You are on page 1of 99

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2011

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH MARET 2012

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Tahun 2011

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH Maret 2012

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Tahun 2011 Hak Cipta 2012, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Gedung SME Tower Lantai 7, 8, 9 dan 17 Jalan Gatot Subroto Kavling 94 Jakarta Selatan 12780 Telp. (021) 7991025 Fax. (021) 7996033 www.lkpp.go.id

KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

KATA PENGANTAR
Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Tahun 2011 disusun dalam rangka memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang merupakan wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas sesuai visi dan misi yang dibebankan kepada LKPP dalam kurun waktu tahun 2011. Selain itu, laporan ini disusun sebagai sarana pengendalian dan penilaian kinerja dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintah yang baik dan bersih (good governance and clean

government) serta sebagai umpan balik dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
pada tahun berikutnya. LAKIP LKPP Tahun 2011 disusun dengan mengacu pada Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010. Laporan ini memuat pencapaian kinerja pelaksanaan program/kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi LKPP serta Rencana Strategis LKPP Tahun 2010-2014. Pada LAKIP LKPP ini dijelaskan upaya mempertanggungjawabkan keberhasilan maupun kegagalan dalam pelaksanaan program/kegiatan LKPP pada tahun 2011. Tingkat pencapaian sasaran dan tujuan serta hasil yang diperoleh pada tahun 2011 berorientasi pada pencapaian visi dan misi. Keberhasilan pada tahun 2011 akan menjadi tolok ukur untuk peningkatan kinerja LKPP di tahun 2012. Jakarta, Maret 2012 Kepala LKPP

Agus Rahardjo
LAKIP LKPP TAHUN 2011 | i

Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) LKPP Tahun 2011 merupakan wujud akuntabilitas pencapaian kinerja dari pelaksanaan Rencana Strategis LKPP Tahun 20102014 dan Rencana Kinerja Tahunan 2011 yang telah ditetapkan melalui Penetapan Kinerja Tahun 2011. Penyusunan LAKIP LKPP Tahun 2011 ini pada hakekatnya merupakan kewajiban dan upaya untuk memberikan penjelasan mengenai akuntabilitas terhadap kinerja yang telah dilakukan selama tahun 2011. Dalam upaya merealisasikan good governance, LKPP telah melaksanakan berbagai kegiatan dan program, dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran, untuk mewujudkan visi dan misi yang telah dituangkan dalam Rencana Strategis LKPP Tahun 2010-2014. Visi LKPP adalah Andal dalam Mewujudkan Sistem Pengadaan yang Kredibel. Sesuai dengan visi tersebut, maka misi LKPP adalah Mewujudkan Aturan Pengadaan yang Jelas, Sistem Monitoring dan Evaluasi yang Andal, Sumber Daya Manusia yang Profesional dan Kepastian Hukum Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Dalam rangka pelaksanaan tugas pemerintahan di LKPP, maka dirumuskan tujuan dan sasaran yang diharapkan dapat dicapai pada 5 (lima) tahun mendatang, sehingga dapat meningkatkan kapasitas organisasi LKPP dan mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka ditetapkan 5 (tujuan) tujuan strategis dan 18 (delapan belas) sasaran strategis sebagai berikut. Tujuan 1: Mengurangi dan Mencegah Penyimpangan dalam Pengadaan

Barang/Jasa. Sasaran yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: 1. Terwujudnya pelaksanaan bimbingan teknis pengadaan barang/jasa pemerintah di seluruh Kementerian/Lembaga/Daerah/Instansi Lainnya; 2. Terwujudnya pelaksanaan advokasi pengadaan barang/jasa pemerintah di seluruh Kementerian/Lembaga/Daerah/Instansi Lainnya;

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | ii

3. Terwujudnya pembinaan dalam penanganan pengaduan dan pemberian rekomendasi penyelesaian sanggah banding pengadaan barang/jasa pemerintah di seluruh Kementerian/Lembaga/Daerah/Instansi Lainnya; 4. Terselesaikannya sengketa kontrak dan sengketa audit pengadaan barang/jasa pemerintah di seluruh Kementerian/Lembaga/Daerah/Instansi Lainnya; 5. Terselesaikannya kasus korupsi, perdata, persaingan usaha dan tata usaha negara di bidang pengadaan barang/jasa. Tujuan 2: Mewujudkan Efektivitas Kinerja dan Efisiensi Anggaran Negara yang dibelanjakan melalui Pengadaan Barang/Jasa. Sasaran yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: 1. Terfasilitasinya Kementerian/Lembaga dan Pemerintah daerah dalam penerapan e-procurement; 2. Terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi perencanaan pengadaan barang/jasa dalam rangka penyusunan Renja-KL dan RKA-KL yang akurat; 3. Terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi monitoring-evaluasi pelaksanaan pengadaan berdasarkan prinsip pengadaan barang/jasa; 4. Terwujudnya pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik menuju satu pasar nasional. Tujuan 3: Mewujudkan Kapasitas SDM Pengadaan Barang/Jasa yang Profesional dan Bermartabat. Sasaran yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: 1. Terciptanya sistem karir dan pembinaan profesi pengadaan barang/jasa pemerintah; 2. Terciptanya sistem pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi; 3. Terciptanya sistem jaminan mutu kompetensi melalui penyelenggaraan sertifikasi profesi yang independen dan kredibel. Tujuan 4: Mewujudkan Kebijakan Nasional Pengadaan Barang/Jasa yang Jelas, Kondusif dan Komprehensif. Sasaran yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: 1. Terciptanya kebijakan pengadaan barang/jasa yang transparan, konsisten, efisien dan akuntabel, serta mendukung prinsip-prinsip persaingan usaha, dapat
LAKIP LKPP TAHUN 2011 | iii

meningkatkan peran usaha kecil menengah dan penggunaan produk dalam negeri; 2. Tersosialisasinya strategi, kebijakan dan regulasi di bidang pengadaan. Tujuan 5: Meningkatkan Kapasitas Organisasi LKPP. Sasaran yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: 1. Terlaksananya penyempurnaan fungsi dan struktur organisasi LKPP; 2. Terpenuhinya SDM yang kompeten; 3. Terlaksananya sistem kerja di lingkungan LKPP yang efektif; 4. Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana LKPP. Pencapaian kinerja input atau penyerapan anggaran LKPP pada tahun 2011 adalah sebesar 75.92 persen dari total pagu anggaran atau sebesar Rp156.021.306.407 (seratus lima puluh enam miliar dua puluh satu juta tiga ratu enam ribu empat ratus tujuh rupiah). Capaian kinerja input tertinggi adalah pada Sekretariat Utama yaitu sebesar 86.33 persen, sedangkan capaian kinerja input terendah pada Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan sebesar 37.19 persen. Belum optimalnya capaian kinerja input/penyerapan anggaran disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut: 1. Perencanaan kinerja dan penganggaran masih belum dilakukan secara baik sehingga masih dilakukan penyesuaian (revisi) dokumen anggaran (SP-RKAKL, DIPA, POK) yang berdampak pada keterlambatan dalam penyerapan anggaran. Revisi anggaran DIPA LKPP tahun 2011 terdiri atas revisi SP-RKAKL sebanyak 5 kali, revisi DIPA sebanyak 6 kali dan revisi POK sebanyak 13 kali. 2. Masih terbatasnya jumlah dan kapasitas sumber daya manusia (SDM) untuk mendukung pelaksanaan kegiatan. Jumlah pegawai (PNS) LKPP pada tahun 2011 baru sebanyak 137 orang atau 59 persen dari kebutuhan. 3. Sarana dan prasarana untuk mendukung pelaksanaan kegiatan belum sepenuhnya terpenuhi. Sebagai contoh, sistem informasi bersama internal LKPP belum tersedia, jumlah kendaraan operasional, ruang kerja, ruang rapat dan gudang penyimpanan ATK dan Barang Milik Negara masih terbatas.
LAKIP LKPP TAHUN 2011 | iv

Capaian kinerja sasaran (outcome) rata-rata sebesar 129.33 persen. Capaian kinerja tertinggi terdapat pada sasaran jumlah pengaduan dan sanggah banding pengadaan barang/jasa di K/L/D/I yang terselesaikan, sedangkan capaian terendah terdapat pada sasaran jumlah pihak yang mendapatkan sosialisasi strategi, kebijakan dan regulasi di bidang pengadaan. Berdasarkan uraian diatas, dapat direkomendasikan hal-hal sebagai berikut: 1. Perencanaan kinerja dan anggaran perlu dilakukan secara lebih cermat dan revisi anggaran dan kegiatan dilakukan secara sangat selektif sehingga tidak menghambat pelaksanaan kegiatan. 2. Peningkatan dan pengembangan kapasitas SDM dilakukan lebih intensif melalui pengadaan CPNS/PNS, pembinaan, pendidikan dan pelatihan. 3. Pemenuhan terhadap sarana dan prasarana operasional perkantoran harus diprioritaskan. Untuk itu perlu adanya perencanaan terhadap pemenuhan kebutuhan fasilitas, sarana dan prasarana penunjang. Melalui LAKIP LKPP Tahun 2011 ini diharapkan dapat menjadi bahan perbaikan kinerja kegiatan untuk tahun selanjutnya sesuai dengan tujuan dan sasaran strategis Rencana Strategis LKPP Tahun 2010-2014.

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | v

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................................ ii DAFTAR ISI .................................................................................................... vi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1 1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................ 1 1.2 MAKSUD DAN TUJUAN ...................................................................... 2 1.3 KELEMBAGAAN ................................................................................. 2 1.3.1 STRUKTUR ORGANISASI .......................................................... 2 1.3.2 SUMBER DAYA MANUSIA ......................................................... 6 1.3.3 SARANA DAN PRASARANA ....................................................... 7 1.3.4 KEUANGAN ............................................................................. 7 BAB II. PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA ..................................... 9 2.1 VISI ................................................................................................ 9 2.2 MISI ............................................................................................... 9 2.3 TUJUAN .......................................................................................... 10 2.4 SASARAN STRATEGIS ....................................................................... 14 2.5 PENETAPAN KINERJA ....................................................................... 16 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA .............................................................. 20 3.1 PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2011 ................... 20 3.2 PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA TAHUN 2011 ................................... 22 3.3 ANALISIS CAPAIAN KINERJA ............................................................ 23 3.4 WHISTLEBLOWER DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH .. 50 3.5 ANALISIS CAPAIAN KEUANGAN ........................................................ 53

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | vi

BAB IV. PENUTUP ........................................................................................ 55 4.1 KESIMPULAN ................................................................................... 55 4.2 REKOMENDASI ................................................................................ 56 LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................. 57 LAMPIRAN 1. Struktur Organisasi LKPP Tahun 2011 ................................................ 57 LAMPIRAN 2. Rencana Kinerja LKPP Tahun 2011 .................................................... 58 LAMPIRAN 3. Penetapan Kinerja Tahunan LKPP Tahun 2011 .................................... 59 LAMPIRAN 4. Pengukuran Kinerja Sasaran LKPP Tahun 2011 ................................... 61 LAMPIRAN 5. Lokasi Pelaksanaan Bimbingan Teknis Tahun 2010-2011 ..................... 64 LAMPIRAN 6. Instansi Pemerintah yang Difasilitasi e-Procurement melalui LPSE Pada Tahun 2011 ............................................................................. 67 LAMPIRAN 7. LPSE yang Sudah Teragregasi Pada Tahun 2011 ................................. 80

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | vii

Gambar 1. Alokasi Anggaran Tahun 2009-2011 per Unit Kerja Eselon I LKPP .............. 8 Gambar 2. Realisasi Keuangan LKPP Tahun 2008-2011 ............................................ 8 Gambar 3. Pemetaan Sebaran LPSE Nasional .......................................................... 33 Gambar 4. Mekanisme Penetapan dan Penyempurnaan Jabatan Fungsional Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah ...................................................... 34 Gambar 5. Peta Persebaran Instruktur .................................................................... 36 Gambar 6. Desain Komunikasi Aplikasi Sistem Elektronik Whistleblower System dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah ...................................................... 52 Gambar 7. Tampilan Awal Sistem Elektronik Whistleblower System dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah ....................................................................... 52

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | viii

Tabel 1. Rekapitulasi PNS dan CPNS LKPP Tahun 2011 Berdasarkan Pendidikan dan Unit Kerja ................................................................................................ 6 Tabel 2. Alokasi Anggaran LKPP Tahun 2009 Tahun 2011 ..................................... 8 Tabel 3. Pemetaan Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja LKPP Tahun 2011 ............. 17 Tabel 4. Capaian Indikator Kinerja Utama LKPP Tahun 2011 .................................... 20 Tabel 5. Pelayanan Kesaksian Ahli LKPP Tahun 2011 ............................................... 28 Tabel 6. Progres Implementasi LPSE Tahun 2009-2011 ........................................... 29 Tabel 7. Sosialisasi Pedoman Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Tahun 2011 ............................................................................................. 30 Tabel 8. LPSE yang Telah Dibentuk Sampai Dengan Tahun 2011 .............................. 32 Tabel 9. Capaian Implementasi Pengadaan Secara Elektronik Tahun 2008-2011 ......... 32 Tabel 10. LPP yang Memperoleh Pemeringkatan Tahun 2011 ................................... 36 Tabel 11. Penyelenggaraan Ujian Sertifikasi Keahlian Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Tahun 2005-2011 ................................................................ 38 Tabel 12. Pendidikan dan Pelatihan Pegawai LKPP Tahun 2011 ................................ 47 Tabel 13. SOP yang Telah Disusun oleh LKPP ......................................................... 49 Tabel 14. Realisasi Anggaran LKPP Tahun 2009 Tahun 2011 ................................. 53

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | ix

1.1

LATAR BELAKANG
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) dibentuk

berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 dengan tugas melaksanakan pengembangan dan perumusan kebijakan pengadaan barang/jasa Pemerintah. Mengacu pada Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, LKPP sebagai instansi pemerintah dan unsur penyelenggara negara diwajibkan menetapkan target kinerja dan melakukan pengukuran kinerja yang telah dicapai serta menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). LAKIP merupakan wujud akuntabilitas instansi pemerintah yang pedoman penyusunannya ditetapkan melalui Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan LAKIP LKPP tahun 2011 dimaksudkan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan mandat, visi dan misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan di dalam Rencana Kinerja Tahun 2011, serta sebagai umpan balik untuk perbaikan kinerja LKPP pada tahun mendatang. Pelaporan kinerja juga dimaksudkan sebagai media untuk mengkomunikasikan pencapaian kinerja Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dalam satu tahun anggaran kepada masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya. Target kinerja yang harus dicapai LKPP tahun 2011, yang merupakan penjabaran dari visi, misi, dan tujuan yang telah dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Tahun 20102014 dan Rencana Kerja (Renja) Tahun 2011. Pengukuran pencapaian kinerja bertujuan untuk mendorong instansi pemerintah dalam meningkatkan transparansi, akuntabilitas dan efektifitas dari kebijakan dan program serta dapat menjadi masukan dan umpan balik bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka meningkatkan kinerja instansi pemerintah. Oleh karena itu, substansi penyusunan LAKIP didasarkan pada hasil-hasil capaian indikator kinerja pada masing-masing unit satuan kerja yang ada di lingkungan LKPP.

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 1

1.2

MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud penyusunan LAKIP LKPP adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban

kepada publik atas pengelolaan anggaran dan pelaksanaan program/kegiatan dalam rangka mencapai visi dan misi LKPP. Tujuan penyusunan LAKIP adalah untuk menilai dan mengevaluasi pencapaian kinerja kegiatan dan sasaran LKPP. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan kemudian dirumuskan beberapa rekomendasi. Diharapkan rekomendasi yang dihasilkan dari LAKIP ini dapat menjadi salah satu masukan dalam menetapkan kebijakan dan strategi yang akan datang sehingga dapat meningkatkan kinerja LKPP.

1.3

KELEMBAGAAN
Kelembagaan menjadi faktor penentu dalam mencapai keberhasilan kinerja LKPP.

Kelembagaan menyangkut aspek organisasi, sumber daya manusia serta sarana dan prasarana. 1.3.1 Struktur Organisasi Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor PER.001/KEP.LKPP/05/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, LKPP mempunyai tugas melaksanakan pengembangan dan perumusan kebijakan pengadaan barang/jasa Pemerintah. Dalam melaksanakan tugas tersebut Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah menyelenggarakan fungsi: a. Penyusunan dan perumusan strategi serta penentuan kebijakan dan standar prosedur di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah termasuk pengadaan badan usaha dalam rangka kerjasama Pemerintah dengan badan usaha; b. Penyusunan dan perumusan strategi serta penentuan kebijakan pembinaan sumberdaya manusia di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah; c. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaannya;

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 2

d. Pembinaan

dan

pengembangan pengadaan

sistem

informasi Pemerintah

serta

pengawasan elektronik

penyelenggaraan

barang/jasa

secara

(electronic procurement); e. Pemberian bimbingan teknis, advokasi, dan bantuan hukum; f. Penyelenggaraan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan, penatausahaan, kepegawaian, keuangan dan perlengkapan serta rumah tangga. Dalam menjalankan tugas dan fungsi tersebut Kepala LKPP dibantu oleh 1 (satu) Sekretariat Utama dan 4 (empat) Deputi dengan tugas dan fungsi sebagai berikut. A. Sekretariat Utama Sekretariat Utama mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, pembinaan dan pengendalian terhadap program, kegiatan, administrasi dan sumber daya di lingkungan LKPP. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat Utama menyelenggarakan fungsi: a. Koordinasi kegiatan di lingkungan LKPP; b. Penyelenggaraan pengelolaan administrasi umum untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi di lingkungan LKPP; c. Penyelenggaraan hubungan kerja di bidang administrasi dengan lembaga terkait; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala LKPP. B. Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan Deputi melaksanakan Bidang Pengembangan dan Strategi dan Kebijakan mempunyai dan tugas perumusan pelaksanaan penyusunan strategi kebijakan

pengembangan pengadaan barang/jasa Pemerintah termasuk pengadaan badan usaha dalam rangka kerja sama Pemerintah dengan badan usaha.

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 3

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan menyelenggarakan fungsi: a. Penyusunan rumusan strategi dan kebijakan di bidang pengadan barang/jasa Pemerintah dan pengadaan badan usaha dalam rangka kerjasama Pemerintah dengan badan usaha, termasuk kerjasama internasional yang terkait dengn pengadaan barang/jasa Pemerintah; b. Penyusunan standar, pedoman, prosedur dan manual untuk proses pengadaan barang/jasa Pemerintah. C. Deputi Bidang Monitoring-Evaluasi dan Pengembangan Sistem Informasi Deputi Bidang Monitoring-Evaluasi dan Pengembangan Sistem Informasi

mempunyai tugas melaksanakan pemantauan, penilaian, melakukan evaluasi dan memberikan masukan atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa Pemerintah tahun sebelumnya untuk menjadi bahan penyusunan proses perencanaan dan anggaran serta pembinaan dan pengembangan sistem informasi pengadaan barang/jasa Pemerintah secara elektronik (electronic procurement). Dalam melaksanakan tugas tersebut, Deputi Bidang Monitoring-Evaluasi dan Pengembangan Sistem Informasi menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan dan perumusan kebijakan sistem pemantauan, penilaian dan evaluasi pelaksanaan proses pengadaan barang/jasa Pemerintah; b. Koordinasi dan sinkronisasi pemantauan dan evaluasi pelaksanaan proses pengadaan barang/jasa Pemerintah melalui permintaan data hasil pengadaan barang/jasa yang telah dan sedang berjalan kepada instansi Pemerintah di Pusat dan di Daerah; c. Penyiapan masukan kepada Kementerian Keuangan dan Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional / Badan Perencanaan Pembangunan Nasional tentang rencana pengadaan sebagai bahan referensi penyusunan dan pelaksanaan anggaran untuk dicantumkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 4

Kementerian/Lembaga (RKAKL) yang akan dibahas dengan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia; d. Melakukan koordinasi, pembinaan pengawasan dan pengembangan sistem pengadaan barang/jasa Pemerintah secara elektronik. D. Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Manusia Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Manusia mempunyai tugas melaksanakaan perumusan dan pelaksanaan penyusunan strategi dan kebijakan pembinaan sumber daya manusia di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Manusia menyelenggarakan fungsi: a. Penyusunan rumusan strategi dan kebijakan pembinaan sumber daya manusia di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah; b. Penyusunan rencana dan program serta penyelenggaraan pembinaan nasional di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah; c. Penyusunan sistem dan penyelenggaraan pengujian kompetensi profesi di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah. E. Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah mempunyai tugas memberikan saran, pendapat, rekomendasi dalam penyelesaian sanggah dan permasalahan hukum lainnya di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah. Dalam melaksanakan tugasnya, Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah menyelenggarakan fungsi: a. Pemberian bimbingan teknis dan advokasi kepada seluruh stakeholders terkait dengan aturan/regulasi pengadaan barang/jasa Pemerintah; b. Pemberian pendapat, rekomendasi dan tindakan koreksi kepada para pengelola pengadaan yang sedang atau akan melakukan proses pengadaan barang/jasa;

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 5

c. Pemberian bantuan, nasihat dan pendapat hukum kepada pengelola pengadaan yang sedang menghadapi permasalahan dari proses pengadaan yang telah lalu; d. Pemberian pendapat hukum dan kesaksian ahli di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah. Bagan Struktur Organisasi LKPP sampai dengan Unit Kerja Eselon 2 dapat dilihat pada Lampiran 1. 1.3.2 Sumber Daya Manusia Dalam rangka menyelenggarakan tugas dan fungsinya, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sampai akhir tahun 2011 didukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 137 (seratus tiga puluh tujuh) orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) serta 107 orang pegawai kontrak (data per 31 Desember 2010). Latar belakang pendidikan PNS dan CPNS bervariasi mulai Diploma (D3) hingga Strata Tiga (S3). Rekapitulasi pegawai (PNS dan CPNS) berdasarkan pendidikan pada masing-masing Unit Kerja Eselon I LKPP disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Rekapitulasi PNS dan CPNS LKPP Tahun 2011 Berdasarkan Pendidikan dan Unit Kerja
Unit Kerja Eselon 1 No PNS 1 S3 2 S2 / Profesi 3 S1 4 D4/SMP Jumlah PNS CPNS 1 S1 2 D3 Jumlah CPNS Total 0 21 15 3 18 41 0 12 11 0 11 22 0 12 13 0 13 21 0 14 9 4 13 28 0 11 12 0 12 25 0 0 0 70 60 7 67 137 1 11 8 1 21 1 12 9 1 23 1 9 2 12 9 2 11 10 2 12 1 7 8 3 8 2 1 14 3 7 5 15 9 2 11 11 2 13 5 47 14 4 70 5 44 17 1 70 Pendidikan Settama 2010 2011 Deputi I 2010 2011 Deputi II 2010 2011 Deputi III 2010 2011 Deputi IV 2010 2011 Total LKPP 2010 2011

Sumber: Biro Kepegawaian, Hukum dan Humas, Tahun 2011

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 6

Berdasarkan Tabel 1, jumlah PNS dan CPNS sampai tahun 2011 tidak mengalami peningkatan dikarenakan adanya Peraturan Bersama Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan Nomor 02/SPB/M.PANRb/2011, Nomor 800-632/Tahun 2011 dan Nomor 141/PMK.01/2011 tentang Penundaan Sementara Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil mulai tanggal 1 September 2011 sampai dengan 31 Desember 2012. Jumlah PNS/CPNS yang dimiliki LKPP saat ini baru mencapai 59 persen dari total kebutuhan. Kebutuhan tenaga struktural dan staf pada Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah berdasarkan struktur organisasi saat ini adalah 230 orang PNS dengan perincian 1 orang Kepala LKPP, 1 orang Sekretaris Utama, 4 orang Deputi, 3 orang Kepala Biro, 12 orang Direktur, 33 orang Eselon III, 66 orang Eselon IV dan 132 orang staf/pelaksana. 1.3.3 Sarana dan Prasarana Dalam rangka pelaksanaan tugas, LKPP memerlukan sarana dan prasarana pendukung. Sampai saat ini LKPP belum memiliki gedung kantor sendiri dan masih menyewa di Gedung SME Tower, Jalan Jenderal Gatot Subroto Kavling 94 Jakarta 12780, Lantai 7, 8, 9 dan 17. 1.3.4 Keuangan Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya, Tahun 2011 LKPP didukung oleh anggaran yang bersumber dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun 2011 sebesar Rp205.510.602.000,- (dua ratus lima miliar lima ratus sepuluh juta enam ratus dua ribu rupiah). Alokasi anggaran masing-masing Unit Kerja Eselon I dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 1. Realisasi keuangan LKPP Tahun 2011 sebesar Rp156.021.306.407 atau sebesar 75.92 persen seperti terlihat pada Gambar 2. yang berlaku

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 7

Tabel 2. Alokasi Anggaran LKPP Tahun 2009 - Tahun 2011


No 1 2 3 4 5 Unit Kerja Eselon I Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan Deputi Bidang Monitoring-Evaluasi dan Pengembangan Sistem Informasi Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Manusia Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah Sekretariat Utama Jumlah Total Pagu (Rp) 2009 8.471.338.000 23.947.432.000 10.470.945.000 8.874.919.000 62.754.289.000 114.518.923.000 2010 8.596.000.000 19.942.800.000 15.337.000.000 14.365.000.000 51.974.490.000 110.215.290.000 2011 16.776.300.000 31.972.173.000 18.161.100.000 9.613.000.000 128.988.029.000 205.510.602.000

Sumber : Biro Umum dan Keuangan LKPP, Tahun 2011

Gambar 1. Alokasi Anggaran Tahun 2009-2011 per Unit Kerja Eselon 1 LKPP

Gambar 2. Realisasi Keuangan LKPP Tahun 20082011


LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 8

2.1

VISI
Dalam rangka memberikan arah pandangan kedepan terkait dengan kinerja dan

peranan LKPP serta untuk memberikan gambaran tentang kondisi masa depan yang ingin diwujudkan oleh LKPP, maka perlu dirumuskan visi LKPP yang mencerminkan keadaan yang ingin dicapai pada akhir periode perencanaan. Visi dimaksud juga diperlukan untuk menyatukan persepsi dan fokus arah tindakan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi setiap unit kerja dan individu serta sebagai panduan serta acuan dalam menjalankan tugas dan fungsi dalam mencapai sasaran atau target yang ditetapkan. Visi yang dirumuskan tentunya harus selaras dengan arah kebijakan dan program pembangunan nasional yang ditetapkan di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 2014.

