Professional Documents
Culture Documents
GAMBARAN PELAKSANAAN MANAJEMEN LOGISTIK ALAT KESEHATAN DI PUSKESMAS MERDEKA PALEMBANG TAHUN 2012
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Anak usia sekolah merupakan sasaran strategis untuk pelaksanaan program kesehatan sasaran yang mudah dijangkau karena terorganisir dengan baik.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian di atas yang menjadi rumusan masalah pada penulisan ini adalah bagaimana pelaksanaan manajemen logistik alat kesehatan di Puskesmas Merdeka Palembang Tahun 2012.
TUJUAN PENELITIAN Tujuan Umum Tujuan umum dari penulisan ini adalah untuk memperoleh informasi pelaksanaan manajemen logistik alat kesehatan Di Puskesmas Merdeka Palembang. Tujuan Khusus Mengetahui gambaran masukan (input) manajemen logistik alat kesehatan di Puskesmas Merdeka Palembang yang meliputi aspek tenaga, dana, sarana dan prasarana, dan metode. Mengetahui gambaran proses (process) manajemen logistik alat kesehatan di Puskesmas Merdeka Palembang yang meliputi aspek perencanaan, penganggaran, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian, pencatatan, pemeliharaan, dan penghapusan. Mengetahui gambaran keluaran (out put) penggunaan alat kesehatan yang efektif dan efisien dalam proses pelayanan.
MANFAAT PENELITIAN
BAGI PUSKESMAS Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Merdeka dalam rangka upaya peningkatan pengelolaan manajemen logistik alat kesehatan.
Dapat menambah wawasan dan meningkatkan kemampuan peneliti dalam mengimplementasikan ilmu dan pengetahuan, khususnya mata kuliah manajemen logistik yang diperoleh pada perkuliahan ke dalam suatu penelitian.
BAGI MAHASISWA
Menambah pengetahuan serta informasi mengenai manajemen logistik alat kesehatan di puskesmas
LANDASAN TEORI
Logistik Alat Kesehatan Adalah kegiatan logistik yang terkait dengan alat kesehatan yang digunakan dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit. Masalah utama yang sering terjadi adalah manajemen inventaris yang kurang baik, sehingga mengakibatkan alat kesehatan yang disimpan berlebihan.
Fungsi manajemen: Fungsi logistik: Planning Fungsi Perencanaan Organizing Fungsi Penganggaran Actuating
Fungsi Pengadaan
Controlling Fungsi Penyimpanan Fungsi Penyaluran Fungsi Penghapusan Fungsi Pengendalian
Pengiriman barang langsung Petugas tdk tahu langkah penerimaan barang Status kepemilikan barang tidak jelas Berita acara penerimaan barang tidak lengkap Tidak ada penanggung gugat PKP
Penanggung jawab PKP tidak jelas & memiliki jabatan rangkap Kemampuan teknis petugas kurang Pencatatan & pelaporan tidak berjalan Biaya pendukung kurang Pembinaan & dukungan kurang Birokrasi penghapusan sulit
Alat tidak disimpan dengan baik Tidak ada batasan umur teknis alat Alat rusak bertumpuk Manual alat tidak tersedia
Staf penerimaan PKP Alat disimpan di ruang khusus sebelum diperiksa Mencocokan barang dengan dokumen pengiriman Pengelola memeriksa peralatan Pengelola melakukan uji fungsi Mengisi Berita Acara Penerimaan Barang Barang dicatat dalam buku inventaris Barang dibagikan ke unit pelayanan sesuai kebutuhan dicatat dalam buku inventaris & buku Bantu (Keluar masuk barang) Barang yang diterima dicatat dalam inventaris ruangan Mutasi barang harus dicatat dalam buku bantu
2.
3.
4.
Petugas Penanggung Jawab PKP mencatat semua barang yg akan dihapuskan Barang dikumpulkan dlm 1 tempat (utk memudahkan proses Identifikasi status kepemilikan PKP (Pusat atau Pemda) Kepala Puskesmas (Penanggung jawab umum) melaporkan pd Dinkes Kab/Kota dan mengusulkan untuk dihapus.
Dikirim & disimpan di Dinkes Disimpan di Puskesmas Data tentang baran g harus lengkap :
Identitas & ciri barang Lokasi/tempat barang berada Harga perolehan Sebab penghapusan Jumlah & status barang
5.
