola makan responden Tabel 4.1 Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Pola Makan di SMA N 4 Pariaman tahun 2011 Pola makan Tidak baik Baik Jumlah Frekwensi 25 35 60 % 41,7 58,3 100

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa lebih dari sebagian responden, yaitu 35 orang (53,8%) memiliki pola makan yang sudah baik b. Gambaran kejadian anemia Tabel 4.2 Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Kejadian Anemia di SMA N 4 Pariaman tahun 2011 Kejadian Anemia Anemia Tidak anemia Jumlah Frekwensi 27 33 60 % 45.0 55.0 100

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa lebih dari sebagian responden, yaitu 33 orang (55%) tidak anemia

2. Analisa Bivariat Hubungan pola makan dengan kejadian anemia

43

Tabel 4.3 Distribusi Frekwesi Sampel Berdasarkan Pola Makan dan Kejadian Anemia di SMA N 4 Pariaman tahun 2011 Pola makan Tidak baik Baik Jumlah Kejadian anemia Anemia Tidak anemia F % F % 18 9 27 72,0 25,7 45 7 26 33 28,0 74,3 55 Total N 25 35 60 % 100 100 100 0,001 7,429 P value OR

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari 25 orang responden yang pola makannya tidak baik, 18 orang (72%) mengalami anemia. Sementara dari 35 orang responden yang pola makanya baik, hanya 9 orang (25,7%) mengalami anemia sementara 26 orang (74,3%) tidak mengalami anemia. Setelah dilakukan uji statistik terhadap hubungan pola makan dengan kejadian anemia didapatkan hasil p value = 0,001 < 0,05. Dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak yang berarti terdapat hubungan yang bermakna antara pola makan terhadap kejadian anemia. Nilai OR didapatkan sebesar 7,429, yang berarti responden yang memiliki pola makan tidak baik berpeluang 7 kali lebih besar mengalami anemia daripada responden yang memiliki pola makan baik.

C. Pembahasan 1. Analisa Univariat a. Gambaran pola makan

44

Hasil penelitian analisa univariat terhadap gambaran pola makan responden diketahui bahwa dari 60 responden, 35 orang responden (58,3%) pola makan baik dan 25 orang responden (41,7%) pola makannya tidak baik. Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan tiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri khas untuk satu kelompok masyarakat tertentu. Sedangkan pola makan sehat adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan yang lain dikonsumsi pada jangka waktu tertentu, sesuai pendistribusian hidangan menurut waktu makan. Pola makan sehari-hari merupakan pola makan seseorang yang berhubungan dengan kebiasaan makan setiap harinya (IDI, 2009). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dirman Yapenas (2007) tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Anemia pada Siswa SMA 3 Pekanbaru, juga tidak berbeda jauh dengan hasil

penelitian yang didapatkan, dimana pada penelitiannya ditemukan 72% responden ternyata juga tidak menerapkan pola makan yang teratur. Berdasarkan hasil analisa ternyata masih banyak responden yang pola makan yang tidak baik, seperti terlihat dari hasil penelitian sebagian (41,7%) responden ternyata ditemukan tidak mengkonsumsi menu yang baik dalam makannya sehari-hari. Dilihat dari hasil analisa jawaban, banyaknya responden yang tidak baik dalam pola makan

45

sehari-hari, seperti makan siang yang sering terlambat juga sarapan pagi yang dilakukan juga tidak memenuhi nilai gizi yang baik, seperti hanya makan lontong sayur. Selain itu juga ditemukan kebiasaan responden yang jarang menambahkan sayur-sayuran dalam menu makannya sehari-hari. Selain itu pola makan yang tidak baik dari responden juga tampak dari pandangan yang masih salah, dimana banyak responden yang beranggapan bahwa mengkonsumsi karbohidrat yang banyak merupakan cara untuk mencegah anemia. Selain itu, dari wawancara lebih lanjut yang penulis lakukan pada saat penelitian, sebagian besar dari responden ternyata juga tidak menerapkan pola makan yang teratur. Sebagai seorang pelajar, tentu saja responden selalu disibukkan dengan aktivitas sehari-hari yang cukup padat. Berdasarkan data yang penulis peroleh dari sekolah setiap harinya sisiwa-siswi ini menghabiskan waktu belajar di sekolah sampai jam 2 siang, bahkan tidak jarang setelah pulang, mereka harus kembali lagi ke sekolah untuk mengikuti berbagai kegiatan belajar ekstra kurikuler. Padatnya aktivitas dalam keseharian membuat responden tidak bisa menerapkan pola makan yang teratur.