VISI LKPP :
ANDAL DALAM MEWUJUDKAN SISTEM PENGADAAN YANG KREDIBEL
Dalam visi ini terkandung maksud bahwa LKPP berkeinginan untuk menjadi lembaga kebijakan pengadaan yang andal dalam arti lembaga yang memiliki kualitas, kapabilitas atau kemampuan, serta otoritas untuk mengembangkan dan menghasilkan berbagai kebijakan yang dapat mewujudkan sistem pengadaan barang/jasa yang terpercaya di Indonesia.

2.2

MISI
Sejalan dengan visi LKPP maka diperlukan rumusan mengenai upaya-upaya yang

akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi yang mencerminkan apa yang akan dapat dicapai (pada level dampak) dan bagaimana mencapainya dalam periode tertentu, beserta ukuran-ukuran pencapaiannya. Misi yang dirumuskan menggambarkan tindakan atau upaya sesuai dengan tugas dan fungsi LKPP. Selanjutnya misi diharapkan dapat menjadi pedoman untuk mencapai tujuan, sasaran, strategi, kebijakan dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh LKPP.

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 9

MISI LKPP : MEWUJUDKAN ATURAN PENGADAAN YANG JELAS, SISTEM MONITORING DAN EVALUASI YANG ANDAL, SUMBER DAYA MANUSIA YANG PROFESIONAL, DAN KEPASTIAN HUKUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

2.3

TUJUAN
Tujuan merupakan kondisi yang ingin diwujudkan oleh LKPP pada lima tahun

mendatang, dimana tujuan tersebut selaras dengan visi dan misi. Perumusan tujuan menggambarkan hasil-hasil serta manfaat yang akan diberikan oleh LKPP. Dengan berdasarkan pada hasil analisis lingkungan internal dan eksternal, maka tujuan strategis LKPP dirumuskan sebagai berikut:

Pertama Kedua

Mengurangi dan mencegah penyimpangan dalam pengadaan baran Mewujudkan efektivitas kinerja dan efisiensi anggaran negara dibelanjakan melalui pengadaan barang/jasa;

Ketiga

Meningkatkan

kapasitas

SDM

pengelola

pengadaan

baran

pemerintah yang profesional dan bermartabat;

Keempat

Mewujudkan kebijakan nasional pengadaan barang/jasa yang kondusif dan komprehensif; dan

Kelima

Meningkatkan kapasitas organisasi LKPP.

Tujuan pertama dan kedua merupakan tujuan utama (ultimate goals) organisasi yang menggambarkan alasan keberadaan LKPP. Salah satu alasan mengapa LKPP perlu didirikan karena adanya kebocoran anggaran yang cukup signifikan berasal dari pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang menyimpang/tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Selain itu, LKPP juga diharapkan mampu mendorong peningkatan efisiensi dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa. Agar mampu mewujudkan kondisi yang diinginkan pada tujuan pertama dan kedua, maka tujuan ketiga, keempat dan kelima perlu dirumuskan. Ketiga tujuan

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 10

tersebut merupakan prasyarat agar tujuan utama (ultimate goals) dapat dicapai. Pengurangan kebocoran dan peningkatan efisiensi dalam pengadaan barang/jasa hanya dapat terwujud jika proses pengadaan barang/jasa tersebut dilakukan oleh personil yang secara teknis mampu melaksanakan proses pengadaan barang/jasa tersebut sesuai dengan peraturan yang berlaku. Selain pemenuhan terhadap kebutuhan SDM yang kompeten dan profesional untuk menangani pengadaan barang/jasa, juga diperlukan seperangkat regulasi, kebijakan dan prosedur pengadaan yang jelas, mudah dipelajari dan dilaksanakan sehingga dapat mendorong proses pengadaan barang/jasa pemerintah menjadi semakin baik. Selanjutnya agar keempat tujuan tersebut dapat terwujud, tentunya dibutuhkan organisasi LKPP yang memiliki kapasitas untuk berkinerja secara baik di setiap tingkatan organisasi. Kelima tujuan strategis LKPP tersebut dapat dielaborasi lebih lanjut sebagai berikut: A. Mengurangi Barang/Jasa. Permasalahan yang dihadapi terkait dengan pengadaan barang/jasa pemerintah adalah masih banyaknya kasus-kasus korupsi terkait proses pengadaan yang ditemukan dan ditangani oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan juga Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Kasus korupsi terkait pengadaan barang/jasa pemerintah diperkirakan mencakup sekitar 44 persen dari seluruh kasus yang ditangani kedua lembaga tersebut. Selain itu, hasil audit yang dilakukan oleh berbagai lembaga pengawasan seperti BPK, BPKP, Inspektorat Jenderal maupun Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota menyebutkan bahwa temuan yang terkait dengan proses pengadaan barang/jasa masih cukup signifikan. Temuan-temuan tersebut umumnya terkait dengan ketidaktaatan terhadap prosedur pengadaan dan proses pengadaan. Disisi lain, masyarakat juga menemukan dugaan adanya indikasi tindak korupsi, kolusi dan nepotisme pada proses pengadaan barang/jasa di berbagai instansi pemerintah. Mengacu pada berbagai permasalahan tersebut serta berdasarkan kewenangan dan peran yang dimiliki sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 11

dan

Mencegah

Penyimpangan

dalam

Pengadaan

berlaku, maka tujuan pertama dirumuskan. Tujuan ini menggambarkan secara nyata peran yang diharapkan dilakukan oleh LKPP, dan untuk mengukur keberhasilan pencapaian tujuan maka indikator kinerja yang menjadi tolok ukur keberhasilan pencapaian tujuan untuk lima tahun mendatang adalah persentase penurunan kejadian penyimpangan pada proses pengadaan barang/jasa. Semakin tinggi persentase penurunan kejadian penyimpangan berarti kinerja LKPP semakin baik. Tujuan untuk mengurangi kejadian penyimpangan dalam proses pengadaan barang/jasa pemerintah dimaksudkan agar LKPP secara bertahap mengurangi berbagai kejadian penyimpangan yang terjadi dalam proses pengadaan sesuai dengan hasil audit yang dilakukan oleh berbagai lembaga pengawasan yang ada. Hal ini juga berarti bahwa LKPP akan berupaya mencegah terjadinya penyimpangan yang mungkin akan terjadi di berbagai instansi pemerintah. LKPP akan berupaya membantu berbagai instansi pemerintah melalui pemberian supervisi, bimbingan teknis bahkan pendampingan jika dijumpai adanya permasalahan dalam proses pengadaan barang/jasa.

B.

Mewujudkan Efektivitas Kinerja dan Efisiensi Anggaran Negara yang Dibelanjakan Melalui Pengadaan Barang/Jasa. Selain tingginya angka penyimpangan pada proses pengadaan barang/jasa,

masalah lain yang juga mengemuka adalah masih tingginya inefisiensi belanja barang/jasa pemerintah. Besarnya inefisiensi tersebut diperkirakan berkisar antara 10 sampai dengan 40 persen. Selanjutnya, rendahnya penyerapan anggaran atau adanya keterlambatan proses pengadaan juga masih merupakan masalah yang harus segera diatasi, mengingat rendahnya penyerapan anggaran dapat mengurangi aktivitas ekonomi, disamping juga mempengaruhi kualitas pelayanan yang diberikan oleh birokrasi kepada masyarakat. Dalam rangka meningkatkan efisiensi dalam proses pengadaan barang dan jasa, LKPP perlu melakukan beberapa upaya seperti mendorong penyusunan rencana pengadaan barang/jasa melalui aplikasi yang terintegrasi dengan pengusulan anggaran,

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 12

pemantauan terhadap pelaksanaan pengadaan barang/jasa agar sesuai dengan rencana, serta mendorong pelaksanaan e-procurement di seluruh instansi pemerintah. Jika ketiga hal ini dilakukan, maka diharapkan dapat terwujud efektivitas anggaran negara dalam pengadaan barang/jasa. C. Mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Yang Profesional Dan Bermartabat. Pengembangan dan pembinaan SDM pengadaan barang/jasa pemerintah ke depan diarahkan untuk mewujudkan SDM pengadaan barang/jasa pemerintah yang profesional, yaitu SDM yang memiliki kompetensi, bermartabat dan memiliki jalur serta jenjang karir yang jelas dan terarah. Kompetensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik sesuai dengan standar dan persyaratan yang diperlukan. Oleh karena itu pengembangan SDM pengadaan berbasis kompetensi dapat dimaknai sebagai pengembangan SDM yang orientasi serta acuan programnya berbasis pada standar kompetensi kerja. Pengembangan SDM Berbasis Kompetensi (PSBK) bertumpu pada: - Standar Kompetensi Kerja sebagai acuan. - Materi pembelajaran (learning material) sebagai bahan ajar atau bahan latih. - Penilaian atau asesmen untuk evaluasi atau pengukuran pencapaian kompetensi. - Sertifikasi untuk pengakuan atau rekognisi kompetensi. D. Mewujudkan Kebijakan Nasional Pengadaan Barang/Jasa yang Jelas, Kondusif dan Komprehensif. Dalam rangka mewujudkan proses pengadaan barang/jasa yang efisien, transparan, kredibel serta tidak menimbulkan penyalahgunaan wewenang, maka dibutuhkan seperangkat kebijakan maupun peraturan yang mampu mengatur secara jelas proses pengadaan barang/jasa secara nasional. Kebijakan maupun peraturan ini diharapkan juga harus selaras dengan berbagai kebijakan lain yang terkait. Agar tercipta peraturan pengadaan barang/jasa pemerintah yang harmonis dengan berbagai peraturan lainnya serta selaras dengan berbagai prioritas pembangunan, kinerja dan efisiensi

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 13

maka LKPP akan menetapkan dan mengusulkan berbagai peraturan yang selaras dengan penanganan berbagai isu aktual, seperti persaingan usaha, penggunaan produk dalam negeri, penggunaan produk yang dihasilkan oleh usaha kecil dan menengah serta berbagai isu terkini yang ada dengan tetap memperhatikan berbagai kaidah pengadaan barang/jasa. E. Meningkatkan Kapasitas Organisasi LKPP. Sebagai organisasi yang baru berdiri serta dihadapkan pada tingginya

pengharapan masyarakat dan stakeholder agar terwujud suatu proses pengadaan barang/jasa di instansi pemerintah yang transparan, kredibel dan efisien, maka LKPP dituntut untuk selalu berkinerja tinggi dalam berbagai tugas dan peran yang diemban. Untuk mewujudkan kinerja tinggi tersebut tentunya dibutuhkan suatu organisasi yang sesuai dengan tuntutan dan pengharapan masyarakat. LKPP saat ini masih memiliki berbagai keterbatasan seperti sarana dan prasarana, prosedur kerja yang masih harus disusun dan dirumuskan, keterbatasan dalam jumlah SDM serta berbagai keterbatasan dalam penyediaan manajemen dukungan kantor yang memadai. LKPP bertekad untuk memenuhi keterbatasan tersebut secara bertahap sejalan dengan kemampuan pemerintah untuk menyediakan anggaran. 2.4 SASARAN STRATEGIS Berdasarkan perumusan tujuan strategis LKPP, maka dirumuskan sasaran strategis searah dengan tujuan strategis dalam rangka mewujudkan visi dan misi organisasi. Perumusan sasaran strategis yang mengacu pada tujuan strategis dapat dirinci sebagai berikut: A. Mengurangi Barang/Jasa Dalam rangka mewujudkan tujuan ini, maka sasaran strategisnya adalah: 1. Terwujudnya pelaksanaan bimbingan teknis pengadaan barang/jasa pemerintah di seluruh Kementerian/Lembaga/Daerah/Instansi Lainnya; dan Mencegah Penyimpangan dalam Pengadaan

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 14

2. Terwujudnya pelaksanaan advokasi pengadaan barang/jasa pemerintah di seluruh Kementerian/Lembaga/Daerah/Instansi Lainnya; 3. Terwujudnya rekomendasi pembinaan dalam penanganan pengaduan dan pemberian penyelesaian sanggah banding pengadaan barang/jasa

pemerintah di seluruh Kementerian/Lembaga/Daerah/Instansi Lainnya; 4. Terselesaikannya sengketa kontrak dan sengketa audit pengadaan barang/jasa pemerintah di seluruh Kementerian/Lembaga/Daerah/Instansi Lainnya; 5. Terselesaikannya kasus korupsi, perdata, persaingan usaha dan tata usaha negara di bidang pengadaan barang/jasa. B. Mewujudkan Efektivitas Kinerja dan Efisiensi Anggaran Negara yang dibelanjakan melalui Pengadaan Barang/Jasa Dalam rangka mewujudkan tujuan kedua, maka sasaran strategisnya adalah: 1. Terfasilitasinya kementerian/lembaga dan Pemerintah daerah dalam penerapan e-procurement; 2. Terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi perencanaan pengadaan barang/jasa dalam rangka penyusunan Renja-KL dan RKA-KL yang akurat; 3. Terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi monitoring-evaluasi pelaksanaan pengadaan berdasarkan prinsip pengadaan barang/jasa; 4. Terwujudnya pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik menuju satu pasar nasional. C. Mewujudkan Kapasitas SDM Pengadaan Barang/Jasa yang Profesional dan Bermartabat Dalam rangka mewujudkan tujuan ketiga, maka sasaran strategisnya adalah: 1. Terciptanya sistem karir dan pembinaan profesi pengadaan barang/jasa pemerintah; 2. Terciptanya sistem pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi; 3. Terciptanya sistem jaminan mutu kompetensi melalui penyelenggaraan sertifikasi profesi yang independen dan kredibel.

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 15

D.

Mewujudkan Kebijakan Nasional Pengadaan Barang/Jasa yang Jelas, Kondusif dan Komprehensif Dalam rangka mewujudkan tujuan keempat, maka sasaran strategisnya adalah: 1. Terciptanya kebijakan pengadaan barang/jasa yang transparan, konsisten, efisien dan akuntabel, serta mendukung prinsip-prinsip persaingan usaha, dapat meningkatkan peran usaha kecil menengah dan penggunaan produk dalam negeri; 2. Tersosialisasinya strategi, kebijakan dan regulasi di bidang pengadaan.

E.

Meningkatkan Kapasitas Organisasi LKPP Dalam rangka mewujudkan tujuan kelima, maka sasaran strategisnya adalah: 1. Terlaksananya penyempurnaan fungsi dan struktur organisasi LKPP; 2. Terpenuhinya SDM yang kompeten; 3. Terlaksananya sistem kerja di lingkungan LKPP yang efektif; 4. Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana LKPP.

2.5

PENETAPAN KINERJA Penetapan kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang

merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelola. Tujuan khusus penetapan kinerja antara lain adalah untuk: (1) meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur; (2) sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah; (3) sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi; (4) menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; dan (5) sebagai dasar pemberian

reward atau penghargaan dan sanksi.


LKPP telah membuat penetapan kinerja tahun 2011 secara berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas, dan fungsi yang ada. Penetapan kinerja ini merupakan tolok ukur evaluasi akuntabilitas kinerja pada akhir tahun 2011. Penetapan Kinerja LKPP tahun 2011 disusun dengan berdasarkan pada Rencana Kinerja Tahun 2011 yang telah
LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 16

ditetapkan.Secara ringkas, gambaran keterkaitan tujuan, sasaran, indikator kinerja dan target LKPP tahun 2011 adalah sebagai berikut: Tabel 3. Pemetaan Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja LKPP Tahun 2011 Tujuan
No 1 2 3

Strategis

1:

Sasaran Strategis Terwujudnya pelaksanaan bimbingan teknis pengadaan barang/jasa Pemerintah di seluruh K/L/D/I Terwujudnya pelaksanaan advokasi pengadaan barang/jasa Pemerintah di seluruh K/L/D/I Terwujudnya pembinaan dalam penanganan pengaduan dan pemberian rekomendasi penyelesaian sanggah banding pengadaan barang/jasa Pemerintah di seluruh K/L/D/I Terselesaikannya sengketa kontrak dan sengketa audit pengadaan barang/jasa Pemerintah di seluruh K/L/D/I Terselesaikannya kasus korupsi, perdata, persaingan usaha dan tata usaha negara di bidang pengadaan barang/jasa

Mengurangi dan Mencegah Pengadaan Barang/Jasa

Penyimpangan

dalam

Indikator Jumlah K/L/D/I yang diberikan bimbingan teknis di bidang pengadaan barang/jasa Jumlah pihak yang diberikan advokasi di bidang pengadaan barang/jasa Jumlah pengaduan dan sanggah banding pengadaan barang/jasa di K/L/D/I yang terselesaikan

Target 80 Pihak 8 Pihak 60 Rekomendasi

Jumlah sengketa kontrak dan sengketa audit pengadaan barang/jasa yang terselesaikan Jumlah pendapat hukum dan kesaksian ahli di bidang pengadaan barang/jasa yang dipedomani aparat penyelidik dan penyidik, serta hakim pengadilan /persaingan usaha

75 Rekomendasi

90 Kesaksian Ahli

Tujuan Strategis II : Mewujudkan Efektivitas Kinerja dan Efisiensi Anggaran Negara yang Dibelanjakan melalui Pengadaan Barang/Jasa
No 1 Sasaran Strategis Terfasilitasinya Kementerian/ Lembaga dan Pemerintah daerah dalam penerapan e-procurement Indikator Jumlah instansi Pemerintah yang difasilitasi Target 50 Persen 21 Instansi

e-procurement

Terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi perencanaan pengadaan barang/jasa dalam rangka penyusunan Renja KL dan RKA-KL

Jumlah layanan e-procurement yang memenuhi standar Jumlah instansi Pemerintah yang melaksanakan perencanaan pengadaan barang/jasa Pemerintah

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 17

No 3

Sasaran Strategis yang akurat Terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi monitoring-evaluasi pelaksanaan pengadaan berdasarkan prinsip pengadaan barang/jasa Terwujudnya pengadaan barang/jasa Pemerintah secara elektronik menuju satu pasar nasional

Indikator Laporan kinerja pengadaan barang/jasa Pemerintah secara nasional Jumlah layanan pengadaan secara elektronik Jumlah LPSE yang diagregasi

Target 1 Dokumen

300 LPSE -

Tujuan Strategis 3: Mewujudkan SDM Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang Profesional dan Bermartabat
No 1 Sasaran Strategis Terciptanya sistem karir dan pembinaan profesi pengadaan barang/jasa Pemerintah Indikator Peraturan MenPAN dan RB tentang Jabatan Fungsional Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan Angka Kreditnya Persentase pelatihan pengadaan barang/jasa yang mengacu kepada Standar Kompetensi Nasional Tenaga Pengadaan Barang/Jasa Persentase pelayanan pelaksanaan ujian sertifikasi ahli pengadaan barang/jasa Pemerintah Target 1 Dokumen

Terciptanya sistem pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi

20 Persen

Terciptanya jaminan mutu kompetensi melalui penyelenggaraan sertifikasi profesi yang independen dan kredibel

100 Persen

Tujuan Strategis 4: Mewujudkan Kebijakan Nasional Pengadaan Barang/Jasa yang Jelas, Kondusif dan Komprehensif
No 1 Sasaran Strategis Terciptanya kebijakan pengadaan barang/jasa yang transparan, konsisten, efisien dan akuntabel, serta mendukung prinsip-prinsip persaingan usaha, dapat meningkatkan peran Usaha Kecil Menengah dan produk dalam negeri Indikator Jumlah peraturan perundangan yang dihasilkan dalam pengadaan barang/jasa Pemerintah UU PP Perpres SE / Peraturan Kepala LKPP Jumlah pihak yang mendapatkan sosialisasi Target

4 Dokumen 5 Pihak

Tersosialisasinya strategi, kebijakan dan regulasi di bidang pengadaan

Tujuan Strategis 5: Meningkatkan Kapasitas Organisasi LKPP


No 1 Sasaran Strategis Terlaksananya penyempurnaan fungsi dan struktur organisasi LKPP Indikator Reorganisasi yang dilakukan sesuai dengan fungsi dan kebutuhan LKPP

Target 1 Dokumen

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 18

No 2

Sasaran Strategis Terpenuhinya SDM yang kompeten

Terlaksananya sistem kerja di lingkungan LKPP yang efektif

Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana LKPP

Indikator Persentase pemenuhan kebutuhan pegawai Persentase pegawai LKPP yang kompetensinya sesuai dengan penugasan Opini BPK atas LKPP Persentase implementasi pelaksaanaan kegiatan yang sesuai dengan SOP Persentase pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana

Target 80 Persen 100 Persen 1 Dokumen 50 Persen 70 Persen

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 19

3.1

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2011


LKPP pada tahun 2011 mempunyai 6 (enam) indikator kinerja utama dan setiap

indikator kinerja utama tersebut telah ditetapkan target kinerjanya. Pengukuran pencapaian target kinerja dilakukan dengan menghitung persentase realisasi dibandingkan dengan target. Pada Tabel 4 disajikan capaian kinerja LKPP beserta persentase pencapaiannya. Tabel 4. Capaian Indikator Kinerja Utama LKPP Tahun 2011
No Indikator Kinerja Utama Satuan Persen Paket Target 80 20.000 Realisasi 92,34 24.475 12 177.480 350 t.a.d Persentase Pencapaian (persen) 115.43 122.38 120 236.64 116.67 142.22

1 Tercapainya target kinerja LKPP 2 Jumlah paket pengadaan barang/jasa pemerintah yang dilelang melalui e-

*)

3 Rata-rata penghematan anggaran Persen 10 melalui e-procurement 4 Pemenuhan SDM pengelola pengadaan Orang 75.000 yang bersertifikasi 5 Pemenuhan SDM instruktur pengadaan Orang 300 barang/jasa Unit 60 6 Jumlah K/L/D/I yang sudah membentuk Unit Layanan Pengadaan (ULP) sesuai dengan pedoman *) Rata-rata Capaian Indikator Kinerja Utama LKPP

procurement

Pengukuran akan dilakukan jika Peraturan Kepala tentang ULP telah ditetapkan Sumber: Laporan Pelaksanaan Kegiatan di Direktorat-Direktorat LKPP Tahun 2011

Tabel 4 menunjukkan bahwa rata-rata pencapaian kinerja utama LKPP adalah sebesar 142.22 persen. Penjelasan terkait pencapaian masing-masing indikator kinerja utama LKPP adalah sebagai berikut: 1. Indikator: Tercapainya target kinerja LKPP. Target kinerja LKPP tahun 2011 sudah tercapai dengan baik, dengan tingkat pencapaian target kinerja LKPP sebesar 92.34 persen atau persentase capaian sebesar 115.43 persen. Namun demikian terdapat target kinerja yang tidak dapat direalisasikan seperti desain konsultan gedung karena terlambatnya pengadaan tanah kantor LKPP, pengadaan server Pusdatin dan desain portal LKPP karena lelang gagal.