6.
7.
Dinkes Kab/kota mengusulkan penghapusan pd Bupati/Walikota, (sebaiknya 1 tahun 1 kali) Bupati membentuk Panitia Penghapusan Barang Milik/Kekayaan Negara utk menindaklanjuti semua permohonan penghapusan barang dari semua instansi di daerahnya. Panitia memeriksa barang yang akan dihapus & memberikan rekomendasi (setuju atau tidak setuju)
8.
9.
Bila disetujui, panitia mengusulkan pengesahan penghapusan pada DPRD Kab/Kota . Setelah mendapat persetujuan DPRDmaka barang dapat dicoret dari catatan. Tindak lanjut (dilelang atau dimusnahkan)
Inventirisasi
Inventarisasi adalah kegiatan pencatatan, pendaftaran dan pembukuan, serta pelaporan barang. Inventarisasi bertujuan agar tercipta pengawasan yang baik dari pimpinan puskesmas terhadap staf pengelola barang inventaris akan tertibnya pengolaan barang.
Buku Inventaris Peralatan Puskesmas (A1) Laporan Ketersedianaan dan permintaan Peralatan Puskesmas LT-3 (A2) Catatan Penunjang (Buku Bantu)
Kartu Inventaris Ruangan Kartu Stok Gudang Buku Bantu lain dll
Puskesmas Merdeka terletak di tepi jalan untuk mencapai Puskesmas Merdeka relatif lebih mudah karena dilalui oleh kendaraan umum ( beca, opelet ), kendaraan pribadi dan juga dengan berjalan kaki, sehingga transportasi lancar karena letaknya sangat strategis di Pusat Kota.
Sarana Komunikasi Sejak di bangun oleh pemerintah kolonial Belanda sewaktu masih menjadi klinik Musi sudah menggunakan telepon sebagi sarana komunikasi. Seiring dengan waktu dan perubahan status Klinik Musi menjadi Puskesmas Merdeka dengan nomor telepon 0711-317303.
Puskesmas Merdeka melaksanakan fungsinya dengan menjalankan beberapa program yang dikelompokkanmenjadi 2, yaitu:
1. Program Kesehatan Dasar PromosiKesehatan
Tugas Pokok: Menyelenggarakan Tata Usaha Iventarisasi barang Puskesmas. Fungsi : Sebagai bendaharawan barang Puskesmas Kegiatan Pokok : Menyiapkan dan dibukukan barang cetakan , kartu pasien dan alat medik serta non medik yang perlu dipakai. Mengeluarkan barang dari gudang sesuai perintah atasan . Membuat invetarisasi peralatan medik dan peralatan rumah tangga Puskesmas. Menyimpan arsip surat surat kepemilikan gedung, kendaraan bermotor, dan benda / barang lain Puskesmas
Perencanaan penyediaan logistik alat kesehatan Puskesmas Merdeka Pengadaan logistik alat kesehatan Puskesmas Merdeka
Penyimpanan logistik alat kesehatan Puskesmas Merdeka Pemantauan dan pemeliharaan Penghancuran Form yang digunakan dalam proses perencanaan, penyimpanan, dan pendistribusian alat kesehatan di Puskesmas Merdeka. Permasalahan yang sering ditemukan dalam manajemen alat kesehatan pada aspek-aspek yang ada
Setelah dilakukan inventirisasi disetiap ruangan, setiap ruangan mengadakan permintaan barang pada petugas inventaris barang mengenai barang apa saja yang dibutuhkan melalui lokakarya mini. Setelah itu melalui kebijakan pimpinan Puskesmas memutuskan apakah
dana yang dikeluarkan cukup melalui dana operasional sendiri atau diajukan ke Dinas Kesehatan Kota Palembang setiap enam bulan sekali atau satu tahun sekali yang diajukan sebelumnya permintaan tersebut dari setiap kepala ruangan melalui mini lokakarya.
Kepala Ruangan mengajukan permintaan alkes dalam mini lokakarya Pimpinan Puskesmas Dinas Kesehatan Kotamadya Palembang ( Dana APBN dan APBD)
Mengajukan permintaan
Tidak ada tim pengadaan khusus, inventirasasi dipegang satu orang yang juga merupakan staf BP Poli umum. Penunjukkan petugas inventaris langsung dari Dinas Kesehatan melalui SK NO. 792 tahun 2008 oleh kepala dinas kesehatan kota Palembang.