b. Gambaran Kejadian Anemia

46

Penelitian terhadap kejadian anemia ditemukan bahwa 27 orang responden (45%) responden mengalami anemia dan 33 orang responden (55%) tidak mengalami anemia. Anemia adalah keadaan dimana kadar zat merah darah atau hemoglobin (Hb) lebih rendah dari nilai normal. Anemia berarti kekurangan sel darah merah, yang dapat disebabkan oleh hilangnya darah yang terlalu cepat atau karena terlalu lambatnya produksi sel darah merah (Mary E. Beck, 2005) Hasil penelitian ini juga sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Peni Catur Inayati (2009). Pada penelitiannya tentang Hubungan antara status gizi dan menstruasi dengan kejadian anemia pada santri putri Pondok Pesantren Al-Hidayah Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan tahun 2009, juga ditemukan lebih dari separoh responden (63%) mengalami anemia. Berdasarkan hasil analisa penelitian ternyata lebih dari separoh responden (60,8%) mengalami anemia. Banyaknya ditemukan responden yang mengalami anemia tampaknya tidak terlepas dari banyakanya aktivitas fisik yang dilakukan oleh responden. Dari wawancara lebih lanjut yang penulis lakukan dengan responden diketahui bahwa sebagian besar dari mereka mengatakan merasa lelah setelah banyak melakukan aktivitas di sekolah maupun mengikuti kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan di sekolah. Selain itu

47

banyaknya responden yang mengalami anemia juga tidak terlepas dari faktor siklus menstruasi yang sudah dialami oleh responden. 2. Analisa Bivariat Hubungan pola makan tidak teratur dengan Anemia Hasil analisa bivariat terhadap hubungan pola makan dengan kejadian anemia ditemukan bahwa dari 25 orang responden yang pola makannya tidak baik, 18 orang (72%) mengalami anemia, 7 orang (28%) tidak mengalami anemia. Sementara dari 35 orang responden yang pola makanya baik, 9 orang (25,7%) mengalami anemia sementara 26 orang (74,3%) tidak mengalami anemia. Hasil uji kemaknaan terhadap hubungan kedua variabel didapatkan hasil p value = 0,001 < 0,05. keputusan Ha diterima yang berarti terdapat hubungan yang bermakna keteraturan pola makan dengan kejadian anemia pada siswa/siswi SMA N 4 Pariaman. Hal ini menjelaskan bahwa banyaknya ditemukan responden yang tidak menerapkan pola makan yang baik merupakan salah satu faktor yang menyebabkan mereka mengalami anemia. Status besi dalam tubuh juga mempengaruhi efisiensi penyerapan besi. Pada remaja dengan defisiensi besi maka penyerapan besi akan lebih efisien dibandingkan yang tidak defisiensi besi. Yang dapat meningkatkan penyerapan besi dari sumber nabati adalah vitamin C serta sumber protein hewani tertentu (daging dan ikan). Makanan yang banyak mengandung zat

48

besi adalah hati, daging merah (sapi, kambing, domba), daging putih (ayam, ikan), kacang-kacangan, sayuran hijau. Untuk memperoleh pola makan yang sehat itu paling tidak ada 3 kriteria yang harus kita penuhi antara lain: 1. Jumlah makanan yang kita konsumsi. Kita harus menyeimbangkan jumlah kalori yang masuk dengan jumlah energi yang kita keluarkan. Selain jumlahnya, komposisipun harus seimbang seperti karbohidratsebanyak 60-70%, protein sebanyak 1015%, Lemak sebanyak 20-25%, vitamin dan mineral (A, D, E, K, B, C, dan Ca). 2. Jenis makanan yang kita konsumsi, Jenis makanan yang kita konsumsi harus mengandung karbohidrat, protein, lemak dan nutrien spesifik. Karbohidrat komplek bisa kita penuhi dari gandum, beras, terigu, buah dan sayuran. Pilih karbohidrat yang berserat tinggi dan kurangi karbohidrat yang berasal dari gula, sirup dan makanan yang manismanis. Konsumsi makanan yang manis paling banyak 3-5 sendok makan per hari. Kebutuhan tubuh akan serat sebanyak lebih dari 25 gram per hari. Untuk memenuhinya diajurkan untuk mengkonsumsi buah dan sayur. Konsumsi protein harus lengkap antara protein nabati dan hewani. Sumber protein nabati didapat dari kedelai, tempe dan tahu, sedangkan protein hewani berasal dari ikan, daging (sapi, ayam, kerbau, kambing). 3. Jadwal makan, Jadwal makan harus teratur, lebih baik makan dalam jumlah yang sedikit tapi sering dan teratur daripada makan dalam porsi banyak tapi tidak teratur.