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 20

2. Indikator: Jumlah paket pengadaan barang/jasa pemerintah yang dilelang melalui e-procurem ent. Pada tahun 2011 terdapat sebanyak 24.475 paket pekerjaan yang dilelang melalui e-procurement dengan total pagu sebesar Rp53 Triliun. Jumlah penyedia yang terdaftar dalam sistem e-procurement hingga tahun 2011 sebanyak 189.226 pelaku usaha dari seluruh Indonesia. Realisasi pencapaian paket pengadaan barang/jasa pemerintah yang dilelang melalui e-procurement pada tahun 2011 sebesar 122.38 persen. 3. Indikator: Rata-rata penghematan anggaran melalui e-procurem ent .

E-procurement

merupakan salah satu pendekatan terbaik dalam mencegah

terjadinya korupsi dalam pengadaan barang dan jasa Pemerintah. Dampak penerapan e-procurement dalam pengadaan barang/jasa adalah terjadinya efisiensi dalam penggunaan anggaran pemerintah. Rata-rata penghematan anggaran pemerintah (APBN/APBD) dalam pengadaan barang/jasa Pemerintah pada tahun 2011 terealisasi sebesar 12 persen atau sebesar Rp4.47 Triliun dengan persentase pencapaian adalah sebesar 120 persen. 4. Indikator: Pemenuhan SDM pengelola pengadaan yang bersertifikat. Terkait dengan indikator ini, jumlah sumber daya manusia pengelola pengadaan yang telah bersertifikat sampai dengan tahun 2011 adalah sebanyak 177.480 orang atau sebesar 236.63 persen dari yang ditargetkan sebesar 75.000 orang. Tingginya realisasi tersebut dikarenakan banyaknya instansi pemerintah baik di Pusat maupun Provinsi, Kabupaten/Kota yang melaksanakan ujian sertifikasi. Hal ini terkait dengan pengelola pengadaan barang/jasa wajib memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa sesuai dengan amanat Perpres Nomor 54 Tahun 2010 pasal 12 dan pasal 137. 5. Indikator: Pemenuhan SDM instruktur pengadaan barang/jasa.

Kegiatan pelatihan dan penataran instruktur bertujuan untuk menghasilkan instruktur yang kompeten dalam pelaksanaan pelatihan pengadaan barang/jasa pemerintah. Pada tahun 2011 ditargetkan sebanyak 300 orang peserta

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 21

mengikuti pelatihan instruktur. Persentase pencapaian target pemenuhan SDM instruktur pengadaan barang/jasa adalah sebesar 100 persen. Terdapat beberapa hal yang perlu menjadi perhatian antara lain: (1) belum meratanya persebaran alumi persebaran alumni instruktur yang terlatih (TOT) seperti di Papua, Gorontalo dan Kalimantan Tengah hanya terdapat 1 orang sedangkan di Jakarta 111 orang; dan (2) masih terdapat provinsi yang belum memiliki narasumber Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang memiliki sertifikasi TOT dari LKPP yaitu provinsi Riau dan Papua Barat. Hal ini dikarenakan peserta tidak lulus dan tidak ada pendaftar. 6. Indikator: Jumlah K/L/D/I yang sudah membentuk Unit Layanan Pengadaan (ULP) sesuai dengan pedoman. ULP sebagai organisasi pelaksana pengadaan sudah harus dibentuk pada tahun 2014. Peraturan Kepala LKPP terkait pembentukan ULP saat ini masih dalam proses penetapan oleh Kepala LKPP.

3.2

PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA TAHUN 2011


Pengukuran tingkat capaian kinerja Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah Tahun 2011 dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi masing-masing indikator kinerja sasaran.Tingkat capaian kinerja masing-masing indikator tersebut disajikan pada tabel Pengukuran Kinerja Sasaran pada Lampiran 4. Secara umum sasaran strategis yang ditargetkan dapat dicapai, namun demikian masih terdapat beberapa sasaran strategis yang belum mencapai target yang ditetapkan. Terhadap sasaran yang belum mencapai target yang ditetapkan akan dianalisis dan dievaluasi agar dapat dilakukan perbaikan di masa mendatang. Analisis capaian kinerja dijelaskan sebagai berikut.

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 22

3.3

ANALISIS CAPAIAN KINERJA


Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah telah berupaya

melaksanakan amanat pembangunan di bidang pengadaan barang/jasa. Capaian sasaran strategis LKPP tahun 2011 dijelaskan sebagai berikut: SASARAN 1 Terwujudnya pelaksanaan bimbingan teknis barang/jasa Pemerintah di seluruh K/L/D/I pengadaan

Keberhasilan sasaran strategis ini diukur melalui 1 (satu) indikator kinerja sasaran yaitu jumlah K/L/D/I yang diberikan bimbingan teknis di bidang pengadaan barang/jasa. Indikator kinerja, target dan realisasinya disajikan sebagai berikut: Indikator Kinerja Jumlah K/L/D/I yang diberikan bimbingan teknis di bidang pengadaan barang/jasa Target 80 pihak Realisasi 96 pihak Persentase Capaian 120

Sebagai lembaga pemerintah yang bertanggungjawab dalam pengembangan sistem pengadaan barang/jasa, LKPP memberikan bimbingan teknis kepada semua pemangku kepentingan pengadaan yang bertujuan memastikan proses pengadaan dilaksanakan sesuai prinsip-prinsip pengadaan dan peraturan perundangan yang berlaku. Jumlah layanan bimbingan teknis pengadaan barang/jasa Pemerintah yang diberikan kepada K/L/D/I pada tahun 2011 sebanyak 96 pihak dengan pencapaian sebesar 120 persen. Lokasi pelaksanaan bimbingan teknis yang dilaksanakan LKPP pada tahun 2010-2011 disajikan pada Lampiran 5. SASARAN Terwujudnya pelaksanaan advokasi 2 Pemerintah di seluruh K/L/D/I pengadaan barang/jasa

Keberhasilan sasaran strategis ini diukur melalui 1 (satu) indikator kinerja sasaran yaitu jumlah pihak yang diberikan advokasi di bidang pengadaan barang/jasa. Indikator kinerja, target dan realisasinya disajikan sebagai berikut: Indikator Kinerja Jumlah pihak yang diberikan advokasi di Target 8 pihak Realisasi 8 pihak Persentase Capaian 100

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 23

Indikator Kinerja bidang pengadaan barang/jasa

Target

Realisasi

Persentase Capaian

Pada tahun 2011, LKPP telah memberikan advokasi di bidang pengadaan barang/jasa kepada 8 (delapan) pihak yaitu kementerian, lembaga, daerah, instansi, penyedia/asosiasi, kelompok masyarakat/LSM, auditor dan penegak hukum. LKPP juga memberikan layanan advokasi dalam bentuk telepon/sms, konsultasi tatap muka, email, dan surat sebanyak 13.252 rekomendasi. Selain melalui berbagai media konsultasi, LKPP telah memberikan layanan advokasi pendampingan untuk paket pengadaan barang/jasa di beberapa instansi. Layanan pendampingan ini diberikan untuk paket pekerjaan di atas Rp 100 milyar atau pengadaan yang bersifat strategis. K/L/D/I penerima layanan pendampingan pada tahun 2011 diantaranya: 1. Pendampingan Pengadaan Penyelenggaraan Kegiatan Beasiswa Seni dan Budaya serta Indonesia Channel 2010; 2. Penerapan KTP Elektronik- Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri; 3. Penugasan Tim Persiapan Penetapan Paket pengadaan Barang/Jasa untuk Kebutuhan SEA GAMES Tahun 2011 dan Para SEA GAMES Tahun 2011; 4. Pengadaan Helikopter Search and Rescue Badan SAR Nasional; 5. Tim Asistensi Satgas Penanganan WNI di Libya dan Mesir; 6. Pendampingan Proses Pengadaan B/J Pekerjaan Konstruksi Pembangunan RS. Otak Nasional; 7. Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa di Lingkungan PT ASDP Ferry; 8. Pelaksanaan Pengadaan Mass Rapid Transportation di PT.MRT Jakarta; 9. Panitia Pelaksana KTT ke-19 ASEAN Tahun 2011; 10. Penyusunan e-catalogue Obat Generik dan Alkes Habis Pakai di Kementerian Kesehatan; 11. Pelaksanaan Pembangunan Gedung Kelas III (multi years) RSUP Dokter

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 24

Kariadi di Semarang; 12. Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa di Lingkungan Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi; 13. Pembelian Pesawat Kepresidenan Sekretariat Negara; 14. Pengadaan

Compoletion

Centre

untuk

cabin

interior

Pesawat

Kepresidenan; 15. Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa di Lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 16. Penyusunan Standar Bidding Document di Sekolah Tinggi Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan; 17. Pengadaan Kendaraan Angkutan Umum Murah Pedesaan di Kementerian Perindustrian; 18. Pelaksanaan Proyek Perluasan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali dan Pembangunan Jalan Tol Akses ke Bandara Internasional Ngurah Rai; 19. Penyusunan Aturan Wali Amanat di Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan; dan 20. Pengadaan Bangunan multi years Kantor Walikota Depok. Terwujudnya pembinaan dalam penanganan pengaduan dan SASARAN pemberian rekomendasi penyelesaian sanggah banding 3 pengadaan barang/jasa Pemerintah di seluruh K/L/D/I Indikator kinerja untuk sasaran strategis ini berikut target dan realisasinya disajikan sebagai berikut: Indikator Kinerja Target Realisasi 361 Rekomendasi Persentase Capaian 602

Jumlah pengaduan dan sanggah banding 60 pengadaan barang/jasa di K/L/D/I yang Rekomendasi terselesaikan

Pelayanan sanggah banding dan pengaduan diberikan oleh LKPP kepada semua pemangku kepentingan pengadaan barang/jasa pemerintah melalui pemberian

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 25

rekomendasi penyelesaian sanggah banding, penanganan pengaduan dan pemberian konsultansi. Dalam mewujudkan pembinaan dalam penanganan pengaduan dan pemberian rekomendasi penyelesaian sanggah banding pengadaan barang/jasa Pemerintah di seluruh K/L/D/I, pada tahun 2011 LKPP telah memberikan 361 rekomendasi dengan pencapaian sebesar 602 persen. Rekomendasi yang diberikan terdiri dari 291 rekomendasi terkait dengan pengaduan, dan sebanyak 70 rekomendasi terkait dengan sanggah banding. Tingginya pengaduan dan sanggah banding disebabkan Perpres Nomor 54 Tahun 2010 belum sepenuhnya dipahami dan dapat diterapkan oleh

stakeholder, sehingga jumlah konsultansi dan permintaan rekomendasi lebih besar


daripada target yang ditetapkan. Kegiatan konsultasi dalam hal pemberian rekomendasi terkait sanggah banding dan pengaduan dilakukan melalui berbagai media, yaitu konsultasi secara langsung (tatap muka) di kantor LKPP dan melalui media seperti email, aplikasi konsultasi pengadaan, telepon, dan sms. Konsultasi terkait sanggah banding dan pengaduan yang diberikan oleh LKPP selama tahun 2011 adalah sebanyak 878 konsultasi, yang terdiri dari 446 konsultasi melalui email dan aplikasi konsultasi, serta sebanyak 432 konsultasi langsung (tatap muka) di kantor LKPP. SASARAN Terselesaikannya sengketa kontrak dan sengketa 4 pengadaan barang/jasa Pemerintah di seluruh K/L/D/I audit

Keberhasilan sasaran strategis ini diukur melalui 1 (satu) indikator kinerja sasaran yaitu jumlah sengketa kontrak dan sengketa audit pengadaan barang/jasa yang terselesaikan. Indikator kinerja, target dan realisasinya disajikan sebagai berikut: Indikator Kinerja Jumlah sengketa kontrak dan sengketa audit pengadaan barang/jasa yang terselesaikan Target Realisasi Persentase Capaian 170.67

75 128 Rekomendasi Rekomendasi

Dalam penanganan permasalahan pelaksanaan kontrak dan sengketa pelaksanaan kontrak, dari target sebanyak 75 rekomendasi maka yang dapat direalisasikan adalah

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 26

sebanyak 128 rekomendasi atau sebesar 170.67 persen. Tingginya realisasi dibandingkan target dikarenakan masih banyaknya permasalahan kontrak dan sengketa audit dalam pengadaan barang/jasa. Dalam menangani sengketa audit, LKPP mengalami kesulitan untuk mendatangkan pejabat yang melakukan audit dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) guna mendapatkan konfirmasi dan klarifikasi langsung mengenai laporan hasil audit pada rapat pembahasan kasus-kasus yang menjadi sengketa audit. Pada tahun 2011 LKPP telah melakukan kajian awal mengenai arbritase dan alternatif penyelesaian sengketa pengadaan barang/jasa Pemerintah. Diharapkan kedepan permasalahan kontrak pengadaan barang/jasa Pemerintah dapat diselesaikan melalui mekanisme arbritase dan alternatif penyelesaian sengketa pengadaan barang/jasa Pemerintah. SASARAN 5 Terselesaikannya kasus korupsi, perdata, persaingan usaha dan tata usaha negara di bidang pengadaan barang/jasa

Indikator kinerja untuk pencapaian sasaran strategis ini berikut target dan realisasinya disajikan sebagai berikut: Indikator Kinerja Jumlah pendapat hukum dan kesaksian ahli di bidang pengadaan barang/jasa yang dipedomani aparat penyelidik dan penyidik, serta hakim pengadilan/persaingan usaha Target 90 Kesaksian Ahli Realisasi 148 Kesaksian Ahli Persentase Capaian 164.44

Dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa sering menimbulkan permasalahan hukum terutama pada tahap pelaksanaan kontrak dan pasca pelaksanaan kontrak. Permasalahan hukum yang timbul dalam pengadaan barang/jasa dapat berupa tindak pidana (pidana khusus atau pidana biasa), persaingan usaha, perdata dan tata usaha negara. Permasalahan hukum ini terjadi baik di instansi pemerintah pusat, instansi pemerintah provinsi/kabupaten/kota,dan penyedia barang/jasa. Pemberian pendapat hukum dan kesaksian ahli sangat diperlukan untuk memberikan penjelasan hukum terkait pengadaan barang/jasa Pemerintah agar sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Dalam tindak pidana (pidana khusus atau pidana biasa), perkara persaingan

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 27

usaha, pendapat hukum dan keterangan ahli dapat diberikan pada tahap penyelidikan, penyidikan serta persidangan. Pada tahun 2011, LKPP telah memberikan pelayanan kesaksian ahli sebanyak 148 kasus dengan rincian sebagai berikut: Tabel 5. Pelayanan Kesaksian Ahli LKPP Tahun 2011
Instansi KPK Kejaksaan / Pengadilan Umum Pengadilan TUN KPPU Kepolisian Total Jumlah Kesaksian Ahli

No 1 2 3 4 5

Jumlah 22 59 4 29 34 148

Untuk meningkatkan jumlah tenaga saksi ahli di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah, sampai tahun 2011 LKPP telah melakukan seleksi terhadap calon saksi ahli sebanyak 136 orang. Dalam seleksi psikologi yang berhasil lulus sebagai calon saksi ahli adalah sebanyak 18 orang. Selain pemberian pelayanan kesaksian ahli, pada tahun 2011 telah dilakukan kegiatan penyamaan persepsi di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah bagi aparat penegak hukum. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan pengadaan yang kredibel baik dari segi pelaksanaan maupun penerapannya bagi aparat penegak hukum. Pelaksanaan kegiatan ini berupa workshop yang membahas pemahaman teori-teori hukum maupun pengetahuan praktis dalam proses pengadaan barang/jasa Pemerintah yang melibatkan Kementerian Keuangan, BPK dan LKPP. Peserta dalam kegiatan penyamaan persepsi ini berasal dari kejaksaan, kepolisian dan kehakiman sebanyak 88 orang. SASARAN 6 Terfasilitasinya Kementerian/Lembaga dan Pemerintah daerah dalam penerapan e-procurem ent

Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui 2 (dua) indikator kinerja sasaran yaitu: (1) jumlah instansi pemerintah yang difasilitasi e-procurement dan (2)

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 28

jumlah layanan e-procurement yang memenuhi standar. Indikator kinerja, target dan realisasinya disajikan sebagai berikut: Indikator Kinerja Jumlah instansi pemerintah yang difasilitasi Target 50 Persen -Persentase Capaian 52.5 Persen 105 Realisasi ---

e-procurement

Jumlah layanan e-procurement yang memenuhi standar *) *) Pengukuran akan dilakukan pada tahun 2012

Jumlah instansi pemerintah yang difasilitasi e-procurement melalui LPSE pada tahun 2011 sebanyak 613 instansi (lihat Lampiran 6) atau pencapaian sebesar 105 persen dari target yang ditetapkan. Jumlah LPSE, provinsi dan instansi yang terlayani LPSE sampai tahun 2011 disajikan pada Tabel 6 berikut. Tabel 6. Progres Implementasi LPSE Tahun 2009-2011
2009 33 30 3 18 41 2010 137 98 39 28 254

No Uraian 1 LPSE - LPSE System Provider - LPSE Service Provider 2 Provinsi Terlayani 3 Instansi Terlayani

2011 315 273 42 31 613

Sumber: Direktorat e-Procurement LKPP, Tahun 2011

SASARAN 7

Terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi perencanaan pengadaan barang/jasa dalam rangka penyusunan Renja KL dan RKA-KL yang akurat

Indikator kinerja untuk pencapaian sasaran ini berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut: Indikator Kinerja Jumlah instansi Pemerintah yang melaksanakan perencanaan pengadaan barang/jasa Pemerintah Target 21 Instansi Realisasi 17 Instansi Persentase Capaian 80.95

Penyusunan rencana umum pengadaan barang/jasa merupakan salah satu tahapan penting dalam proses pengadaan barang/jasa yang efisien dan efektif. Pada
LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 29

tahun 2011 terdapat 17 instansi pemerintah yang telah menyusun perencanaan pengadaan barang/jasa yaitu: LKPP, Kementerian Perumahan Rakyat, Kementerian Perdagangan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Badan Pertanahan Nasional, Kementerian Kehutanan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Keuangan, Kementerian Perindustrian, Kejaksaan Tinggi Provinsi Kalimantan Selatan, Balai Taman Nasional Tanjung Puting, Balai Taman Nasional Sebangau, Balai Taman Nasional Komodo, Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Solo, RSUD Dr. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin dan Lembaga Permasyarakatan Kelas IIA Rantauprapat. Pada tahun 2011 LKPP melaksanakan kegiatan sosialisasi pedoman perencanaan pengadaan barang/jasa Pemerintah di Wilayah Indonesia Bagian Barat, Wilayah Indonesia Bagian Tengah dan Wilayah Indonesia Bagian Timur, dengan rincian sebagai berikut: Tabel 7. Sosialisasi Pedoman Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Tahun 2011
No Sosialisasi Tempat Medan Makassar Denpasar Waktu 1 Wilayah Indonesia Bagian Barat 2 Wilayah Indonesia Bagian Tengah 3 Wilayah Indonesia Bagian Timur 26-28 September 2011 10-12 Oktober 2011 28-30 November 2011 Jumlah K/L/D/I Pemprov : 4 Pemkab : 5 Pemkot : 11 Pemprov : 6 Pemkab : 6 Pemkot : 8 Pemprov : 8 Pemkab : 12 Pemkot : 10

Sumber: Direktorat Perencanaan Pengadaan RAPBN LKPP, Tahun 2011

Dalam rangka sistem penunjukan langsung kendaraan pemerintah, LKPP menyusun dasar hukum melalui Peraturan Kepala LKPP Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pedoman Penunjukan Langsung Pengadaan Kendaraan Pemerintah di Lingkungan K/L/D/I. Selain itu telah dibangun sistem aplikasi yang berbasis web dan melibatkan 13 ATPM/main dealer/dealer yang mewakili 9 (sembilan) merk mobil. Telah dilakukan transaksi terhadap sekitar 1.732 unit kendaraan roda empat dengan nilai transaksi sebesar Rp373 Miliar. Untuk selanjutnya akan dikembangkan sistem aplikasi yang
LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 30

terintegrasi dan berbasis web, yang diharapkan dapat menunjang proses penunjukan langsung dan monitoring evaluasi pengadaan kendaraan Pemerintah. SASARAN Terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi monitoring-evaluasi 8 pelaksanaan pengadaan berdasarkan prinsip pengadaan barang/jasa Indikator kinerja untuk pencapaian sasaran ini berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut: Indikator Kinerja Laporan kinerja pengadaan barang/jasa Pemerintah secara nasional Target 1 Dokumen Realisasi 1 Dokumen Persentase Capaian 100

Pada sasaran strategis ini telah dihasilkan 1 (satu) dokumen laporan kinerja pengadaan barang/jasa Pemerintah atau pencapaian sebesar 100 persen. Kegiatan ini dilaksanakan dengan melibatkan BPKP dan instruktur pengadaan barang/jasa Pemerintah. Indikator Kinerja Kunci disusun dengan merumuskan Kamus Indikator dan Bobot Indikator. Sosialisasi dilaksanakan di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau (Regional Barat) dan Kota Balikpapan, Provinsi Kaltim (Regional Tengah dan Timur), selain itu dilaksanakan pula konsultasi publik di Provinsi Jawa Tengah, LPSE Kota Yogyakarta dan LPSE Provinsi Kalimantan Selatan. SASARAN Terwujudnya pengadaan barang/jasa 9 elektronik menuju satu pasar nasional Pemerintah secara

Keberhasilan pencapaian sasaran strategis ini diukur melalui 2 (dua) indikator kinerja sasaran yaitu: (1) jumlah layanan pengadaan secara elektronik (LPSE) dan (2) jumlah LPSE yang teragregasi. Indikator kinerja, target dan realisasinya disajikan sebagai berikut: Indikator Kinerja Jumlah layanan pengadaan secara elektronik Jumlah LPSE yang teragregasi Target 300 LPSE -Realisasi 315 LPSE 251 LPSE Persentase Capaian 105 --

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 31

Pada tahun 2011 LKPP menargetkan membentuk 300 LPSE dan terealisasi sebanyak 315 LPSE. Hal ini menggambarkan tingginya keinginan K/L/D/I untuk membangun sistem e-procurement dan adanya peran aktif dari LKPP dalam memberikan asistensi pembentukan LPSE bagi seluruh instansi pemerintah. Hal ini sejalan dengan diberlakukannya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 54 Tahun 2010 pasal 131, bahwa K/L/D/I wajib melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik untuk sebagian/seluruh paket pekerjaan pada Tahun Anggaran 2012. Jumlah LPSE yang sudah terbentuk sampai dengan tahun 2011 disajikan pada Tabel 8 berikut. Tabel 8. LPSE yang Telah Dibentuk Sampai Dengan Tahun 2011 Instansi Jumlah Instansi Pemerintah Pusat 29 Pemerintah Provinsi 31 Pemerintah Kabupaten/Kota 225 Lain-lain (Perguruan Tinggi Negeri, Rumah Sakit, BUMN) 30 Total Jumlah LPSE 315

No 1 2 3 4

Sumber: Direktorat e-Procurement LKPP, Tahun 2011

Dampak penerapan e-procurement dalam pengadaan barang/jasa salah satunya adanya efisiensi penggunaan anggaran pemerintah. Rata-rata penghematan anggaran pemerintah (APBN/APBD) dalam pengadaan barang/jasa Pemerintah yang dilaksanakan melalui e-procurement pada tahun 2011 adalah sebesar 12 persen atau sebesar Rp4.4 triliun. Perkembangan pengadaan yang dilakukan secara elektronik melalui fasilitas LPSE telah menghasilkan efisiensi dan penghematan anggaran sebagaimana disajikan pada Tabel 9. Tabel 9. Capaian Implementasi Pengadaan Secara Elektronik Tahun 2008-2011
No 1. 2. 3. 4. 5. Uraian Jumlah Paket Pengadaan Nilai Pagu (juta rupiah) Paket Selesai Nilai Pagu Selesai (juta rupiah) Nilai Hasil Lelang (juta rupiah) 2008 33 52.500 33 42.898 36.286 2009 1.724 3.372.032 1.724 3.138.629 2.619.526 Capaian 2010 6.397 134.424.756 6.370 13.047.361 11.652.549 2011 24.475 53.286.540 24.076 38.163.399 33.688.761

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 32

No 6. 7.