Namun menurut informasi dari petugas, tunjangan untuk petugas inventaris dirasakan masih kurang sesuai jika dibandingkan dengan beban tanggung jawab dari tugas tersebut, dan jumlah tunjangan inventaris tersebut lebih rendah jika dibanding dengan daerah lain.
Puskemas Merdeka memiliki dua buah gudang yang menyimpan alat kesehatan dan satunya lagi digunakan untuk penyimpanan alat non-kesehatan berupa alat-alat rumah tangga, seperti kursi dan meja yang sudah rusak.
Rak berupa rak kaca yang tertutup dan mudah dijangkau. Rak tersebut memiliki tiang penyangga yang terbuat dari besi dan beralaskan tripleks, sehingga tida kontak langsung dengan lantai. Untuk alat kesehatan (kapas, syringe, infus set, dsb) yang diletakkan di rak, penyimpanannya disusun berdasarkan berat ringannya alat.
Mekanisme pemeliharaan alat kesehatan dilakukan langsung oleh semua staf puskesmas. Tidak terdapat tim khusus dalam upaya pemeliharaan atau perbaikan alat kesehatan. Pemeliharaan dilakukan setiap hari. Setiap alat yang sudah digunakan dibersihkan dan dilakukan sterilisasi.
Barang yang sudah rusak atau tidak berfungsi lagi disimpan didalam gudang, yang kemudian setiap penghancuran harus di masukkan dalam berita acara penghancuran. Sedangkan, di Puskesmas Merdeka gudang yang dimiliki sudah tidak cukup lagi menampung barang-barang yang sudah rusak. Untuk melakukan proses penghancuran barang-barang yang rusak diajukan ke Dinas Kesehatan untuk dilakukan proses permusnahan dan dimasukkan ke dalam berita acara. Namun, hal ini memiliki waktu yang lama untuk direalisasikan karena mengikuti proses yang ada.
Rumusan masalah
a. b. c. d.
Rumusan masalah pertama pada makalah ini adalah apa saja kendala dalam pelaksanaan manajemen logistik alat kesehatan di puskesmas merdeka. Penyebab masalah bisa berasal dari man, money, material, methode. Berikut ini analisis dari tiap komponen tersebut dalam pelaksanaan manajemen logistik alat kesehatan di Puskemas Merdeka Palembang tahun 2012. Man (Ketenagaan) Money (Pendanaan) Material Metode
Selain itu untuk mencari akar penyebab masalah dapat menggunakan Fishbone diagram seperti tertera dalam gambar berikut: Manusia
Petugas Inventaris hanya 1 orang Tunjangan untuk petugas inventaris kurang dibandingkan kabupaten lain
Metode
Proses penghancuran ke dinkes memerlukan proses lama
Sarana
Dana
Lingkungan
No
Penyebab Masalah
U 5
S 5
G 5
UxSxG 125
1 Keterbatasan dana atau anggaran 2 Gudang penyimpanan kurang 3 Pengadaan dari dinas kesehatan memerlukan waktu yang lama 4 Proses penghancuran ke dinkes memerlukan proses lama 5 Petugas Inventaris hanya 1 orang 6 Tunjangan untuk petugas inventaris kurang dibandingkan kabupaten lain
5 5 5
3 5 3
3 3 2
45 75 30
3
3
3
3
3
3
27
27
Alternatif Penyelesaian Masalah -Mendahulukan kebutuhan yang paling penting Keterbatasan Mengajukan a dana/ Permintaan alat anggaran kesehatan melalui Dinas Kesehatan Palembang
Kesimpulan
-Input
-Output
Saran
Perlunya dilakukan proses pendidikan mengenai manajemen alkes kepada seluruh staff puskesmas agar dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya penyalahgunaan alat kesehatan. Perlu adanya tim khusus yang menangani manajemen alat kesehatan sehingga tidak terjadi kerancuan dalam pembagian tanggung jawab.
Mempercepat proses pemusnahan barang, mengingat gudang penyimpanan sudah tidak mampu lagi menampung barang-barang yang rusak.
Memprioritaskan kebutuhan yang paling penting untuk dipenuhi. Meninjau kembali untuk tunjangan inventaris alat kesehatan untuk diberikan selayaknya.