You are on page 1of 104

MATERI KUMPULAN BAHAN

PARU-PARU

ABSES PARU
DEFINISI Abses Paru diartikan sebagai kematian jaringan paru-paru dan pembentukan rongga yang berisi sel-sel mati atau cairan akibat infeksi bakteri. PENYEBAB Kebanyakan abses paru muncul sebagai komplikasi dari pneumonia aspirasi akibat bakteri anaerob di mulut. Penderita abses paru biasanya memiliki masalah periodontal (jaringan di sekitar gigi). Sejumlah bakteri yang berasal dari celah gusi sampai ke saluran pernafasan bawah dan menimbulkan infeksi. Tubuh memiliki sistem pertahanan terhadap infeksi semacam ini, sehingga infeksi hanya terjadi jika sistem pertahanan tubuh sedang menurun, seperti yang ditemukan pada: - seseorang yang berada dalam keadaan tidak sadar atau sangat mengantuk karena pengaruh obat penenang, obat bius atau penyalahgunaan alcohol. - penderita penyakit sistem saraf. Jika bakteri tersebut tidak dapat dimusnahkan oleh mekanisme pertahanan tubuh, maka akan terjadi pneumonia aspirasi dan dalam waktu 714 hari kemudian berkembang menjadi nekrosis (kematian jaringan), yang berakhir dengan pembentukan abses. Mekanisme pembentukan abses paru lainnya adalah bakteremia atau endokarditis katup trikuspidalis, akibat emboli septik pada paru-paru. Pada 89% kasus, penyebabnya adalah bakteri anaerob. Yang paling sering adalah Peptostreptococcus, Bacteroides, Fusobacterium dan Microaerophilic streptococcus. Organisme lainnya yang tidak terlalu sering menyebabkan abses paru adalah:

- Staphylococcus aureus - Streptococcus pyogenes - Streptococcus pneumoniae - Klebsiella pneumoniae - Haemophilus influenzae - spesies Actinomyces dan Nocardia - Basil gram negatif.
Penyebab non-bakteri juga bisa menyebabkan abses paru, diantaranya: - Parasit (Paragonimus, Entamoeba) - Jamur (Aspergillus, Cryptococcus, Histoplasma, Blastomyces, Coccidioides

- Mycobacteria. GEJALA Gejala awalnya menyerupai pneumonia: - kelelahan - hilang nafsu makan - berat badan menurun - berkeringat - demam - batuk berdahak. Dahaknya bisa mengandung darah. Dahak seringkali berbau busuk karena bakteri dari mulut atau tenggorokan cenderung menghasilkan bau busuk. Ketika bernafas, penderita juga bisa merasakan nyeri dada, terutama jika telah terjadi peradangan pada pleura. DIAGNOSA Diagnosis abses paru tidak dapat ditegakkan hanya berdasarkan gejalanya yang menyerupai pneumonia maupun hasil pemeriksaan fisik saja. Diduga suatu abses paru jika gejala yang menyerupai pneumonia terjadi pada keadaankeadaan berikut: - kelainan sistem saraf - penyalahgunaan alkohol atau obat lainnya - penurunan kesadaran karena berbagai sebab. Rontgen dada seringkali bisa menunjukkan adanya abses paru. Abses paru tampak sebagai rongga dengan bentuk yang tidak beraturan dan di dalamnya tampak perbatasan udara dan cairan. Abses paru akibat aspirasi paling sering menyerang segmen posterior paru lobus atas atau segmen superior paru lobus bawah. Ketebalan dinding abses paru bervariasi, bisa tipis ataupun tebal, batasnya bisa jelas maupun samar-samar. Dindingnya mungkin licin atau kasar. Gambaran yang lebih jelas bisa terlihat pada CT scan. Biakan dahak dari paru-paru bisa membantu menentukan organisme penyebab terjadinya abses. PENGOBATAN Untuk penyembuhan sempurna diperlukan antibiotik, baik intravena (melalui pembuluh

darah) maupun per-oral (melalui mulut). Pengobatan ini dilanjutkan sampai gejalanya hilang dan rontgen dada menunjukkan bahwa abses telah sembuh. Untuk mencapai perbaikan seperti ini, biasanya antibiotik diberikan selama 4-6 minggu. Pada rongga yang berukuran besar (diameter lebih dari 6 cm), biasanya perlu dilakukan terapi jangka panjang. Perbaikan klinis, yaitu penurunan suhu tubuh, biasanya terjadi dalam waktu 3-4 hari setelah pemberian antibiotik. Jika dalam waktu 7-10 hari setelah pemberian antibiotik demam tidak juga turun, berarti telah terjadi kegagalan terapi dan sebaiknya dilakukan pemeriksaan diagnostik lebih lanjut untuk menentukan penyebab dari kegagalan tersebut. Hal -hal yang perlu dipertimbangkan pada penderita yang memberikan respon yang buruk terhadap pemberian antibiotik adalah penyumbatan bronkial oleh benda asing atau tumor; atau infeksi oleh bakteri, mikobakteri maupun jamur yang resisten. Pada abses paru tanpa komplikasi sangat jarang dilakukan pembedahan. Indikasi pembedahan biasanya adalah kegagalan terhadap terapi medis, kecurigaan adanya tumor atau kelainan bentuk paru-paru bawaan. Prosedur yang dilakukan adalah lobektomi atau pneumonektomi. Angka kematian karena abses paru mencapai 5%. Angka ini lebih tinggi jika penderita memiliki gangguan sistem kekebalan, kanker paru-paru atau abses yang sangat besar.

ASBESTOSIS
DEFINISI Asbestosis adalah suatu penyakit saluran pernafasan yang terjadi akibat menghirup serat-serat asbes, dimana pada paru-paru terbentuk jaringan parut yang luas. Asbestos terdiri dari serat silikat mineral dengan komposisi kimiawi yang berbeda. Jika terhisap, serat asbes mengendap di dalam dalam paru-paru, menyebabkan parut. Menghirup asbes juga dapat menyebabkan penebalan pleura (selaput yang melapisi paruparu). PENYEBAB Menghirup serat asbes bisa menyebabkan terbentuknya jaringan parut ( fibrosis) di dalam paru-paru. Jaringan paru-paru yang membentuk fibrosis tidak dapat mengembang dan mengempis sebagaimana mestinya. Beratnya penyakit tergantung kepada lamanya pemaparan dan jumlah serat yang terhirup.

Pemaparan asbes bisa ditemukan di industri pertambangan dan penggilingan, konstruksi dan industri lainnya. Pemaparan pada keluarga pekerja asbes juga bisa terjadi dari partikel yang terbawa ke rumah di dalam pakaian pekerja. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh asbes diantaranya: Plak pleura (kalsifikasi) Mesotelioma maligna Efusi pleura. Mesotelioma bisa timbul dalam waktu 20-40 tahun setelah pemaparan. Merokok sigaret menyebabkan meningkatnya resiko terjadinya penyakit akibat asbes. Angka kejadiannya adalah sebesar 4 diantara 10.000 orang. GEJALA Gejala asbestosis muncul secara bertahap dan baru muncul hanya setelah terbentuknya jaringan parut dalam jumlah banyak dan paru-paru kehilangan elastisitasnya. Gejala pertama adalah sesak nafas ringan dan berkurangnya kemampuan untuk melakukan gerak badan. Sekitar 15% penderita, akan mengalami sesak nafas yang berat dan mengalami kegagalan pernafasan. Perokok berat dengan bronkitis kronis dan asbestosis, akan menderita batuk-batuk dan bengek. Menghirup serat asbes kadang-kadang dapat menyebabkan terkumpulnya cairan pada ruang antara kedua selaput yang melapisi paru-paru. Meskipun jarang, asbes juga bisa menyebabkan tumor pada pleura yang disebut mesotelioma atau pada selaput perut yang disebut mesotelioma peritoneal. Mesotelioma yang disebabkan oleh asbes bersifat ganas dan tidak dapat disembuhkan. Mesotelioma umumnya muncul stelah terpapar krokidolit, satu dari 4 jenis asbes. Amosit, jenis yang lainnya, juga menyebabkan mesotelioma. Krisotil mungkin tidak menyebabkan mesotelioma tetapi kadang tercemar oleh tremolit yang dapat menyebabkan mesotelioma. Mesotelioma biasanya terjadi setelah pemaparan selama 30-40 tahun. Kanker paru-paru akan terjadi pada penderita asbestosis yang juga merokok, terutama mereka yang merokok lebih dari 1 (satu) bungkus sehari. Gejala lainnya yang mungkin ditemukan: - batuk - rasa sesak di dada - nyeri dada - kelainan kuku atau clubbing of fingers (bentuk jari-jari tangan yang menyerupai tabuh

genderang). DIAGNOSA Pada pemeriksaan fisik dengan menggunakan stetoskop, akan terdengar suara ronki Untuk memperkuat diagnosis, biasanya dilakukan pemeriksaan berikut: Rontgen dada Tes fungsi paru-paru CT scan paru. PENGOBATAN Pengobatan suportif untuk mengatasi gejala yang timbul adalah membuang lendir/dahak dari paru-paru melalui prosedur postural drainase, perkusi dada dan vibrasi. Diberikan obat semprot untuk mengencerkan lendir. Mungkin perlu diberikan oksigen, baik melalui sungkup muka ( masker) maupun melalui selang plastik yang dipasang di lubang hidung. Kadang dilakukan pencangkokan paru-paru. Mesotelioma berakibat fatal, kemoterapi tidak banyak bermanfaat dan pengangkatan tumor tidak menyembuhkan kanker. PENCEGAHAN Asbestosis dapat dicegah dengan mengurangi kadar serat dan debu asbes di lingkungan kerja. Karena industri yang menggunakan asbes sudah melakukan kontrol debu, sekarang ini lebih sedikit yang menderita asbestosis, tetapi mesotelioma masih terjadi pada orang yang pernah terpapar 40 tahun lalu. Untuk mengurangi resiko terjadinya kanker paru-paru, kepada para pekerja yang berhubungan dengan asbes, dianjurkan untuk berhenti merokok.

ASMA
DEFINISI Asma adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan; penyempitan ini bersifat sementara. PENYEBAB Pada penderita asma, penyempitan saluran pernafasan merupakan respon terhadap rangsangan yang pada paru-paru normal tidak akan mempengaruhi saluran pernafasan. Penyempitan ini dapat dipicu oleh berbagai rangsangan, seperti serbuk sari, debu, bulu

binatang,

asap,

udara

dingin

dan

olahraga.

Pada suatu serangan asma, otot polos dari bronki mengalami kejang dan jaringan yang melapisi saluran udara mengalami pembengkakan karena adanya peradangan dan pelepasan lendir ke dalam saluran udara. Hal ini akan memperkecil diameter dari saluran udara (disebut bronkokonstriksi) dan penyempitan ini menyebabkan penderita harus berusaha sekuat tenaga supaya dapat bernafas. Sel-sel tertentu di dalam saluran udara (terutama sel mast) diduga bertanggungjawab terhadap awal mula terjadinya penyempitan ini. Sel mast di sepanjang bronki melepaskan bahan seperti histamin dan leukotrien yang menyebabkan terjadinya: - kontraksi otot polos - peningkatan pembentukan lendir - perpindahan sel darah putih tertentu ke bronki. Sel mast mengeluarkan bahan tersebut sebagai respon terhadap sesuatu yang mereka kenal sebagai benda asing (alergen), seperti serbuk sari, debu halus yang terdapat di dalam rumah atau bulu binatang.

Tetapi asma juga bisa terjadi pada beberapa orang tanpa alergi tertentu. Reaksi yang sama terjadi jika orang tersebut melakukan olah raga atau berada dalam cuaca dingin. Stres dan kecemasan juga bisa memicu dilepaskannya histamin dan leukotrien. Sel lainnya (eosnofil) yang ditemukan di dalam saluran udara penderita asma melepaskan bahan lainnya (juga leukotrien), yang juga menyebabkan penyempitan saluran udara. GEJALA Frekuensi dan beratnya serangan asma bervariasi. Beberapa penderita lebih sering terbebas dari gejala dan hanya mengalami serangan serangan sesak nafas yang singkat dan ringan, yang terjadi sewaktu-waktu. Penderita lainnya hampir selalu mengalami batuk dan mengi (bengek) serta mengalami serangan hebat setelah menderita suatu infeksi virus, olah raga atau setelah terpapar oleh alergen maupun iritan. Menangis atau tertawa keras juga bisa menyebabkan timbulnya gejala. Suatu serangan asma dapat terjadi secara tiba-tiba ditandai dengan nafas yang berbunyi (wheezing, mengi, bengek), batuk dan sesak nafas. Bunyi mengi terutama terdengar ketika penderita menghembuskan nafasnya. Di lain waktu, suatu serangan asma terjadi secara perlahan dengan gejala yang secara bertahap semakin memburuk. Pada kedua keadaan tersebut, yang pertama kali dirasakan oleh seorang penderita asma adalah sesak nafas, batuk atau rasa sesak di dada. Serangan bisa berlangsung dalam beberapa menit atau bisa berlangsung sampai beberapa jam, bahkan selama beberapa hari. Gejala awal pada anak-anak bisa berupa rasa gatal di dada atau di leher. Batuk kering di malam hari atau ketika melakukan olah raga juga bisa merupakan satu-satunya gejala.

Selama serangan asma, sesak nafas bisa menjadi semakin berat, sehingga timbul rasa cemas. Sebagai reaksi terhadap kecemasan, penderita juga akan mengeluarkan banyak keringat. Pada serangan yang sangat berat, penderita menjadi sulit untuk berbicara karena sesaknya sangat hebat. Kebingungan, letargi (keadaan kesadaran yang menurun, dimana penderita seperti tidur lelap, tetapi dapat dibangunkan sebentar kemudian segera tertidur kembali) dan sianosis (kulit tampak kebiruan) merupakan pertanda bahwa persediaan oksigen penderita sangat terbatas dan perlu segera dilakukan pengobatan. Meskipin telah mengalami serangan yang berat, biasanya penderita akan sembuh sempurna, Kadang beberapa alveoli (kantong udara di paru-paru) bisa pecah dan menyebabkan udara terkumpul di dalam rongga pleura atau menyebabkan udara terkumpul di sekitar organ dada. Hal ini akan memperburuk sesak yang dirasakan oleh penderita. DIAGNOSA Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejalanya yang khas. Untuk memperkuat diagnosis bisa dilakukan pemeriksaan spirometri berulang. Spirometri juga digunakan untuk menilai beratnya penyumbatan saluran udara dan untuk memantau pengobatan. Menentukan faktor pemicu asma seringkali tidak mudah. Tes kulit alergi bisa membantu menentukan alergen yang memicu timbulnya gejala asma. Jika diagnosisnya masih meragukan atau jika dirasa sangat penting untuk mengetahui faktor pemicu terjadinya asma, maka bisa dilakukan bronchial challenge test. PENGOBATAN Obat-obatan bisa membuat penderita asma menjalani kehidupan normal. Pengobatan segera untuk mengendalikan serangan asma berbeda dengan pengobatan rutin untuk mencegah serangan. Agonis reseptor beta-adrenergik merupakan obat terbaik untuk mengurangi serangan asma yang terjadi secara tiba-tiba dan untuk mencegah serangan yang mungkin dipicu oleh olahraga. Bronkodilator ini merangsang pelebaran saluran udara oleh reseptor beta-adrenergik. Bronkodilator yang yang bekerja pada semua reseptor beta-adrenergik (misalnya adrenalin), menyebabkan efek samping berupa denyut jantung yang cepat, gelisah, sakit kepala dan tremor (gemetar) otot. Bronkodilator yang hanya bekerja pada reseptor beta2-adrenergik (yang terutama ditemukan di dalam sel-sel di paru-paru), hanya memiliki sedikit efek samping terhadap organ lainnya. Bronkodilator ini (misalnya albuterol), menyebabkan lebih sedikit efek

samping dibandingkan dengan bronkodilator yang bekerja pada semua reseptor betaadrenergik. Sebagian besar bronkodilator bekerja dalam beberapa menit, tetapi efeknya hanya berlangsung selama 4-6 jam. Bronkodilator yang lebih baru memiliki efek yang lebih panjang, tetapi karena mula kerjanya lebih lambat, maka obat ini lebih banyak digunakan untuk mencegah serangan. Bronkodilator tersedia dalam bentuk tablet, suntikan atau inhaler (obat yang dihirup) dan sangat efektif. Penghirupan bronkodilator akan mengendapkan obat langsung di dalam saluran udara, sehingga mula kerjanya cepat, tetapi tidak dapat menjangkau saluran udara yang mengalami penyumbatan berat. Bronkodilator per-oral (ditelan) dan suntikan dapat menjangkau daerah tersebut, tetapi memiliki efek samping dan mula kerjanya cenderung lebih lambat. Jenis bronkodilator lainnya adalah theophylline. Theophylline biasanya diberikan per-oral (ditelan); tersedia dalam berbagai bentuk, mulai dari tablet dan sirup short-acting sampai kapsul dan tablet long-acting. Pada serangan asma yang berat, bisa diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah). Jumlah theophylline di dalam darah bisa diukur di laboratorium dan harus dipantau secara ketat, karena jumlah yang terlalu sedikit tidak akan memberikan efek, sedangkan jumlah yang terlalu banyak bisa menyebabkan irama jantung abnormal atau kejang. Pada saat pertama kali mengkonsumsi theophylline, penderita bisa merasakan sedikit mual atau gelisah. Kedua efek samping tersebut, biasanya hilang saat tubuh dapat menyesuaikan diri dengan obat. Pada dosis yang lebih besar, penderita bisa merasakan denyut jantung yang cepat atau palpitasi (jantung berdebar). Juga bisa terjadi insomnia (sulit tidur), agitasi (kecemasan, ketakuatan), muntah, dan kejang. Corticosteroid menghalangi respon peradangan dan sangat efektif dalam mengurangi gejala asma. Jika digunakan dalam jangka panjang, secara bertahap corticosteroid akan menyebabkan berkurangnya kecenderungan terjadinya serangan asma dengan mengurangi kepekaan saluran udara terhadap sejumlah rangsangan. Tetapi penggunaan tablet atau suntikan corticosteroid jangka panjang bisa menyebabkan: - gangguan proses penyembuhan luka - terhambatnya pertumbuhan anak-anak - hilangnya kalsium dari tulang - perdarahan lambung - katarak prematur - peningkatan kadar gula darah