Uraian Selisih Pagu dan Hasil Lelang (juta rupiah) Selisih Pagu dan Hasil Lelang (%)

2008 6.612 15

2009 518.427 17

Capaian 2010 1.394.812 11

2011 4.474.608 12

Sumber : SMART Report LPSE LKPP, Tahun 2011

Sampai dengan tahun 2011, LPSE yang sudah teragregasi adalah sebanyak 251 LPSE (lihat Lampiran 7), dimana implementasi agregasi data tersebut memungkinkan penyedia yang terdaftar di 1 (satu) LPSE dapat mengikuti lelang di LPSE lain tanpa melakukan verifikasi dan registrasi ulang. Agregasi ini akan dilakukan secara bertahap ke seluruh LPSE. Peta sebaran LPSE Nasional dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Pemetaan Sebaran LPSE Nasional SASARAN 10 Terciptanya sistem karir dan pembinaan profesi pengadaan barang/jasa Pemerintah

Indikator kinerja untuk pencapaian sasaran ini berikut target dan realisasinya disajikan sebagai berikut: Indikator Kinerja Target Realisasi 1 Dokumen Persentase Capaian 100

Peraturan Kementerian Pendayagunaan 1 Dokumen Aparatur Negara dan Reformasi tentang Jabatan Fungsional Pengadaan Barang/Jasa

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 33

Indikator Kinerja Pemerintah dan Angka Kreditnya

Target

Realisasi

Persentase Capaian

LKPP telah membentuk Tim Penyusunan Model Pengembangan Profesi Jabatan Fungsional untuk tenaga pengadaan barang/jasa Pemerintah. Tim ini telah merekomendasikan suatu rencana peta jenjang karier dan pembentukan jabatan fungsional di bidang pengadaan. Pada tahun 2011, LKPP, Kementerian PAN dan RB, BKN telah menyelesaikan persyaratan dan proses yang diperlukan dalam pembentukan jabatan fungsional pengadaan barang/jasa Pemerintah, diantaranya Ekspose Naskah Akademis, Penyusunan dan Pembahasan Matrik Jabatan Fungsional, Studi Beban Kerja Pejabat Fungsional, Uji Petik Analisa Beban Kerja Pejabat Fungsional Pengadaan dan Penyusunan Draft Peraturan Menteri PAN dan RB tentang Jabatan Fungsional Pengadaan. Mekanisme penetapan dan penyempurnaan jabatan fungsional pengadaan barang/jasa Pemerintah selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4.

Usulan Naskah Akademis (NA)

Ekspose Naskah Akademis (NA)

Penyusunan dan Pembahasan Matrik

Pelaksanaan Studi Beban kerja (BK) di lapangan

Penetapan Peraturan Bersama (Instansi Pembina dan BKN)

Peraturan Presiden tentang Tunjangan Jabfung PBJP Surat Edaran Dirjen Anggaran Kemenkeu tentang Tunjangan Jabfung PBJP

Penyusunan Juknis (Instansi Pembina) Keterangan: : dilaksanakan tahun 2010

Pertimbangan Teknis Kepala BKN dan Penetapan Kep. MENPAN

Pengolahan Hasil Studi BK dan penetapan Angka Kredit

: dilaksanakan tahun 2011

: dilaksanakan tahun 2012

Gambar 4. Mekanisme Penetapan dan Penyempurnaan Jabatan Fungsional Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pengembangan profesi pengadaan barang/jasa Pemerintah salah satunya

dilakukan melalui fasilitasi atas pengembangan lembaga profesi Ikatan Ahli Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Indonesia atau IAPI. Dewan Pengurus IAPI terdiri dari 2 (dua)

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 34

kepengurusan yaitu: Dewan Pengurus Pusat yang berkedudukan di DKI Jakarta dan Dewan Pengurus Daerah. Hingga tahun 2011 telah terbentuk 12 Dewan Pengurus Daerah yaitu: Nangroe Aceh Darusalam, Sumatera Utara, Kepulauan Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Papua, Sumatera Barat dan Lampung. LKPP bersama dengan IAPI telah menghasilkan Kode Etik Profesi bagi Ahli Pengadaan Barang/Jasa yang disahkan pada tanggal 29 November 2011. SASARAN 11 Terciptanya kompetensi sistem pendidikan dan pelatihan berbasis

Keberhasilan pencapaian sasaran strategis ini diukur melalui 1 (satu) indikator kinerja sasaran yaitu persentase pelatihan pengadaan barang/jasa yang mengacu kepada Standar Kompetensi Nasional Tenaga Pengadaan Barang/Jasa. Indikator kinerja, target dan realisasinya disajikan sebagai berikut: Indikator Kinerja Persentase pelatihan pengadaan barang/jasa yang mengacu kepada Standar Kompetensi Nasional Tenaga Pengadaan Barang/Jasa Target 20 Persen Realisasi 28,23 Persen Persentase Capaian 141,15

Pada tahun 2011 LKPP dapat memfasilitasi pelatihan di instansi/penyelenggara sesuai standar LKPP sebesar 28,23 persen. Persentase tersebut dihitung dengan membandingkan jumlah pelaksanaan ujian yang difasilitasi LKPP sebanyak 1.697 penyelenggaraan dengan jumlah pelatihan yang difasilitasi LKPP sebanyak 479 penyelenggaraan. Pada tahun 2011 LKPP telah melaksanakan pelatihan instruktur pengadaan barang/jasa (TOT) untuk 150 orang, sehingga sampai tahun 2011 telah tersedia 350 instruktur terlatih yang tersebar di 31 provinsi. Sebaran instruktur pengadaan barang/jasa disajikan pada Gambar 5.

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 35

NAD = 8 org

Sumut = 11org

Kepri: 4 org

Babel = 5 org

Kalbar = 2 org

Kalteng = 1org

Kalsel= 9org

Kaltim = 9org

Sulbar = 2org

Gorontalo = 2 org

Sumbar = 8 org Riau = 0

Sulut = 3 org

Malut = 2 org

Jambi = 4org Papua Barat = 0 Papua = 1 org

Bengkulu = 6 org

Sumsel = 7 org Lampung = 7 org Banten= 7 org Jakarta= 111 org

Maluku= 3 org

Sulteng= 2 org

Jabar= 40 org

Yogya= 8 org

Jateng= 28 org

Jatim= 17 org

Bali= 13

NTB = 3 org

NTT = 9 org

Sulsel = 18 org

Sultra = 4 org

Sumber: Direktorat Bina Pelatihan Kompetensi LKPP, Tahun 2011

Gambar 5. Peta Persebaran Instruktur Dalam rangka meningkatkan kompetensi ahli pengadaan, LKPP telah menyusun materi khusus Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, yang meliputi 4 (empat) modul pelatihan pengadaan barang/jasa Pemerintah, yaitu: (1) Modul Pelatihan Strategi Pengadaan; (2) Modul Pelatihan Penyusunan Spesifikasi dan HPS; (3) Modul Pelatihan Evaluasi Dokumen Penawaran; dan (4) Modul Pelatihan Penyusunan Kontrak. Dalam rangka pembinaan dan kerjasama dengan Lembaga Pelaksana Pelatihan (LPP) Pengadaan Barang/Jasa, pada tahun 2011 LKPP telah melakukan pemeringkatan terhadap 16 (enam belas) LPP sebagai berikut: Tabel 10. LPP yang Memperoleh Pemeringkatan Pada Tahun 2011

No 1 2 3 4 5

Instansi Pusdiklat Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Pusdiklat Aparatur Perhubungan Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan Kementerian Keuangan Badiklat Pekerjaan Umum Wilayah II Bandung Lembaga Manajemen Cerdas Karanganyar-Jawa Tengah

Peringkat A A A B B

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 36

No 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Instansi Badan Kepegawaian, Diklat Pemerintah Provinsi Nangroe Aceh Darussalam Badiklat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Badiklat Provinsi Banten Badiklat Pekerjaan Umum Wilayah VII Palembang Badiklat Provinsi Kalimantan Barat Badiklat Provinsi Kalimantan Selatan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman Badiklat Daerah Provinsi Lampung Badan Kepegawaian, Diklat dan Litbang Provinsi Nusa Tenggara Timur Badan Kepegawaian, Diklat Provinsi Kepulauan Riau Lembaga Pengabdian Masyarakat Universitas Negeri Padang

Peringkat B B B B B B B C C C C

Sumber: Direktorat Bina Pelatihan Kompetensi LKPP, Tahun 2011

SASARAN 12

Terciptanya jaminan mutu kompetensi melalui penyelenggaraan sertifikasi profesi yang independen dan kredibel

Indikator kinerja untuk pencapaian sasaran ini berikut target dan realisasinya disajikan sebagai berikut: Indikator Kinerja Persentase pelayanan pelaksanaan ujian sertifikasi ahli pengadaan barang/jasa Pemerintah Target 100 Persen Realisasi 100 Persen Persentase Capaian 100

Dalam rangka peningkatan kinerja birokrasi terutama pengelolaan SDM pengadaan barang/jasa pemerintah yang kompeten sesuai dengan amanat Perpres Nomor 54 Tahun 2010 pasal 12 dan pasal 137 bahwa anggota kelompok kerja ULP, pejabat pengadaan dan pejabat pembuat komitmen wajib bersertifikat. LKPP memfasilitasi sertifikasi pengadaan barang/jasa pemerintah sesuai kompetensi ahli pengadaan. Pada tahun 2011 capaian pelayanan pelaksanaan ujian sertifikasi ahli pengadaan barang/jasa pemerintah sebesar 100 persen dari jumlah permintaan fasilitasi ujian yang diajukan oleh K/L/D/I. Ujian sertifikasi berdasarkan permintaan instansi maupun program regular LKPP telah diselenggarakan 1.697 ujian, yang meluluskan sebanyak 33.375 orang dari peserta sejumlah 122.088 orang. Total ahli pengadaan dari kurun waktu 2005-2011 sejumlah

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 37

177.480 orang dari seluruh K/L/D/I dan swasta. Rincian penyelenggaraan ujian sertifikasi pengadaan barang/jasa sejak tahun 2005-2011 disajikan dalam Tabel 11. Tabel 11. Penyelenggaraan Ujian Sertifikasi Keahlian Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Tahun 2005-2011*)
No 1 2 3 4 5 6 7 Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Total Jumlah Penyelenggaraan 356 887 1.241 1.080 1.130 1.187 1.697 7.578 Total Peserta 64.411 120.314 138.670 108.708 111.323 99.127 122.088 764.641 Jumlah Peserta Lulus Lulus L2 8.625 8.375 18.421 22.183 27.728 25.089 176 110.597 L3 4.243 1.775 2.548 5.215 9.790 10.034 57 33.662 Total Peserta L4 Lulus 23 12.891 17 10.167 0 20.969 0 27.398 7 37.525 32 35.155 0 33.375 79 177.480

33.142 33.142

Sumber: Direktorat Bina Sertifikasi Profesi LKPP, Tahun 2011

Sejak tahun 2009 penyelenggaraan ujian sertifikasi PBJP dilakukan dengan dua cara yaitu sistem konvensional atau berbasis kertas di 33 provinsi dan ujian berbasis komputer di kantor LKPP Jakarta. Pada tahun 2011 telah terselenggara ujian sertifikasi keahlian pengadaan barang/jasa pemerintah berbasis komputer di: 1. Bandiklat Pemerintah Provinsi Aceh di Banda Aceh-NAD 1 kali ujian; 2. Universitas Andalas di Padang-Sumatera Barat 2 kali ujian; 3. PDC Telkom di Bandung-Jawa Barat 1 kali ujian; 4. Universitas Diponegoro di Semarang-Jawa Tengah 1 kali ujian; 5. MMTC di Yogyakarta-DIY 1 kali ujian; 6. Universitas Airlangga di Surabaya-Jawa Timur 1 kali ujian; 7. Politeknik Banjarmasin di Banjarmasin-Kalimantan Selatan 1 kali ujian; dan 8. Politeknik Negeri Ujungpandang di Makassar-Sulawesi Selatan 2 kali ujian. Dalam kegiatan tersebut didapatkan peserta lulus sejumlah 145 orang dari total 498 peserta atau sebesar 29.12 persen. Dalam rangka meningkatkan jangkauan pelayanan ujian sertifikasi berbasis komputer di tahun berikutnya lokasi penyelenggaraan ujian diperbanyak lagi di beberapa

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 38

wilayah lainnya. Area pelayanan menjadi lebih luas dan sistem tersebut akan dikembangkan di 32 provinsi sehingga dapat melayani peserta dari wilayah sekitarnya. Metode ujian berbasis komputer mempunyai beberapa manfaat yaitu hasil lebih cepat diketahui sehingga meningkatkan kualitas pelayanan. Guna mendukung percepatan pemenuhan kebutuhan ahli pengadaan bersertifikat di kabupaten/kota, khususnya bagi daerah yang memiliki ahli pengadaan bersertifikat yang masih sedikit maka LKPP memberikan bantuan khusus dengan menyelenggarakan ujian dengan menanggung seluruh pembiayaan. Selain di kabupaten/kota, secara reguler juga menyelenggarakan sertifikasi di 32 provinsi sebanyak 160 kali dalam satu tahun anggaran. Untuk mewujudkan pelayanan prima pelaksanaan ujian sertifikasi ahli pengadaan barang/jasa Pemerintah maka didukung melalui kegiatan: (1) Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sertifikasi, sehingga database ahli pengadaan lebih informatif yang terintegrasi dengan system informasi pelatihan berbasis kompetensi; (2) Penyusunan 1.000 dokumen (butir) soal yang digunakan untuk sertifikasi sebagai bank soal; (3) Penyediaan sarana pendukung (kertas, lembar jawab, sertifikat, dll) untuk pelaksanaan ujian sertifikasi; (4) Penyusunan 1 (satu) dokumen Pedoman pengendalian mutu dan evaluasi penyelenggaraan Sertifikasi Profesi Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; (5) Sosialisasi, monitoring dan evaluasi, dan strategi kebijakan, pedoman, dan standar sertifikasi profesi pengadaan barang/jasa pemerintah pada 300 (tiga ratus) pihak; dan (6)

Survaillance tempat uji kompetensi (asesmen SDM).


Terciptanya kebijakan pengadaan barang/jasa yang transparan, SASARAN konsisten, efisien dan akuntabel, serta mendukung prinsip13 prinsip persaingan usaha, dapat meningkatkan peran Usaha Kecil Menengah dan produk dalam negeri Sebagai lembaga kebijakan, LKPP melakukan perumusan kebijakan di bidang pengadaan barang/jasa, yang dituangkan dalam bentuk regulasi atau peraturan, mulai dari Undang-undang, Peraturan Pemerintah sampai dengan Peraturan Kepala LKPP.

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 39

Regulasi tersebut kemudian menjadi pedoman bagi K/L/D/I dalam melaksanakan pengadaan barang/jasa di seluruh Indonesia. Indikator kinerja, target dan realisasi sasaran 13 disajikan sebagai berikut: Indikator Kinerja Jumlah peraturan perundangan yang dihasilkan dalam pengadaan barang/jasa Pemerintah: - Draft RUU - Draft RPP - Perpres - SE / Peraturan Kepala Target Realisasi Persentase Capaian

1 Dokumen 1 Dokumen 4 Dokumen

1 Dokumen 1 Dokumen 2 Dokumen

100 100 50

Pada tahun 2011 LKPP menargetkan penyusunan sebanyak 6 (enam) dokumen peraturan/regulasi pengadaan barang/jasa yaitu: 1 (satu) dokumen draft Rancangan Undang-undang Pengadaan Barang/Jasa (RUU PBJ), 1 (satu) dokumen draft Rancangan Peraturan Pemerintah Pengadaan Barang/Jasa, dan 4 (empat) Peraturan Kepala LKPP. LKPP telah dapat menyusun 6 (enam) dokumen peraturan/regulasi yaitu: Draft RUU Pengadaan Barang/Jasa; Draft Rancangan Peraturan Pemerintah Pengadaan Barang/Jasa; dan 2 (dua) dokumen Peraturan Kepala LKPP yang terdiri dari: (1) Petunjuk Teknis Operasional Daftar Hitam (blacklist), (2) Surat Edaran Bersama antara Menteri Dalam Negeri dan Kepala LKPP tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dikaitkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Dua dokumen Peraturan Kepala LKPP yang masih dalam proses penyelesaian yaitu: (1) Pedoman Pemutusan Kontrak dan (2) Pedoman Penyesuaian Harga. Penyusunan RUU Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah telah melalui berbagai tahapan antara lain: melakukan pengumpulan dan pengkajian ketentuan pengadaan untuk penyempurnaan naskah akademik. Pada tahun 2011 LKPP telah menyelesaikan naskah akademisnya dan sudah tersusun 12 draft naskah melalui pembahasan ditingkat Kementerian/Lembaga dan rapid assesment yang dilakukan oleh Tim ITB dan Universitas Diponegoro. Beberapa kendala dalam pembahasan RUU Pengadaan Barang/Jasa dimana

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 40

ruang lingkup RUU yang masih belum final, yaitu pengaturan pengadaan di lingkungan BUMN dan Kerjasama Pemerintah Swasta. Pada tahun 2011, LKPP telah menyusun 1 (satu) dokumen draft Rancangan Peraturan Pemerintah Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Penyusunan RPP PBJP ini bertujuan untuk mengevaluasi lebih lanjut mengenai penerapan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 dalam pengadaan, menyelaraskan aturan-aturan pengadaan yang masih saling tumpang tindih, menjelaskan dan mempertegas aturan pengadaan yang masih multi-tafsir, mewujudkan kepastian hukum bagi para pihak dalam pengadaan, mewujudkan tertib penyelenggaraan pengadaan, meningkatkan kepercayaan terhadap proses pengadaan, mewujudkan keadilan dalam penyelenggaraan pengadaan, serta meningkatkan manfaat pengadaan. Sebagai tindak lanjut terbitnya Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010, pada tahun 2011 LKPP telah menyusun sebanyak 8 (delapan) Peraturan Kepala LKPP, yaitu: 1. 2. 3. Petunjuk Teknis Operasional Daftar Hitam; Penetapan Standar Kompetensi Kerja Khusus Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Tingkat Pertama/Dasar; Pedoman Penunjukan Langsung Pengadaan Kendaraan Pemerintah di Lingkungan Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Instansi Lainnya; 4. 5. 6. 7. Akreditasi Program Pelatihan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; Standar Dokumen Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Secara Elektronik; Pedoman Penetapan Acuan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) Kendaraan Pemerintah; Perubahan Kesatu Atas Peraturan Kepala LKPP Nomor 6 Tahun 2010 tentang Standar Dokumen Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

(Standar

Bidding Document); dan


8. Tata Cara e-Tendering.

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 41

Standar

Dokumen

Pengadaan

Barang/Jasa

Pemerintah

ditetapkan

melalui

Peraturan Kepala LKPP Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Kesatu atas Perubahan Peraturan Kepala LKPP Nomor 6 Tahun 2010, yang terdiri dari 24 (dua puluh empat) Standar Dokumen Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Pengadaan Barang Pascakualifikasi; Pengadaan Barang Prakualifikasi; Pengadaan Konstruksi Pascakualifikasi; Pengadaan Konstruksi Prakualifikasi; Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha Prakualifikasi Satu Sampul; Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha Prakualifikasi Dua Sampul; Pengadaan Jasa Konsultansi Perseorangan Pascakualifikasi; Pengadaan Jasa Lainnya Pascakualifikasi; Pengadaan Jasa Lainnya Prakualifikasi;

10. Pengadaan Barang Penunjukan Langsung Non Darurat; 11. Pengadaan Konstruksi Penunjukan Langsung Non Darurat; 12. Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha Penunjukan Langsung Non Darurat; 13. Pengadaan Jasa Konsultansi Perseorangan Penunjukan Langsung Non Darurat; 14. Pengadaan Jasa Lainnya Penunjukan Langsung Non Darurat; 15. Pengadaan Barang Penunjukan Langsung Darurat; 16. Pengadaan Kosntruksi Penunjukan Langsung Darurat; 17. Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha Penunjukan Langsung Darurat; 18. Pengadaan Jasa Konsultansi Perseorangan Penunjukan Langsung Darurat; 19. Pengadaan Jasa Lainnya Penunjukan Langsung Darurat; 20. Pengadaan Barang Pengadaan Langsung yang menggunakan Surat Perintah Kerja (SPK); 21. Pengadaan Konstruksi Pengadaan Langsung yang menggunakan Surat Perintah Kerja (SPK); 22. Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha Pengadaan Langsung yang

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 42

menggunakan Surat Perintah Kerja (SPK); 23. Pengadaan Jasa Konsultansi Perseorangan Pengadaan Langsung yang menggunakan Surat Perintah Kerja (SPK); dan 24. Pengadaan Jasa Lainnya Pengadaan Langsung yang menggunakan Surat Perintah Kerja (SPK). Dalam rangka pelelangan secara elektronik, melalui Peraturan Kepala LKPP Nomor 5 Tahun 2011 tentang Standar Dokumen Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah secara Elektronik, yang terdiri atas 8 (delapan) dokumen yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Pengadaan barang melalui pelelangan umum/sederhana dengan pascakualifikasi; Pengadaan barang melalui pelelangan umum dengan prakualifikasi; Pengadaan pekerjaan konstruksi dengan pascakualifikasi; Pengadaan pekerjaan konstruksi dengan prakualifikasi; Pengadaan jasa konsultansi badan usaha dengan prakualifikasi satu sampul; Pengadaan jasa konsultansi badan usaha dengan prakualifikasi dua sampul; Pengadaan jasa lainnya dengan pascakualifikasi; dan Pengadaan jasa lainnya dengan prakualifikasi.

Dana pinjaman/hibah luar negeri (PHLN) yang diterima Indonesia dalam rangka kerjasama pendanaan pembangunan, sebagian besar masih menggunakan tata cara pengadaan barang/jasa berdasarkan guideline pemberi pinjaman atau hibah. Sesuai kesepakatan Paris Declaration tahun 2005, perlu adanya kesepakatan antara aturan negara/lembaga pemberi pinjaman atau hibah dengan negara penerima. Penggunaan sistem pengadaan barang/jasa nasional perlu dilakukan agar pinjaman atau hibah dapat lebih efektif dimanfaatkan Indonesia. Pada tahun 2011 LKPP telah menyusun 2 (dua) dokumen harmonisasi sistem pengadaan barang/jasa Pemerintah yaitu: (1) Kajian SOP Negosiasi Pinjaman Luar Negeri dan (2) Dokumen Harmonisasi antara Perpres Nomor 54

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 43

Tahun 2010 dengan World Bank Guidelines yaitu 9 (sembilan) notifikasi penggunaan

National Competitive Bidding (NCB).


Untuk mengukur kinerja kepatuhan K/L/D/I terhadap regulasi pengadaan barang/jasa, dilaksanakan pengukuran melalui Indikator Kinerja Kepatuhan atau

Compliance Performance Indicator (CPI). CPI merupakan alat ukur yang dikembangkan
oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) untuk menilai bagaimana sistem pengadaan sesungguhnya beroperasi dan menggali permasalahan nyata yang dihadapi oleh sistem dan praktek pengadaan. Indikator Kinerja Kepatuhan ini mengukur tingkat kepatuhan kinerja pengadaan berdasarkan atas 4 pilar, yaitu: (1) kerangka kerja legislasi dan regulasi; (2) kerangka kelembagaan dan kapasitas manajemen; (3) pelaksanaan pengadaan danpraktek pasar; dan (4) integritas dan transparansi sistem pengadaan pemerintah. Pilot survey Compliance Performance

Indicator (CPI) pada tahun 2011 untuk pengadaan barang/jasa tahun 2010 berdasarkan
Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, menggunakan 10 sampel yaitu: (1) Kementerian: Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Pendidikan Nasional, dan Kementerian Kesehatan; (2) Provinsi: Jawa Barat, Sulawesi Tenggara, dan Nusa Tenggara Timur; (3) Kota: Balikpapan dan Manado; dan (4) Kabupaten: Belitung Timur dan Kabupaten Sumbawa Barat. Kesimpulan dari pilot survey CPI antara lain yaitu: (1) Transparansi perlu diperbaiki mencakup akses informasi pengadaan, aturan pengumuman, dan pemasukan penerimaan dan pembukaan dokumen lelang; (2) Kompentensi staf pengadaan masih rendah; (3) Pencatatan masih merupakan masalah utama dalam pemantauan dan evaluasi kepatuhan kinerja pengadaan. Namun hasil pilot survey tersebut masih belum menggambarkan kondisi pengadaan barang/jasa secara nasional.