49

Penelitian ini juga sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Peni Catur Inayati (2009). Pada penelitiannya tentang pengaruh kebiasaan makan dengan kejadian anemia pada santri putri Pondok Pesantren AlHidayah Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan tahun 2009, faktor pola makan yang tidak teratur ternyata juga memberi pengaruh terhadap kejadian anemia pada santri putri Pondok Pesantren AlHidayah Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan. Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan adanya keterkaitan pola makan dengan banyaknya responden mengalami anemia. Aktivitas yang padat di sekolah membuat responden tidak bisa harus menerapkan pola makan yang teratur, selain itu aktivitas yang cukup banyak juga membuat responden harus membuang energi yang cukup banyak, sedangkan asupan makanan yang bergizi tidak terlalu diperhatikan, dimana banyaknya responden yang tidak mengkonsumsi sayur-sayuran dalam menu makannya. Padahal sayuran merupakan salah satu sumber zat besi yang akan mencegah terjadinya anemia pada remaja. Selain itu sebagian besar responden ternyata juga tidak mengkonsumsi tablet tambah darah.

50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Lebih dari sebagian responden (58,3%) sudah menerapkan pola makan yang teratur 2. Lebih dari sebagian responden (55%) tidak mengalami anemia 3. Terdapat hubungan yang bermakna antara pola makan dengan kejadian anemia di SMA N 4 Pariaman, dengan nilai p value 0,001

B. Saran 1. Bagi Dinas Kesehatan Diharapkan adanya kerjasama yang berkelanjutan dengan tenaga kesehatan dengan sekolah-sekolah untuk memberikan penyuluhan langsung kepada remaja putri tentang anemia dan pencegahannya 2. Bagi Sekolah Diharapkan kepada pihak sekolah untuk dapat memberikan informasi yang lebih banyak lagi tentang pentingnya menerapkan pola makan yang baik, peran UKS sebagai pusat informasi kesehatan di sekolah hendaknya lebih ditingkatkan lagi. 3. Bagi institusi pendidikan Penelitian ini hendaknya bisa menjadi salah satu bahan referensi yang berguna bagi adik-adik tingkat sebagai rujukan dalam melakukan penelitian yang sama. 50

51

4.

Bagi masyarakat Diharapkan masyarakat khususnya yang memiliki remaja putri untuk lebih memperhatikan asupan gizi pada remaja.

5.

Bagi Peneliti Berikutnya Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi banyaknya ditemukan responden yang mengalami anemia yang tentunya dalam bahasan variabel yang berbeda.

52

ABSTRAK YULINDA LAILA. 101012115301047 HUBUNGAN POLA MAKAN TERHADAP KEJADIAN REMAJA PUTRI DI SMA 4 PARIAMAN TAHUN 2011 9 AGUSTUS 2011 Skripsi. Program Studi D.IV Bidan Pendidik. 2011 Kata kunci : Pengetahuan, Peran Teman Sebaya, Perilaku Seksual vii + 51 hal + 3 tabel + 2 gambar + 9 lampiran Di Indonesia terdapat empat masalah gizi yang utama yaitu Kurang Kalori, Protein (KKP), Kurang Vitamin A (KVA), gondok endemik dan kretin serta anemia gizi. Anemia gizi merupakan masalah gizi yang paling utama di Indonesia, yang disebabkan karena kekurangan zat besi. Di Sumatera Barat angka prevalensi anemia para remaja putrinya masih tinggi. Anemia kekurangan zat besi dapat menimbulkan berbagai dampak pada remaja putri antara lain menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena penyakit, menurunnya aktivitas dan prestasi belajar. Jenis penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan adalah Cross Sectional Study. Penelitian dilakukan di SMA 4 Pariaman pada tanggal 20 Juni 2011 sampai 20 Juli 2011. Tujuan penelitian untuk melihat hubungan pola makan terhadap kejadian anemia remaja putri di SMA Negeri 4 Kota Pariaman. Populasi dalam penelitian berjumlah 370 orang. Teknik pengambilan sampel secara cluster sampling, didapatkan sampel sebanyak 60 orang. Pengolahan data dilakukan secara komputerisasi menggunakan program SPSS dengan analisa univariat dan bivariat, uji statistik yang dipakai adalah analisa Chi Square. Hasil analisa univariat menunjukkan bahwa 58,3% sudah menerapkan pola makan yang teratur, 55% tidak mengalami anemia. Terdapat hubungan yang bermakna antara pola makan dengan kejadian anemia di SMA N 4 Pariaman, dengan nilai p value 0,001 dan OR didapatkan sebesar 7,429. Diharapkan pada responden untuk lebih menerapkan pola makan yang teratur. Hendaknya responden lebih banyak lagi mengkonsumsi sayur-sayuran terutama bayam atau sayuran ubi kayu. Selain itu responden diharapkan juga mengkonsumsi tablet penambah darah bila perlu. Peneliti selanjutnya untuk meneliti faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi banyaknya ditemukan responden yang mengalami anemia yang tentunya dalam bahasan variabel yang berbeda Daftar pustaka : 7 (1989 2009) ANEMIA