- penambahan berat badan - kelaparan - kelainan mental. Tablet atau suntikan corticosteroid bisa digunakan selama 1-2 minggu untuk mengurangi serangan asma yang berat. Untuk penggunaan jangka panjang biasanya diberikan inhaler corticosteroid karena dengan inhaler, obat yang sampai di paru-paru 50 kali lebih banyak dibandingkan obat yang sampai ke bagian tubuh lainnya. Corticosteroid per-oral (ditelan) diberikan untuk jangka panjang hanya jika pengobatan lainnya tidak dapat mengendalikan gejala asma. Cromolin dan nedocromil diduga menghalangi pelepasan bahan peradangan dari sel mast dan menyebabkan berkurangnya kemungkinan pengkerutan saluran udara. Obat ini digunakan untuk mencegah terjadinya serangan, bukan untuk mengobati serangan. Obat ini terutama efektif untuk anak-anak dan untuk asma karena olah raga. Obat ini sangat aman, tetapi relatif mahal dan harus diminum secara teratur meskipun penderita bebas gejala. Obat antikolinergik (contohnya atropin dan ipratropium bromida) bekerja dengan menghalangi kontraksi otot polos dan pembentukan lendir yang berlebihan di dalam bronkus oleh asetilkolin. Lebih jauh lagi, obat ini akan menyebabkan pelebaran saluran udara pada penderita yang sebelumnya telah mengkonsumsi agonis reseptor beta2adrenergik. Pengubah leukotrien (contohnya montelucas, zafirlucas dan zileuton) merupakan obat terbaru untuk membantu mengendalikan asma. Obat ini mencegah aksi atau pembentukan leukotrien (bahan kimia yang dibuat oleh tubuh yang menyebabkan terjadinya gejalagejala asma). PENGOBATAN UNTUK SERANGAN ASMA Suatu serangan asma harus mendapatkan pengobatan sesegera mungkin untuk membuka saluran pernafasan. Obat yang digunakan untuk mencegah juga digunakan untuk mengobati asma, tetapi dalam dosis yang lebih tinggi atau dalam bentuk yang berbeda. Agonis reseptor beta-adrenergik digunakan dalam bentuk inhaler (obat hirup) atau sebagai nebulizer (untuk sesak nafas yang sangat berat). Nebulizer mengarahkan udara atau oksigen dibawah tekanan melalui suatu larutan obat, sehingga menghasilkan kabut untuk dihirup oleh penderita. Pengobatan asma juga bisa dilakukan dengan memberikan suntikan epinephrine atau terbutaline di bawah kulit dan aminophylline (sejenis theophylline) melalui infus intravena. Penderita yang mengalami serangan hebat dan tidak menunjukkan perbaikan terhadap pengobatan lainnya, bisa mendapatkan suntikan corticosteroid, biasanya secara intravena

10

(melalui pembuluh darah). Pada serangan asma yang berat biasanya kadar oksigen darahnya rendah, sehingga diberikan tambahan oksigen. Jika terjadi dehidrasi, mungkin perlu diberikan cairan intravena. Jika diduga terjadi infeksi, diberikan antibiotik. Selama suatu serangan asma yang berat, dilakukan: - pemeriksaan kadar oksigen dan karbondioksida dalam darah - pemeriksaan fungsi paru-paru (biasanya dengan spirometer atau peak flow meter) - pemeriksaan rontgen dada.

PENGOBATAN ASMA JANGKA PANJANG Salah satu pengobatan asma yang paling efektif adalah inhaler yang mengandung agonis reseptor beta-adrenergik. Penggunaan inhaler yang berlebihan bisa menyebabkan terjadinya gangguan irama jantung. Jika pemakaian inhaler bronkodilator sebanyak 2-4 kali/hari selama 1 bulan tidak mampu mengurangi gejala, bisa ditambahkan inhaler corticosteroid, cromolin atau pengubah leukotrien. Jika gejalanya menetap, terutama pada malam hari, juga bisa ditambahkan theophylline per-oral. PENCEGAHAN Serangan asma dapat dicegah jika faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindari. Serangan yang dipicu oleh olah raga bisa dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah raga.

ASMA KARENA PEKERJAAN


DEFINISI Asma Karena Pekerjaan adalah suatu penyakit saluran pernafasan yang ditandai dengan serangan sesak nafas, bengek dan batuk, yang disebabkan oleh berbagai bahan yang ditemui di tempat kerja. Gejala-gejala tersebut biasanya timbul akibat kejang pada otot-otot yang melapisi saluran udara, sehingga saluran udara menjadi sangat sempit. PENYEBAB

11

Banyak bahan (alergen, penyebab terjadinya gejala) di tempat kerja yang bisa menyebabkan asma karena pekerjaan. Yang paling sering adalah molekul protein (debu kayu, debu gandum, bulu binatang, partikel jamur) atau bahan kimia lainnya (terutama diisosianat). Angka yang pasti dari kejadian asma karena pekerjaan tidak diketahui, tetapi diduga sekitar 2-20% asma di negara industri merupakan asma karena pekerjaan. Para pekerja yang memiliki resiko tinggi untuk menderita asma karena pekerjaan adalah; Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja plastik logam pembakaran penggilingan pengangkut gandum laboratorium kayu di pabrik obat di pabrik deterjen.

GEJALA Gejala biasanya timbul sesaat setelah terpapar oleh alergen dan seringkali berkurang atau menghilang jika penderita meninggalkan tempat kerjanya. Gejala seringkali semakin memburuk selama hari kerja dan membaik pada akhir minggu atau hari libur. Beberapa penderita baru mengalami gejalanya dalam waktu 12 jam setelah terpapar oleh alergen. Gejalanya berupa: - sesak nafas - bengek - batuk - merasakan sesak di dada. DIAGNOSA Dalam riwayat perjalanan penyakit, biasanya penderita merasakan gejala yang semakin memburuk jika terpapar oleh alergen tertentu di lingkungan tempatnya bekerja. Pada pemeriksaan dengan stetoskop akan terdengar bunyi wheezing (bengek, mengi). Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan: Tes fungsi paru Pengukuran puncak laju aliran ekspirasi sebelum dan sesudah bekerja Rontgen dada Hitung jenis darah Tes provokasi bronkial (untuk mengukur reaksi terhadap alergen yang dicurigai)

12

Tes darah untuk menemukan antibodi khusus. PENGOBATAN Pengobatan sama seperti jenis asma lainnya, yaitu diberikan bronkodilator (obat yang membuka saluran pernafasan), baik dalam bentuk obat hirup (contohnya albuterol) atau dalam bentuk tablet (contohnya theophylline). Untuk serangan yang hebat, dapat diberikan corticosteroid (misalnya prednisone) peroral (melalui mulut) dalam jangka pendek. Untuk penanganan jangka panjang, lebih baik diberikan corticosteroid dalam bentuk hirup. PENCEGAHAN Industri yang menggunakan zat-zat yang dapat menyebabkan asma, harus mengkontrol debu dan udara, karena untuk menghilangkannya adalah suatu hal yang mustahil. Pekerja dengan asma yang berat, jika memungkinkan, harus mengganti pekerjaannya karena pemaparan yang terus menerus akan menjadikan asma bertambah berat dan bersifat menetap. Jika alergen/penyebabnya telah diketahui, untuk mencegah terjadinya gejala, sebaiknya penderita menghindari alergen tersebut.

ASPERGILOSIS BRONKOPULMONER ALERGIKA


DEFINISI Aspergilosis Bronkopulmoner Alergika (ABPA) adalah suatu reaksi alergi terhadap jamur yang disebut aspergillus, yang menyebabkan peradangan pada saluran pernafasan dan kantong udara di paru-paru. PENYEBAB Jamur Aspergillus fumigatus. Aspergillus bisa tumbuh di daun-daun yang telah mati, gandum yang disimpan, kotoran burung, tumpukan pupuk dan tumbuhan yang membusuk lainnya. Infeksi akibat aspergillus (misalnya pneumonia atau aspergiloma) jarang terjadi. Tetapi beberapa orang menunjukkan suatu reaksi alergi (hipersensitivitas) terhadap jamur ini (disebut aspergilosis bronkopulmoner alergika), yang ditandai dengan adanya peradangan pada saluran pernafasan (bronkus) atau kantong udara (alveolus). Penyakit ini bisa menyerupai asma atau pneumonia, dan pada kenyataanya, sebagian besar penderita ABPA juga menderita asma. Resiko tinggi terjadinya ABPA ditemukan pada penderita asma atau fibrosis kistik.

13

GEJALA Gejalanya terdiri dari: - gejala asma yang semakin memburuk - mengi/bengek - batuk (bisa disertai dahak berwarna kecoklatan atau kemerahan) - demam DIAGNOSA Dari berbagai pemeriksaan diperoleh hasil sebagai berikut: Jumlah eosinofil meningkat Kadar antibodi IgE meningkat (kadar IgE total dan IgE khusus untuk aspergillus) Tes kulit antigen aspergillus Antibodi aspergillus positif Rontgen dada menunjukkan adanya infiltrasi dan bayangan yang mengerupai jari tangan CAT scan dada menunjukkan adanya bronkiektasis sentral atau sumbatan lendir Pewarnaan dan biakan dahak untuk jamur Bronkoskopi disertai pembiakan dan biopsi transbronkial Biopsi paru (jarang dilakukan). PENGOBATAN Aspergillosis alergika diobati dengan prednisone per-oral (melalui mulut). Bisa juga dibantu dengan pemberian antibiotik anti-jamur (intraconazole). Penderita asma sebaiknya juga melanjutkan terapi inhalernya yang biasa. Respon terhadap pengobatan biasanya baik, meskipun sering terjadi kekambuhan. PENCEGAHAN Orang-orang dengan faktor predisposisi (asma, fibrosis kistik, dll), sebaiknya menghindari lingkungan dimana jamur aspergillus ditemukan.

ATELEKTASIS
DEFINISI Atelektasis adalah pengkerutan sebagian atau seluruh paru-paru akibat penyumbatan saluran udara (bronkus maupun bronkiolus) atau akibat pernafasan yang sangat dangkal. SINDROMA LOBUS MEDIALIS Sindroma lobus medialis merupakan atelektasis jangka panjang, dimana lobus media

14

(tengah) dari paru-paru kanan mengkerut. Penyebabnya biasanya adalah penekanan bronkus oleh suatu tumor atau pembesaran kelenjar getah bening. Paru-paru yang tersumbat dan mengkerut, dapat berkembang menjadi pneumonia yang tidak dapat sembuh total dan peradangan kronis, jaringan parut dan bronkiektasis. ATELEKTASIS PERCEPATAN Atlektasis percepatan biasanya terjadi pada pilot pesawat tempur. Penerbangan dengan kecepatan tinggi akan menutup saluran pernafasan yang kecil, menyebabkan alveoli (kantong udara kecil di paru-paru) menciut. MIKROATELEKTASIS TERSEBAR ATAU TERLOKALISASI Pada keadaan ini, sistem surfaktan paru-paru terganggu. Surfaktan adalah zat yang melapisi alveoli dan berfungsi menurunkan tegangan permukaan, sehingga mencegah pengkerutan. Bila bayi prematur kekurangan surfaktan, mereka akan mengalami sindroma gawat pernafasan. Orang dewasa juga bisa mengalami mikroatelektsis karena: - terapi oksigen yang berlebihan - infeksi berat dan luas (sepsis) - faktor lainnya yang merusak lapisan alveoli. PENYEBAB Sebab utama dari atelektasis adalah penyumbatan sebuah bronkus. Bronkus adalah 2 cabang utama dari trakea yang langsung menuju ke paru-paru. Penyumbatan juga bisa terjadi pada saluran pernafasan yang lebih kecil. Penyumbatan bisa disebabkan oleh adanya gumpalan lendir, tumor atau benda asing yang terhisap ke dalam bronkus. Atau bronkus bisa tersumbat oleh sesuatu yang menekan dari luar, seperti tumor atau pembesaran kelenjar getah bening. Jika saluran pernafasan tersumbat, udara di dalam alveoli akan terserap ke dalam aliran darah sehingga alveoli akan menciut dan memadat. Jaringan paru-paru yang mengkerut biasanya terisi dengan sel darah, serum, lendir dan kemudian akan mengalami infeksi. Faktor resiko terjadinya atelektasis: Pembiusan (anestesia)/pembedahan Tirah baring jangka panjang tanpa perubahan posisi

15

Pernafasan dangkal Penyakit paru-paru. GEJALA Atelektasis dapat terjadi secara perlahan dan hanya menyebabkan sesak nafas yang ringan. Penderita sindroma lobus medialis mungkin tidak mengalami gejala sama sekali, walaupun banyak yang menderita batuk-batuk pendek. Gejalanya bisa berupa: - gangguan pernafasan - nyeri dada - batuk. Jika disertai infeksi, bisa terjadi demam dan peningkatan denyut jantung, kadangkadang sampai terjadi syok (tekanan darah sangat rendah). DIAGNOSA Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Rontgen dada akan menunjukkan adanya daerah bebas udara di paru-paru. Untuk menentukan penyebab terjadinya penyumbatan pemeriksaan CT scan atau bronkoskopi serat optik. PENGOBATAN Tujuan pengobatan adalah mengeluarkan mengembangkan jaringan paru yang terkena. Tindakan yang biasa dilakukan: Berbaring pada sisi paru-paru yang sehat sehingga paru-paru yang terkena kembali bisa mengembang Menghilangkan penyumbatan, baik melalui bronkoskopi maupun prosedur lainnya Latihan menarik nafas dalam (spirometri insentif) Perkusi (menepuk-nepuk) dada untuk mengencerkan dahak Postural drainase Antibiotik diberikan untuk semua infeksi Pengobatan tumor atau keadaan lainnya. Pada kasus tertentu, jika infeksinya bersifat menetap atau berulang, menyulitkan atau menyebabkan perdarahan, maka biasanya bagian paru-paru yang terkena mungkin perlu diangkat Setelah penyumbatan dihilangkan, secara bertahap biasanya paru-paru yang mengempis akan kembali mengembang, dengan atau tanpa pembentukan jaringan parut ataupun kerusakan lainnya. dahak dari paru-paru dan kembali mungkin perlu dilakukan

16

PENCEGAHAN Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya atelektasis: Setelah menjalani pembedahan, penderita harus didorong untuk bernafas dalam, batuk teratur dan kembali melakukan aktivitas secepat mungkin. Meskipun perokok memiliki resiko lebih besar, tetapi resiko ini bisa diturunkan dengan berhenti merokok dalam 6-8 minggu sebelum pembedahan. Seseorang dengan kelainan dada atau keadaan neurologis yang menyebabkan pernafasan dangkal dalam jangka lama, mungkin akan lebih baik bila menggunakan alat bantu mekanis untuk membantu pernafasannya. Mesin ini akan menghasilkan tekanan terus menerus ke paru-paru sehingga meskipun pada akhir dari suatu pernafasan, saluran pernafasan tidak dapat menciut.

BERILLIOSIS
DEFINISI Berilliosis adalah suatu peradangan paru-paru yang terjadi akibat menghirup debu atau asap yang mengandung berilium. Dulu berillium biasa digali dan disuling untuk digunakan dalam industri elektronik dan kimia dan dalam pembuatan bola lampu pijar. Sekarang berillium terutama digunakan untuk industri pesawat ruang angkasa. Selain pekerja industri tersebut, orang-orang yang tinggal di sekitar tempat penyulingan juga bisa terkena beriliosis. PENYEBAB Pemaparan berilium terutama terjadi melalui penghirupan asap atau debu berilium dan kontak langsung melalui kulit yang terluka. Menghirup berilium (Be) bisa menyebabkan 2 gejala paru-paru, yaitu pneumonitis kimia akut dan penyakit paru granulomatosa yang disebut penyakit berilium kronis atau beriliosis. Pada penyakit berilium akut, logam ini bertindak sebagai iritan kimia langsung, yang menyebabkan suatu reaksi peradangan non-spesifik. Dengan semakin meningkatnya higienis dalam bidang industri, pada saat ini penyakit berilium akut sudah menghilang. Beriliosis masih ditemukan di industri pengolahan berilium, dimana para pekerjanya terpapar oleh asap atau debu berilium. Beriliosis berbeda dari penyakit akibat pekerjaan lainnya dimana masalah paru-paru hanya timbul pada orang yang sensitif terhadap berillium, yaitu sekitar 2% dari mereka yang kontak dengan berillium. Penyakit ini dapat muncul bahkan pada mereka yang terpapar berillium dalam waktu yang

17

singkat dan gejalanya baru timbul setelah 10-20 tahun. GEJALA Penderita pneumonitis kimia akut, akan mengalami batuk, gangguan pernafasan dan penurunan berat badan secara tiba-tiba. Bentuk yang akut juga dapat mengenai kulit dan mata. Pada beriliosis terbentuk jaringan abnormal pada paru-paru yang disertai dengan pembesaran kelenjar getah bening. Pada keadaan ini, gejala-gejala seperti batuk, ganggauan pernafasan dan penurunan berat badan terjadi secara bertahap. Gejala lainnya yang mungkin ditemukan: - nyeri dada - nyeri sendi - lelah. DIAGNOSA Untuk menegakkan diagnosis beriliosis, harus memenuhi 3 kriteria berikut: adanya riwayat pemaparan berilium hasil positif dari pemeriksaan BeLPT (beryllium lymphocyte proliferation test) terhadap darah atau BAL (bronchoalveolar lavage) adanya granuloma non-kaseosa pada biopsi paru. Jika hasil BeLPT positif tetapi hasil biopsinya negatif, maka tidak dikatakan menderita beriliosis, hanya dikatakan telah tersensitisasi oleh berilium. PENGOBATAN Indikasi dilakukannya pengobatan didasarkan kepada: adanya gejala hasil tes fungsi paru yang abnormal penurunan fungsi paru. Jika kriteria tersebut tidak terpenuhi, maka tidak perlu dilakukan pengobatan. Pengobatan terpilih adalah corticosteroid. Belum ada kesepakatan mengenai dosis maupun lamanya pemberian corticosteroid. Pada awalnya diberikan prednisone per-oral (melalui mulut) dengan dosis 20-40 mg/hari selama 4-6 minggu, selanjutnya dosisnya diturunkan sesuai dengan respon klinis yang terjadi. Kepada penderita yang tidak memberikan respon terhadap pemberian corticosteroid atau penderita yang mengalami efek samping yang serius akibat pemberian

18

corticosteroid,

diberikan

methotrexat.

Pada stadium lanjut, dianjurkan untuk menjalani pencangkokan paru-paru.