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 44

SASARAN Tersosialisasinya strategi, kebijakan dan regulasi di bidang 14 pengadaan Keberhasilan pencapaian sasaran strategis ini diukur melalui 1 (satu) indikator kinerja sasaran yaitu jumlah pihak yang mendapatkan sosialisasi. Indikator kinerja, target dan realisasinya disajikan sebagai berikut: Indikator Kinerja Jumlah Pihak yang mendapatkan sosialisasi Target 5 Pihak Realisasi 4 Pihak Persentase Capaian 80

Kegiatan sosialisasi strategi kebijakan dan regulasi di bidang pengadaan, pada tahun 2011 ditargetkan diberikan kepada 5 (lima) pihak yaitu pemerintah, perguruan tinggi, kelompok masyarakat, asosiasi, dan negara/lembaga donor. Dalam pelaksanaannya hanya 4 (empat) pihak yang telah mendapatkan sosialisasi atau pencapaian sebesar 80 persen. Empat pihak tersebut yaitu pemerintah, perguruan tinggi, kelompok masyarakat, dan asosiasi. Kegiatan sosialisasi mencakup stakeholder di 33 (tiga puluh tiga) provinsi di seluruh Indonesia, yang dilaksanakan di 5 (lima) kota di Indonesia antara lain Bali, Makasar, Surabaya, Medan dan Jakarta. Sehingga diharapkan persamaan persepsi menganai peraturan pengadaan barang/jasa pemerintah khususnya di seluruh provinsi/kabupaten/ kota. SASARAN Terlaksananya penyempurnaan fungsi dan struktur organisasi 15 LKPP Keberhasilan pencapaian sasaran strategis ini diukur melalui 1 (satu) indikator kinerja sasaran yaitu reorganisasi yang dilakukan sesuai dengan fungsi dan kebutuhan LKPP Indikator kinerja, target dan realisasinya disajikan sebagai berikut: Indikator Kinerja Reorganisasi yang dilakukan sesuai dengan fungsi dan kebutuhan LKPP Target 1 Dokumen Realisasi 1 Dokumen Persentase Capaian 100

Penyusunan struktur organisasi LKPP yang memadai untuk melaksanakan semua tugas dan fungsi yang dimandatkan pada LKPP yaitu dengan target 1 dokumen

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 45

restrukturisasi organisasi LKPP. Selama tahun 2011 LKPP telah menyusun 3 dokumen usulan struktur organisasi LKPP yang baru yang terdiri dari : 1. Bagan Struktur Organisasi yang Baru; 2. Naskah Akademis Usulan Restrukturisasi Organisasi LKPP; 3. Draft Organisasi dan Tata Kerja (OTK) Struktur Organisasi yang Baru. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi saat ini sedang mempersiapkan Rancangan Peraturan Presiden mengenai Lembaga NonKementerian sebagai perubahan terhadap Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non-Departemen. Penataan organisasi dalam pelaksanaan reformasi birokrasi di bidang kelembagaan bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kelembagaan pemerintah secara proporsional sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan tugas pemerintahan sehingga menjadi tepat fungsi dan tepat ukuran (rightsizing). Berdasarkan Surat Deputi Bidang Kelembagaan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor: B/383/D.II.PANRB/2/2012 tanggal 1 Februari 2012, usulan penataan organisasi LKPP masih menunggu proses penetapan dari Peraturan Presiden mengenai Lembaga Non-Kementerian sehingga untuk saat ini usul penataan organisasi LKPP belum dapat dipertimbangkan. SASARAN Terpenuhinya SDM yang kompeten 16 Keberhasilan pencapaian sasaran strategis ini diukur melalui 2 (dua) indikator kinerja sasaran yaitu: (1) persentase pemenuhan kebutuhan pegawai dan (2) persentase pegawai LKPP yang kompetensinya sesuai dengan penugasan. Indikator kinerja, target dan realisasinya disajikan sebagai berikut: Indikator Kinerja Target Realisasi 59 Persen 100 Persen Persentase Capaian 73.75 100

Persentase pemenuhan kebutuhan pegawai 80 Persen Persentase pegawai LKPP yang 100 Persen kompetensinya sesuai dengan penugasan

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 46

Dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia LKPP sesuai dengan formasi dan peta jabatan yang telah dibuat, pemenuhan PNS LKPP dilakukan melalui rekrutmen CPNS maupun PNS dari instasi lain. Pada tahun 2011 pemenuhan kebutuhan Pegawai Negeri Sipil LKPP ditargetkan dapat mencapai 80 persen dari jumlah formasi yang tersedia dalam peta jabatan. Namun target tersebut tidak tercapai dikarenakan adanya Peraturan Bersama Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan Nomor 02/SPB/M.PANRb/2011, Nomor 800-632/Tahun 2011 dan Nomor 141/PMK.01/2011 tentang Penundaan Sementara Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil yang berlaku mulai tanggal 1 September 2011 sampai dengan 31 Desember 2012. Hingga akhir tahun 2011, LKPP baru dapat memenuhi sebanyak 59 persen (137 PNS) dari total kebutuhan sebanyak 230 PNS. Usaha menciptakan sumber daya aparatur yang memiliki kompetensi diperlukan peningkatan mutu melalui pendidikan dan pelatihan. Setiap PNS memiliki kewajiban untuk meningkatkan kemampuannya melalui sistem pendidikan dan pelatihan untuk mencapai level kompetensi pegawai yang dipersyaratkan sesuai jabatannya. Pencapaian pegawai LKPP yang kompetensinya sesuai dengan penugasan pada tahun 2011 adalah sebesar 100 persen. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan kepada 175 orang pegawai LKPP disajikan pada Tabel 12. Tabel 12. Pendidikan dan Pelatihan Pegawai LKPP Tahun 2011 No Diklat Jumlah A. DIKLAT PIMPINAN DAN DIKLAT PRAJABATAN 1. Diklat Prajabatan Golongan II 7 Orang 2. Diklat Prajabatan Golongan III 59 Orang 3. Diklat Pimpinan II 6 Orang 4. Diklat Pimpinan III 9 Orang 5. Diklat Pimpinan IV 7 Orang B. 1. 2. 3. 4. 5. DIKLAT TEKNIS DALAM NEGERI PKPA PERADI Pelayanan Kepegawaian Berbasis Elektronik Penilaian dan Pengembangan Organisasi - MDF Diklat Bendahara Pelatihan Pengadaan Barang/Jasa Tingkat 16 Orang 1 Orang 2 Orang 3 Orang 1 Orang

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 47

No 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. C. 1. 2. 3.

Diklat Internasional Supply Chain Management - PPM Manajemen Berbasis Hasil - MDP SAPK Badan Kepegawaian Negara SPIP - BPKP Pelatihan Kehumasan Privat Implementation of Electronic Filing with Integrated Document Management System and Email Handling TDS Manajemen Perubahan - PPM Manajemen SDM - PPM DISC HRD Forum Regional Public Sector Conference II Best Procurement Strategy PPAKP Kementerian Keuangan Problem Solving - PPM Carrer Development Program Dago Consultant KPI With BSC DIKLAT TEKNIS LUAR NEGERI Asia Public-Private Partnership Network (APN) 2011 - KDI Asia Pasific Fraud Conference - AFCE Procurement Strategy Development - UNDP

Jumlah 3 Orang 7 Orang 2 Orang 15 Orang 3 Orang 3 Orang 1 Orang 1 Orang 3 Orang 3 Orang 2 Orang 2 Orang 1 Orang 3 Orang 11 Orang 2 Orang 1 Orang 1 Orang

Sumber: Biro Hukum, Kepegawaian dan Humas LKPP, Tahun 2011

SASARAN Terlaksananya sistem kerja di lingkungan LKPP yang efektif 17 Keberhasilan pencapaian sasaran strategis ini diukur melalui pencapaian 2 (dua) indikator kinerja sasaran yaitu: (1) persentase business process yang sesuai dengan SOP dan (2) Opini BPK atas LKPP. Indikator kinerja, target dan realisasinya disajikan sebagai berikut: Indikator Kinerja Persentase business process yang sesuai dengan SOP *) Opini BPK atas LKPP
*)

Target 50 Persen WTP

Realisasi -WTP

Persentase Capaian -100

Pengukuran dilakukan pada tahun 2012

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 48

Indikator persentase bisnis proses yang sesuai dengan SOP baru dapat diukur pada tahun 2012 dengan tahapan-tahapan antara lain: (1) simulasi pelaksanaan monitoring dan evaluasi (monev) business process yang sesuai dengan SOP; (2) perbaikan proses monev berdasarkan hasil rekomendasi dari proses simulasi; (3) pelaksanaan monev terhadap business process yang ada; dan (4) evaluasi hasil pelaksanaan monev SOP. Pada tahun 2011 pencapaian yang ada yaitu 100 persen dalam hal penyusunan dokumen 100 business process yang tersebar di setiap direktorat/biro di LKPP dengan rincian sebagai berikut: Tabel 13. SOP yang Telah Disusun oleh LKPP
No 1. 2. 3. 4. 5. UKE I Sestama Deputi I Deputi II Deputi III Deputi IV Jumlah SOP 2008 -17 38 47 18 120 Tahun 2009 2010 90 50 24 -10 -34 -5 -163 50 2011 76 -7 17 -100 Total per UKE I 216 41 55 98 23 433

Sumber: Biro Perencanaan, Organisasi dan Tata Laksana LKPP, Tahun 2011

Opini WTP atas laporan keuangan merupakan kegiatan untuk melaksanakan sistem kerja di lingkungan LKPP yang efektif yaitu dengan target pencapaian 1 dokumen. Opini BPK atas laporan keuangan LKPP tahun 2011 belum keluar karena sampai saat ini proses pemeriksaan BPK di LKPP masih berlangsung. SASARAN Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana LKPP 18 Indikator kinerja untuk pencapaian sasaran ini berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut: Indikator Kinerja Persentase pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana Target Realisasi Persentase Capaian 123.06

70 Persen 86.14 Persen

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 49

Realisasi penyediaan sarana dan prasarana adalah sebesar 86.14 persen. Rincian pengadaan sarana prasarana tahun 2011 adalah sebagai berikut: 1. Tanah untuk bangunan gedung LKPP dari target 3200 m2 tercapai sebanyak 2900 m2 sehingga pencapaiannya yaitu sebesar 83,11 persen. Pembelian tanah untuk gedung LKPP mengalami beberapa kali proses gagal lelang sehingga pada bulan Desember 2011 baru dapat terealisasi. Pembelian tanah tidak bisa terpenuhi target 100 persen karena harga tanah melebihi harga satuan di POK sehingga luasnya tidak dapat maksimal. Kekurangan luas tanah akan dipenuhi pada tahun berikutnya. 2. Working furniture, tahun ini mencapai realisasi 100 persen seperti target yang telah ditetapkan di Penetapan Kinerja Tahun 2011, yang terdiri dari: 1 unit meja kerja eselon 2, 2 meja kerja eselon 3, 6 meja kerja staf. 3. Living furniture, interior/partisi juga mencapai realisasi 100 persen terdiri dari: pembangunan ruangan di lantai 9 yaitu ruang Pusdatin, ruang IAPI, Gudang, serta kelengkapan furniture sesuai interior. 4. Dokumen desain konstruksi gedung tidak dapat dilaksanakan karena pengadaan tanah baru dapat direalisasikan pada bulan Desember 2011. 5. Pembelian mobil operasional kantor juga tercapai 100 persen yaitu pembelian sebanyak 2 unit mobil operasional; 6. Alat pengolah data hanya terealisasi sebanyak 45 persen karena pengadaan server Pusdatin lelang gagal. 7. Alat komunikasi internal (ICT) terealisasi 85 persen terdiri dari: pengadaan alat olah raga, infocus, voice recorder, laser pointer, mesin fotocopy, dan white

board electric.
3.4 1)

W HISTLEBLOW ER DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH


LATAR BELAKANG Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi

Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencegah tindak pidana korupsi. Tujuan utamanya agar pihak-pihak terkait dapat

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 50

mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing dalam rangka percepatan pencegahan dan pemberantasan korupsi. LKPP mendapatkan mandat untuk melaksanakan agenda program P32-

penyempurnaan sistem pengadaan barang/jasa Pemerintah termasuk memperkuat mekanisme pengawasan yang bebas korupsi, rencana aksi A84 - mendorong implementasi whistleblower system pada instansi pemerintah. Kriteria keberhasilannya adalah perbaikan sistem pengawasan yang memberikan perlindungan kepada

whistleblower dalam rangka pemberantasan korupsi. Dalam melaksanakan mandat ini,


LKPP bekerja sama dengan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan, Kementerian Hukum dan HAM, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban, dan Komisi Pemberantasan Korupsi. Sasaran yang telah dicapai oleh LKPP terkait whistleblower system, yaitu: 1. Tersusunnya peraturan yang menjadi landasan dilaksanakannya whistleblower

system dalam pengadaan barang/jasa pemerintah dalam bentuk Peraturan


Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Tata Cara Pengelolaan Pengaduan Orang Dalam (Whistleblower) Pada Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; 2. Tersusunnya Standard Operational Procedure (SOP) Tata Cara Pengelolaan Pengaduan Orang Dalam (Whistleblower) Pada Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; dan 3. Terbangunnya Aplikasi Sistem Elektronik Whistleblower Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Mekanisme sistem komunikasi aplikasi whistleblower dalam pengadaan barang/jasa Pemerintah disajikan pada Gambar 6, sedangkan tampilan halaman depan aplikasi sistem elektronik whistleblower system dalam pengadaan barang/jasa Pemerintah disajikan pada Gambar 7.

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 51

Gambar 6. Desain Komunikasi Aplikasi Sistem Elektronik Whistleblower System dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Gambar 7. Tampilan Awal Sistem Elektronik Whistleblower System dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Salah satu kekurangan yang masih dihadapi dalam mengaplikasikan whistleblower

system adalah belum berfungsi secara optimal karena terkendala kebutuhan SDM dan

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 52

organisasi yang bertugas sebagai verifikator dan penelaah, serta belum tersedianya sarana dan prasarana penunjang fungsi sistem elektronik whistleblower system. Tindak lanjut untuk memperbaiki kekurangan dalam pelaksanaan whistleblower

system adalah:
1. Penyesuaian organisasi dan sumber daya manusia sesuai kebutuhan

whistleblower system dalam pengadaan barang/jasa pemerintah;


2. Penyediaan sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan whistleblower

system dalam pengadaan barang/jasa pemerintah;


3. Penyempurnaanwhistleblower pemerintah guna

system
sistem

dalam

pengadaan yang

barang/jasa memberikan

memperbaiki

pengawasan

perlindungan kepada whistleblower dalam rangka pemberantasan korupsi.

3.5

ANALISIS CAPAIAN KEUANGAN


Anggaran dan realisasi belanja dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi

berdasarkan unit kerja eselon I di Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah tahun 2011 adalah sebagai berikut: Tabel 14. Realisasi Anggaran LKPP Tahun 2009 - Tahun 2011
No 1 2 3 4 5 Unit Kerja Eselon I Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan Deputi Bidang MonitoringEvaluasi dan Pengembangan Sistem Informasi Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Manusia Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah Sekretariat Utama Jumlah Total Pagu (Rp) 16.776.300.000 31.972.173.000 18.161.100.000 9.613.000.000 128.988.029.000 205.510.602.000 Realisasi (Rp) 6.239.659.218 18.807.183.125 14.256.364.921 5.359.076.470 111.359.022.673 156.021.306.407 Persentase Capaian 37.19 58.82 78.50 55.75 86.33 75.92

Sumber : Biro Umum dan Keuangan LKPP, Tahun 2011

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 53

Total anggaran yang dikelola LKPP pada tahun 2011 sebesar Rp205.510.602.000,(dua ratus lima miliar lima ratus sepuluh juta enam ratus dua ribu rupiah). Jumlah tersebut telah direalisasikan sebesar Rp156.021.306.407 (seratus lima puluh enam miliar dua puluh satu juta tiga ratu enam ribu empat ratus tujuh rupiah) atau sebesar 75.92 persen. Berdasarkan tabel di atas, realisasi tertinggi berada di Sekretariat Utama dengan pencapaian sebesar 86.33 persen dan realisasi terndah yaitu Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan dengan pencapaian sebesar 37.19 persen. Rendahnya penyerapan atau realisasi anggaran LKPP tahun 2011 disebabkan oleh faktor-faktor berikut: 1. Terjadinya penghematan (efisiensi) anggaran LKPP berasal dari: (1) anggaran barang dan belanja modal yang berasal dari sisa anggaran hasil lelang dan belanja modal yang dilaksanakan oleh ULP LKPP; dan (2) belanja kebutuhan pelayanan bimbingan teknis, advokasi, saksi ahli, konsultasi sanggah dan sanggah banding yang tidak sepenuhnya digunakan karena pihak yang membutuhkan pelayanan telah menyediakan anggarannya dan sebagian pihak melakukan konsultasi langsung di kantor LKPP. 2. Kegiatan pengadaan sarana dan prasarana LKPP yang tidak dapat dilaksanakan seperti desain konstruksi gedung, gagal lelang server Pusdatin, gagal lelang portal LKPP. 3. Dalam penyusunan beberapa peraturan atau kajian yang melibatkan instansi terkait lainnya sering mengalami hambatan dalam menyesuaikan jadwal yang tepat, berkaitan dengan kesibukan atau tugas-tugas mendadak dari instansi lain (stakeholders) yang tergabung dalam tim. 4. Terdapat hibah luar negeri yang belum dapat dicatat realisasinya yaitu berupa

Technical Assistance dari ADB (executed by bank) karena menunggu proses


penyelesaian dokumen Surat Pengesahan Hibah Luar Negeri (SPHLN).

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 54

4.1

KESIMPULAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja LKPP Tahun 2011 merupakan pertanggungjawaban

atas kinerja lembaga dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis LKPP tahun 20102014 yang berisi uraian tentang capaian indikator kinerja kegiatan, program dan sasaran yang telah dilaksanakan oleh LKPP pada tahun 2011. Pengukuran indikator kinerja utama tingkat lembaga menunjukkan pencapaian sebesar 142.22 persen. Sedangkan rata-rata persentase pencapaian pengukuran sasaran strategis LKPP adalah sebesar 129.33 persen. Dalam mendukung pelaksanaan pencapaian target indikator kinerja, LKPP mendapatkan alokasi dana untuk tahun anggaran 2011 sebesar Rp205.510.602.000,- (dua ratus lima miliar lima ratus sepuluh juta enam ratus dua ribu rupiah) dan yang telah direalisasikan sebesar Rp156.021.306.407 (seratus lima puluh enam miliar dua puluh satu juta tiga ratu enam ribu empat ratus tujuh rupiah) atau 75.92 persen. Dalam setiap pelaksanaan kegiatan, tidak terlepas dari hambatan ataupun kendala. Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan tahun 2011 adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan kinerja dan penganggaran masih belum dilakukan secara baik sehingga harus dilakukan penyesuaian (revisi) dokumen anggaran (SP-RKAKL, DIPA, POK) yang berdampak pada keterlambatan dalam penyerapan anggaran. 2. Masih terbatasnya jumlah dan kapasitas sumber daya manusia (SDM) untuk mendukung pelaksanaan kegiatan. Jumlah pegawai (PNS) pada tahun 2011 baru sebanyak 137 orang atau 59 persen dari kebutuhan. 3. Sarana dan prasarana untuk mendukung pelaksanaan kegiatan belum sepenuhnya terpenuhi, seperti belum tersedianya sistem informasi bersama internal LKPP, terbatasnya jumlah kendaraan operasional, ruang kerja yang masih sangat terbatas, ruang rapat internal sangat terbatas, dan belum memadainya gudang penyimpanan ATK dan Barang Milik Negara.

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 55

4.2

REKOMENDASI Berdasarkan hasil evaluasi kinerja LKPP Tahun 2011, untuk meningkatkan kinerja

pada tahun yang akan datang perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Perencanaan kinerja dan anggaran dilakukan secara lebih cermat dan revisi anggaran dan kegiatan dilakukan secara sangat selektif sehingga tidak menghambat pelaksanaan kegiatan. 2. Peningkatan dan pengembangan kapasitas SDM dilakukan lebih intensif melalui pengadaan PNS, pembinaan, pendidikan dan pelatihan. 3. Pemenuhan terhadap sarana dan prasarana perkantoran perlu diprioritaskan, seperti pengadaan tanah tahun 2011-2012 dan pembangunan gedung tahun 2013.

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 56

Lampiran 1. Struktur Organisasi LKPP Tahun 2011

Kepala LKPP
Sekretariat Utama

Biro Perencanaan, Organisasi dan Tata Laksana

Biro Umum dan Keuangan

Biro Hukum, Kepegawaian dan Humas

Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan

Deputi Bidang MonitoringEvaluasi dan Pengembangan Sistem Informasi

Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Manusia

Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah

Direktorat Kebijakan Pengadaan Umum

Direktorat Monitoring dan Evaluasi

Direktorat Pengembangan Profesi

Direktorat Bimbingan Teknis dan Advokasi

Direktorat Kebijakan Pengadaan Khusus dan Pertahanan Keamanan

Direktorat Perencanaan Pengadaan RAPBN

Direktorat Bina Pelatihan Kompetensi

Direktorat Penyelesaian Sanggah

Direktorat Iklim Usaha dan Kerjasama Internasional

Direktorat e-

Procurement

Direktorat Bina Sertifikasi Profesi

Direktorat Penanganan Permasalahan Hukum

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 57

Lampiran 2. Rencana Kinerja LKPP Tahun 2011

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT LEMBAGA


Lembaga Tahun : Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah : 2011
Indikator Kinerja (2) 1 Tercapainya target kinerja utama LKPP 2 Jumlah paket pengadaan barang/jasa pemerintah yang dilelang melalui e- procurement 3 Rata-rata penghematan anggaran melalui e-procurement 4 Pemenuhan SDM pengelola pengadaan yang bersertifikasi 5 Pemenuhan SDM instruktur pengadaan barang/jasa 6 Jumlah K/L/D/I yang sudah membentuk Unit Layanan Pengadaan (ULP) sesuai dengan pedoman Target (3) 80 % 20.000 Paket

Sasaran Strategis (1) 1. Mengurangi dan mencegah penyimpangan dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa 2. Mewujudkan efektivitas kinerja dan efisiensi anggaran negara yang dibelanjakan melalui pengadaan barang./jasa 3. Mewujudkan kapasitas SDM pengelola pengadaan barang/jasa Pemerintah yang profesional dan bermartabat 4. Mewujudkan kebijakan nasional pengadaan barang/jasa yang jelas, kondusif, dan komprehensif

10 % 75.000 Orang 300 Orang

60 Unit

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 58

Lampiran 3. Penetapan Kinerja Tahunan LKPP Tahun 2011

REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2011

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Jabatan : Agus Rahardjo : Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Pada tahun 2011 ini berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan sesuai lampiran perjanjian ini dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.