53

ABSTRACT YULINDA LAILA. 101012115301047 EATING ON THE EVENTS RELATED ANEMIA IN ADOLESCENT PRINCESS HIGH SCHOOL 4 Pariaman YEAR 2011 9 AUGUST 2011 Thesis. D. Study Program IV Midwife Educators. 2011 Key words: Knowledge, Role of Peer Buddies, Sexual Behavior vii + 51 p. tables + 2 + 3 + 9 image attachments In Indonesia there are four main nutritional problem is Less Calories, Protein (CTF), Vitamin A (VAD), goiter and endemic cretins and nutritional anemia. Nutritional anemia is the most important nutritional problems in Indonesia, due to iron deficiency. In West Sumatra, the prevalence of anemia remains high teenage daughter. Iron deficiency anemia can cause various effects on young women, among others, lowered immune system so susceptible to disease, decreased activity and learning achievement. This type of research is a descriptive analytical approach Cross Sectional Study. The study was conducted at the high school 4 Pariaman on June 20, 2011 to July 20, 2011. The purpose of research to look at the relationship diet on the incidence of anemia in young women SMA Negeri 4 Pariaman. In the study population numbered 370 people. Cluster sampling technique of sampling, the sample obtained as many as 60 people. Computerized data processing is done using the SPSS program with univariate and bivariate analysis, statistical tests used were Chi Square analysis. The results of univariate analysis showed that 58.3% had implemented a regular diet, 55% did not have anemia. There is a significant association between diet and incidence of anemia in SMA N 4 Pariaman, with a value of 0.001 and OR p value of 7.429 obtained. Respondents are expected to apply to more regular eating pattern. Respondents should consume more vegetables, especially spinach or vegetable cassava. In addition the respondents expected to also consume tablets blood booster when necessary. Subsequent researchers to examine other factors that could affect the number of respondents who experienced anemia found a course on the subject of different variables

Reference : 7 (1989 2009)

54

LEMBAR KONSULTASI Nama : Titi NIM : 101012115301047 Pembimbing : Bartoniv Nurdin, S.Pd, M.Pd Judul : Hubungan Pola Makan Terhadap Kejadian Anemia Remaja Putri Di Sma 4 Pariaman Tahun 2011 No Tanggal bimbingan Pokok bahasan Perbaikan Paraf pembimbing

55

LEMBAR KONSULTASI Nama NIM Pembimbing Judul : Titi : 101012115301047 : Lidya Suhana, S.SiT : Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Peran Teman Sebaya dengan Prilaku Seksual Remaja di SMA Manunggal Kota Pariaman Tahun 2011 Pokok bahasan Perbaikan Paraf pembimbing

No

Tanggal bimbingan

56

DAFTAR PUSTAKA Almatsier, 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia. Arikunto Suharsimi, 2002. Metedologi Suatu Pendekatan Penelitian. Jakarta Rineka Cipta. Brunner & Suddart, 2002. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Depkes. RI, 2002. Manajemen Kesehatan, Jakarta Profil. Dinas Kesehatan Kota Pariaman. IDI, 2009. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta. Sagung Seto Notoatmodjo Soekidjo, 2002. Metode Penelitian, Jakarta Rineka Cipta Notoatmodjo Soekidjo, 2002. Pendidikan Kesehatan, Jakarta : Rhineka Cipta Sunaryo, 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: PT.Rieneka Cipta. Sjahmien Moehji, 2002. Ilmu Gizi. Jakarta. Bharata Media. Soetjiningsih, 2006. Perkembangan Remaja dan Permasalahannya. Jakarta : EGC

You might also like