BISSINOSIS
DEFINISI Bissinosis adalah suatu penyakit paru-paru akibat pekerjaan yang terjadi karena menghirup debu kapas atau debu dari serat tanaman lainnya, seperti rami. PENYEBAB Di Amerika Serikat dan Inggris, bissinosis terjadi hampir secara eksklusif pada orangorang yang bekerja dengan kapas yang belum diolah. Mereka yang bekerja dengan rami mungkin juga dapat menderita penyakit ini. Yang paling sering terkena adalah orang-orang yang kerjanya membuka karung kapas mentah atau bekerja pada tahap awal pemrosesan kapas. Merokok menyebabkan meningkatnya resiko terkena penyakit ini. GEJALA Pada penderita ditemukan beberapa keadaan berikut: - terdapat riwayat pemaparan debu dari pabrik tekstil - gejala semakin memburuk pada hari-hari kerja - gejala membaik jika penderita jauh dari tempatnya bekerja - dada terasa sesak - batuk - bengek. DIAGNOSA Pemeriksaan yang biasa dilakukan: Rontgen dada Tes fungsi paru. PENGOBATAN Pengobatan yang terpenting adalah menghilangkan sumber pemaparan dari bahan penyebab. Untuk meringankan gejala, biasanya diberikan bronkodilator, baik dalam bentuk hirup (albuterol) maupun tablet (theophylline). Pada kasus yang lebih berat bisa diberikan corticosteroid. Sangat penting bagi penderita untuk menghentikan kebiasaan merokok. Jika penyakitnya menjadi menahun, mungkin perlu diberikan terapi pernafasan berupa nebulizer dan drainase postural.

19

Jika kadar oksigen dalam darah rendah, bisa juga diberikan terapi oksigen. PENCEGAHAN Bissinosis bisa dicegah dengan cara mengurangi kadar debu di dalam pabrik pengolahan tekstil melalui perbaikan mesin atau sirkulasi udara.

BRONKIENTASIS
DEFINISI Bronkiektasis adalah suatu perusakan dan pelebaran (dilatasi) abnormal dari saluran pernafasan yang besar. Bronkiektasis bukan merupakan penyakit tunggal, dapat terjadi melalui berbagai cara dan merupakan akibat dari beberapa keadaan yang mengenai dinding bronkial, baik secara langsung maupun tidak, yang mengganggu sistem pertahanannya. Keadaan ini mungkin menyebar luas, atau mungkin muncul di satu atau dua tempat. Secara khusus, bronkiektasis menyebabkan pembesaran pada bronkus yang berukuran sedang, tetapi bronkus berukuran kecil yang berada dibawahnya sering membentuk jaringan parut dan menyempit. Kadang-kadang bronkiektasis terjadi pada bronkus yang lebih besar, seperti yang terjadi pada aspergilosis bronkopulmoner alergika (suatu keadaan yang disebabkan oleh adanya respon imunologis terhadap jamur Aspergillus). Dalam keadaan normal, dinding bronkus terbuat dari beberapa lapisan yang ketebalan dan komposisinya bervariasi pada setiap bagian dari saluran pernapasan. Lapisan dalam (mukosa) dan daerah dibawahnya (submukosa) mengandung sel-sel yang melindungi saluran pernafasan dan paru-paru dari zat-zat yang berbahaya. Sel-sel ini terdiri dari: - sel penghasil lendir - sel bersilia, yang memiliki rambut getar untuk membantu menyapu partikel-partikel dan lendir ke bagian atas atau keluar dari saluran pernafasan - sel-sel lainnya yang berperan dalam kekebalan dan sistem pertahanan tubuh, melawan organisme dan zat-zat yang berbahaya lainnya. Struktur saluran pernafasan dibentuk oleh serat elastis, otot dan lapisan kartilago (tulang rawan), yang memungkinkan bervariasinya diameter saluran pernafasan sesuai kebutuhan. Pembuluh darah dan jaringan limfoid berfungsi sebagai pemberi zat makanan dan sistem pertahanan untuk dinding bronkus. Pada bronkiektasis, daerah dinding bronkus rusak dan mengalami peradangan kronis, dimana sel bersilia rusak dan pembentukan lendir meningkat. Ketegangan dinding bronkus

20

yang normal juga hilang. Area yang terkena menjadi lebar dan lemas dan membentuk kantung yang menyerupai balon kecil. Penambahan lendir menyebabkan kuman berkembang biak, yang sering menyumbat bronkus dan memicu penumpukan sekresi yang terinfeksi dan kemudian merusak dinding bronkus. Peradangan dapat meluas ke kantong udara kecil ( alveoli) dan bronkopneumonia, jaringan parut dan hilangnya fungsi jaringan paru-paru. menyebabkan

Pada kasus yang berat, jaringan parut dan hilangnya pembuluh darah paru-paru dapat melukai jantung. Peradangan dan peningkatan pembuluh darah pada dinding bronkus juga dapat menyebabkan batuk darah. Penyumbatan pada saluran pernafasan yang rusak dapat menyebabkan rendahnya kadar oksigen dalam darah. PENYEBAB Bronkiektasis bisa disebabkan oleh: 1. Infeksi pernafasan - Campak - Pertusis - Infeksi adenovirus - Infeksi bakteri contohnya Klebsiella, Staphylococcus atau Pseudomonas br>Influenza - Tuberkulosa - Infeksi jamur - Infeksi mikoplasma 2. Penyumbatan bronkus - Benda asing yang terisap - Pembesaran kelenjar getah bening - Tumor paru - Sumbatan oleh lendir 3. Cedera penghirupan - Cedera karena asap, gas atau partikel beracun - Menghirup getah lambung dan partikel makanan 4. Keadaan genetik - Fibrosis kistik - Diskinesia silia, termasuk sindroma Kartagener - Kekurangan alfa-1-antitripsin 5. Kelainan imunologik

21

- Sindroma kekurangan imunoglobulin - Disfungsi sel darah putih - Kekurangan koplemen - Kelainan autoimun atau hiperimun tertentu seperti rematoid artritis, kolitis ulserativa 6. Keadaan lain - Penyalahgunaan obat (misalnya heroin) - Infeksi HIV - Sindroma Young (azoospermia obstruktif) - Sindroma Marfan. GEJALA Gejalanya bisa berupa: - batuk menahun dengan banyak dahak yang berbau busuk - batuk darah - batuk semakin memburuk jika penderita berbaring miring - sesak nafas yang semakin memburuk jika penderita melakukan aktivitas - penurunan berat badan - lelah - clubbing fingers (jari-jari tangan menyerupai tabuh genderang) - wheezing (bunyi nafas mengi/bengek) - warna kulit kebiruan - pucat - bau mulut. DIAGNOSA Pada pemeriksaan fisik dengan menggunakan stetoskop, biasanya di paru-paru bagian bawah akan terdengar suara ronki. Pemeriksaan yang biasa dilakukan: Rontgen dada CT scan dada Biakan dahak Hitung jenis darah Pemeriksaan keringat atau pemeriksaan fibrosis kistik lainnya Analisa serum immunoglobulin Serum presipitin (pemeriksaan untuk antibodi jamur, aspergillus) Tes PPD untuk infeksi TBC.

PENGOBATAN Tujuan dari pengobatan adalah mengendalikan infeksi dan pembentukan dahak,membebaskan penyumbatan saluran pernafasan serta mencegah komplikasi.

Drainase postural yang dilakukan secara teratur setiap hari, merupakan bagian dari

22

pengobatan untuk membuang dahak. Seorang terapis pernafasan bisa mengajarkan cara melakukan drainase postural dan batuk yang efektif. Untuk mengatasi infeksi seringkali diberikan antibiotik, bronkodilator Dan ekspektoran. Pengangkatan paru melalui pembedahan dilakukan pada penderita yang tidak memberikan respon terhadap pemberian obat atau pada penderita yang mengalami perdarahan hebat. PENCEGAHAN Imunisasi campak dan pertusis pada masa kanak-kanak membantu menurunkan angka kejadian bronkiektasis. Vaksin influenza berkala membantu mencegah kerusakan bronkus oleh virus flu. Vaksin pneumokok membantu mencegah komplikasi berat dari pneumonnia pneumokok. Minum antibiotik dini saat infeksi juga mencegah bronkiektasis atau memburuknya penyakit. Pengobatan dengan imunoglobulin pada sindroma kekurangan imunoglobulin mencegah infeksi berulang yang telah mengalami komplikasi. Penggunaan anti peradangan yang tepat (seperti kortikosteroid), terutama pada penderita bronkopneumonia alergika aspergilosis, bisa mencegah kerusakan bronkus yang akan menyebabkan terjadinya bronkiektasis. Menghindari udara beracun, asap (termasuk asap rokok) dan serbuk yang berbahaya (seperti bedak atau silika) juga mencegah bronkiektasis atau mengurangi beratnya penyakit. Masuknya benda asing ke saluran pernafasan dapat dicegah dengan: - memperhatikan apa yang dimasukkan anak ke dalam mulutnya - menghindari kelebihan dosis obat dan alkohol - mencari pengobatan medis untuk gejala neurologis (seperti penurunan kesadaran) atau gejala saluran pencernaan (seperti regurgitasi atau batuk setelah makan).

Tetes minyak atau tetes mineral untuk mulut atau hidung jangan digunakan menjelang tidur karena dapat masuk ke dalam paru.

Bronkoskopi dapat digunakn untuk menemukan dan mengobati penyumbatan bronkus sebelum timbulnya kerusakan yang berat.

23

BRONKITIS
DEFINISI Bronkitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-paru). Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna. Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun (misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut, bronkitis bisa bersifat serius. PENYEBAB Bronkitis infeksiosa disebabkan oleh virus, bakteri dan (terutama) organisme yang menyerupai bakteri (Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia). Serangan bronkitis berulang bisa terjadi pada perokok dan penderita penyakit paru-paru dan saluran pernafasan menahun. Infeksi berulang bisa merupakan akibat dari:

Sinusitis kronis Bronkiektasis Alergi Pembesaran amandel dan adenoid pada anak-anak.

Bronkitis iritatif bisa disebabkan oleh: - Berbagai jenis debu - Asap dari asam kuat, amonia, beberapa pelarut organik, klorin, hidrogen sulfida, sulfur dioksida dan bromin - Polusi udara yang menyebabkan iritasi ozon dan nitrogen dioksida - Tembakau dan rokok lainnya. GEJALA Gejalanya berupa: - batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan) - sesak nafas ketika melakukan olah raga atau aktivitas ringan - sering menderita infeksi pernafasan (misalnya flu) - bengek - lelah - pembengkakan pergelangan kaki, kaki dan tungkai kiri dan kanan - wajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna kemerahan - pipi tampak kemerahan - sakit kepala - gangguan penglihatan. Bronkitis infeksiosa seringkali dimulai dengan gejala seperti pilek, yaitu hidung meler, lelah, menggigil, sakit punggung, sakit otot, demam ringan dan nyeri tenggorokan.

24

Batuk biasanya merupakan tanda dimulainya bronkitis. Pada awalnya batuk tidak berdahak, tetapi 1-2 hari kemudian akan mengeluarkan dahak berwarna putih atau kuning. Selanjutnya dahak akan bertambah banyak, berwarna kuning atau hijau. Pada bronkitis berat, setelah sebagian besar gejala lainnya membaik, kadang terjadi demam tinggi selama 3-5 hari dan batuk bisa menetap selama beberapa minggu. Sesak nafas terjadi jika saluran udara tersumbat. Sering ditemukan bunyi nafas mengi, terutama setelah batuk. Bisa terjadi pneumonia. DIAGNOSA Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan gejala, terutama dari adanya lendir. Pada pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop akan terdengar bunyi ronki atau bunyi pernafasan yang abnormal. Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan: - Tes fungsi paru-paru - Gas darah arteri - Rontgen dada. PENGOBATAN Untuk mengurangi demam dan rasa tidak enak badan, kepada penderita dewasa bisa diberikan aspirin atau acetaminophen; kepada anak-anak sebaiknya hanya diberikan acetaminophen. Dianjurkan untuk beristirahat dan minum banyak cairan. Antibiotik diberikan kepada penderita yang gejalanya menunjukkan bahwa penyebabnya adalah infeksi bakteri (dahaknya berwarna kuning atau hijau dan demamnya tetap tinggi) dan penderita yang sebelumnya memiliki penyakit paru-paru. Kepada penderita dewasa diberikan trimetoprim-sulfametoksazol, tetracyclin atau ampisilin. Erythromycin diberikan walaupun dicurigai penyebabnya adalah Mycoplasma pneumoniae. Kepada penderita anak-anak diberikan amoxicillin. Jika penyebabnya virus, tidak diberikan antibiotik. Jika gejalanya menetap atau berulang atau jika bronkitisnya sangat berat, maka dilakukan pemeriksaan biakan dari dahak untuk membantu menentukan apakah perlu dilakukan penggantian antibiotik.

EFUSI PLEURA
25

DEFINISI Efusi Pleura adalah pengumpulan cairan di dalam rongga pleura. Rongga pleura adalah rongga yang terletak diantara selaput yang melapisi paru-paru dan rongga dada. Dalam keadaan normal, hanya ditemukan selapis cairan tipis yang memisahkan kedua lapisan pleura. Jenis cairan lainnya yang bisa terkumpul di dalam rongga pleura adalah darah, nanah, cairan seperti susu dan cairan yang mengandung kolesterol tinggi. Hemotoraks (darah di dalam rongga pleura) biasanya terjadi karena cedera di dada. Penyebab lainnya adalah: - pecahnya sebuah pembuluh darah yang kemudian mengalirkan darahnya ke dalam rongga pleura - kebocoran aneurisma aorta (daerah yang menonjol di dalam aorta) yang kemudian mengalirkan darahnya ke dalam rongga pleura - gangguan pembekuan darah. Darah di dalam rongga pleura tidak membeku secara sempurna, sehingga biasanya mudah dikeluarkan melelui sebuah jarum atau selang. Empiema (nanah di dalam rongga pleura) bisa terjadi jika pneumonia atau abses paru menyebar ke dalam rongga pleura. Empiema bisa merupakan komplikasi dari: - Pneumonia - Infeksi pada cedera di dada - Pembedahan dada - Pecahnya kerongkongan - Abses di perut. Kilotoraks (cairan seperti susu di dalam rongga dada) disebabkan oleh suatu cedera pada saluran getah bening utama di dada (duktus torakikus) atau oleh penyumbatan saluran karena adanya tumor. Rongga pleura yang terisi cairan dengan kadar kolesterol yang tinggi terjadi karena efusi pleura menahun yang disebabkan oleh tuberkulosis atau artritis rematoid. PENYEBAB Dalam keadaan normal, cairan pleura dibentuk dalam jumlah kecil untuk melumasi permukaan pleura (pleura adalah selaput tipis yang melapisi rongga dada dan membungkus paru-paru). Bisa terjadi 2 jenis efusi yang berbeda: 1. Efusi pleura transudativa, biasanya disebabkan oleh suatu kelainan pada tekanan normal di dalam paru-paru. Jenis efusi transudativa yang paling sering ditemukan adalah gagal jantung kongestif.

26

2. Efusi pleura eksudativa terjadi akibat peradangan pada pleura, yang seringkali disebabkan oleh penyakit paru-paru. Kanker, tuberkulosis dan infeksi paru lainnya, reaksi obat, asbetosis dan sarkoidosis merupakan beberapa contoh penyakit yang bisa menyebabkan efusi pleura eksudativa. Penyebab lain dari efusi pleura adalah: Gagal jantung Kadar protein darah yang rendah Sirosis Pneumonia Blastomikosis Koksidioidomikosis Tuberkulosis Histoplasmosis Kriptokokosis Abses dibawah diafragma Artritis rematoid Pankreatitis Emboli paru Tumor Lupus eritematosus sistemik Pembedahan jantung Cedera di dada Obat-obatan (hidralazin, prokainamid, isoniazid, fenitoin,klorpromazin, nitrofurantoin, bromokriptin, dantrolen, prokarbazin) Pemasanan selang untuk makanan atau selang intravena yang kurang baik. GEJALA Gejala yang paling sering ditemukan (tanpa menghiraukan jenis cairan yang terkumpul ataupun penyebabnya) adalah sesak nafas dan nyeri dada (biasanya bersifat tajam dan semakin memburuk jika penderita batuk atau bernafas dalam). Kadang beberapa penderita tidak menunjukkan gejala sama sekali. Gejala lainnya yang mungkin ditemukan: - batuk - cegukan - pernafasan yang cepat - nyeri perut. DIAGNOSA Pada pemeriksaan fisik, dengan bantuan stetoskop akan terdengar adanya penurunan suara pernafasan.

27

Untuk membantu memperkuat diagnosis, dilakukan pemeriksaan berikut: Rontgen dada Rontgen dada biasanya merupakan langkah pertama yang dilakukan untuk mendiagnosis efusi pleura, yang hasilnya menunjukkan adanya cairan. CT scan dada CT scan dengan jelas menggambarkan paru-paru dan cairan dan bisa menunjukkan adanya pneumonia, abses paru atau tumor USG dada USG bisa membantu menentukan lokasi dari pengumpulan cairan yang jumlahnya sedikit, sehingga bisa dilakukan pengeluaran cairan. Torakosentesis Penyebab dan jenis dari efusi pleura biasanya dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan terhadap contoh cairan yang diperoleh melalui torakosentesis (pengambilan cairan melalui sebuah jarum yang dimasukkan diantara sela iga ke dalam rongga dada dibawah pengaruh pembiusan lokal). Biopsi Jika dengan torakosentesis tidak dapat ditentukan penyebabnya, maka dilakukan biopsi, dimana contoh lapisan pleura sebelah luar diambil untuk dianalisa. Pada sekitar 20% penderita, meskipun telah dilakukan pemeriksaan menyeluruh, penyebab dari efusi pleura tetap tidak dapat ditentukan. Analisa cairan pleura Bronkoskopi Bronkoskopi kadang dilakukan untuk membantu menemukan sumber cairan yang terkumpul. PENGOBATAN Jika jumlah cairannya sedikit, mungkin hanya perlu dilakukan pengobatan terhadap penyebabnya. Jika jumlah cairannnya banyak, sehingga menyebabkan penekanan maupun sesak nafas, maka perlu dilakukan tindakan drainase (pengeluaran cairan yang terkumpul). Cairan bisa dialirkan melalui prosedur torakosentesis, dimana sebuah jarum (atau selang) dimasukkan ke dalam rongga pleura. Torakosentesis biasanya dilakukan untuk menegakkan diagnosis, tetapi pada prosedur ini juga bisa dikeluarkan cairan sebanyak 1,5 liter. Jika jumlah cairan yang harus dikeluarkan lebih banyak, maka dimasukkan sebuah selang melalui dinding dada. Pada empiema diberikan antibiotik dan dilakukan pengeluaran nanah. Jika nanahnya sangat kental atau telah terkumpul di dalam bagian fibrosa, maka pengaliran nanah lebih sulit dilakukan dan sebagian dari tulang rusuk harus diangkat sehingga bisa dipasang selang yang lebih besar. Kadang perlu dilakukan pembedahan untuk memotong lapisan terluar dari pleura (dekortikasi). Pada tuberkulosis atau koksidioidomikosis diberikan terapi antibiotik jangka panjang.