Jakarta,

Maret 2011

Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Agus Rahardjo

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 59

Lampiran Penetapan Kinerja LKPP Tahun 2011

PENETAPAN KINERJA LEMBAGA


Kementerian/Lembaga : Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Tahun : 2011
Tujuan/Sasaran Strategis (1) 1. Mengurangi dan mencegah penyimpangan dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa 2. Mewujudkan efektivitas kinerja dan efisiensi anggaran negara yang dibelanjakan melalui pengadaan barang/jasa 3. Mewujudkan kapasitas SDM pengelola pengadaan barang/jasa Pemerintah yang profesional dan bermatabat 4. Mewujudkan kebijakan nasional pengadaan barang/jasa yang jelas, kondusif, dan komperhensif Indikator Kinerja (2) 1 Tercapainya target kinerja utama LKPP 2 Jumlah paket pengadaaan barang/jasa pemerintah yang dilelang melalui eprocurement 3 Rata-rata penghematan anggaran melalui eprocurement 4 Pemenuhan SDM pengelola pengadaan yang bersertifikasi Target (3) 80% Program (4) 1. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur LKPP 3. Program Pengembangan Sistem Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Anggaran (Rp) (5) 48.002.000.000

20.000 paket

79.700.000.000

10%

80.895.000.000

75.000 orang

5 Pemenuhan SDM instruktur pengadaan barang/jasa 6 Jumlah K/L/D/I yang sudah membentuk Unit Layanan Pengadaan (ULP) sesuai dengan pedoman

300 orang

60 unit

Jumlah Anggaran Tahun 2011: Rp205.510.602.000,Jakarta, Maret 2011 Kepala LKPP

Agus Rahardjo
LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 60

Lampiran 4. Pengukuran Kinerja Sasaran LKPP Tahun 2011


Capaian (persen) Tujuan Strategis 1: Mengurangi dan Mencegah Penyimpangan dalam Pengadaan Barang/Jasa 1 Terwujudnya Jumlah K/L/D/I yang 80 Pihak 96 Pihak 120 pelaksanaan bimbingan diberikan bimbingan teknis pengadaan teknis di bidang barang/jasa Pemerintah pengadaan barang/jasa di seluruh K/L/D/I 2 Terwujudnya Jumlah pihak yang 8 Pihak 8 Pihak 100 pelaksanaan advokasi diberikan advokasi di pengadaan barang/jasa bidang pengadaan Pemerintah di seluruh barang/jasa K/L/D/I 60 Rekomendasi 361 602 Jumlah pengaduan dan 3 Terwujudnya Rekomendasi sanggah banding pembinaan dalam pengadaan barang/jasa penanganan di K/L/D/I yang pengaduan dan terselesaikan pemberian rekomendasi penyelesaian sanggah banding pengadaan barang/jasa Pemerintah di seluruh K/L/D/I 4 Terselesaikannya Jumlah sengketa kontrak 75 Rekomendasi 128 170.67 sengketa kontrak dan dan sengketa audit Rekomendasi sengketa audit pengadaan barang/jasa pengadaan barang/jasa yang terselesaikan Pemerintah di seluruh K/L/D/I 164.44 90 Kesaksian Ahli 148 Jumlah pendapat hukum 5 Terselesaikannya kasus dan kesaksian ahli di korupsi, perdata, Kesaksian bidang pengadaan persaingan usaha dan Ahli barang/jasa yang tata usaha negara di dipedomani aparat bidang pengadaan penyelidik dan penyidik, barang/jasa serta hakim pengadilan /persaingan usaha Tujuan Strategis II :Mewujudkan Efektivitas Kinerja dan Efisiensi Anggaran Negara yang Dibelanjakan melalui Pengadaan Barang/Jasa Jumlah instansi 50 Persen 52.5 Persen 105 6 Terfasilitasinya Pemerintah yang Kementerian/ Lembaga difasilitasi dan Pemerintah daerah dalam penerapan ee-procurement procurement Jumlah layanan ---e-procurement yang memenuhi standar *) 21 Instansi 17 Instansi 80.95 7 Terwujudnya koordinasi Jumlah instansi Pemerintah yang dan sinkronisasi melaksanakan perencanaan perencanaan pengadaan pengadaan barang/jasa barang/jasa Pemerintah dalam rangka penyusunan Renja KL No Sasaran Strategis Indikator Target Realisasi

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 61

No 8

Sasaran Strategis

Indikator

Target

Realisasi

Capaian (persen)

dan RKA-KL yang akurat 1 Dokumen 1 Dokumen 100 Terwujudnya koordinasi Laporan kinerja pengadaan barang/jasa dan sinkronisasi Pemerintah secara monitoring-evaluasi pelaksanaan pengadaan nasional berdasarkan prinsip pengadaan barang/jasa Jumlah layanan 300 LPSE 315 LPSE 105 9 Terwujudnya pengadaan secara pengadaan barang/jasa elektronik Pemerintah secara elektronik menuju satu Jumlah LPSE yang -251 LPSE -pasar nasional diagregasi Tujuan Strategis 3:Mewujudkan SDM Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Yang Profesional Dan Bermartabat 1 Dokumen 1 Dokumen 100 10 Terciptanya sistem karir Peraturan MenPAN dan dan pembinaan profesi RB tentang Jabatan pengadaan barang/jasa Fungsional Pengadaan Pemerintah Barang/Jasa Pemerintah dan Angka Kreditnya 20 Persen 28.23 Persen 141.15 Persentase pelatihan 11 Terciptanya sistem pengadaan barang/jasa pendidikan dan yang mengacu kepada pelatihan berbasis Standar Kompetensi kompetensi Nasional Tenaga Pengadaan Barang/Jasa 12 Terciptanya jaminan Persentase pelayanan 100 Persen 100 Persen 100 mutu kompetensi pelaksanaan ujian melalui sertifikasi ahli pengadaan penyelenggaraan barang/jasa Pemerintah sertifikasi profesi yang independen dan kredibel Tujuan Strategis 4:Mewujudkan Kebijakan Nasional Pengadaan Barang/Jasa yang Jelas, Kondusif dan Komprehensif Jumlah peraturan 13 Terciptanya kebijakan perundangan yang pengadaan barang/jasa dihasilkan dalam yang transparan, pengadaan barang/jasa konsisten, efisien dan Pemerintah akuntabel, serta 100 UU*) 1 Dokumen 1 Dokumen mendukung prinsip100 1 Dokumen 1 Dokumen prinsip persaingan PP**) ---usaha, dapat Perpres 50 2 Dokumen 4 Dokumen meningkatkan peran SE / Peraturan Usaha Kecil Menengah Kepala LKPP dan produk dalam negeri Jumlah pihak yang 5 Pihak 4 Pihak 80 14 Tersosialisasinya mendapatkan sosialisasi strategi, kebijakan dan regulasi di bidang pengadaan Tujuan Strategis 5: Meningkatkan Kapasitas Organisasi LKPP 15 Terlaksananya Reorganisasi yang 1 Dokumen 1 Dokumen 100

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 62

No

Sasaran Strategis penyempurnaan fungsi dan struktur organisasi LKPP Terpenuhinya SDM yang kompeten

Indikator

Target

Realisasi

Capaian (persen)

16

17

18

dilakukan sesuai dengan fungsi dan kebutuhan LKPP *) Persentase pemenuhan 80 Persen kebutuhan pegawai Persentase pegawai 100 Persen LKPP yang kompetensinya sesuai dengan penugasan Terlaksananya sistem Persentase business 50 Persen kerja di lingkungan process yang sesuai LKPP yang efektif dengan SOP Opini BPK atas LKPP WTP Terpenuhinya kebutuhan Persentase pemenuhan 70 Persen kebutuhan sarana dan dan prasarana LKPP prasarana Rata-rata Pencapaian Sasaran LKPP

59 Persen 100 Persen

73.75 100

-WTP 86.14 Persen

-100 123.06 129.33

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 63

Lampiran 5. Lokasi Pelaksanaan Bimbingan Teknis Tahun 2010-2011


No Tahun 2010 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Pemkab Bangka Tengah Pemkab Bangka Pemkot Yogyakarta Pemkot Samarinda Pemprov Sumatera Utara Pemkab Kebumen Pemkab Ngawi Pemkab Maros Pemkab Sijunjung Pemkab Gunung kidul Badiklat Provinsi Bali Pemkab Luwu Utara Pemkot Balikpapan Pemprov Kepri Pemkab Dharmasraya Pemkab Pati Pemkot Sukabumi Pemkot Palopo Universitas Negeri Semarang Pemkab Wonogiri Pemkab Muaro Jambi Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sulawesi Selatan Politeknik Negeri Lampung DPU Pemkab Tegal Pemkab Grobogan Pemkab Sumbawa Barat Pemkab Ketapang Badiklat Pemprov Jambi Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian BKD Semarang Pemkab Balangan 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 Pemkot Salatiga Pemkab Purbalingga Lembaga Administrasi Negara Pemprov Bali Pemkab Payakumbuh Pemkab Kendal Pemkab Klaten Pemprov Sulsel Pemkot Palembang Pemkab Bantul Dinas Bina Marga Pemkot Pangkal Pinang Pemkab Solok Pemkab Rokan Hulu Pemprov Jawa Tengah RS Ortopedi Surakarta Pemkab Sukoharjo RS Kusta DR. Rivai Abdullah Palembang Pemkab Hulu Sungai Utara Pemkab Agam Pemkab Bulungan Pemkab Sumbawa Badiklat NTT Politeknik Negeri Bandung RS Moewardi Surakarta Pemprov Gorontalo Pemkot Pontianak RSJ Jawa Barat Pemkab Lembata Pemprov Bengkulu Pemkot Cirebon Tempat Pelaksanaan Bimbingan Teknis

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 64

No 32 33 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Kementerian Kesehatan

Tempat Pelaksanaan Bimbingan Teknis 65 66 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 Inspektorat Sumatera Utara Pemkot Banjar Baru Kabupaten Sidoarjo Kabupaten Tarakan Universitas Jambi Kabupaten Kuantan Sengingi Dirjen Holtikultura Kemenlu RI Kabupaten Purworejo Kabupaten Bengkulu Selatan Kabupaten Nias Barat Kabupaten Luwu Utara Kabupaten Gunung Kidul Kabupaten Limapuluh kota Kabupaten Tuban Universitas Brawijaya Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat Provinsi Sulawesi Barat Inspektorat DKI Jakarta Inspektorat DKI Jakarta Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Kabupaten Deliserdang Aceh Tamiang Kabupaten Pelelawan Kemenkes Yogyakarta Pemkot Dumai Ditjen Pajak Kemenlu RI Kabupaten Purbalingga BPD Yogyakarta Kabupaten Kuantan Sengingi Badan Kepegawaian Negara RSKO Jakarta PT Bangun Citra Kontraktor Kabupaten Bangkalan Kabupaten Baru Kabupaten Prabumulih Kabupaten Semarang Kabupaten Gresik Sekretariat Presiden Depkominfo Universitas Bengkulu Kota Banda Aceh Kota Palu Kabupaten Cirebon Provinsi Bangka Belitung Kabupaten Banyumas Kota Padang Panjang Kabupaten Singkawang BNN Kabupaten Karang Anyar Kabupaten Banjar Kabupaten Pacitan RSUP Fatmawati Kabupaten Minahasa RSU Persahabatan Kabupaten Pasaman Barat Provinsi DIY Kabupaten Pati Sawahlunto BATAN Kabupaten Brebes

Tahun 2011

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 65

No 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 Kota Palopo Kota Pontianak Kabupaten sleman Kabupaten Ende IAIN Sunan Ampel Kabupaten Payakumbuh Kabupaten Dharmasraya Kabupaten Mukomuko Kabupaten Jayapura

Tempat Pelaksanaan Bimbingan Teknis 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 Kabupaten Klungkung Kemenlu RI Kabupaten Bangka Kabupaten Mandailing Natal Kabupaten Klaten Pemprov Sulut Bappeda Kabupaten Sidoarjo Kabupaten Cirebon Pemkot Tanjung Pinang Kabupaten Sumba Timur Kabupaten Bone Bolango Kabupaten Garut Kabupaten Kebumen Pemprov Kalsel Kabupaten Tasikmalaya Kabupaten Bantul Kabupaten Grobogan Kabupaten Tapanuli Selatan

Provinsi Sumatera Selatan Bangka Tengah Universitas Padjajaran Tanah Bumbu Kota Solok Kabupaten Minahasa Utara Kota Balikpapan Kabupaten Sidenreng Rappang Dinas PU Jawa Timur

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 66

Lampiran 6. Instansi Pemerintah yang Difasilitasi E-Procurement Melalui LPSE Pada Tahun 2011
No 1 Provinsi Aceh LPSE Provinsi Aceh LPSE Kabupaten Aceh Barat LPSE Kabupaten Aceh Tengah LPSE Kabupaten Aceh Tenggara LPSE Kabupaten Aceh Utara LPSE Kota Banda Aceh LPSE Kota Langsa LPSE Kota Lhokseumawe LPSE Kota Sabang 2 Bali LPSE Provinsi Bali LPSE Kabupaten Badung LPSE Kabupaten Buleleng LPSE Kabupaten Gianyar LPSE Kabupaten Jembrana LPSE Kota Denpasar 3 Bangka Belitung LPSE Provinsi Kepulauan Bangka Belitung LPSE Kabupaten Bangka LPSE Kabupaten Bangka Barat LPSE Kabupaten Bangka Selatan LPSE Kabupaten Bangka Tengah LPSE Kabupaten Belitung LPSE Kabupaten Belitung Timur LPSE Kota Pangkal Pinang 4 Banten LPSE Provinsi Banten LPSE Kabupaten Lebak LPSE Kabupaten Pandeglang LPSE Kabupaten Serang LPSE Kabupaten Tangerang LPSE Kota Cilegon LPSE Kota Serang* LPSE Kota Tangerang LPSE Kota Tangerang Selatan 5 Bengkulu LPSE Provinsi Bengkulu LPSE Kabupaten Bengkulu Selatan LPSE Kabupaten Bengkulu Utara LPSE Kabupaten Kepahiang LPSE Kabupaten Lebong LPSE Kabupaten Mukomuko LPSE Kota Bengkulu LPSE Kota Bengkulu LPSE Universitas Bengkulu 6 D. I. Yogyakarta LPSE Provinsi D. I. Yogyakarta LPSE Provinsi Aceh Kabupaten Aceh Barat Kabupaten Aceh Tengah Kabupaten Aceh Tenggara Kabupaten Aceh Utara Kota Banda Aceh Kota Langsa Kota Lhokseumawe Kota Sabang Provinsi Bali Kementerian Perhubungan - Satker PLLAJ Bali Kabupaten Badung Kabupaten Buleleng Kabupaten Gianyar Kabupaten Jembrana Kota Denpasar Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Kabupaten Bangka Kabupaten Bangka Barat Kabupaten Bangka Selatan Kabupaten Bangka Tengah Kabupaten Belitung Kabupaten Belitung Timur Kota Pangkal Pinang Provinsi Banten Kabupaten Lebak Kabupaten Pandeglang Kabupaten Serang Kabupaten Tangerang Kota Cilegon Kota Serang Kota Tangerang RSU Kabupaten Tangerang Kota Tangerang Selatan Provinsi Bengkulu Kabupaten Bengkulu Selatan Kabupaten Bengkulu Utara Kabupaten Kepahiang Kabupaten Lebong Kabupaten Mukomuko Kota Bengkulu Kota Bengkulu Universitas Bengkulu Provinsi D. I. Yogyakarta Balai Besar Veteriner Wates Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Serayu Opak Progo Balai Standarisasi Metrologi Legal Regional II BP2 Gaki Magelang Pengadilan Tinggi Agama Yogyakarta Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta Pusat Pendidikan dan Pelatihan BPK RI Instansi Pemerintah

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 67

No

Provinsi

LPSE

Instansi Pemerintah Universitas Pembangunan Nasional "VETERAN" Yogyakarta

LPSE Kabupaten Bantul* LPSE Kabupaten Gunung Kidul* LPSE Kabupaten Kulon Progo* LPSE Kabupaten Sleman LPSE Kota Yogyakarta

Kabupaten Bantul Kabupaten Gunung Kidul Kabupaten Kulon Progo Kabupaten Sleman Kota Yogyakarta Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta Balai Pemberdayaan Masyarakat Desa Yogyakarta Institut Seni Indonesia Yogyakarta Istana Kepresidenan Yogyakarta Kejaksaan Negeri Bantul Komisi Pemilihan Umum Kota Yogyakarta Polresta Yogyakarta PPPPTK Yogyakarta PT APB Batan Yogyakarta Pusdiklat Kemendagri Reg. Yogyakarta Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Purwokerto Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional RSUP DR. Sardjito Universitas Negeri Yogyakarta

LPSE Universitas Gadjah Mada 7 DKI Jakarta LPSE Provinsi DKI Jakarta LPSE Kementerian Agama LPSE Kementerian Dalam Negeri LPSE Kementerian ESDM LPSE Kementerian Hukum dan HAM LPSE Kementerian Kehutanan LPSE Kementerian Kelautan dan Perikanan LPSE Kementerian Kesehatan LPSE Kementerian Keuangan

Universitas Sunan Kalijaga Universitas Gadjah Mada Provinsi DKI Jakarta Kementerian Agama Kementerian Dalam Negeri Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Kesehatan Kementerian Keuangan Kementerian Sekretariat Negara Arsip Nasional Republik Indonesia Badan Kepegawaian Negara Badan Pemeriksaan Keuangan Dewan Pertimbangan Presiden Komisi Yudisial KPK Lembaga Sandi Negara PPATK Sekretariat Negara Republik Indonesia Sekretariat Negara Wakil Presiden

LPSE Kementerian Koperasi dan UKM LPSE Kementerian Luar Negeri LPSE Kementerian Negara Riset dan Teknologi LPSE Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif LPSE Kementerian Pekerjaan Umum LPSE Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal LPSE Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi LPSE Kementerian Pendidikan Nasional

Kementerian Koperasi dan UKM Kementerian Luar Negeri Kementerian Negara Riset dan Teknologi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Pekerjaan Umum Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Kementerian Pendidikan Nasional Badan Tenaga Nuklir Nasional

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 68

No

Provinsi

LPSE LPSE Kementerian Perdagangan LPSE Kementerian Perhubungan LPSE Kementerian Perindustrian LPSE Kementerian Pertanian LPSE Kementerian Perumahan Rakyat LPSE Kementerian Sosial LPSE Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi LPSE BAKOSURTANAL LPSE BKKBN LPSE BKPM LPSE BNN LPSE BNP2TKI LPSE BPOM LPSE BPPT

Instansi Pemerintah Kementerian Perdagangan Kementerian Perhubungan Kementerian Perindustrian Kementerian Pertanian Kementerian Perumahan Rakyat Kementerian Sosial Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Badan Koordinasi Penanaman Modal Badan Narkotika Nasional Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Badan Pengawas Obat dan Makanan Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi LAPAN-Pusteksat Pusat Penelitian Kimia - LIPI

LPSE BPN LPSE BPS LPSE DPR RI LPSE LIPI LPSE LKPP LPSE Mahkamah Konstitusi LPSE MPR RI LPSE PT. Kawasan Berikat Nusantara LPSE PT. Pelayaran Nasional Indonesia LPSE PT. Perusahaan Listrik Negara LPSE Polri LPSE Politeknik Negeri Jakarta 8 Gorontalo LPSE TVRI LPSE Provinsi Gorontalo LPSE Kabupaten Pohuwato 9 Jambi LPSE Provinsi Jambi LPSE Kabupaten Batanghari LPSE Kabupaten Kerinci LPSE Kabupaten Muaro Jambi LPSE Kabupaten Sarolangun LPSE Kabupaten Tanjung Jabung Barat LPSE Kabupaten Tanjung Jabung Timur LPSE Kabupaten Tebo LPSE Kota Jambi LPSE Universitas Jambi 10 Jawa Barat LPSE Provinsi Jawa Barat

Badan Pertanahan Negara Badan Pusat Statistik Dewan Perwakilan Rakyat RI Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Mahkamah Konstitusi RI Majelis Permusyawaratan Rakyat RI PT. Kawasan Berikat Nusantara PT. Pelayaran Nasional Indonesia PT. Perusahaan Listrik Negara Kepolisian RI Politeknik Negeri Jakarta Televisi Republik Indonesia Provinsi Gorontalo Kabupaten Bone Bolango Kabupaten Pohuwato Provinsi Jambi Kabupaten Batanghari Kabupaten Kerinci Kabupaten Muaro Jambi Kabupaten Sarolangun Kabupaten Tanjung Jabung Barat Kabupaten Tanjung Jabung Timur Kabupaten Tebo Kota Jambi Universitas Jambi Provinsi Jawa Barat Kabupaten Bandung Kabupaten Ciamis Kabupaten Cianjur Kabupaten Subang Kabupaten Sukabumi Kota Banjar Kota Cirebon Kota Tasikmalaya Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung Barat Badan Pusat Statistik Kabupaten Kuningan

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 69

No

Provinsi

LPSE

Instansi Pemerintah Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta Badan Pusat StatistiK Kota Bandung Badan Pusat Statistik Kota Sukabumi Badan Tenaga Nuklir Nasional Balai Besar Tekstil, BPPI - Perindustrian Bank Jabar Banten Syariah BMG Stasiun Geofisika Klas I Bandung Institut Teknologi Nasional Kejaksaan Negeri Cianjur Kejaksaan Tinggi Prov. Jabar Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta Wil IV P2-PNFI Regional I Bandung Pengadilan Agama Bekasi Pengadilan Agama Cibinong Pengadilan Agama Depok Pengadilan Agama Indramayu Kelas IA Pengadilan Agama Sumber Kelas IA Pengadilan Agama Tasikmalaya Kelas I.A. Pengadilan Negeri Bekasi Pengadilan Negeri Ciamis Politeknik Kesehatan Bandung Politeknik Kesehatan Kemenkes Tasikmalaya Politeknik Komputer Niaga LPKIA Politeknik Negeri Bandung PPPPTK Bidang Mesin dan Teknik Industri PPPPTK IPA PPPPTK Pertanian Pusat Lingkungan Geologi Pusat Penelitian & Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Pusat Sumber Daya Air Tanah & Geologi Lingkungan Pusat Sumber Daya Geologi Pusat Survery Geologi Puslitbang Geologi Kelautan Purwakarta RRI RS. Mata Cicendo RS. Paru Dr. H. A. Rotinsulu RSUD Kota Bekasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung SPK-POLINDRA Indramayu Sekolah Tinggi Parawisata Bandung Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

LPSE Kabupaten Bandung Barat* LPSE Kabupaten Bekasi LPSE Kabupaten Cirebon* LPSE Kabupaten Garut* LPSE Kabupaten Indramayu* LPSE Kabupaten Karawang* LPSE Kabupaten Kuningan LPSE Kabupaten Majalengka

Universitas Padjajaran Kabupaten Bandung Barat Kabupaten Bekasi Kabupaten Cirebon IAIN Syekh Nurjati Cirebon Kabupaten Garut Kabupaten Indramayu Kabupaten Karawang Kabupaten Kuningan Kabupaten Majalengka

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 70

No

Provinsi

LPSE LPSE Kabupaten Sumedang* LPSE Kabupaten Tasikmalaya LPSE Kota Bandung LPSE Kota Bekasi LPSE Kota Bogor LPSE Kota Cimahi LPSE Kota Depok LPSE Kota Sukabumi* LPSE ITB LPSE Universitas Indonesia

Instansi Pemerintah Kabupaten Sumedang Kabupaten Tasikmalaya Kota Bandung Kota Bekasi Kota Bogor Kota Cimahi Kota Depok PN Depok Kota Sukabumi Institut Teknologi Bandung Universitas Indonesia Provinsi Jawa Tengah Kabupaten Kendal Kabupaten Pati Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Badan Narkotika Nasional Provinsi Badan Pusat Statistik Kabupaten Pekalongan Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kls II Semarang Kantor Administrator Pelabuhan Tanjung Emas Kantor Unit Penyelenggaran Pelabuhan Jepara Kantor Unit Penyelenggaran Pelabuhan Karimunjawa Kemenag IAIN Walisongo Semarang Kementerian Hukum & HAM Jawa Tengah Kemenag STAIN kudus Pengadilan Agama Bora RSJD. Dr. Amino Gondohutomo RSJD. DR. RM. SOEJARWARDI Klaten RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro RSJD. Surakarta RSUD. Brebes RSUD. Dr. Moewardi Surakarta RSUD. Kelet RSUD. Prof. Margono Soekarjo Purwokerto RSUD RAA Soewondo

11

Jawa Tengah

LPSE Provinsi Jawa Tengah

LPSE Kabupaten Banjarnegara LPSE Kabupaten Banyumas LPSE Kabupaten Batang LPSE Kabupaten Blora LPSE Kabupaten Brebes LPSE Kabupaten Boyolali LPSE Kabupaten Cilacap LPSE Kabupaten Grobogan LPSE Kabupaten Jepara LPSE Kabupaten Karanganyar LPSE Kabupaten Kebumen LPSE Kabupaten Klaten LPSE Kabupaten Kudus LPSE Kabupaten Magelang LPSE Kabupaten Pekalongan LPSE Kabupaten Pemalang LPSE Kabupaten Purworejo LPSE Kabupaten Rembang LPSE Kabupaten Purbalingga