28

Pengumpulan cairan karena tumor pada pleura sulit untuk diobati karena cairan cenderung untuk terbentuk kembali dengan cepat. Pengaliran cairan dan pemberian obat antitumor kadang mencegah terjadinya pengumpulan cairan lebih lanjut. Jika pengumpulan cairan terus berlanjut, bisa dilakukan penutupan rongga pleura. Seluruh cairan dibuang melalui sebuah selang, lalu dimasukkan bahan iritan (misalnya larutan atau serbuk doxicycline) ke dalam rongga pleura. Bahan iritan ini akan menyatukan kedua lapisan pleura sehingga tidak lagi terdapat ruang tempat pengumpulan cairan tambahan. Jika darah memasuki rongga pleura biasanya dikeluarkan melalui sebuah selang. Melalui selang tersebut bisa juga dimasukkan obat untuk membantu memecahkan bekuan darah (misalnya streptokinase dan streptodornase). Jika perdarahan terus berlanjut atau jika darah tidak dapat dikeluarkan melalui selang, maka perlu dilakukan tindakan pembedahan. Pengobatan untuk kilotoraks dilakukan untuk memperbaiki kerusakan saluran getah bening. Bisa dilakukan pembedahan atau pemberian obat antikanker untuk tumor yang menyumbat aliran getah bening.

EMBOLI PARU
DEFINISI Emboli Paru adalah penyumbatan arteri pulmonalis (arteri paru-paru) oleh suatu embolus, yang terjadi secara tiba-tiba. Suatu emboli bisa merupakan gumpalan darah ( trombus), tetapi bisa juga berupa lemak, cairan ketuban, sumsum tulang, pecahan tumor atau gelembung udara, yang akan mengikuti aliran darah sampai akhirnya menyumbat pembuluh darah. Biasanya arteri yang tidak tersumbat dapat memberikan darah dalam jumlah yang memadai ke jaringan paru-paru yang terkena sehingga kematian jaringan bisa dihindari. Tetapi bila yang tersumbat adalah pembuluh yang sangat besar atau orang tersebut memiliki kelainan paru-paru sebelumnya, maka jumlah darah mungkin tidak mencukupi untuk mencegah kematian paru-paru. Sekitar 10% penderita emboli paru mengalami kematian jaringan paru-paru, yang disebut infark paru. Jika tubuh bisa memecah gumpalan tersebut, kerusakan dapat diminimalkan. Gumpalan yang besar membutuhkan waktu lebih lama untuk hancur sehingga lebih besar kerusakan yang ditimbulkan. Gumpalan yang besar bisa menyebabkan kematian mendadak. PENYEBAB Kebanyakan kasus disebabkan oleh bekuan darah dari vena, terutama vena di tungkai

29

atau panggul. Penyebab yang lebih jarang adalah gelembung udara, lemak, cairan ketuban atau gumpalan parasit maupun sel tumor. Penyebab yang paling sering adalah bekuan darah dari vena tungkai, yang disebut trombosis vena dalam. Gumpalan darah cenderung terbentuk jika darah mengalir lambat atau tidak mengalir sama sekali, yang dapat terjadi di vena kaki jika seseorang berada dalam satu posisi tertentu dalam waktu yang cukup lama. Jika orang tersebut bergerak kembali, gumpalan tersebut dapat hancur, tetapi ada juga gumpalan darah yang menyebabkan penyakit berat bahkan kematian. Penyebab terjadinya gumpalan di dalam vena mungkin tidak dapat diketahui, tetapi faktor predisposisinya (faktor pendukungnya) sangat jelas, yaitu: Pembedahan Tirah baring atau tidak melakukan aktivitas dalam waktu lama (seperti duduk selama perjalanan dengan mobil, pesawat terbang maupun kereta api) Stroke Serangan jantung Obesitas (kegemukan) Patah tulang tungkai tungkai atau tulang pangggul Meningkatnya kecenderungan darah untuk menggumpal (pada kanker tertentu, pemakaian pil kontrasepsi, kekurangan faktor penghambat pembekuan darah bawaan) Persalinan Trauma berat Luka bakar. GEJALA Emboli yang kecil mungkin tidak menimbulkan gejala, tetapi sering menyebabkan sesak nafas. Sesak mungkin merupakan satu-satunya gejala, terutama bila tidak ditemukan adanya infark. Penting untuk diingat, bahwa gejala dari emboli paru mungkin sifatnya samar atau menyerupai gejala penyakit lainnya: - batuk (timbul secara mendadak, bisa disertai dengan dahak berdarah) - sesak nafas yang timbul secara mendadak, baik ketika istirahat maupun ketika sedang melakukan aktivitas - nyeri dada (dirasakan dibawah tulang dada atau pada salah satu sisi dada, sifatnya tajam atau menusuk) - nyeri semakin memburuk jika penderita menarik nafas dalam, batuk, makan atau membungkuk - pernafasan cepat - denyut jantung cepat (takikardia). Gejala lainnya yang mungkin ditemukan: - wheezing/bengek - kulit lembab - kulit berwarna kebiruan

30

- nyeri pinggul - nyeri tungkai (salah satu atau keduanya) - pembengkakan tungkai - tekanan darah rendah - denyut nadi lemah atau tak teraba - pusing - pingsan - berkeringat - cemas. DIAGNOSA Diagnosis emboli paru ditegakkan berdasarkan gejala dan faktor pendukungnya. Pemeriksaan untuk menilai fungsi paru-paru: - Gas darah arteri - Oksimetri denyut nadi. Pemeriksaan untuk menentukan lokasi dan luasnya emboli: - Rontgen dada - Skening ventilasi/perfusi paru - Angiogram paru. Pemeriksaan untuk trombosis vena dalam (sebagai penyebab tersering): - USG Doppler pada aliran darah anggota gerak - Venografi tungkai - Pletsimografi tungkai. PENGOBATAN Pengobatan emboli paru dimulai dengan pemberian oksigen dan obat pereda nyeri. Oksigen diberikan untuk mempertahankan konsentrasi oksigen yang normal. Terapi antikoagulan diberikan untuk mencegah pembentukan bekuan lebih lanjut dan memungkinkan tubuh untuk secara lebih cepat menyerap kembali bekuan yang sudah ada. Terapi antikoagulan terdiri dari heparin (diberikan melalui infus), kemudian dilanjutkan dengan pemberian warfarin per-oral (melalui mulut). Heparin dan warfarin diberikan bersama selama 5-7 hari, sampai pemeriksaan darah menunjukkan adanya perbaikan. Lamanya pemberian antikoagulan (anti pembekuan darah) tergantung dari keadaan penderita. Jika emboli paru disebabkan oleh faktor predisposisi sementara, (misalnya pembedahan), pengobatan diteruskan selama 2-3 bulan. Jika penyebabnya adalah masalah jangka panjang, pengobatan diteruskan selama 3-6 bulan, tapi kadang diteruskan sampai batas yang tidak tentu. Pada saat menjalani terapi warfarin, darah harus diperiksa secara rutin untuk

31

mengetahui apakah perlu dilakukan penyesuaian dosis warfarin atau tidak. Penderita dengan resiko meninggal karena emboli paru, bisa memperoleh manfaat dari 2 jenis terapi lainnya, yaitu terapi trombolitik dan pembedahan. Terapi trombolitik (obat yang memecah gumpalan) bisa berupa streptokinase, urokinase atau aktivator plasminogen jaringan. Tetapi obat-obatan ini tidak dapat diberikan kepada penderita yang: - telah menjalani pembedahan 10 hari sebelumnya - wanita hamil - menderita stroke - mempunyai bakat untuk mengalami perdarahan yang hebat. Pada emboli paru yang berat atau pada penderita yang memiliki resiko tinggi mengalami kekambuhan, mungkin perlu dilakukan pembedahan, yaitu biasanya dilakukan embolektomi paru (pemindahan embolus dari arteri pulmonalis). Jika tidak bisa diberikan terapi antikoagulan, maka dipasang penyaring pada vena kava inferior. Alat ini dipasang pada vena sentral utama di perut, yang dirancang untuk menghalangi bekuan yang besar agar tidak dapat masuk ke dalam pembuluh darah paru. PROGNOSIS Sulit untuk menentukan prognosis dari emboli paru, karena banyak kasus yang tidak terdiagnosis. Prognosisnya seringkali berhubungan dengan penyakit yang mendasarinya (misalnya kanker, pembedahan, trauma dan lain-lain). Pada emboli paru yang berat, dimana telah terjadi syok dan gagal jantung, maka angka kematiannya bisa mencapai lebih dari 50%. PENCEGAHAN Pada orang-orang yang memiliki resiko menderita emboli paru, dilakukan berbagai usaha untuk mencegah pembentukan gumpalan darah di dalam vena. Untuk penderita yang baru menjalani pembedahan (terutama orang tua), disarankan untuk: - menggunakan stoking elastis - melakukan latihan kaki - bangun dari tempat tidur dan bergerak aktif sesegera mungkin untuk mengurangi kemungkinan terjadinya pembentukan gumpalan. Stoking kaki dirancang untuk mempertahankan aliran darah, mengurangi kemungkinan pembentukan gumpalan, sehingga menurunkan resiko emboli paru. Terapi yang paling banyak digunakan untuk mengurangi pembentukan gumpalan pada vena

32

tungkai setelah pembedahan adalah heparin. Dosis kecil disuntikkan tepat dibawah kulit sebelum operasi dan selama 7 hari setelah operasi. Heparin bisa menyebabkan perdarahan dan memperlambat penyembuhan, sehingga hanya diberikan kepada orang yang memiliki resiko tinggi mengalami pembentukan gumpalan, yaitu: - penderita gagal jantung atau syok - penyakit paru menahun - kegemukan - sebelumnya sudah mempunyai gumpalan. Heparin tidak digunakan pada operasi tulang belakang atau otak karena bahaya perdarahan pada daerah ini lebih besar. Kepada pasien rawat inap yang mempunyai resiko tinggi menderita emboli paru bisa diberikan heparin dosis kecil meskipun tidak akan menjalani pembedahan. Dekstran yang harus diberikan melalui infus, juga membantu mencegah pembentukan gumpalan. Seperti halnya heparin, dekstran juga bisa menyebabkan perdarahan. Pada pembedahan tertentu yang dapat menyebabkan terbentuknya gumpalan, (misalnya pembedahan patah tulang panggul atau pembedahan untuk memperbaiki posisi sendi), bisa diberikan warfarin per-oral. Terapi ini bisa dilanjutkan untuk beberapa minggu atau bulan setelah pembedahan.

FIBROSIS KISTIK
DEFINISI Fibrosis Kistik adalah suatu penyakit keturunan yang menyebabkan kelenjar tertentu menghasilkan sekret abnormal, sehingga timbul beberapa gejala; yang terpenting adalah yang mempengaruhi saluran pencernaan dan paru-paru. PENYEBAB Fibrosis kistik merupakan suatu kelainan genetik. Sekitar 5% orang kulit putih memiliki 1 gen cacat yang berperan dalam terjadinya penyakit ini. Gen ini bersifat resesif dan penyakit hanya timbul pada seseorang yang memiliki 2 buah gen ini. Seseorang yang hanya memiliki 1 gen tidak akan menunjukkan gejala. Gen ini mengendalikan pembentukan protein yang mengatur perpindahan klorida dan natrium melalui selaput sel. Jika kedua gen ini abnormal, maka akan terjadi gangguan dalam pemindahan klorida dan natrium, sehingga terjadi dehidrasi dan pengentalan sekresi.

33

Fibrosis kistik menyerang hampir seluruh kelenjar endokrin (kelenjar yang melepaskan cairan ke dalam sebuah saluran). Pelepasan cairan ini mengalami kelainan dan mempengaruhi fungsi kelenjar: Pada beberapa kelenjar (misalnya pankreas dan kelenjar di usus), cairan yang dilepaskan (sekret) menjadi kental atau padat dan menyumbat kelenjar. Penderita tidak memiliki berbagai enzim pankreas yang diperlukan dalam proses penguraian dan penyerapan lemak di usus sehingga terjadi malabsorpsi (gangguan penyerapan zat gizi dari usus) dan malnutrisi. Kelenjar penghasil lendir di dalam saluran udara paru-paru menghasilkan lendir yang kental sehingga mudah terjadi infeksi paru-paru menahun. Kelenjar keringat, kelenjar parotis dan kelenjar liur kecil melepaskan cairan yang lebih banyak kandungan garamnya dibandingkan dengan cairan yang normal. GEJALA Pada saat lahir, fungsi paru-paru penderita masih normal, gangguan pernafasan baru terjadi beberapa waktu kemudian. Lendir yang kental pada akhirnya menyumbat saluran udara kecil, yang kemudian mengalami peradangan. Lama-lama dinding bronkial mengalami penebalan, sehingga saluran udara terisi dengan lendir yang terinfeksi dan daerah paru-paru mengkerut (keadaan ini disebut atelektasis) disertai pembesaran kelenjar getah bening. Semua perubahan tersebut menyebabkan berkurangnya kemampuan paru-paru untuk memindahkan oksigen ke dalam darah.

Ileus mekonium (salah satu bentuk penyumbatan usus pada bayi baru lahir) terjadi pada 17% penderita fibrosis kistik. Mekonium adalah bahan berwarna hijau gelap yang keluar sebagai tinja pertama pada bayi baru lahir.
Pada penderita fibrosis kistik, mekoniumnya kental dan mengalir lebih lambat sehingga bisa menyumbat usus. Penyumbatan usus bisa menyebabkan perforasi pada dinding usus atau menyebabkan usus terpuntir. Mekonium juga bisa tersangkut di usus besar atau anus dan menyebabkan penyumbatan sementara. Bayi yang menderita ileus mekonium hampir selalu mengalami gejala fibrosis kistik lainnya di kemudian hari. Gejala awal dari fibrosis kistik pada bayi yang tidak mengalami ileus mekoneum seringkali berupa penambahan berat badan yang buruk pada usia 4-6 minggu. Berkurangnya jumlah sekresi pankreas yang sangat penting untuk pencernaan lemak dan protein menyebabkan terjadinya gangguan pencernaan pada 85-90% bayi yang menderita fibrosis kistik. Bayi sering buang air besar dengan tinja yang banyak, berbau busuk dan

34

berminyak, disertai perut yang buncit. Meskipun nafsu makannya normal atau tinggi, tetapi pertumbuhan bayi berlangsung lambat. Bayi tampak kurus dan memiliki otot yang lembek. Gangguan penyerapan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E dan K) bisa menyebabkan rabun senja, rakitis, anemia dan kelainan perdarahan. Pada 20% bayi dan balita yang tidak diobati, lapisan usus besar menonjol ke anus (keadaan ini disebut prolaps rektum). Bayi yang mendapatkan susu kedele atau ASI bisa menderita anemia dan pembengkakan karena mereka tidak menyerap protein dalam jumlah yang memadai. Sekitar separuh anak-anak yang menderita fibrosis kistik memiliki gejala berikut: - batuk terus menerus - bunyi nafas mengi (bengek) - infeksi saluran pernafasan. Batuk seringkali disertai oleh tersedak, muntah dan sulit tidur. Lama-lama dada akan berbentuk seperti tong ( barrel-shaped) dan kekurangan oksigen menyebabkan jari tangan berbentuk seperti pentungan dan kulit berwarna kebiruan. Bisa ditemukan polip hidung dan sinus terisi dengan cairan yang kental. Remaja seringkali mengalami pertumbuhan yang lambat, pubertasnya tertunda dan ketahanan fisiknya berkurang. Komplikasi yang bisa terjadi pada dewasa dan remaja adalah:

Pneumotoraks Batuk darah Gagal jantung Pneumonia berulang Kegagalan pernafasan kronis Penyakit hati Diabetes mellitus Osteoporosis dan artritis.

Infeksi merupakan masalah yang utama. Bronkitis berulang dan pneumonia secara perlahan akan menghancurkan paru-paru. Kematian biasanya terjadi akibat kegagalan paru-paru dan gagal jantung. Sekitar 2-3% penderita mengalami diabetes yang tergantung kepada insulin karena pada pankreas terdapat jaringan parut yang menyebabkan pankreas tidak dapat lagi menghasilkan insulin dalam jumlah yang memadai. Penyumbatan saluran empedu oleh sekret yang kental bisa menyebabkan peradangan hati dan akhirnya terjadi sirosis. Sirosis bisa menyebabkan kenaikan tekanan di dalam vena

35

yang menuju ke hati (hipertensi portal), sehingga terjadi pelebaran vena di kerongkongan bagian bawah (varises esofagealis). Vena yang abnormal ini bisa mengalami perdarahan hebat. Penderita seringkali mengalami gangguan fungsi reproduksi. Sekitar 98% pria dewasa mengalami kemandulan. Mereka tidak menghasilkan sperma atau hanya menghasilkan sedikit sperma karena vas deferens terbentuk secara tidak normal Pada wanita, sekret leher rahimnya sangat kental sehingga kesuburannya menurun. Penderita wanita yang hamil sangat peka terhadap komplikasi kehamilan. Jika penderta banyak mengeluarkan keringat karena cuaca panas atau karena demam, bisa terjadi dehidrasi karena meningkatnya pembuangan air dan garam. Pada keringat penderita bisa terlihat butir-butir garam dan keringatnya terasa asin. DIAGNOSA Bayi baru lahir yang menderita fibrosis kistik memiliki kadar enzim pencernaan tripsin yang tinggi dalam darahnya.

Pemeriksaan keringat iontoforesis pilokarpin dilakukan untuk mengukur jumlah garam di dalam keringat. Obat pilokarpin diberikan untuk merangsang pembentukan keringat di daerah kulit dan sehelai kertas saring ditempatkan di daerah tersebut untuk menyerap keringat. Kemudian dilakukan pengukuran terhadap jumlah garam di dalam keringat. Konsentrasi garam diatas normal akan memperkuat diagnosis pada seseorang yang memiliki gejala dari penyakit ini atau seseorang yang keluarganya ada yang menderita fibrosis kistik.
Fibrosis kistik bisa mengenai organ lainnya, sehingga dilakukan pemeriksaan lainnya untuk membantu menegakkan diagnosis: 1. Pemeriksaan lemak tinja Jika kadar enzim pankreas berkurang, maka analisa tinja bisa menunjukkan adanya penurunan atau bahkan tidak ditemukan enzim pencernaan tripsin dan kromotripsin atau kadar lemaknya tinggi. 2. Tes fungsi pankreas Jika pembentukan insulin berkurang, maka kadar gula darahnya tinggi 3. Tes fungsi paru bisa menunjukkan adanya gangguan pernafasan 4. Rontgen dada. 5. Tes DNA. Keluarga lain (selain dari orang tua penderita) yang ingin mengetahui apakah anak mereka memiliki kemungkinan untuk menderita penyakit ini, bisa menjalani pemeriksaan genetik. Jika salah satu dari orang tua tidak memiliki gen ini, maka anaknya tidak akan menderita fibrosis kistik. Jika kedua orang tua memiliki gen ini, maka setiap kehamilan memiliki peluang sebesar 25% untuk melahirkan anak dengan fibrosis kistik. PENGOBATAN

36

Pengobatan meliputi pencegahan dan pengobatan kelainan paru-paru, makanan yang baik, aktivitas fisik serta dukungan psikis dan sosial. Sejenis enema tertentu bisa mengurangi ileus mekonium yang belum mengalami komplikasi. Jika enema tidak memberikan hasil yang diharapkan, maka perlu dilakukan pembedahan. Mengkonsumsi obat yang menarik cairan ke dalam usus (misalnya laktulosa) bisa mencegah penyumbatan saluran pencernaan oleh tinja. Penderita yang mengalami kekuranan enzim pankreas harus mengkonsumsi enzim pengganti setiap kali makan. Untuk bayi tersedia dalam bentuk serbuk dan untuk dewasa bisa diberikan dalam bentuk kapsul. Makanan harus mengandung sejumlah kalori dan protein agar pertumbuhan penderita berlangsung normal. Penderita harus mengkonsumsi lemak dalam jumlah yang lebih banyak, karena mereka tidak dapat menyerap lemak dengan baik. Dosis harian multivitamin dilipatgandakan dan penderita juga mengkonsumsi vitamin E. Jika melakukan olah raga, mengalami demam atau dalam cuaca panas, penderita harus mengkonsumsi garam tambahan. Susu formula khusus yang mengandung protein dan lemak yang mudah dicerna, bisa diberikan kepada bayi yang mengalami masalah pankreas yang serius. Pengobatan terhadap kelainan paru-paru dipusatkan untuk mencegah penyumbatan saluran udara dan mengendalikan infeksi. Penderita harus menjalani imunisasi lengkap dan vaksin influenza, karena infeksi virus bisa memperberat kerusakan paru-paru. Seringkali diberikan obat yang membantu mencegah penyempitan saluran udara (bronkodilator). Oksigen diberikan kepada penderita yang kadar oksigennya rendah dan memiliki kelainan paru-paru yang berat. Obat semprot yang membantu mengencerkan lendir ( mukolitik, contohnya rekombinan DNase manusia), banyak digunakan karena penderita menjadi lebih mudah mengeluarkan dahaknya dan bisa membantu memperbaiki fungsi paru-paru. Obat ini juga mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi paru-paru yang serius. Kepada bayi yang mengalami peradangan bronkial yang berat serta kepada penderita yang saluran udaranya menyempit dan tidak memberikan respon terhadap bronkodilator, untuk membantu meringankan gejalanya, bisa diberikan kortikosteroid. Untuk memperlambat terjadinya penurunan fungsi paru-paru, kadang digunakan obat anti peradangan non-steroid (misalnya ibuprofen).

37

Infeksi paru-paru harus segera diobati dengan antibiotik. Pemeriksaan dahak bisa membantu menentukan organisme penyebab infeksi dan membantu menentukan antibiotik yang akan diberikan. Perdarahan hebat atau berulang di dalam paru-paru bisa diatasi dengan menyumbat arteri yang mengalami perdarahan. Pembedahan dilakukan pada: - pneumotoraks - infeksi sinus menahun - infeksi menahun yang berat pada salah satu bagian paru-paru - perdarahan dari pembuluh di kerongkongan - penyakit kandung empedu - penyumbatan usus. Pengobatan lainnya adalah drainase postural dan perkusi dada. Pada beberapa kasus perlu dipertimbangkan pencangkokkan paru-paru. Pengobatan yang terbaru adalah terapi sulih enzim Dnase (obatnya bernama dornase). Penelitian genetik tengah mencoba untuk mengatasi penyakit ini dengan cara memasukkan gen yang normal kepada penderita. Untuk kerusakan hati yang parah bisa dilakukan pencangkokan hati. Pencangkokan jantung dan kedua paru-paru dilakukan pada penyakit jantung dan paru-paru yang berat. 1 tahun setelah pencangkokan, sekitar 75% penderita bertahan hidup dan keadaannya semakin membaik.

PROGNOSIS Beratnya penyakit pada setiap penderita berlainan dan tergantung kepada luasnya daerah paru-paru yang terkena. Penurunan fungsi paru-paru tidak dapat dihindari, dan bisa menyebabkan kelemahan bahkan kematian. Penderita biasanya meninggal karena kegagalan pernafasan setelah terjadinya penurunan fungsi paru-paru selama bertahun-tahun. Sejumlah kecil penderita meninggal karena penyakit hati, perdarahan ke dalam saluran udara atau komplikasi dari pembedahan. Sekitar 50% dari anak-anak yang menderita fibrosis kistik, mampu bertahan hidup sampai umur 20 tahun, dan 20-25% sampai lebih dari 35 tahun. Angka harapan hidup yang lebih baik ditemukan pada: - penderita pria - penderita yang tidak mengalami gangguan pankreas

38

- penderita yang gejala awalnya terbatas pada sistem pencernaan.

FIBROSIS PULMONER IDIOPATIK


DEFINISI Fibrosis Pulmoner Idiopatik (Alveolitis Fibrosa, Pneumonia Interstisial Biasa) adalah pembentukan jaringan parut, penebalan dan peradangan pada jaringan paru yang penyebabnya tidak diketahui. Fibrosis paru dapat disebabkan oleh berbagai penyakit, terutama yang berkaitan dengan kelainan sistem kekebalan. Walaupun banyak penyebab yang mungkin, tetapi pada 50% penderita penyebabnya tidak pernah diketahui. Orang-orang ini dikatakan menderita fibrosis paru idiopatik. Idiopatik berarti penyebabnya tidak diketahui. Pneumonia Interstisial Deskuamativa merupakan varian dari fibrosis pulmoner idiopatik, dengan gejala-gejala yang sama, tetapi gambaran mikroskopik dari jaringan paru-parunya berbeda. Pneumonia Interstisial Limfoid merupakan varian yang lain, yang terutama menyerang bagian bawah dari paru-paru. Sekitar sepertiga kasus terjadi pada penderita sindroma Sjgren. Pneumonia interstisial limfoid juga dapat terjadi pada anak-anak dan dewasa yang terkena infeksi HIV. Pneumonia berkembang perlahan tapi akan membentuk kista dan akan menjadi limfoma. PENYEBAB Fibrosis pulmoner idiopatik adalah suatu penyakit pada saluran pernafasan bagian bawah yang menyebabkan menurunnya fungsi alveolar (kantong udara) dan terbatasnya pertukaran oksigen dari udara ke darah. Di dalam jaringan paru terjadi peradangan dan penimbunan jaringan parut yang luas. Kerusakan pada jaringan paru terjadi sebagai akibat dari respon peradangan yang penyebabnya tidak diketahui. Penyakit ini paling sering ditemukan pada usia 50-70 tahun, hampir 75% penderitanya merupakan perokok sigaret. GEJALA Gejalanya berupa: - sesak nafas setelah melakukan aktivitas, yang berlangsung selama beberapa bulan atau tahun; pada akhirnya sesak juga akan dirasakan pada saat penderita sedang beristirahat - mudah lelah

39

- batuk, biasanya tanpa dahak - nyeri dada (kadang-kadang). Pada stadium lanjut, sekeliling mulut atau kuku jari tangan penderita tampak kebiruan (sianosis) karena kekurangan oksigen. Bisa ditemukan clubbing fingers (ujung jari tangan membengkak, seperti tabuh genderang/pentungan). DIAGNOSA Pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop menunjukkan suara pernafasan ronki kering.

Pemeriksaan penunjang lainnya: Rontgen dada (bisa menunjukkan jaringan parut dan pembentukan kista di paru-paru, tetapi kadang gambarannya normal, meskipun gejalanya berat) CAT scan dada resolusi tinggi Tes fungsi paru (menunjukkan penurunan kemampuan paru-paru dalam menahan udara) Bronkoskopi disertai biopsi paru transbronkial Analisa gas darah (menunjukkan kadar oksigen yang rendah). PENGOBATAN Jika foto dada atau biopsi paru-paru menunjukkan jaringan parut yang tidak luas, pengobatan yang diberikan biasanya adalah corticosteroid (misalnya prednisone). Respon terhadap pengobatan kemudian dinilai melalui foto dada dan tes fungsi paru-paru. Kepada penderita yang tidak memberikan respon terhadap prednisone, bisa diberikan azathioprine atau cyclophosphamide. Akhir-akhir ini, pemakaian interferon-gamma-1B telah memberikan hasil yang menjanjikan, tetapi perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan bahwa obat ini memang menguntungkan. Pengobatan lain ditujukan untuk meredakan gejala-gejala, yaitu: - Terapi oksigen untuk meningkatkan kadar oksigen darah yang rendah - Antibiotik untuk infeksi - Obat-obatan untuk mengatasi gagal jantung. Kadang perlu dilakukan pencangkokan paru-paru. Pneumonia interstisial deskuamativa memberikan respon yang lebih baik terhadap terapi corticosteroid dan angka harapan hidupnya lebih besar, angka kematian lebih kecil. Pneumonia interstisial limfoid kadang bisa diatasi dengan corticosteroid. Beberapa penderita menunjukkan perbaikan terhadap pemberian kortikosteroid maupun obat sitotoksik, tetapi sebagian besar penderita mengalami penyakit yang berat meskipun telah dilakukan pengobatan. Rata-rata penderita bisa bertahan selama 5-6 tahun.

40

FLU BURUNG
DEFINISI Flu burung didefinisikan sebagai penyakit yang disebabkan oleh virus influenza A subtipe H5N1 yang menyerang burung, ungggas, ayam yang dapat menyerang manusia dengan gejala demam >38C, batuk, pilek, nyeri otot, nyeri tenggorokan. Namun, gejala ini harus diterapkan pada seseorang yang pernah kontak dengan binatang tersebut dalam 7 hari terakhir. Terutama jika unggas tersebut menderita sakit atau mati.

PENYEBAB Seseorang dinyatakan mengidap flu burung setelah pemeriksaan laboratorium menunjukkan positif untuk virus influenza A (H5) seperti tes antibodi spesifik pada 1 spesimen serum. Hasil biakan virus positif Influenza A (H5N1) atau hasil dengan pemeriksaan PCR positif untuk influenza H5. Peningkatan titer antibodi spesifik H5 sebesar > 4 x > Hasil dengan IFA positif untuk antigen H5.

GEJALA Gejala flu burung pada dasarnya sama dengan flu biasa. Laporan dari kasus yang terjadi tahun 1999 menunjukkan adanya variasi gejala berupa:

Demam sekitar 39C Batuk Lemas Sakit tenggorokan Sakit kepala Tidak nafsu makan Muntah Nyeri perut Nyeri sendi Diare Infeksi selaput mata (conjunctivitis) Dalam keadaan memburuk, terjadi severe respiratory distress , yakni sesak napas hebat, kadar oksigen rendah sementara kadar karbondioksida meningkat. Ini terjadi karena infeksi flu menyebar ke paru-paru dan menimbulkan radang paruparu (pneumonia).

Pengalaman tahun 1997 di Hongkong juga menunjukkan gejala: demam, batuk pilek, sakit tenggorokan, muntah, dan keluhan pusing. Namun, data dari Vietnam di tahun 2004 menunjukkan gejala berbeda. Pasien tidak mengeluh sakit tenggorokan atau pilek. Juga tak ada keluhan radang selaput mata.

41

Separuh pasien malah menderita diare dengan tinja yang cair.

DIAGNOSA FAKTOR RISIKO Setelah mengenali gejalanya, biasanya akan dicari informasi mendalam tentang faktor risiko yang ada: Apakah yang bersangkutan bekerja di peternakan atau habis berkunjung ke pasar ayam dan lain-lain. Juga akan ditanya penyakit-penyakit lain yang mungkin akan memperburuk keadaan, seperti penyakit paru atau jantung, adanya riwayat alergi, dan sebagainya. Setelah itu dilakukan pemeriksaan fisik untuk melihat langsung keadaan pasien, dilanjutkan dengan pemeriksaan laboratorium dan juga rontgen dada untuk melihat ada tidaknya gambaran pneumonia. PENULARAN Penularan dari unggas ke manusia terjadi lewat kontak air liur dan kotoran unggas. Kontak itu terjadi lewat sentuhan langsung atau juga melalui kendaraan yang mengangkut hewan-hewan itu. Juga termasuk kandang, alat-alat peternakan, pakan ternak, pakaian, sepatu para peternak. Unggas yang sudah dimasak tidak akan menularkan flu burung ke manusia sebab virus itu akan mati dengan pemanasan 80 lebih dari satu menit. Selama ini kita selalu menggoreng ayam dengan suhu di atas 80 dan lebih dari satu menit. Jadi pasti aman. PEMERIKSAAN LABORATORIUM Pada dasarnya dilakukan untuk menilai keadaan kesehatan pasien dan juga untuk mendeteksi bakteri/virus apa yang menyerang pasien tersebut. Pemeriksaan untuk menilai keadaan kesehatan antara lain dengan menilai kadar leukosit, fungsi hati, fungsi ginjal, dan yang penting juga analisis gas darah arteri. Pada pemeriksaan ini, antara lain, akan dapat diketahui berapa kadar oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) di darah pasien. Kalau oksigennya rendah, nilai normalnya berkisar 85-95 mmHg, dan atau karbondioksidanya tinggi, nilai normalnya 35-45 mmHg, maka dapat terjadi keadaan gawat napas. Dari data yang ada, sebagian besar pasien flu burung meninggal karena gawat napas akut ini. Upaya menemukan virus flu burung dapat dilakukan dengan pemeriksaan serologi untuk menilai respons antigen antibodi dan atau mengisolasi virusnya sendiri. Pada kasus flu burung juga dapat dijumpai peningkatan titer netralisasi antibodi dan dapat pula dilakukan analisis antigenik dan genetik, antara lain untuk mengetahui apakah sudah ada mutasi dari virus tersebut. Kedua pasien di Hongkong (tahun 1999) menjalani pemeriksaan ELISA (enzyme liknk immuno sorbent assay), cairan saluran hidung tenggorok. Ternyata positif influenza A.

42

Pada kedua kasus ini juga dilakukan kultur pada cairan saluran hidung tenggorok yang menunjukkan positif influenza A (H9N2). Pada kasus yang terjadi di Hongkong (tahun 1997), diagnosis infeksi virus H5N1 dipastikan dengan ditemukannya virus. Lokasi diisolasinya virus ini ada pada usap tenggorok, cairan yang diisap dari trakea, aspirat saluran hidung tenggorok, dan ada pula virus yang ditemukan dari cairan bronko alveolar yang didapat dengan pemeriksaan bronkoskopi (memasukkan alat ini ke paru pasien).

PENGOBATAN Obat yang diberikan dapat bersifat simtomatik, sesuai dengan gejala yang ada. Bila batuk, pasien dapat diberi obat batuk; kalau sesak dapat diberi obat jenid bronkodilator untuk melebarkan saluran napas yang menyempit. Selain itu, dapat pula diberikan obat antivirus seperti amantadine dan oseltamivir. Kalau keadaan pasien terus memburuk, bukan tidak mungkin perlu dipasang alat ventilator untuk membantu pernapasannya. Semua penderita yang telah memenuhi kriteria Flu Burung perawatan dilakukan paling sedikit 1 minggu di ruang isolasi. Penderita dirawat di ruang isolasi selama 7 hari (masa penularan) karena ditakutkan adanya transmisi melalui udara. Selama masa perawatan, penderita diterapkan oksigenisasi, hidrasi, terapi simptomatis untuk gejala flu, foto toraks ulang. Pada kasus respiratory distressakan dilakukan pengobatan sesuai prosedur RDS. Penderita dimasukkan ke ruang perawatan intensif (ICU).

PENCEGAHAN Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, secara umum prinsip-prinsip kerja yang higienis, seperti:

Mencuci tangan dan menggunakan alat pelindung diri -merupakan upaya yang harus dilakukan oleh mereka yang kontak dengan binatang, baik dalam keadaan mati, apalagi ketika hidup. Karena telur juga dapat tertular, maka penanganan kulit telur dan telur mentah perlu dapat perhatian pula. Daging unggas harus dimasak sampai suhu 70C atau 80C selama sedikitnya satu menit. Kalau kita menggoreng atau merebus ayam di dapur, tentu lebih dari itu suhu dan lamanya memasak. Artinya, sejauh ini bukti ilmiah yang ada mengatakan bahwa aman mengonsumsi ayam dan unggas lainnya asal telah dimasak dengan baik. Pola hidup sehat. Secara umum pencegahan flu adalah menjaga daya tahan tubuh dengan makan seimbang dan bergizi, istirahat dan olahraga teratur. Jangan lupa sering mencuci tangan. Pasien influenza dianjurkan banyak istirahat, banyak minum dan makan bergizi.

Khusus untuk pekerja peternakan dan pemotongan hewan ada beberapa anjuran WHO

43

yang dapat dilakukan:

Semua orang yang kontak dengan binatang yang telah terinfeksi harus seringsering mencuci tangan dengan sabun. Mereka yang langsung memegang dan membawa binatang yang sakit sebaiknya menggunakan desinfektan untuk membersihkan tangannya. Mereka yang memegang, membunuh, dan membawa atau memindahkan unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyogianya melengkapi diri dengan baju pelindung, sarung tangan karet, masker, kacamata google, dan juga sepatu bot. Ruangan kandang perlu selalu dibersihkan dengan prosedur yang baku dan memerhatikan faktor keamanan petugas. Pekerja peternakan, pemotongan, dan keluarganya perlu diberi tahu untuk melaporkan ke petugas kesehatan bila mengidap gejala-gejala pernapasan, infeksi mata, dan gejala flu lainnya. Dianjurkan juga agar petugas yang dicurigai punya potensi tertular ada dalam pengawasan petugas kesehatan secara ketat. Ada yang menganjurkan pemberian vaksin influenza, penyediaan obat antivirus, dan pengamatan perubahan secara serologi pada pekerja ini.