RSUD. Tugurejo Kabupaten Banjarnegara Kabupaten Banyumas Kabupaten Batang Kabupaten Blora RSUD Dr. R. Soeprapto Cepu Kabupaten Brebes Kabupaten Boyolali Kabupaten Cilacap Kabupaten Grobogan Kabupaten Jepara Kabupaten Karanganyar Kabupaten Kebumen Kabupaten Klaten Kabupaten Kudus Kabupaten Magelang Kabupaten Pekalongan Kabupaten Pemalang Kabupaten Purworejo Kabupaten Rembang Kabupaten Purbalingga

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 71

No

Provinsi

LPSE LPSE Kabupaten Semarang LPSE Kabupaten Sragen LPSE Kabupaten Sukoharjo LPSE Kabupaten Tegal LPSE Kabupaten Temanggung LPSE Kabupaten Wonogiri LPSE Kabupaten Wonosobo LPSE Kota Magelang LPSE Kota Pekalongan LPSE Kota Salatiga LPSE Kota Semarang LPSE Kota Surakarta LPSE Kota Tegal LPSE Universitas Diponegoro

Instansi Pemerintah Kabupaten Semarang Kabupaten Sragen Kabupaten Sukoharjo Kabupaten Tegal Kabupaten Temanggung Kabupaten Wonogiri Kabupaten Wonosobo Kota Magelang Kota Pekalongan RSUD Bendan Kota Salatiga Kota Semarang RSUD Kota Semarang Kota Surakarta Kota Tegal Badan Pusat Statistik Universitas Diponegoro Akademi Teknik Warga Surakarta Bapelkes Salaman Magelang B2P2TOOT (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional) BP2GAKI (Balai Penelitian dan Pengembangan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium) B2P2VRP Salatiga P2PNFI Regional II Semarang Lembaga Permasyarakatan Kelas IIA Ambarawa Kejaksaan Tinggi Jawa tengah Pengadilan Agama Kelas I B Purwokerto Pengadilan Agama Surakarta Pengadilan Negeri Purworejo Pengadilan Tinggi Jawa Tengah Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang PLN JAWA TENGAH DIY Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang PN Salatiga RS Ortopedi Prof. Dr. R.Soeharso RSUD Cilacap RSUD Kota Semarang RSUD Majenang RSUD Purbalingga RSUD Ungaran RSUP DR. Kariadi Semarang RS Paru dr. Ario Wirawan Universitas Stikubank

LPSE Universitas Jenderal Soedirman LPSE Universitas Negeri Semarang LPSE Provinsi Jawa Timur

Universitas Jenderal Soedirman Pengadilan Negeri Banyumas Universitas Negeri Semarang Provinsi Jawa Timur Kabupaten Tulungagung RS. Jiwa Menur RS. Kusta Sumberglagah Mojokerto RS. Paru Batu RS. Paru Dungus Madiun RSU. Haji Surabaya RSU. Syaiful Anwar Malang

12

Jawa Timur

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 72

No

Provinsi

LPSE RSUD Dr. ISKAK

Instansi Pemerintah RSUD. Dr. SOEDONO Madiun RSUD. Dr. Soetomo RSUD. Gambiran Kediri

LPSE Kabupaten Banyuwangi LPSE Kabupaten Blitar LPSE Kabupaten Bojonegoro LPSE Kabupaten Gresik LPSE Kabupaten Jember LPSE Kabupaten Jombang LPSE Kabupaten Kediri LPSE Kabupaten Lamongan LPSE Kabupaten Lumajang LPSE Kabupaten Madiun LPSE Kabupaten Magetan LPSE Kabupaten Malang LPSE Kabupaten Mojokerto LPSE Kabupaten Nganjuk LPSE Kabupaten Ngawi LPSE Kabupaten Pacitan LPSE Kabupaten Pasuruan LPSE Kabupaten Ponorogo LPSE Kabupaten Probolinggo LPSE Kabupaten Sampang LPSE Kabupaten Sidoarjo LPSE Kabupaten Situbondo LPSE Kabupaten Sumenep LPSE Kabupaten Trenggalek LPSE Kabupaten Tuban LPSE Kota Batu LPSE Kota Blitar LPSE Kota Madiun LPSE Kota Malang LPSE Kota Mojokerto LPSE Kota Probolinggo LPSE Kota Surabaya LPSE Politeknik Negeri Malang LPSE Universitas Airlangga LPSE Universitas Brawijaya LPSE Universitas Jember LPSE Universitas Negeri Malang LPSE Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Kabupaten Banyuwangi Pengadilan Negeri Banyuwangi Kabupaten Blitar Kabupaten Bojonegoro Kabupaten Gresik Kabupaten Jember Kabupaten Jombang Kabupatan Kediri Kabupaten Lamongan Kabupaten Lumajang Kabupaten Madiun Kabupaten Magetan Kabupaten Malang Kabupaten Mojokerto Kabupaten Nganjuk Kabupaten Ngawi Kabupaten Pacitan Kabupaten Pasuruan Kabupaten Ponorogo Kabupaten Probolinggo Kabupaten Sampang Kabupaten Sidoarjo Kabupaten Situbondo Kabupaten Sumenep Kabupaten Trenggalek Kabupaten Tuban Kota Batu Kota Blitar Kota Madiun Kota Malang Kota Mojokerto Kota Probolinggo Kota Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Airlangga Universitas Brawijaya Universitas Jember Universitas Negeri Malang Institut Teknologi Sepuluh Nopember BALAI PENGEMBANGAN MEDIA TV SURABAYA STAIN Tulungagung UNIVERSITAS NAROTAMA

LPSE STAIN Jember LPSE RSJ Lawang 13 Kalimantan Barat LPSE Provinsi Kalimantan Barat LPSE Kabupaten Ketapang LPSE Kabupaten Kayong Utara LPSE Kabupaten Kubu Raya LPSE Kabupaten Landak * LPSE Kabupaten Pontianak LPSE Kabupaten Sambas

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Jember Rumah Sakit Jiwa Lawang Provinsi Kalimantan Barat Kabupaten Ketapang Kabupaten Kayong Utara Kabupaten Kubu Raya Kabupaten Landak Kabupaten Pontianak Kabupaten Sambas

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 73

No

Provinsi

LPSE LPSE Kabupaten Sanggau LPSE Kabupaten Sekadau LPSE Kota Pontianak LPSE Kota Singkawang LPSE Universitas Tanjung Pura

Instansi Pemerintah Kabupaten Sanggau Kabupaten Sekadau Kota Pontianak Kota Singkawang Universitas Tanjung Pura Provinsi Kalimantan Selatan Kabupaten Balangan Kabupaten Banjar Pengadilan Negeri Martapura RSUD Dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kab. Kapuas RSUD Pulang Pisau RSUD Ratu Zalecha Sekretariat DPRD

14

Kalimantan Selatan

LPSE Provinsi Kalimantan Selatan LPSE Kabupaten Balangan LPSE Kabupaten Banjar

LPSE Kabupaten Barito Kuala LPSE Kabupaten Hulu Sungai Selatan LPSE Kabupaten Hulu Sungai Tengah LPSE Kabupaten Hulu Sungai Utara LPSE Kabupaten Tabalong LPSE Kabupaten Tanah Bumbu LPSE Kabupaten Tanah Laut LPSE Kabupaten Tapin LPSE Kota Banjarbaru

Kabupaten Barito Kuala Kabupaten Hulu Sungai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kabupaten Hulu Sungai Utara Kabupaten Tabalong Kabupaten Tanah Bumbu Kabupaten Tanah Laut Kabupaten Tapin Kota Banjarbaru Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Kehutanan Kementerian Kesehatan Kementerian Keuangan Kementerian Pendidikan Nasional Kementerian Perdagangan RI Kementerian Pertanian Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LMPM) Museum lambung Mangkurat STMIK Banjarbaru

LPSE Kota Banjarmasin

Kota Banjarmasin Kementerian Hukum dan HAM Kantor Wilayah RI Kementerian Lingkungan Hidup RI Laboratorium Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan Lembaga Penyiaran Republik Indonesia RRI Banjarmasin Madrasah Aliyah Negeri 2 Model Banjarmasin Madrasah Tsanawiyah Negeri Banjar Selatan Pengadilan Militer I-06 Banjarmasin Pengadilan Negeri Banjarmasin Pengadilan Tinggi Agama Kalimantan Selatan Pengadilan Tinggi Kalimantan Selatan Perusahaan Daerah Pengelola Air Limbah (PD PAL) Kota Banjarmasin Politeknik Kesehatan Banjarmasin Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Banjarmasin

15

Kalimantan Tengah

LPSE Provinsi Kalimantan Tengah LPSE Kabupaten Barito Selatan LPSE Kabupaten Barito Timur LPSE Kabupaten Gunung Mas LPSE Kabupaten Kapuas LPSE Kabupaten Kotawaringin Barat

Provinsi Kalimantan Tengah Kabupaten Barito Timur Kabupaten Barito Selatan Kabupaten Barito Timur Kabupaten Gunung Mas Kabupaten Kapuas Kabupaten Kotawaringin Barat

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 74

No

Provinsi

LPSE LPSE Kabupaten Kotawaringin Timur LPSE Kabupaten Lamandau* LPSE Kabupaten Seruyan LPSE Kabupaten Sukamara LPSE Kota Palangkaraya

Instansi Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur Kabupaten Lamandau Kabupaten Seruyan Kabupaten Sukamara Kota Palangkaraya Provinsi Kalimantan Timur Kejaksaan Tinggi Kalimantan Timur Pengadilan Tinggi Kalimantan Timur RS. Atma Husada Mahakam RSUD A. Wahab Sjahranie RSUD Kanujoso Djatiwibowo UPTD Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri

16

Kalimantan Timur

LPSE Provinsi Kalimantan Timur

LPSE Kabupaten Berau LPSE Kabupaten Bulungan LPSE Kabupaten Kutai Timur LPSE Kabupaten Kutai Kartanegara LPSE Kabupaten Kutai Timur LPSE Kabupaten Malinau LPSE Kabupaten Nunukan LPSE Kabupaten Paser LPSE Kabupaten Penajam Paser Utara LPSE Kota Balikpapan LPSE Kota Bontang LPSE Kota Samarinda*

Kabupaten Berau Kabupaten Bulungan Kabupaten Kutai Timur Kabupaten Kutai Kartanegara Kabupaten Kutai Timur Kabupaten Malinau Kabupaten Nunukan Kabupaten Paser Kabupaten Penajam Paser Utara Kota Balikpapan Kota Bontang Kota Samarinda Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda Politeknik Negeri Samarinda STAIN Samarinda UPTD SPP Negeri Samarinda

LPSE Kota Tarakan LPSE Universitas Mulawarman 17 Kepulauan Riau LPSE Provinsi Kepulauan Riau LPSE Kabupaten Bintan LPSE Kabupaten Karimun* LPSE Kabupaten Kepulauan Anambas LPSE Kabupaten Lingga* LPSE Kabupaten Natuna LPSE Kota Batam

Kejaksaan Negeri Samarinda Kota Tarakan Universitas Mulawarman Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Provinsi Kepulauan Riau RSUD. Tg. Uban Kabupaten Bintan Kabupaten Karimun Kabupaten Kepulauan Anambas Kabupaten Lingga Kabupaten Natuna Kota Batam Badan Pusat Statistik Kota Batam Kantor Pelabuhan Batam Pengadilan Negeri Kelas I A Batam Perwakilan BPK-RI Prov. Kepri

LPSE Kota Tanjungpinang* 18 Lampung LPSE Provinsi Lampung LPSE Kabupaten Lampung Barat LPSE Kabupaten Lampung Selatan LPSE Kabupaten Lampung Timur LPSE Kabupaten Lampung Utara LPSE Kabupaten Pesawaran LPSE Kabupaten Pringsewu LPSE Kabupaten Tulang Bawang LPSE Kota Bandar Lampung

RS. Umum Daerah Kota Tanjungpinang Provinsi Lampung Kabupaten Lampung Barat Kabupaten Lampung Selatan Kabupaten Lampung Timur Kabupaten Lampung Utara Kabupaten Pesawaran Kabupaten Pringsewu Kabupaten Tulang Bawang Kota Bandar Lampung

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 75

No

Provinsi LPSE Kota Metro

LPSE Kota Metro LPSE Universitas Bandar Lampung LPSE Politeknik Negeri Lampung

Instansi Pemerintah Universitas Bandar Lampung Politeknik Negeri Lampung Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesawaran Bandar Udara Radin Inten II Lampung Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Jurai Siwo Metro

19 20

Maluku Maluku Utara

LPSE Provinsi Maluku LPSE Provinsi Maluku Utara LPSE Kabupaten Halmahera Utara LPSE Kota Ternate

Provinsi Maluku Provinsi Maluku Utara Kabupaten Halmahera Utara Kota Ternate Provinsi Nusa Tenggara Barat Rumah Sakit Umum Provinsi Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Gde Pudja Mataram Universitas Mataram Kabupaten Lombok Barat Kabupaten Lombok Tengah Kabupaten Lombok Timur Kabupaten Sumbawa Kabupaten Sumbawa Barat Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Timur Kabupaten Belu Kabupaten Ende Kabupaten Manggarai Barat Provinsi Papua Kabupaten Merauke Provinsi Riau Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Riau UIN Suska Riau

21

NTB

LPSE Provinsi Nusa Tenggara Barat

LPSE Kabupaten Lombok Barat LPSE Kabupaten Lombok Tengah LPSE Kabupaten Lombok Timur LPSE Kabupaten Sumbawa LPSE Kabupaten Sumbawa Barat 22 NTT LPSE Kota Mataram LPSE Provinsi Nusa Tenggara Timur LPSE Kabupaten Belu LPSE Kabupaten Ende 23 24 Papua Riau LPSE Kabupaten Manggarai Barat LPSE Provinsi Papua LPSE Kabupaten Merauke LPSE Provinsi Riau

LPSE Kabupaten Bengkalis LPSE Kabupaten Indragiri Hilir LPSE Kabupaten Indragiri Hulu LPSE Kabupaten Kampar 2 LPSE Kabupaten Kuantan Singingi LPSE Kabupaten Pelalawan LPSE Kabupaten Rokan Hulu LPSE Kabupaten Siak LPSE Kota Dumai LPSE Kota Pekanbaru

Kabupaten Bengkalis Kabupaten Indragiri Hilir Kabupaten Indragiri Hulu Kabupaten Kampar 5 Kabupaten Kuantan Singingi Kabupaten Pelalawan Kabupaten Rokan Hulu Kabupaten Siak Kota Dumai Kota Pekanbaru Badan Kepegawaian Negara Regional 12 Kota Pekanbaru Komisi Pemilihan Umum Pengadilan Tinggi Agama Sekwan DPRD Kota Pekanbaru

25

Sulawesi Barat

LPSE Provinsi Sulawesi Barat LPSE Kabupaten Majene LPSE Kabupaten Mamuju LPSE Kabupaten Polewali Mandar

Provinsi Sulawesi Barat Kabupaten Majene Kabupaten Mamuju Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Selatan Kantor Wilayah XV Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Makassar Komite Pembangunan Prasarana Kawasan Gedung Pemuda dan Olahraga Madrasah Aliyah Negeri Watampone Panti Sosial Bina Daksa Wirajaya Makassar

26

Sulawesi Selatan

LPSE Provinsi Sulawesi Selatan

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 76

No

Provinsi

LPSE

Instansi Pemerintah Pengadilan Agama Masamba Pengadilan Agama Watansoppeng Politekhnik Negeri Makassar Sekolah Menengah Teknologi Industri (SMTI) Sekretariat DPRD Prov. Sul-Sel Pusat Pelayanan Gigi dan Mulut RS. Ibu dan Anak Pertiwi Prov. Sulsel RS. Khusus Daerah Dadi Prov. Sulsel RS. Labuang Baji RS. Siti Fatimah RSU. Haji Makassar UPTD RSU Sayang Rakyat

LPSE Kabupaten Enrekang LPSE Kabupaten Luwu Utara LPSE Kabupaten Maros LPSE Kabupaten Pinrang LPSE Kabupaten Sidenreng Rappang LPSE Kabupaten Sinjai LPSE Kabupaten Wajo LPSE Kota Makassar LPSE Kota Palopo LPSE Kota Parepare LPSE Universitas Hasanudin LPSE UIN Alauddin Makassar LPSE Universitas Negeri Makassar

Kabupaten Enrekang Kabupaten Luwu Utara Kabupaten Maros Kabupaten Pinrang 5 Kabupaten Sidenreng Rappang Kabupaten Sinjai Kabupaten Wajo Kota Makassar Kota Palopo Kota Parepare Universitas Hasanudin Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Universitas Negeri Makassar Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal Regional V Makassar Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kantor Wilayah Direktorat Jendral Beacukai Sulawesi Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan Kementerian Agama Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pare Pare Kementerian Agama Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata AKPAR Makassar Kementerian Pendidikan Nasional Universitas Hasanuddin Kementerian Pertanian Prov. Sulsel Kementerian Tenaga Kerja & Transmigrasi Prov. Sulsel Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Sulawesi Selatan Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Makassar Madrasah Tsanawiyah Negeri Lappariaja Kab. Bone Madrasah Tsanawiyah Negeri Model Makassar Pengadilan Agama Takalar Pengadilan Militer III-16 Makassar Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar Rumah Sakit Khusus Daerah Prop. Sulawesi Selatan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 5 Makassar Sekolah Menengah Teknologi Industri (SMTI) Makassar Universitas Muhammadiyah Makassar

LPSE Politeknik Negeri Ujung Pandang LPSE RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo 27 Sulawesi LPSE Provinsi Sulawesi Tengah

Politeknik Negeri Ujung Pandang RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Provinsi Sulawesi Tengah

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 77

No

Provinsi Tengah

LPSE LPSE Kabupaten Donggala LPSE Kabupaten Morowali LPSE Kabupaten Parigi Moutong LPSE Kabupaten Tojo Una-Una LPSE Kota Palu LPSE Universitas Tadulako

Instansi Pemerintah Kabupaten Donggala Kabupaten Morowali Kabupaten Parigi Moutong Kabupaten Tojo Una-Una Kota Palu Universitas Tadulako Provinsi Sulawesi Tenggara Kota Baubau Universitas Haluoleo Provinsi Sulawesi Utara Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Kabupaten Minahasa Kabupaten Minahasa Tenggara Kabupaten Minahasa Utara Kota Bitung Kota Kotamobagu Kota Manado Kota Tomohon Universitas Negeri Manado Provinsi Sumatera Barat Akademi Teknologi Industri Padang Badan SAR Nasional Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Padang Balai Diklat Keagamaan Padang Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Barat Balai Pengelolaan DAS Agam ISI Padang Panjang Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus Pengadilan Tinggi Agama Padang Pengadilan Tinggi Padang Politeknik Negeri Padang RSUP Dr. M. Jamil Sekolah Menengah Analis Kimia Padang Sekolah Usaha Perikanan Menengah Negeri Pariaman

28

Sulawesi Tenggara Sulawesi Utara

LPSE Provinsi Sulawesi Tenggara LPSE Kota Baubau LPSE Universitas Haluoleo LPSE Provinsi Sulawesi Utara LPSE Kabupaten Bolaang Mongondow Utara LPSE Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro LPSE Kabupaten Minahasa LPSE Kabupaten Minahasa Tenggara LPSE Kabupaten Minahasa Utara LPSE Kota Bitung LPSE Kota Kotamobagu LPSE Kota Manado LPSE Kota Tomohon*

29

30

Sumatera Barat

LPSE Universitas Negeri Manado LPSE Provinsi Sumatera Barat

LPSE Kabupaten Agam* LPSE Kabupaten Dhamasraya* LPSE Kabupaten Lima Puluh Kota* LPSE Kabupaten Padang Pariaman* LPSE Kabupaten Pasaman* LPSE Kabupaten Pasaman Barat* LPSE Kabupaten Pesisir Selatan* LPSE Kabupaten Sijunjung* LPSE Kabupaten Solok* LPSE Kabupaten Solok Selatan* LPSE Kabupaten Tanah Datar LPSE Kota Bukit Tinggi* LPSE Kota Padang* LPSE Kota Padang Panjang* LPSE Kota Pariaman* LPSE Kota Payakumbuh LPSE Kota Sawahlunto*

Kabupaten Agam Kabupaten Dhamasraya Kabupaten Lima Puluh Kota Kabupaten Padang Pariaman Kabupaten Pasaman Kabupaten Pasaman Barat Kabupaten Pesisir Selatan Kabupaten Sijunjung Kabupaten Solok Kabupaten Solok Selatan Kabupaten Tanah Datar Kota Bukit Tinggi Kota Padang Kota Padang Panjang Kota Pariaman Kota Payakumbuh Kota Sawahlunto

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 78

No

Provinsi LPSE Kota Solok*

LPSE Kota Solok LPSE Universitas Andalas LPSE Universitas Negeri Padang

Instansi Pemerintah Universitas Andalas Universitas Negeri Padang Provinsi Sumatera Selatan Kabupaten Banyuasin Kabupaten Muara Enim Kabupaten Musi Banyuasin Kabupaten Musi Rawas Kabupaten Ogan Komering Ilir Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Kota Lubuklinggau Kota Pagar Alam Kota Palembang Kota Prabumulih Universitas Sriwijaya Politeknik Sriwijaya Provinsi Sumatera Utara Kabupaten Mandailing Natal Kabupaten Labuhan Batu Kabupaten Langkat Kabupaten Mandailing Natal Kabupaten Samosir Kabupaten Serdang Bedagai Kabupaten Tapanuli Utara Kota Tanjung Balai Kota Medan Universitas Negeri Medan Balai Besar Karantina Pertanian Belawan Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan BMKG Balai Besar Wilayah I Medan BPPNFI Regional I Sumatera Utara Madrasah Ibtidaiyah Negeri Medan Pelabuhan Kelas III Pulau Tello Pendidikan Teknologi Kimia Industri Pengadilan Negeri Medan Pengadilan Tinggi Agama Medan SMKN 2 Medan Universitas HKBP Nommensen

31

Sumatera Selatan

LPSE Provinsi Sumatera Selatan LPSE Kabupaten Banyuasin LPSE Kabupaten Muara Enim LPSE Kabupaten Musi Banyuasin LPSE Kabupaten Musi Rawas LPSE Kabupaten Ogan Komering Ilir LPSE Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan LPSE Kota Lubuklinggau LPSE Kota Pagar Alam LPSE Kota Palembang LPSE Kota Prabumulih LPSE Universitas Sriwijaya LPSE Politeknik Sriwijaya

32

Sumatera Utara

LPSE Provinsi Sumatera Utara LPSE Kabupaten Labuhan Batu* LPSE Kabupaten Langkat LPSE Kabupaten Mandailing Natal LPSE Kabupaten Samosir LPSE Kabupaten Serdang Bedagai LPSE Kabupaten Tapanuli Utara* LPSE Kota Tanjung Balai* LPSE Kota Medan LPSE Universitas Negeri Medan

Universitas Pembangunan Panca Budi LPSE Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Keterangan: Warna merah merupakan instansi yang belum mengimplementasikan e-Procurement dalam proses lelang