GRANULOMATOSIS PULMONER WEGENER


DEFINISI Granulomatosis adalah suatu penyakit langka yang menyebabkan peradangan pada pembuluh darah (vaskulitis) di saluran pernafasan bagian atas (hidung, sinus dan telinga), paru-paru dan ginjal; ditandai dengan terbentuknya gumpalan yang disebut granuloma. Bagian tubuh lainnya juga bisa terkena, dan pada hampir separuh kasus ditemukan artritis (peradangan sendi). Penyakit ini juga bisa mengenai mata dan kulit. Granulomatosis Pulmoner Wegener adalah granulomatosis yang hanya mengenai saluran hidung, saluran pernafasan dan paru-paru. Pada keadaan ini, pembuluh darah paru-paru meradang dan ditemukan kerusakan pada beberapa jaringan paru-paru. PENYEBAB Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga merupakan suatu penyakit autoimun dan seringkali dikelompokkan menjadi salah satu penyakit rematik. GEJALA Granulomatosis pulmoner Wegener mungkin tidak menimbulkan gejala atau atau mungkin menunjukkan gejala berupa: - demam - penurunan berat badan

44

- letih - batuk - sesak nafas - nyeri dada. Gejala saluran pernafasan atas lainnya adalah perdarahan hidung, nyeri, dan luka terbuka (borok) di sekitar lubang hidung. DIAGNOSA Pemeriksaan yang dilakukan untuk menunjang diagnosis granulomatosis pulmoner Wegener: Biopsi jaringan paru Rontgen dada (mungkin menunjukkan rongga atau area padat pada paru-paru yang terlihat seperti kanker) Pemeriksaan darah untuk mencari adanya autoantibodi (antibodi yang dibuat oleh tubuh untuk menyerang jaringannya sendiri). PENGOBATAN Granulomatosis pulmoner Wagener bisa memberikan respon yang baik terhadap corticosteroid saja, tetapi banyak penderita yang juga memerlukan obat imunosupresan lainnya seperti cyclophosphamide, methotrexat atau azathioprine.

HEMOSIDEROSIS PULMONER IDIOPATIK


DEFINISI Hemosiderosis Pulmoner Idiopatik (adanya zat besi di dalam paru-paru) adalah penyakit yang jarang terjadi tetapi sering berakibat fatal, dimana darah dari kapiler masuk ke dalam paru-paru. PENYEBAB Penyebabnya tidak diketahui. Penyakit ini terutama menyerang anak-anak, tapi juga dapat mengenai orang dewasa. Sebagian darah yang masuk ke paru-paru akan dibersihkan oleh sel pembersih di dalam paru-paru. Hasil penguraian darah akan mengiritasi paru-paru sehingga terbentuk jaringan parut. GEJALA Gejala utama adalah batuk darah (hemoptisis). Frekuensi dan beratnya tergantung

45

kepada seberapa sering kapiler bocor dan darahnya masuk ke dalam paru-paru. Setelah paru-paru menjadi jaringan parut, timbullah sesak nafas. Kehilangan banyak darah bisa memicu terjadinya anemia, sedangkan perdarahan yang hebat akan menyebabkan kematian. DIAGNOSA Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejalanya. PENGOBATAN Corticosteroid dan obat sitotoksik seperti azathioprine diberikan untuk membantu mengurangi peradangan. Jika terjadi kehilangan banyak darah, mungkin perlu dilakukan transfusi. Untuk mengatasi rendahnya kadar oksigen dalam darah, diberikan terapi oksigen.

HISTIOSITOSIS X
DEFINISI Histiositosis X adalah sekelompok kelainan ( Penyakit Letterer-Siwe, Penyakit HandSchller-Christian & Granuloma Eosinofilik) dimana sel-sel pembersih yang disebut histiosit dan sel sistem kekebalan lainnya yang disebut eosinofil, berkembangbiak secara abnormal, terutama di tulang dan paru-paru dan seringkali menyebabkan terbentuknya jaringan parut. Penyakit Letterer-Siwe dimulai sebelum usia 3 tahun dan bila tidak diobati biasanya akan berakibat fatal. Kerusakan histiosit tidak hanya terjadi di paru-paru tetapi juga pada kulit, kelenjar getah bening, tulang, hati dan limpa. Bisa terjadi (pneumotoraks). Penyakit Hand-Schller-Christian biasanya dimulai lebih awal pada masa kanak-kanak, tetapi bisa juga muncul pada usia pertengahan. Paru-paru dan tulang adalah organ yang sering terkena. Yang lebih jarang terkena adalah kelenjar hipofisa, yang bisa menyebabkan penonjolan mata (eksoftalmos) dan diabetes insipidus (pengeluaran air kemih dalam jumlah banyak, beser) sehingga bisa terjadi dehidrasi. Granuloma Eosinofilik cenderung terjadi antara usia 20-40 tahun. Biasanya mengenai tulang, tetapi pada 20% penderita juga mengenai paru-paru, kadang-kadang bahkan hanya paru-paru yang terkena. Jika mengenai paru-paru, gejala dapat berupa batuk, sesak nafas, demam, penurunan berat badan, tapi beberapa penderita tidak menunjukkan

46

gejala. Komplikasi yang paling sering terjadi adalah pneumotoraks. PENYEBAB Penyebabnya tidak diketahui. GEJALA Gejala umum yang biasa ditemukan pada penderita dewasa: - batuk - sesak nafas - nyeri dada - demam - penurunan berat badan - merasa tidak enak badan - pembentukan air kemih meningkat - banyak minum/sering merasa haus - nyeri tulang. Gejala yang biasa ditemukan pada anak-anak: - gagal berkembang - penurunan berat badan - rewel - demam - dermatitis seboroik di kulit kepala - nyeri perut - sakit kuning - muntah - sering merasa haus - sering berkemih - bertubuh pendek - masa puber tertunda - kemunduran mental - sakit kepala - pusing - kejang - bola mata menonjol - pembengkakan kelenjar getah bening - ruam yang menyeluruh (peteki atau purpura) - nyeri tulang (bisa ada atau tidak). DIAGNOSA Pemeriksaan yang dilakukan pada penderita dewasa: Rontgen dada Bronkoskopi disertai biopsi (pada histiosit akan tampak badan X)

47

Tes fungsi paru. Pada penderita anak-anak dilakukan pemeriksaan berikut: Rontgen tulang Rontgen seluruh kerangka tubuh untuk menilai beratnya kerusakan tulang Biopsi tulang untuk melihat adanya sel Langerhans Biopsi kulit untuk melihat adanya sel Langerhans Biopsi sumsum tulang Hitung jenis darah. PENGOBATAN Ketiga kelainan diatas dapat diobati dengan corticosteroid dan obat-obat sitotoksik, seperti cyclophosphamide. Penderita Hand-Schller-Christian atau granuloma eosinofilik bisa sembuh spontan. Terapi untuk tulang, sama dengan pengobatan untuk tumor tulang (terapi penyinaran atau pembedahan). Terapi suportif diberikan untuk mengatasi berbagai efek samping dari penyakit ini, yaitu berupa: - pemberian antibiotik - pemasangan respirator untuk membantu fungsi pernafasan - terapi fisik - shampo yang mengandung selenium - terapi sulih hormon. Kematian biasanya terjadi karena gagal pernafasan atau gagal jantung.

KANKER PARU
DEFINISI Sebagian besar kanker paru-paru berasal dari sel-sel di dalam paru-paru; tetapi kanker paru-paru bisa juga berasal dari kanker di bagian tubuh lainnya yang menyebar ke paruparu. Kanker paru-paru merupakan kanker yang paling sering terjadi, baik pada pria maupun wanita. Kanker paru-paru juga merupakan penyebab utama dari kematian akibat kanker. Jenis Kanker Paru-paru Lebih dari 90% kanker paru-paru berawal dari bronki (saluran udara besar yang masuk ke paru-paru), kanker ini disebut karsinoma bronkogenik, yang terdiri dari: Karsinoma sel skuamosa

48

Karsinoma sel kecil atau karsinoma sel gandum Karsinoma sel besar Adenokarsinoma.

Karsinoma sel alveolar berasal dari kantong udara (alveoli) di paru-paru. Kanker ini bisa merupakan pertumbuhan tunggal, tetapi seringkali menyerang lebih dari satu daerah di paru-paru.
Tumor paru-paru yang lebih jarang terjadi adalah: Adenoma (bisa ganas atau jinak) Hamartoma kondromatous (jinak) Sarkoma (ganas).

Limfoma merupakan kanker dari sistem getah bening, yang bisa berasal dari paru-paru atau merupakan penyebaran dari organ lain.
Banyak kanker yang berasal dari tempat lain menyebar ke paru-paru. Biasanya kanker ini berasal dari payudara, usus besar, prostat, ginjal, tiroid, lambung, leher rahim, rektum, buah zakar, tulang dan kulit. PENYEBAB Merokok merupakan penyebab utama dari sekitar 90% kasus kanker paru-paru pada pria dan sekitar 70% pada wanita. Semakin banyak rokok yang dihisap, semakin besar resiko untuk menderita kanker paruparu. Hanya sebagian kecil kanker paru-paru (sekitar 10%-15% pada pria dan 5% pada wanita) yang disebabkan oleh zat yang ditemui atau terhirup di tempat bekerja. Bekerja dengan asbes, radiasi, arsen, kromat, nikel, klorometil eter, gas mustard dan pancaran oven arang bisa menyebabkan kanker paru-paru, meskipun biasanya hanya terjadi pada pekerja yang juga merokok. Peranan polusi uadara sebagai penyebab kanker paru-paru masih belum jelas. Beberapa kasus terjadi karena adanya pemaparan oleh gas radon di rumah tangga. Kadang kanker paru (terutama adenokarsinoma dan karsinoma sel alveolar) terjadi pada orang yang paru-parunya telah memiliki jaringan parut karena penyakit paru-paru lainnya, seperti tuberkulosis dan fibrosis. Merokok merupakan penyebab utama dari sekitar 90% kasus kanker paru-paru pada pria dan sekitar 70% kasus pada wanita. Semakin banyak rokok yang dihisap, semakin besar resiko untuk menderita kanker paru-paru. Hanya sebagian kecil kanker paru-paru (sekitar 10%-15% pada pria dan 5% pada wanita) yang disebabkan oleh zat yang ditemui atau terhirup di tempat bekerja. Bekerja dengan

49

asbes, radiasi, arsen, kromat, nikel, klorometil eter, gas mustard dan pancaran oven arang bisa menyebabkan kanker paru-paru, meskipun biasanya hanya terjadi pada pekerja yang juga merokok. Peranan polusi udara sebagai penyebab kanker paru-paru masih belum jelas. Beberapa kasus terjadi karena adanya pemaparan oleh gas radon di rumah tangga. Kadang kanker paru (terutama adenokarsinoma dan karsinoma sel alveolar) terjadi pada orang yang paru-parunya telah memiliki jaringan parut akibat penyakit paru-paru lainnya, seperti tuberkulosis dan fibrosis. GEJALA Dahak bisa mengandung darah. Jika kanker tumbuh ke dalam pembuluh darah dibawahnya, bisa menyebabkan perdarahan hebat. Kanker bisa menyebabkan bunyi mengi karena terjadi penyempitan saluran udara di dalam atau di sekitar tempat tumbuhnya kanker. Penyumbatan bronkus bisa menyebabkan kolaps pada bagian paru-paru yang merupakan percabangan dari bronkus tersebut, keadaan ini disebut atelektasis. Akibat lainnya adalah pneumonia dengan gejala berupa batuk, demam, nyrei dada dan sesak nafas. Jika tumor tumbuh ke dalam dinding dada, bisa menyebabkan nyeri dada yang menetap. Gejala yang timbul kemudian adalah hilangnya nafsu makan, penurunan berat badan dan kelemahan. Kanker paru seringkali menyebabkan penimbunan cairan di sekitar paru-paru ( efusi pleura), sehingga penderita mengalami sesak nafas. Jika kanker menyebar di dalam paruparu, bisa terjadi sesak nafas yang hebat, kadar oksigen darah yang rendah dan gagal jantung. Kanker bisa tumbuh ke dalam saraf tertentu di leher, menyebabkan terjadinya sindroma Horner, yang terdiri dari: - penutupan kelopak mata - pupil yang kecil - mata cekung - berkurangnya keringat di salah satu sisi wajah. Kanker di puncak paru-paru bisa tumbuh ke dalam saraf yang menuju ke lengan sehingga lengan terasa nyeri, mati rasa dan lemah. Kerusakan juga bisa terjadi pada saraf pita suara sehingga suara penderita menjadi serak. Kanker bisa tumbuh secara langsung ke dalam kerongkongan, atau tumbuh di dekat kerongkongan dan menekannya, sehingga terjadi gangguan menelan. Kadang terbentuk saluran abnormal (fistula) diantara kerongkongan dan bronki, menyebabkan batuk hebat

50

selama proses menelan berlangsung, karena makanan dan cairan masuk ke dalam paruparu. Kanker paru-paru bisa tumbuh ke dalam jantung dan menyebabkan: - irama jantung yang abnormal - pembesaran jantung - penimbunan cairan di kantong perikardial. Kanker juga bisa tumbuh di sekitar vena kava superior. Penyumbatan vena ini menyebabkan darah mengalir kembali ke atas, yaitu ke dalam vena lainnya dari bagian tubuh sebelah atas: - vena di dinding dada akan membesar - wajah, leher dan dinding dada sebelah atas (termasuk payudara) akan membengkak dan tampak berwarna keunguan. Keadaan ini juga menyebabkan sesak nafas, sakit kepala, gangguan penglihatan, pusing dan perasaan mengantuk. Gejala tersebut biasanya akan memburuk jika penderita membungkuk ke depan atau berbaring. Kanker paru-paru juga bisa menyebar melalui aliran darah menuju ke hati, otak, kelenjar adrenal dan tulang. Hal ini bisa terjadi pada stadium awal, terutama pada karsinoma sel kecil. Gejalanya berupa gagal hati, kebingungan, kejang dan nyeri tulang; yang bisa timbul sebelum terjadinya berbagai kelainan paru-paru, sehingga diagnosis dini sulit ditegakkan. Beberapa kanker paru-paru menimbulkan efek di tempat yang jauh dari paru-paru, seperti kelainan metabolik, kelainan saraf dan kelainan otot ( sindroma paraneoplastik). Sindroma ini tidak berhubungan dengan ukuran maupun lokasi dari kanker dan tidak selalu menunjukkan bahwa kanker telah menyebar keluar dada; sindroma ini disebabkan oleh bahan yang dikeluarkan oleh kanker. Gejalanya bisa merupakan petanda awal dari kanker atau merupakan petunjuk awal bahwa kanker telah kembali, setelah dilakukannya pengobatan. Salah satu contoh dari sindroma paraneoplastik adalah sindroma Eaton-Lambert, yang ditandai dengan kelemahan otot yang luar biasa. Contoh lainnya adalah kelemahan otot dan rasa sakit karena peradangan ( polimiositis), yang bisa disertai dengan peradangan kulit (dermatomiositis). Beberapa kanker paru-paru melepaskan hormon atau bahan yang menyerupai hormon, sehingga terjadi kadar hormon yang tinggi. Karsinoma sel kecil menghasilkan kortikotropin (menyebabkan sindroma Cushing) atau hormon antidiuretik (menyebabkan penimbunan cairan dan kadar natrium yang rendah di dalam darah). Pembentukan hormon yang berlebihan juga bisa menyebabkan sindroma karsinoid, yaitu berupa kemerahan, bunyi nafas mengi, diare dan kelainan katup jantung.

51

Karsinoma sel skuamosa melepaskan bahan menyerupai hormon yang menyebabkan kadar kalsium darah sangat tinggi. Sindroma hormonal lainnya yang berhubungan dengan kanker paru-paru adalah: - pembesaran payudara pada pria (ginekomastia) - kelebihan hormon tiroid (hipertiroidisme) - perubahan kulit (kulit di ketiak menjadi lebih gelap). Kanker paru-paru juga bisa menyebabkan perubahan bentuk jari tangan dan jari jkaki dan perubahan pada ujung tulang-tulang panjang, yang bisa terlihat pada rontgen. DIAGNOSA Jika seseorang (terutama perokok) mengalami batuk yang menetap atau semakin memburuk atau gejala paru-paru lainnya, maka terdapat kemungkinan terjadinya kanker paru-paru. Kadang petunjuk awalnya berupa ditemukannya bayangan pada rontgen dada dari seseorang yang tidak menunjukkan gejala. Rontgen dada bisa menemukan sebagian besar tumor paru-paru, meskipun tidak semua bayangan yang terlihat merupakan kanker. Biasanya dilakukan pemeriksaan mikroskopik dari contoh jaringan, yang kadang berasal dari dahak penderita (sitologi dahak). Untuk mendapatkan jaringan yang diperlukan, dilakukan bronkoskopi.

CT scan bisa menunjukkan bayangan kecil yang tidak tampak pada foto rontgen dada dan bisa menunjukkan adanya pembesaran kelenjar getah bening. Untuk mengetahui adanya penyebaran ke hati, kelenjar adrenal atau otak, dilakukan CT scan perut dan otak.
Penyebaran ke tulang bisa dilihat melalui skening tulang. Kadang dilakukan biopsi sumsum tulang, karena karsinoma sel kecil cenderung menyebar ke sumsum tulang. Penggolongan (stadium) kanker dilakukan berdasarkan: - ukuran tumor - penyebaran ke kelenjar getah bening di dekatnya - penyebaran ke organ lain. Stadium ini digunakan untuk menentukan jenis pengobatan yang akan dilakukan dan ramalan penyakit pada penderita. PENGOBATAN Kadang dilakukan pembedahan pada kanker selain karsinoma sel kecil yang belum menyebar. Sekitar 10-35% kanker bisa diangkat melalui pembedahan, tetapi pembedahan tidak selalu membawa kesembuhan. Sekitar 25-40% penderita tumor yang terisolasi dan tumbuh secara perlahan, memiliki harapan hidup sampai 5 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis. Penderita ini harus

52

melakukan pemeriksaan rutin karena kanker paru-paru kambuh kembali pada 6-12% penderita yang telah menjalani pembedahan. Sebelum pembedahan, dilakukan tes fungsi paru-paru untuk menentukan apakah paruparu yang tersisa masih bisa menjalankan fungsinya dengan baik atau tidak. Jika hasilnya jelek, maka tidak mungkin dilakukan pembedahan. Pembedahan tidak perlu dilakukan jika: - kanker telah menyebar keluar paru-paru - kanker terlalu dekat dengan trakea - penderita memiliki keadaan yang serus (misalnya penyakit jantung atau penyakit paruparu yang berat). Terapi penyinaran dilakukan pada penderita yang tidak dapat menjalani pembedahan karena mereka memiliki penyakit lain yang serius. Tujuan dari penyinaran adalah memperlambat pertumbuhan kanker, bukan untuk penyembuhan. Terapi penyinaran juga bisa mengurangi nyeri otot, sindroma vena kava superior dan penekanan saraf tulang belakang. Tetapi terapi penyinaran bisa menyebabkan peradang paru-paru (pneumonitis karena penyinaran), dengan gejala berupa batuk, sesak nafas dan demam. Gejala ini bisa dikurangi dengan corticosteroid (misalnya prednisone). Pada saat terdiagnosis, karsinoma sel kecil hampir selalu telah menyebar ke bagian tubuh lainnya, sehingga tidak mungkin dilakukan pembedahan. Kanker ini diobati dengan kemoterapi, kadang disetai terapi penyinaran. Penderita kanker paru-paru banyak yang mengalami penurunan fungsi paru-paru. Untuk mengurangi gangguan pernafasan bisa diberikan terapi oksigen dan obat yang melebarkan saluran udara (bronkodilator).

PARU-PARU HITAM
DEFINISI Paru-paru Hitam (Pneumokoniosis penambang batubara) adalah suatu penyakit pernafasan yang terjadi karena menghirup debu batubara dalam jangka panjang. Pneumokoniosis pekerja batubara terjadi dalam 2 bentuk, yaitu simplek dan komplikata (fibrosis masif progresif). Tipe simplek biasanya bersifat ringan, sedangkan tipe komplikata bisa berakibat fatal. Pada paru-paru hitam simplek, serbuk batubara berkumpul di sekeliling saluran nafas kecil (bronkiolus). Walupun relaitif lembam dan tidak menimbulkan banyak reaksi, serbuk batubara akan menyebar ke seluruh paru-paru dan terlihat sebagai bercak-bercak kecil

53

pada foto dada. Serbuk batubara tidak menyumbat saluran nafas. Tetapi setiap tahunnya, 1-2% penderita paru-paru hitam simplek, akan berkembang menjadi bentuk penyakit yang lebih serius yang disebut sebagai fibrosis masif progresif, yang ditandai dengan terbentuknya jaringan parut yang luas di paru-paru (minimal dengan diameter 1 cm). Meskipun sudah tidak lagi terjadi pemaparan debu batubara, tetapi fibrosis masif progresif akan semakin memburuk. Jaringan parut bisa menimbulkan kerusakan pada jaringan dan pembuluh darah paru-paru. Sindroma Caplan merupakan kelainan yang jarang terjadi, yang dapat menyerang penambang batubara yang menderita artritis rematik. Nodul jaringan parut yang bulat dan besar akan berkembang dengan cepat di paru-paru. Nodul seperti ini mungkin juga terbentuk pada orang-orang yang terpapar debu batubara, walaupun mereka tidak menderita paru-paru hitam. PENYEBAB Paru-paru hitam merupakan akibat dari terhirupnya serbuk batubara dalam jangka waktu yang lama. Merokok tidak menyebabkan meningkatnya angka kejadian paru-paru hitam, tetapi bisa memberikan efek tambahan yang berbahaya bagi paru-paru. Resiko menderita paru-paru hitam berhubungan dengan lamanya dan luasnya pemaparan terhadap debu batubara. Kebanyakan pekerja yang terkena berusia lebih dari 50 tahun. Penyakit ini ditemukan pada 6 dari 100.000 orang. GEJALA Paru-paru hitam simplek biasanya tidak menimbulkan gejala. Tetapi banyak penderita yang mengalami batuk menahun dan mudah sesak nafas karena mereka juga menderita emfisema (karena merokok) atau bronkitis (karena merokok atau terpapar polutan industri toksik lainnya). Fibrosis masif progresif yang berat juga menyebabkan batuk dan sesak nafas. DIAGNOSA Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan rontgen dada dan tes fungsi paruparu. PENGOBATAN Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit ini, selain untuk mengobati komplikasinya (gagal jantung kanan atau tuberkulosis paru). Jika terjadi gangguan pernafasan, maka

54

diberikan bronkodilator dan ekspektoran. Dianjurkan untuk menghindari pemaparan lebih lanjut. PENCEGAHAN Paru-paru hitam dapat dicegah dengan menghindari debu batubara pada lingkungan kerja. Pekerja tambang batubara harus menjalani pemeriksaan foto dada tiap 4-5 tahun sehingga penyakit ini dapat ditemukan pada stadium awal. Jika ditemukan penyakit, maka pekerja tersebut harus dipindahkan ke daerah dimana kadar debu batubaranya rendah, untuk menghindari terjadinya fibrosis masif progresif.

PENYAKIT LEGIONNAIRE
DEFINISI Penyakit Legionnaire adalah suatu infeksi saluran pernafasan akut yang disebabkan oleh bakteri Legionella pneumophilia dan spesies lainnya dari Legionella; yang bisa menyebabkan serangkaian penyakit, mulai dari batuk ringan dan demam sampai pneumonia. Penyakit ini merupakan 1-8% dari semua kasus pneumonia dan sekitar 4% dari pneumonia berat yang didapat di rumah sakit. Penyakit ini cenderung terjadi pada akhir musim panas dan awal musim gugur. PENYEBAB Penyebabnya adalah bakteri Legionella pneumophilla dan spesies lainnya dari Legionella. Bakteri ini ditemukan di dalam sistem pengaliran air dan bisa bertahan di dalam sistem penyejuk udara yang hangat dan lembab di gedung-gedung perkantoran, termasuk rumah sakit. Karena itu jika organisme ini menyebar melalui sistem penyejuk udara di hotel atau rumah sakit, maka bisa terjadi wabah yang luas. Mulai dari timbulnya gejala, keadaan akan semakin memburuk pada 4-6 hari pertama, dan 4-5 hari kemudian mulai membaik. Kebanyakan infeksi menyerang usia pertengahan atau usia lanjut, meskipun juga bisa menerang anak-anak. Pada anak-anak, penyakit ini biasanya tidak terlalu berat. Faktor resiko terjadinya penyakit Legionnaire: Merokok sigarret Penyakit tertentu (misalnya gagal ginjal, kanker, diabetes atau penyakit paru obstruktif menahun)

55

Penderita gangguan sistem kekebalan akibat kemoterapi, kortikosteroid atau penyakit (misalnya kanker dan leukemia) Alkoholik Usia pertengahan atau usia lanjut GEJALA Gejalanya berupa: - Sakit dan kaku otot - Nyeri persendian - Tidak bertenaga - Merasa tidak enak badan - Sakit kepala - Demam DIAGNOSA Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan berikut: Pemeriksaan fisik dengan menggunakan stetoskop akan terdengar suara ronki halus Pemeriksaan dahak dengan pewarnaan DFA (direct fluorescent antibody) menunjukkan adanya Legionella Biakan bakteri dari saluran pernafasan Tes urin antigen menunjukkan hasil positif Rontgen dada menunjukkan adanya pneumonia Analisa gas darah arteri menunjukkan rendahnya konsentrasi oksigen Hitung jenis darah menunjukkan adanya peningkatan jumlah sel darah putih Laju endap darah meningkat Natrium serum rendah. PENGOBATAN Erythromycin merupakan antibiotik terpilih untuk mengobati penyakit Legionnaire. Pada kasus yang tidak terlalu berat, dapat diberikan per-oral (melalui mulut); jika tidak memungkinkan, bisa diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah). Jika terjadi gangguan pernafasan yang sangat berat, maka sebaiknya penderita dirawat di rumah sakit guna mendapatkan cairan dan elektrolit serta oksigen tambahan (baik melalui sungkup muka maupun melalui ventilator mekanik). Sebagian besar penderita yang diobati dengan erythomycin akan menunjukkan perbaikan, tetapi proses penyembuhannya memerlukan waktu yang lama. Angka kematian adalah sekitar 20%. Angka kematian yang lebih tinggi ditemukan pada mereka yang mendapatkan penyakit ini di rumah sakit atau pada penderita gangguan sistem kekebalan. - Menggigil - Batuk kering - Batuk darah - Sesak nafas - Nyeri dada - Diare - Ataksia (gangguan koordinasi).

PENYAKIT PARU AKIBAT PEKERJAAN


56

DEFINISI Penyakit Paru Akibat Pekerjaan terjadi akibat terhirupnya partikel, kabut, uap atau gas yang berbahaya pada saat seseorang sedang bekerja. Lokasi tersangkutnya zat tersebut pada saluran pernafasan atau paru-paru dan jenis penyakit paru yang terjadi, tergantung kepada ukuran dan jenis partikel yang terhirup. Partikel yang lebih besar mungkin akan terperangkap di dalam hidung atau saluran pernafasan yang besar, tetapi partikel yang sangat kecil bisa sampai ke paru-paru. Di dalam paru-paru, beberapa partikel dicerna dan bisa diserap ke dalam aliran darah. Partikel yang lebih padat yang tidak dapat dicerna akan dikeluarkan oleh sistem pertahanan tubuh. Tubuh memiliki beberapa cara untuk membersihkan partikel yang terhirup: Di dalam saluran pernafasan, lendir akan membungkus partikel, sehingga bisa lebih mudah dikeluarkan melalui batuk Di dalam paru-paru, sel-sel pembersih tertentu, akan menelan partikel tersebut dan melenyapkannya. Partikel yang berbeda akan menghasilkan reaksi yang berbeda pula di Beberapa partikel (misalnya serbuk tanaman) dapat menyebabkan reaksi rinitis alergika atau asma. Serbuk batubara, karbon dan oksida perak tidak menimbulkan reaksi yang paru-paru. Serbuk silika dan asbes bisa menimbulkan jaringan parut yang menetap paru-paru (fibrosis paru). Dalam jumlah yang cukup besar, asbes bisa kanker pada perokok. PENYEBAB Orang-orang yang memiliki resiko menderita penyakit paru akibat pekerjaan: 1. Silikosis - penambang timah hitam, tembaga, perak dan emas - penambang batubara tertentu (misalnya peledak atap) - pekerja pengecoran logam - pembuat keramik - pemotong batu pasir atau granit - pekerja terowongan - pembuat alat pengampelas sabun - pekerja peledak pasir 2. Paru-paru hitam, ditemukan pada pekerja batubara 3. Asbestosis - pekerja yang menambang, menggiling atau mengolah asbes - pekerja bangunan yang memasang atau memindahkan barang-barang yang dalam tubuh. alergi seperti berarti dalam pada jaringan menyebabkan

57

4. 5.

6.

7.

mengandung asbes Beriliosis terjadi pada pekerja ruang angkasa Pneumokoniosis jinak - tukang las - penambang besi - pekerja barium - pekerja perak Asma akibat pekerjaan terjadi pada orang-orang yang bekerja dengan: - gandum - kayu sedar merah dari daerah barat - kacang kastor - pewarna - antibiotik - damar - teh - enzim-enzim yang digunakan pada pembuatan sabun cuci, gandum dan bahanbahan kulit Bissinosis terjadi pada pekerja yang mengolah: - kapas - rami - goni - tanaman yang menghasilkan serat dan biji-bijian

8. Penyakit Silo filler ditemukan pada petani.

PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF MENAHUN (PPOM)


DEFINISI Penyakit Paru Obstruktif Menahun (PPOM) adalah suatu penyumbatan menetap pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh emfisema atau bronkitis kronis. PPOM lebih sering menyerang laki-laki dan sering berakibat fatal. PPOM juga lebih sering terjadi pada suatu keluarga, sehingga diduga ada faktor yang dirurunkan. Bekerja di lingkungan yang tercemar oleh asap kimia atau debu yang tidak berbahaya, bisa meningkatkan resiko terjadinya PPOM. Tetapi kebiasaan merokok pengaruhnya lebih besar dibandingkan dengan pekerjaan seseorang, dimana sekitar 10-15% perokok menderita PPOM. Angka kematian karena emfisema dan bronkitis kronis pada perokok sigaret lebih tinggi dibandingkan dengan angka kematian karena PPOM pada bukan perokok. Sejalan dengan pertambahan usia, perokok sigaret akan mengalami penurunan fungsi paru-paru yang lebih cepat daripada bukan perokok. Semakin banyak sigaret yang dihisap, semakin besar kemungkinan terjadinya penurunan fungsi paru-paru.

58

PENYEBAB Ada 2 (dua) penyebab dari penyumbatan aliran udara pada penyakit ini, yaitu emfisema dan bronkitis kronis. Emfisema adalah suatu pelebaran kantung udara kecil ( alveoli) di paru-paru, yang disertai dengan kerusakan pada dindingnya. Dalam keadaan normal, sekumpulan alveoli yang berhubungan ke saluran nafas kecil (bronkioli), membentuk struktur yang kuat dan menjaga saluran pernafasan tetap terbuka. Pada emfisema, dinding alveoli mengalami kerusakan, sehingga bronkioli kehilangan struktur penyangganya. Dengan demikian, pada saat udara dikeluarkan, bronkioli akan mengkerut. Struktur saluran udara menyempit dan sifatnya menetap. Bronkitis kronis adalah batuk menahun yang menetap, yang disertai dengan pembentukan dahak dan bukan merupakan akibat dari penyebab yang secara medis diketahui (misalnya kanker paru-paru). Pada saluran udara kecil terjadi pembentukan jaringan parut, pembengkakan lapisan, penyumbatan parsial oleh lendir dan kejang pada otot polosnya. Penyempitan ini bersifat sementara. Adanya bahan-bahan iritan menyebabkan peradangan pada alveoli. Jika suatu peradangan berlangsung lama, bisa terjadi kerusakan yang menetap. Pada alveoli yang meradang, akan terkumpul sel-sel darah putih yang akan menghasilkan enzim-enzim (terutama neutrofil elastase), yang akan merusak jaringan penghubung di dalam dinding alveoli. Merokok akan mengakibatkan kerusakan lebih lanjut pada pertahanan paru-paru, yaitu dengan cara merusak sel-sel seperti rambut ( silia) yang secara normal membawa lendir ke mulut dan membantu mengeluarkan bahan-bahan beracun. Tubuh menghasilkan protein alfa-1-antitripsin, yang memegang peranan penting dalam mencegah kerusakan alveoli oleh neutrofil estalase. Ada suatu penyakit keturunan yang sangat jarang terjadi, dimana seseorang tidak memiliki atau hanya memiliki sedikit alfa-1-antitripsin, sehingga emfisema terjadi pada awal usia pertengahan (terutama pada perokok). GEJALA Gejala-gejala awal dari PPOM, yang bisa muncul setelah 5-10 tahun merokok, adalah batuk dan adanya lendir. Batuk biasanya ringan dan sering disalah-artikan sebagai batuk normal perokok, walaupun sebetulnya tidak normal. Sering terjadi nyeri kepala dan pilek. Selama pilek, dahak menjadi kuning atau hijau karena adanya nanah. Lama-lama gejala tersebut akan semakin sering dirasakan. Bisa juga disertai mengi/bengek. Pada umur sekitar 60 tahun, sering timbul sesak nafas waktu bekerja dan bertambah

59

parah secara perlahan. Akhirnya sesak nafas akan dirasakan pada saat melakukan kegiatan rutin sehari-hari, seperti di kamar mandi, mencuci baju, berpakaian dan menyiapkan makanan. Sepertiga penderita mengalami penurunan berat badan, karena setelah selesai makan mereka sering mengalami sesak yang berat sehingga penderita menjadi malas makan. Pembengkakan pada kaki sering terjadi karena adanya gagal jantung. Pada stadium akhir dari penyakit, sesak nafas yang berat timbul bahkan pada saat istirahat, yang merupakan petunjuk adanya kegagalan pernafasan akut. DIAGNOSA Pada PPOM yang ringan, mungkin tidak ditemukan kelainan selama pemeriksaan fisik, kecuali terdengarnya beberapa mengi pada pemeriksaan dengan menggunakan <>I>stetoskop. Suara pernafasan pada stetoskop juga terdengar lebih keras. Biasanya foto dada juga normal. Untuk menunjukkan adanya sumbatan aliran udara dan untuk menegakkan diagnosis, dilakukan pengukuran volume penghembusan nafas dalam 1 detik dengan menggunakan spirometri. Pada penderita PPOM akan terjadi penurunan aliran udara selama penghembusan nafas. Jika PPOM terjadi pada usia muda, dicurigai adanya kekurangan alfa-1-antitripsin, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui kadar afa-1-antitripsin dalam darah. PENGOBATAN Karena merokok sigaret merupakan penyebab paling penting dari PPOM, maka pengobatan utama adalah berhenti merokok. Menghentikan kebiasaan merokok pada saat penyumbatan airan udara masih ringan atau sedang, akan memperlambat timbulnya sesak nafas. Tetapi, berhenti merokok pada stadium manapun dari penyakit ini, pasti akan memberikan banyak keuntungan. Penderita juga harus mencoba untuk menghindari pemaparan terhadap bahan iritan lainnnya di udara. Unsur-unsur dari penyumbatan aliran udara yang bisa diperbaiki adalah kejang otot, peradangan dan peningkatan jumlah lendir. Perbaikan dari unsur-unsur tersebut akan mengurangi gejala-gejala. Kejang otot bisa dikurangi dengan memberikan bronkodilator, termasuk agonis reseptor beta-adrenergik (albuterol inhaler) dan theophylline per-oral (melalui mulut) yang diserap lambat. Peradangan bisa dikurangi dengan memberikan corticosteroid, tetapi hanya 20% penderita yang memberikan respon terhadap corticosteroid. Tidak ada pengobatan terpercaya yang dapat mengurangi kekentalan lendir sehingga mudah dikeluarkan melalui batuk. Tetapi menghindari dehidrasi bisa mencegah

60

pengentalan lendir. Minum cairan yang cukup untuk menjaga air kemih tetap encer dan bening. Pada PPOM yang berat, terapi pernafasan bisa membantu menghilangkan lendir di dada. Terapi oksigen jangka panjang akan memperpanjang hidup penderita PPOM yang berat dan penderita dengan kadar oksigen darah yang sangat rendah. Oksigen diberikan 12 jam/hari. Hal ini akan mengurangi kelebihan sel darah merah yang disebabkan menurunnya kadar oksigen dalam darah, memperbaiki fungsi mental dan memperbaiki gagal jantung akibat PPOM. Terapi oksigen juga bisa memperbaiki sesak nafas selama beraktivitas. Program latihan bisa dilakukan di rumah. Program ini bisa meningkatkan kualitas hidup dan kemandirian penderita, menurunkan frekuensi dan lamanya perawatan di rumah sakit dan meningkatkan kemampuan berlatih meskipun fungsi paru-parunya belum pulih sempurna. Untuk melatih kaki bisa dilakukan latihan sepeda statis, naik-turun tangga dan berjalan. Untuk melatih lengan bisa dilakukan latihan angkat beban. Untuk penderita dengan kekurangan alfa-1-antitripsin yang berat, bisa diberikan protein pengganti melalui pemberian protein melalui infus setiap minggu. Pencangkokan paru-paru bisa dilakukan pada penderita dibawah usia 50 tahun. Pada penderita dengan emfisema yang berat, bisa dilakukan pembedahan yang disebut operasi reduksi volume paru-paru. Prosedurnya rumit dan penderita harus berhenti merokok setidaknya 6 bulan sebelum pembedahan dan menjalani program latihan intensif. Pembedahan akan memperbaiki fungsi paru-paru dan kemampuan berlatih. PROGNOSIS 30% penderita PPOM dengan sumbatan yang berat akan meninggal dalam waktu 1 tahun, dan 95% meninggal dalam waktu 10 tahun. Kematian bisa disebabkan oleh kegagalan pernafasan, pneumonia, pneumotoraks (masuknya udara ke dalam rongga paru), aritmia jantung atau emboli paru (penyumbatan arteri yang menuju ke paru-paru). Penderita PPOM juga memiliki resiko tinggi terhadap terjadinya kanker paru. PENCEGAHAN Jika penderita mengalami influenza atau pneumonia, PPOM akan semakin memburuk dengan jelas. Karena itu, penderita PPOM harus mendapatkan vaksinasi influenza setiap tahun dan vaksinasi pneumokokus setiap 6 tahun atau lebih.