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 79

Lampiran 7. LPSE yang Sudah Teragregasi Pada Tahun 2011


No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Nama LPSE LPSE LKPP LPSE Kementrian Kesehatan LPSE Kementrian Pendidikan Nasional LPSE kota Yogyakarta LPSE Kementerian Luar Negeri LPSE Provinsi DKI Jakarta LPSE PT. Kawasan Berikat Nusantara LPSE Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta LPSE Kementrian Perumahan Rakyat LPSE Kementerian Perindustrian LPSE DPR RI LPSE Kota Pontianak LPSE Kabupaten Bangka LPSE Kabupaten Karimun LPSE Kabupaten Kotawaringin Timur LPSE Provinsi Aceh LPSE Kabupaten Parigi Moutong LPSE Kabupaten Musi Banyuasin LPSE Kabupaten Sumbawa LPSE Kabupaten Sarolangun LPSE Provinsi Nusa Tenggara Timur LPSE Kabupaten Bengkalis LPSE Kabupaten Pelalawan LPSE Kota Surakarta LPSE Kabupaten Gresik LPSE Kota Lubuklinggau LPSE Provinsi Sulawesi Barat LPSE Kabupaten Sumenep LPSE Kota Batu LPSE Kabupaten Lamongan LPSE Kota Palembang LPSE Kabupaten Magetan LPSE Kabupaten Kuburaya LPSE Kabupaten Jember LPSE Kabupaten Jembrana LPSE Kabupaten Batanghari Alamat Website http://lpse.lkpp.go.id/eproc http://lpse.depkes.go.id/eproc http://lpse.kemdiknas.go.id/eproc http://lpse.jogjakota.go.id/eproc http://203.217.188.123/eproc http://lpse.jakarta.go.id/eproc http://lpse.kbn.co.id/eproc http://eproc.jogjakarta.go.id/eproc http://lpse.kemenpera.go.id/eproc http://lpse.kemenperin.go.id/eproc http://lpse.dpr.go.id/eproc http://lpse.pontianakkota.go.id/eproc http://lpse.bangka.go.id/eproc http://110.137.64.251/eproc http://lpse.kotimkab.go.id/eproc http://lpse.acehprov.go.id/eproc http://lpse.parigimoutongkab.go.id/eproc http://118.97.151.218/eproc http://lpse.sumbawakab.go.id/eproc http://lpse.sarolangunkab.go.id/eproc http://lpse.nttprov.go.id/eproc http://lpse.bengkalis.go.id/eproc http://lpse.pelalawankab.go.id/eproc http://121.100.22.13/eproc http://lpse.gresik.go.id/eproc http://lpse.lubuklinggau.go.id/eproc http://125.167.121.151/eproc http://lpse.sumenep.go.id/eproc http://lpse.batukota.go.id/eproc http://lpse.lamongankab.go.id/eproc/ http://lpse.palembang.go.id/eproc http://lpse.magetankab.go.id/eproc http://lpse.kuburayakab.go.id/eproc http://180.247.250.208/eproc http://lpse.jembranakab.go.id/eproc http://lpse.batangharikab.go.id/eproc Tanggal Implementasi 18-Sep-10 22-Sep-10 28-Sep-10 11-Okt-10 20-Des-10 01-Feb-11 27-Apr-11 27-Apr-11 27-Apr-11 27-Apr-11 04-Mei-11 04-Mei-11 04-Mei-11 04-Mei-11 04-Mei-11 01-Jul-11 04-Jul-11 04-Jul-11 04-Jul-11 04-Jul-11 04-Jul-11 04-Jul-11 04-Jul-11 04-Jul-11 04-Jul-11 04-Jul-11 04-Jul-11 04-Jul-11 04-Jul-11 04-Jul-11 04-Jul-11 04-Jul-11 04-Jul-11 04-Jul-11 04-Jul-11 04-Jul-11

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 80

No 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77

Nama LPSE LPSE Kabupaten Kerinci LPSE Kota Jambi LPSE Universitas Tanjung Pura LPSE Kota Singkawang LPSE Pemkab Sinjai LPSE Kabupaten Lampung Timur LPSE Kabupaten Bengkulu Utara LPSE Universitas Bengkulu LPSE Bandar Lampung LPSE Kota Pare-pare LPSE Kabupaten Donggala LPSE Kota Malang LPSE Kota Madiun LPSE Universitas Airlangga LPSE RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat LPSE Kabupaten Ngawi LPSE Kabupaten Bojonegoro LPSE Kabupaten Kediri LPSE Kabupaten Nganjuk LPSE Kabupaten Blora LPSE Kabupaten Batang LPSE Kabupaten Grobogan LPSE Kabupaten Sukoharjo LPSE Kabupaten Wonosobo LPSE Kabupaten Sragen LPSE Kementerian Pertanian LPSE Provinsi Banten LPSE MPR RI LPSE Kota Tangerang Selatan LPSE Kota Palu LPSE Kabupaten Pontianak LPSE Kota Blitar LPSE ESDM LPSE TVRI LPSE Kabupaten Lebong LPSE Ogan Komering Ilir LPSE Universitas Sumatera Utara LPSE Universitas Jember LPSE Kabupaten Magelang SPSE - Kementerian Hukum dan HAM RI LPSE Kabupaten Pinrang

Alamat Website http://lpse.kerincikab.go.id/eproc http://lpse.jambikota.go.id/eproc http://lpse.untan.ac.id/eproc http://e-proc.singkawangkota.go.id/eproc http://lpse.sinjai.go.id/eproc/ http://222.124.142.123/eproc http://202.95.135.66/eproc http://lpse.unib.ac.id/eproc http://lpse.bandarlampungkota.go.id/eproc http://118.97.32.30/eproc http://lpse.donggala.go.id/eproc http://lpse.malangkota.go.id/eproc http://lpse.madiunkota.go.id/eproc http://lpse.unair.ac.id/eproc http://27.131.7.252/eproc http://lpse.ngawikab.go.id/eproc http://lpse.bojonegorokab.net/eproc http://222.124.155.244/eproc http://lpse.nganjukkab.go.id/eproc http://lpse.blorakab.go.id/eproc http://lpse.batangkab.go.id/eproc http://lpse.grobogan.go.id/eproc http://lpse.sukoharjokab.go.id/eproc http://lpse.wonosobokab.go.id/eproc http://lpse.sragenkab.go.id/eproc http://lpse.deptan.go.id/eproc http://lpse.bantenprov.go.id/eproc http://lpse.mpr.go.id/eproc http://lpse.tangerangselatankota.go.id/eproc http://lpse.palukota.go.id/eproc http://lpse.pontianakkab.go.id/eproc http://lpse.blitarkota.net/eproc http://eproc.esdm.go.id/eproc/ http://lpse.tvri.co.id/eproc http://lpse.lebongkab.go.id/eproc http://lpse.kaboki.go.id/eproc http://lpse.usu.ac.id/eproc http://lpse.unej.ac.id/eproc http://lpse.magelangkab.go.id/eproc http://lpse.kemenkumham.go.id/eproc http://lpse.pinrangkab.go.id/eproc

Tanggal Implementasi 04-Jul-11 04-Jul-11 04-Jul-11 04-Jul-11 04-Jul-11 04-Jul-11 04-Jul-11 04-Jul-11 04-Jul-11 04-Jul-11 04-Jul-11 04-Jul-11 04-Jul-11 04-Jul-11 04-Jul-11 04-Jul-11 04-Jul-11 04-Jul-11 04-Jul-11 05-Jul-11 05-Jul-11 05-Jul-11 05-Jul-11 05-Jul-11 05-Jul-11 05-Jul-11 05-Jul-11 05-Jul-11 05-Jul-11 06-Jul-11 08-Jul-11 08-Jul-11 08-Jul-11 08-Jul-11 15-Jul-11 15-Jul-11 19-Jul-11 21-Jul-11 21-Jul-11 21-Jul-11 21-Jul-11

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 81

No 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116

Nama LPSE LPSE Kabupaten Ketapang LPSE Kementrian Negara Ristek dan Teknologi LPSE Kota Banda Aceh LPSE Kabupaten Tojo una-una LPSE Badan Pusat Statistik LPSE Kota Kotamobagu LPSE Kementerian Agama LPSE Kota Pangkal Pinang LPSE Kabupaten Klaten LPSE Kabupaten Lombok Tengah LPSE Kabupaten Kutai Kartanegara LPSE Kabupaten Bangka Tengah LPSE Provinsi Kepulauan Bangka Belitung LPSE Kota Banjarbaru LPSE Kota Sabang LPSE Provinsi Lampung LPSE Mahkamah Konstitusi LPSE Kabupaten Kebumen LPSE Provinsi Sumatera Barat LPSE Kota Banjarmasin LPSE Kabupaten Kudus LPSE Provinsi Kepulauan Riau LPSE Provinsi Jambi LPSE Badan Pertanahan Nasional LPSE BKKBN LPSE Provinsi Jawa Timur LPSE Kabupaten Madiun LPSE Provinsi Papua LPSE Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi LPSE Kabupaten Jepara LPSE Kabupaten Karanganyar LPSE Kabupaten Purworejo LPSE Kementerian Dalam Negeri LPSE Provinsi Sulawesi Utara LPSE Provinsi Jawa Tengah LPSE Kota Magelang LPSE Kabupaten Sidoarjo LPSE POM LPSE Kalimantan Selatan

Alamat Website http://lpse.ketapangkab.go.id/eproc http://lpse.ristek.go.id/eproc http://lpse.bandaacehkota.go.id/eproc http://lpse.tojounaunakab.go.id/eproc http://203.123.60.157/eproc http://118.97.42.226/eproc http://lpse.kemenag.go.id/eproc http://lpse.pangkalpinangkota.go.id/eproc http://lpse.klatenkab.go.id/eproc http://lpse.lomboktengahkab.go.id/eproc http://lpse.kutaikartanegarakab.go.id/eproc http://lpse.bangkatengahkab.go.id/eproc http://lpse.babelprov.go.id/eproc http://lpse.banjarbarukota.go.id/eproc http://lpse.sabangkota.go.id/eproc http://lpse.lampungprov.go.id/eproc http://lpse.mahkamahkonstitusi.go.id/eproc http://lpse.kebumenkab.go.id/eproc http://lpse.sumbarprov.go.id/eproc http://lpse.banjarmasin.go.id/eproc http://lpse.kuduskab.go.id/eproc http://www.kepriprov.net/eproc http://lpse.jambiprov.go.id/eproc http://lpse.bpn.go.id/eproc http://lpse.bkkbn.go.id/eproc http://lpse.jatimprov.go.id/eproc http://lpse.madiunkab.go.id/eproc http://lpse.papua.go.id/eproc http://lpse.depnakertrans.go.id/eproc http://lpse.jeparakab.go.id/eproc http://lpse.karanganyarkab.go.id/eproc http://lpse.purworejokab.go.id/eproc http://lpse.depdagri.go.id/eproc http://lpse.sulutprov.go.id/eproc http://lpse.jatengprov.go.id/eproc http://202.169.224.90/eproc http://lpse.sidoarjokab.net/eproc http://lpse.pom.go.id/eproc http://lpse.kalselprov.go.id/eproc

Tanggal Implementasi 21-Jul-11 21-Jul-11 25-Jul-11 25-Jul-11 25-Jul-11 26-Jul-11 26-Jul-11 26-Jul-11 26-Jul-11 26-Jul-11 29-Jul-11 01-Agust-11 01-Agust-11 01-Agust-11 01-Agust-11 02-Agust-11 04-Agust-11 05-Agust-11 05-Agust-11 08-Agust-11 08-Agust-11 08-Agust-11 08-Agust-11 08-Agust-11 08-Agust-11 08-Agust-11 08-Agust-11 09-Agust-11 09-Agust-11 09-Agust-11 09-Agust-11 09-Agust-11 09-Agust-11 09-Agust-11 09-Agust-11 09-Agust-11 09-Agust-11 09-Agust-11 10-Agust-11

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 82

No

Nama LPSE

Alamat Website http://lpse.depok.go.id/eproc http://lpse.balangankab.go.id/eproc http://lpse.kaltimprov.go.id/eproc http://lpse.malukuprov.go.id/eproc http://lpse.kalteng.go.id/eproc http://110.76.147.187/eproc http://lpse.paserkab.go.id/eproc http://lpse.riau.go.id/eproc http://110.139.227.241/eproc http://118.97.47.25/eproc http://lpse.sekadaukab.go.id/eproc http://lpse.gorontaloprov.go.id/eproc http://lpse.acehutara.go.id/eproc http://lpse.cilacapkab.go.id/eproc http://lpse.pelni.co.id/eproc http://lpse.brebeskab.go.id/eproc http://lpse.payakumbuhkota.go.id/eproc http://180.242.49.182/eproc http://lpse.sulteng.go.id/eproc http://lpse.badungkab.go.id/eproc http://lpse.kotawaringinbaratkab.go.id/eproc http://27.50.24.36/eproc http://lpse.tabalongkab.go.id/eproc http://lpse.unm.ac.id/eproc http://lpse.pemalangkab.go.id/eproc http://lpse.banjarkab.go.id/eproc http://lpse.banyuasinkab.go.id/eproc http://lpse.sultraprov.go.id/eproc http://lpse.kalbarprov.go.id/eproc http://lpse.kuansing.go.id/eproc http://lpse.tapinkab.go.id/eproc http://lpse.sumselprov.go.id/eproc http://lpse.merauke.go.id/eproc http://eproc.denpasarkota.go.id/eproc http://lpse.tegalkab.go.id/eproc

117 LPSE Kota Depok 118 LPSE Kabupaten Balangan 119 LPSE Provinsi Kalimantan Timur 120 LPSE Provinsi Maluku 121 LPSE Provinsi Kalimantan Tengah 122 LPSE Kabupaten Temanggung 123 LPSE Kabupaten Paser 124 LPSE Provinsi Riau 125 LPSE Kabupaten Minahasa Utara 126 LPSE Provinsi Sulawesi Selatan 127 LPSE Kabupaten Sekadau 128 LPSE Provinsi Gorontalo 129 LPSE Kabupaten Aceh Utara 130 LPSE Kabupaten Cilacap 131 LPSE PELNI 132 LPSE Kabupaten Brebes 133 LPSE Kota Payakumbuh 134 LPSE Kabupaten Lampung Selatan 135 LPSE Provinsi Sulawesi Tengah 136 LPSE Kabupaten Badung 137 LPSE Kabupaten Kotawaringin Barat 138 LPSE Kota Batam 139 LPSE Kabupaten Tabalong 140 LPSE Universitas Negeri Makassar 141 LPSE Kabupaten Pemalang 142 LPSE Kabupaten Banjar 143 LPSE Kabupaten Banyuasin 144 LPSE Provinsi Sulawesi Tenggara 145 LPSE Provinsi Kalimantan Barat 146 LPSE Kabupaten Kuantan Singingi 147 LPSE Kabupaten Tapin 148 LPSE Provinsi Sumatera Selatan 149 LPSE Kabupaten Merauke 150 LPSE Kota Denpasar 151 LPSE Kabupaten Tegal

Tanggal Implementasi 10-Agust-11 10-Agust-11 10-Agust-11 10-Agust-11 10-Agust-11 10-Agust-11 10-Agust-11 10-Agust-11 11-Agust-11 11-Agust-11 11-Agust-11 11-Agust-11 11-Agust-11 12-Agust-11 12-Agust-11 12-Agust-11 15-Agust-11 15-Agust-11 15-Agust-11 15-Agust-11 15-Agust-11 15-Agust-11 16-Agust-11 16-Agust-11 16-Agust-11 16-Agust-11 16-Agust-11 16-Agust-11 16-Agust-11 16-Agust-11 16-Agust-11 16-Agust-11 18-Agust-11 18-Agust-11 18-Agust-11

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 83

No 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190

Nama LPSE LPSE Kabupaten Pacitan LPSE Universitas Sriwijaya LPSE Kabupaten Banyumas LPSE Kota Salatiga LPSE Kabupaten Sumbawa Barat LPSE Kota Tangerang LPSE Universitas Mulawarman LPSE Kabupaten Penajam Paser Utara LPSE Kota Tarakan LPSE Kabupaten Belitung LPSE Kota Pekalongan LPSE Kabupaten Luwu Utara LPSE Kota Pekanbaru LPSE Universitas Jenderal Soedirman LPSE ITB LPSE Kabupaten Indragiri Hilir LPSE Politeknik Negeri Lampung LPSE Kementerian Kehutanan LPSE Kota Prabumulih LPSE Provinsi Bali LPSE Kabupaten Banyuwangi LPSE Kabupaten Hulu Sungai Utara LPSE Kota Bogor LPSE POLRI LPSE Kota Tegal LPSE Kabupaten Ende LPSE Universitas Negeri Medan LPSE Kota Metro LPSE ITS LPSE Kabupaten Kampar LPSE Kabupaten Pasaman LPSE Universitas Bandar Lampung LPSE Kabupaten Sleman LPSE Universitas Brawijaya LPSE Kabupaten Blitar LPSE Kabupaten Berau LPSE Kabupaten Banjarnegara LPSE Kabupaten Halmahera Utara LPSE Universitas Negeri

Alamat Website http://www.lpse.pacitankab.go.id/eproc http://lpse.unsri.ac.id/eproc http://lpse.banyumaskab.go.id/eproc http://lpse.pemkot-salatiga.go.id/eproc http://lpse.sumbawabaratkab.go.id/eproc http://lpse.tangerangkota.go.id/eproc http://lpse.unmul.ac.id/eproc http://lpse.penajamkab.go.id/eproc http://lpse.tarakankota.go.id/eproc http://lpse.belitungkab.go.id/eproc http://lpse.pekalongankota.go.id/eproc http://lpse.luwuutara.go.id/eproc http://lpse.pekanbaru.go.id/eproc http://lpse.unsoed.ac.id/eproc http://lpse.itb.ac.id/eproc http://180.235.150.235/eproc http://lpse.polteklampung.ac.id/eproc http://lpse.dephut.go.id/eproc http://202.146.178.107/eproc http://lpse.baliprov.go.id/eproc http://lpse.banyuwangikab.go.id/eproc http://lpse.hulusungaiutara.go.id/eproc http://eproc.kotabogor.go.id/eproc http://lpse.polri.go.id/eproc http://lpse.tegalkota.go.id/eproc http://www.lpse.endekab.go.id/eproc http://lpse.unimed.ac.id/eproc http://118.97.129.114/eproc http://lpse.its.ac.id/eproc http://lpse.kamparkab.go.id/eproc http://lpse.pasamankab.go.id/eproc http://lpse.ubl.ac.id/eproc http://lpse.slemankab.go.id/eproc http://lpse.ub.ac.id/eproc http://lpse.blitarkab.go.id/eproc http://lpse.beraukab.go.id/eproc http://lpse.banjarnegarakab.go.id/eproc http://202.43.175.107/eproc http://lpse.unnes.ac.id/eproc

Tanggal Implementasi 18-Agust-11 18-Agust-11 18-Agust-11 18-Agust-11 18-Agust-11 18-Agust-11 18-Agust-11 18-Agust-11 18-Agust-11 18-Agust-11 18-Agust-11 19-Agust-11 19-Agust-11 19-Agust-11 22-Agust-11 22-Agust-11 22-Agust-11 24-Agust-11 24-Agust-11 24-Agust-11 24-Agust-11 25-Agust-11 25-Agust-11 25-Agust-11 26-Agust-11 26-Agust-11 26-Agust-11 26-Agust-11 05-Sep-11 06-Sep-11 06-Sep-11 06-Sep-11 06-Sep-11 06-Sep-11 07-Sep-11 07-Sep-11 07-Sep-11 09-Sep-11 09-Sep-11

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 84

No 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227

Nama LPSE Semarang LPSE Provinsi Sumatera Utara LPSE Kabupaten Boyolali LPSE Universitas Indonesia LPSE Universitas Tadulako LPSE Kota Semarang LPSE Kabupaten Bulukumba LPSE Universitas Negeri Padang LPSE Kabupaten Malang LPSE Kabupaten Jombang LPSE Kabupaten Sitaro LPSE Kabupaten Bulungan LPSE Kota Lhokseumawe LPSE Kementerian Kelautan dan Perikanan LPSE Kabupaten Pesawaran LPSE Kabupaten Tanjung Jabung Barat LPSE Kabupaten Barito Kuala LPSE Kabupaten Polewali Mandar LPSE Kementrian Perhubungan LPSE Kabupaten Lebak LPSE Kabupaten Muaro Jambi LPSE Kota Bukittinggi LPSE Kabupaten Tanah Datar LPSE Kabupaten Mojokerto LPSE Kabupaten Pasaman Barat LPSE Kabupaten Hulu Sungai Selatan LPSE Universitas Andalas LPSE Universitas Gajah Mada LPSE Kabupaten Tanah Laut LPSE Kabupaten Lampung Barat LPSE Kabupaten Langkat LPSE Kota Medan LPSE Kabupaten Siak LPSE Kota Bengkulu LPSE Kota Makassar LPSE Kabupaten Mamuju LPSE Politeknik Negeri Ujung Pandang LPSE Kabupaten Purbalingga

Alamat Website http://lpse.sumutprov.go.id/eproc http://lpse.boyolalikab.go.id/eproc http://lpse.ui.ac.id/eproc http://lpse.untad.ac.id/eproc http://lpse.semarangkota.go.id/eproc http://118.97.33.125/eproc http://222.124.193.143/eproc http://lpse.malangkab.go.id/eproc http://lpse.jombangkab.go.id/eproc http://lpse.sitarokab.go.id/eproc http://203.99.96.205/eproc http://lpse.lhokseumawekota.go.id/eproc http://lpse.kkp.go.id/eproc http://222.124.2.222/eproc http://118.97.150.50/eproc http://222.124.183.58/eproc http://125.167.186.30/eproc http://lpse.dephub.go.id/eproc http://lpse.lebakkab.go.id/eproc http://111.221.43.152/eproc http://www.lpse.bukittinggikota.go.id/eproc http://lpse.tanahdatar.go.id/eproc http://118.97.238.34/eproc http://lpse.pasamanbaratkab.go.id/eproc http://lpse.hulusungaiselatankab.go.id/eproc http://222.124.193.40/eproc https://lpse.ugm.ac.id/eproc http://lpse.tanahlautkab.go.id/eproc http://222.124.7.74/eproc http://180.241.90.127/eproc http://124.81.86.114/eproc http://lpse.siak.go.id/eproc http://110.137.129.157/eproc http://119.252.172.212/eproc http://110.139.206.82/eproc http://222.124.189.94/eproc http://lpse.purbalinggakab.go.id/eproc

Tanggal Implementasi 15-Sep-11 16-Sep-11 16-Sep-11 20-Sep-11 20-Sep-11 20-Sep-11 20-Sep-11 21-Sep-11 21-Sep-11 21-Sep-11 26-Sep-11 27-Sep-11 27-Sep-11 27-Sep-11 28-Sep-11 28-Sep-11 28-Sep-11 28-Sep-11 28-Sep-11 04-Okt-11 04-Okt-11 05-Okt-11 17-Okt-11 19-Okt-11 20-Okt-11 24-Okt-11 27-Okt-11 27-Okt-11 28-Okt-11 28-Okt-11 28-Okt-11 28-Okt-11 31-Okt-11 31-Okt-11 31-Okt-11 31-Okt-11 31-Okt-11

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 85

No 228 229 230 231 LPSE LPSE LPSE LPSE

Nama LPSE Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten Pekalongan Aceh Tengah Sanggau Musi Rawas

Alamat Website http://lpse.pekalongankab.go.id/eproc http://lpse.acehtengahkab.go.id/eproc http://lpse.sanggau.go.id/eproc http://118.97.147.179/eproc http://120.136.18.66/eproc http://110.136.249.13/eproc http://lpse.bppt.go.id/eproc http://121.100.17.17/eproc http://203.130.240.45/eproc http://124.195.9.69/eproc http://118.97.212.42/eproc http://lpse.serangkab.go.id/eproc http://lpse.bengkuluselatankab.go.id/eproc http://lpse.kemendag.go.id/eproc http://222.124.186.230/eproc http://118.97.255.218/eproc http://lpse.depsos.go.id/eproc http://118.97.212.11/eproc http://222.124.33.154/eproc http://180.241.17.62/eproc http://118.97.31.178/eproc http://222.124.194.125/eproc http://118.97.33.29/eproc http://lpse.pohuwatokab.go.id/eproc http://lpse.jabarprov.go.id/eproc

232 LPSE Kabupaten Enrekang 233 LPSE RS. Wahidin Sudirohusodo 234 LPSE BPPT 235 LPSE Kabupaten Wonogiri 236 LPSE Kota Balik Papan 237 LPSE Hulu Sungai Tengah 238 LPSE Kabupaten Tanah Bumbu 239 LPSE Kabupaten Serang 240 LPSE Kabupaten Bengkulu Selatan 241 LPSE Kementerian Perdagangan RI 242 LPSE Universitas Syahkuala Banda Aceh 243 LPSE Kota Bitung 244 LPSE Kementrian Sosial 245 LPSE Kabupaten Malinau 246 LPSE Kabupaten Seruyan 247 LPSE Kabupaten Samosir 248 LPSE Kota Ternate 249 LPSE Kabupaten Tanjung Jabung Timur 250 LPSE Kabupaten Bolmong Utara 251 LPSE Kabupaten Pohuwato 252 LPSE Provinsi Jawa Barat

Tanggal Implementasi 31-Okt-11 31-Okt-11 31-Okt-11 02 November 2011 03 November 2011 04 November 2011 04 November 2011 07 November 2011 07 November 2011 07 November 2011 08 November 2011 10 November 2011 14 November 2011 29 November 2011 08-Des-11 08-Des-11 08-Des-11 08-Des-11 19-Des-11 21-Des-11 22-Des-11 22-Des-11 22-Des-11 28-Des-11 01-Jan-12

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 86

LAKIP LKPP TAHUN 2011 | 87

You might also like