61

PLEURISI
DEFINISI Pleurisi adalah suatu peradangan pada pleura (selaput yang menyelubungi permukaan paru-paru). Pleurisi terjadi jika suatu penyebab (biasanya virus atau bakteri) mengiritasi pleura, sehingga terjadi peradangan. Bila disertai dengan penimbunan cairan di rongga pleura maka disebut efusi pleura tetapi bila tidak terjadi penimbunan cairan di rongga pleura, maka disebut pleurisi kering. Setelah terjadi peradangan, pleura bisa kembali normal atau terjadi perlengketan. PENYEBAB Penyebab utama: Pneumonia Infark paru akibat emboli paru Kanker Tuberkulosis Artritis reumatoid Lupus eritematosus sistemik Infeksi parasit (misalnya amuba) Pankreatitis Cedera (misalnya patah tulang iga) Bahan/zat iritatif dari saluran pernafasan atau tempat lain (misalnya abses) yang sampai ke pleura Reaksi alergi terhadap obat-obatan seperti hidralazin, prokainamid, isoniazid, fenitoin, klorpromazin. GEJALA Gejala yang paling sering ditemukan adalah nyeri dada, yang biasanya muncul secara tibatiba. Nyeri bervariasi, mulai dari rasa tidak enak sampai nyeri yang tajam dan menusuk. Nyeri bisa dirasakan hanya pada saat bernafas dalam atau batuk, atau bisa juga dirasakan terus menerus, tapi bertambah hebat bila bernafas dalam dan batuk. Nyeri merupakan akibat dari peradangan pada lapisan pleura sebelah luar dan biasanya dirasakan di dinding dada tepat di daerah yang mengalami peradangan. Tetapi nyeri juga bisa dirasakan atau hanya timbul di perut atau leher dan bahu sebagai suatu penjalaran nyeri (referred pain). Pernafasan bisa cepat dan dangkal karena menarik nafas dalam menimbulkan nyeri; gerakan otot pada daerah yang terkena akan berkurang bila dibandingkan dengan

62

gerakan otot pada daerah yang sehat. Jika cairan tertimbun dalam jumlah yang besar, maka akan terjadi pemisahan lapisan pleura sehingga nyerinya hilang. Cairan dalam jumlah yang besar menyebabkan penderita mengalami kesulitan dalam mengembangkan paru-parunya pada saat bernafas sehingga terjadi gawat pernafasan. DIAGNOSA Diagnosis seringkali mudah ditegakkan karena nyerinya yang khas. Pemeriksaan foto dada mungkin tidak akan menunjukkan adanya suatu pleurisi, tetapi bisa menggambarkan adanya patah tulang iga, penyakit paru-paru atau penimbunan sejumlah kecil cairan di rongga pleura. PENGOBATAN Pengobatan pleurisi tergantung kepada penyebabnya. Jika penyebabnya adalah infeksi bakteri, diberikan antibiotik. Jika penyebabnya adalah virus, tidak diperlukan pengobatan. Jika penyebabnya adalah penyakit autoimun, dilakukan pengobatan terhadap penyakit yang mendasarinya. Apapun penyebab dari pleurisi, biasanya nyeri dada bisa diredakan dengan memberikan obat pereda nyeri seperti asetaminofen atau ibuprofen. Kodein dan golongan narkotik lainnya merupakan pereda nyeri yang lebih kuat tetapi cenderung bersifat menekan batuk, sehingga bukan merupakan langkah yang baik karena bernafas dalam dan batuk membantu mencegah terjadinya pneumonia. Karena itu jika sudah tidak terlalu nyeri, penderita pleurisi dianjurkan dan didorong untuk bernafas dalam dan batuk. Batuk mungkin tidak terlalu nyeri jika penderita atau penolong menempatkan/memeluk sebuah bantal di daerah yang sakit. Membungkus seluruh dada dengan perban elastis yang tidak lengket, juga bisa membantu meredakan nyeri yang hebat. Tetapi membungkus dada untuk mengurangi pengembangannya, akan meningkatkan resiko terjadinya pneumonia.

PNEUMOKONIOSIS JINAK
DEFINISI Pneumokoniosis Jinak adalah suatu penyakit yang terjadi akibat adanya sejumlah besar debu di dalam paru-paru, yang sifatnya jinak. Debu yang terhirup adalah debu di udara yang pada proses inhalasi tertahan di paru-

63

paru. Jumlah debu yang tertimbun tergantung kepada lamanya pemaparan, konsentrasi debu di dalam udara yang terhirup, volume udara yang dihirup setiap menitnya dan sifat pernafasannya. Pernafasan yang lambat dan dalam, cenderung akan mengendapkan lebih banyak debu daripada pernafasan yang cepat dan dangkal. Debu di dalam paru-paru menyebabkan suatu reaksi jaringan, yang jenis dan lokasinya bervariasi, tergantung kepada jenis debunya. PENYEBAB Pneumokoniosis jinak bisa disebabkan oleh terhirupnya debu logam besi, perak/kaleng dan barium. Siderosis terjadi sebagai akibat dari terhirupnya oksida besi, baritosis terjadi karena menghirup barium dan stannosis terjadi karena terhisapnya unsur-unsur perak. Pemaparan debu besi terjadi pada proses penambangan, penggilingan dan pemotongan logam. Terhirupnya debu besi, perak maupun barium, menyebabkan perubahan struktur paru yang sangat ringan sehingga hanya menimbulkan sedikit gejala. Tetapi reaksi jaringan ini bisa terlihat pada rontgen dada sebagai sejumlah besar daerah-daerah kecil yang tidak tembus cahaya. Selama proses inspirasi (menghirup udara), partikel debu di udara yang memiliki garis tengah lebih dari 10 mm, disaring oleh bulu-bulu di hidung. Partikel debu lainnya, yang masuk melalui mulut, disimpan di dalam saluran pernafasan bagian atas. Partikel debu yang berdiameter 5-10 mm, cenderung akan tinggal di dalam lendir yang menyelimuti bronkus dan bronkiolus, kemudian disapu ke arah tenggorokan oleh rambutrambut lembut (silia). Dari tenggorokan mereka akan dibatukkan atau dibuang, tetapi beberapa diantaranya ada yang tertelan. Partikel berdiameter kurang dari 5 mm, lebih mudah mencapai jaringan paru-paru. GEJALA Meskipun debu dari logam tersebut tampak jelas pada foto dada, tetapi tidak menimbulkan banyak reaksi di paru-paru sehingga tidak timbul gejala maupun gangguan fungsi paru. DIAGNOSA Pada rontgen dada tampak nodul tak tembus cahaya yang berbentuk bundar atau menyerupai jala. PENGOBATAN

64

Karena tidak timbul gejala, maka tidak perlu dilakukan pengobatan khusus.

PNEUMONIA
DEFINISI Pneumonia adalah peradangan paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus maupun jamur. PENYEBAB Penyebab pneumonia adalah: 1. Bakteri (paling sering menyebabkan pneumonia pada dewasa): - Streptococcus pneumoniae - Staphylococcus aureus - Legionella - Hemophilus influenzae 2. Virus: virus influenza, chicken-pox (cacar air) 3. Organisme mirip bakteri: Mycoplasma pneumoniae (terutama pada anak-anak dan dewasa muda) 4. Jamur tertentu. Adapun cara mikroorganisme itu sampai ke paru-paru bisa melalui: - Inhalasi (penghirupan) mikroorganisme dari udara yang tercemar - Aliran darah, dari infeksi di organ tubuh yang lain - Migrasi (perpindahan) organisme langsung dari infeksi di dekat paru-paru. Beberapa orang yang rentan (mudah terkena) pneumonia adalah: 1. Peminum alkohol 2. Perokok 3. Penderita diabetes 4. Penderita gagal jantung 5. Penderita penyakit paru obstruktif menahun 6. Gangguan sistem kekebalan karena obat tertentu (penderita kanker, penerima organ cangkokan) 7. Gangguan sistem kekebalan karena penyakit (penderita AIDS). Pneumonia juga bisa terjadi setelah pembedahan (terutama pembedahan perut) atau cedera (terutama cedera dada), sebagai akibat dari dangkalnya pernafasan, gangguan terhadap kemampuan batuk dan lendir yang tertahan. Yang sering menjadi penyebabnya adalah Staphylococcus aureus, pneumokokus, Hemophilus influenzae atau kombinasi ketiganya. Pneumonia pada orang dewasa paling sering disebabkan oleh bakteri, yang tersering yaitu

65

bakteri Streptococcus pneumoniae (pneumococcus). Pneumonia pada anak-anak paling sering disebabkan oleh virus pernafasan, dan puncaknya terjadi pada umur 2-3 tahun. Pada usia sekolah, pneumonia paling sering disebabkan oleh bakteri Mycoplasma pneumoniae. Pneumonia dikelompokkan berdasarkan sejumlah sistem yang berlainan. Salah satu diantaranya adalah berdasarkan cara diperolehnya, dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu "community-acquired" (diperoleh diluar institusi kesehatan) dan "hospital-acquired" (diperoleh di rumah sakit atau sarana kesehatan lainnya). Pneumonia yang didapat diluar institusi kesehatan paling sering disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae. Pneumonia yang didapat di rumah sakit cenderung bersifat lebih serius karena pada saat menjalani perawatan di rumah sakit, sistem pertahanan tubuh penderita untuk melawan infeksi seringkali terganggu. Selain itu, kemungkinannya terjadinya infeksi oleh bakteri yang resisten terhadap antibiotik adalah lebih besar. GEJALA Gejala-gejala yang biasa ditemukan adalah: - batuk berdahak (dahaknya seperti lendir, kehijauan atau seperti nanah) - nyeri dada (bisa tajam atau tumpul dan bertambah hebat jika penderita menarik nafas dalam atau terbatuk) - menggigil - demam - mudah merasa lelah - sesak nafas - sakit kepala - nafsu makan berkurang - mual dan muntah - merasa tidak enak badan - kekakuan sendi - kekakuan otot. Gejala lainnya yang mungkin ditemukan: - kulit lembab - batuk darah - pernafasan yang cepat - cemas, stres, tegang - nyeri perut. DIAGNOSA Pada pemeriksaan dada dengan menggunakan stetoskop, akan terdengar suara ronki. Pemeriksaan penunjang: Rontgen dada Pembiakan dahak Hitung jenis darah

66

Gas darah arteri. PENGOBATAN Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa diberikan antibiotik peroral (lewat mulut) dan tetap tinggal di rumah. Penderita yang lebih tua dan penderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit jantung atau paru-paru lainnya, harus dirawat dan antibiotik diberikan melalui infus. Mungkin perlu diberikan oksigen tambahan, cairan intravena dan alat bantu nafas mekanik. Kebanyakan penderita akan memberikan respon terhadap pengobatan dan keadaannya membaik dalam waktu 2 minggu. PENCEGAHAN Untuk orang-orang yang rentan terhadap pneumonia, latihan bernafas dalam dan terapi untuk membuang dahak, bisa membantu mencegah terjadinya pneumonia. Vaksinasi bisa membantu mencegah beberapa jenis pneumonia pada anak-anak dan orang dewasa yang beresiko tinggi: Vaksin pneumokokus (untuk mencegah pneumonia karena Streptococcus pneumoniae) Vaksin flu Vaksin Hib (untuk mencegah pneumonia karena Haemophilus influenzae type b).

PNEUMONIA ASPIRASI
DEFINISI Pneumonia Aspirasi adalah infeksi paru-paru yang disebabkan oleh terhirupnya bahanbahan ke dalam saluran pernafasan. PENYEBAB Partikel kecil dari mulut sering masuk ke dalam saluran pernafasan, tetapi biasanya sebelum masuk ke dalam paru-paru, akan dikeluarkan oleh mekanisme pertahanan normal atau menyebabkan peradangan maupun infeksi. Jika partikel tersebut tidak dapat dikeluarkan, bisa menyebabkan pneumonia. Orang yang lemah, keracunan alkohol atau obat atau dalam keadaan tidak sadar karena pengaruh obat bius atau karena kondisi kesehatannya, memiliki resiko untuk menderita pneumonia jenis ini. Bahkan orang normal yang menghirup sejumlah besar bahan makanan yang dimuntahkannya, , bisa menderita pneumonia aspirasi. GEJALA PNEUMONITIS KIMIA

67

Pneumonitis kimia terjadi bila zat yang terhirup bersifat racun terhadap paru-paru, dan masalah yang akan timbul lebih bersifat iritasi daripada infeksi. Zat yang terhirup biasanya adalah asam lambung. Yang terjadi dengan segera adalah sesak nafas dan peningkatan denyut jantung. Gejala lainnya berupa demam, dahak kemerahan dan kulit yang kebiruan karena darah yang kurang teroksigenisasi (sianosis). Untuk menegakkan diagnosis dilakukan foto dada serta pengukuran konsentrasi oksigen dan karbondioksida dalam darah arteri. Pengobatan terdiri dari terapi oksigen dan jika perlu bisa diberikan ventilator mekanis. Bisa dilakukan pengisapan trakea untuk membersihkan saluran pernafasan dan mengeluarkan benda yang terhirup. Untuk mencegah infeksi, kadang-kadang diberikan antibiotik. Biasanya penderita pneumonitis kimia bisa segera sembuh atau akan semakin memburuk menjadi suatu sindroma gawat pernafasan akut atau menjadi suatu infeksi bakteri. Sekitar 30-50 % pernderita meninggal. ASPIRASI BAKTERI Aspirasi bakteri adalah bentuk pneumonia aspirasi yang paling sering terjadi. Hal ini biasanya terjadi karena bakteri tertelan dan masuk ke dalam paru-paru. OBSTRUKSI MEKANIK Penyumbatan mekanik saluran pernafasan bisa disebabkan oleh terhirupnya partikel atau benda asing. Anak kecil beresiko tinggi karena sering memasukkan benda ke dalam mulutnya dan menelan mainan kecil atau bagian-bagian dari mainan. Obstruksi juga dapat terjadi pada orang dewasa, terutama jika daging terhirup pada saat makan. Jika benda menyumbat trakea, pasien tidak dapat bernafas atau bicara. Jika benda tersebut tidak dikeluarkan dengan segera penderita akan segera meninggal. Dilakukan Manuver Heimlich, untuk mengeluarkan benda asing dan tindakan ini biasanya dapat menyelamatkan nyawa penderita. Jika benda asing tertahan di bagian yang lebih bawah dari saluran pernafasan, bisa terjadi batuk iritatif menahun dan infeksi yang berulang. Benda asing biasanya dikeluarkan dengan bronkoskopi (alat dimasukkan melalui saluran pernafasan dan benda asing dikeluarkan).

68

PNEUMONIA ATIPIK
DEFINISI Pneumonia Atipik (Walking pneumonia) adalah infeksi paru-paru yang disebabkan oleh organisme selain bakteri, virus atau jamur; yang paling sering adalah Legionnale pneumophila, Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia pneumoniae. Biasanya pneumonia atipik merupakan bentuk pneumonia yang lebih ringan, kecuali jika penyebabnya adalah Legionnale (dimana penyakitnya bisa cukup berat dengan angka kematian yang tinggi). Wabah penyakit ini terjadi terutama pada kelompok yang terbatas seperti murid sekolah, anggota militer dan keluarga. Wabah cenderung menyebar secara perlahan karena masa inkubasinya berlangsung antara 10-14 hari. Pneumonia atipik lebih banyak ditemukan pada musim semi. PENYEBAB Organisme serupa bakteri, yaitu mikoplasma dan klamidia. Pneumonia atipik yang disebabkan oleh mikoplasma dan klamidia biasanya menyebabkan bentuk pneumonia yang lebih ringan dan ditandai dengan perjalanan penyakit yang lebih berlarut-larut (berkepanjangan). Pneumonia mikoplasma seringkali menyerang usia muda dan bisa menimbulkan gejala diluar paru-paru (misalnya anemia dan ruam kulit) serta sindroma neurologis (misalnya meningitis, mielitis dan ensefalitis). Bentuk pneumonia mikoplasma yang erat telah ditemukan pada semua kelompok umur. Pneumonia klamidia terjadi di sepanjang tahun dan merupakan 5-15% dari seluruh kasus pneumonia. Biasanya penyakitnya ringan, dengan angka kematian yang rendah. Faktor resiko terjadinya pneumonia atipik: Lanjut usia Perokok Penderita penyakit menahun Penderita gangguan sistem kekebalan.

GEJALA Gejalanya bisa berupa: - Menggigil - Demam - Batuk (bisa kering atau berdahak) - Sakit kepala

69

- Otot terasa sakit dan kaku - Pernafasan cepat - Sesak nafas - Nafsu makan berkurang - Merasa tidak enak badan - Ruam (terutama jika penyebabnya adalah mikoplasma) - Diare (terutama jika penyebabnya adalah legionella). DIAGNOSA Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan berikut: Pemeriksaan fisik secara menyeluruh Rontgen dada (untuk membedakan pneumonia dari bronkitis akut maupun infeksi pernafasan lainnya) Pemeriksaan darah lengkap Pembiadakan darah dan dahak Pemeriksaan air kemih untuk antigen legionella Pemeriksaan apus tenggorokan untuk mikoplasma dan klimidia. PENGOBATAN Pengobatan yang utama adalah pemberian antibiotik. Pada kasus yang ringan, diberikan antibiotik per-oral (melalui mulut) dan penderita tidak perlu dirawat di rumah sakit. Pada kasus yang berat (terutama jika disebabkan oleh legionella), antibiotik mungkin perlu diberikan melalui infus dan penderita mungkin perlu mendapatkan oksigen tambahan sehingga harus menjalani perawatan di rumah sakit. Antibiotik yang biasa digunakan adalah: Erythromycin Azithromycin Clarithromycin Flouroquinolone dan turunannya (misalnya levofloxacin) Tetracycline (misalnya doxycycline).

PROGNOSIS Jika penyebabnya mikoplasma atau klamidia, maka kebanyakan penderita akan memberikan respon yang baik terhadap pemberian antibiotik, meskipun terdapat kemungkinan kecil terjadinya kekambuhan jika antibiotik diberikan dalam waktu yang sangat pendek (kurang dari 2 minggu). Jika penyebabnya adalah legionella, akan terjadi penyakit yang berat, terutama pada usia lanjut dan penderita penyakit menahun serta penderita gangguan sistem kekebalan. Ditemukan angka kematian yang cukup tinggi.

70

PNEUMONIA BAKTERI GRAM NEGATIF


DEFINISI Pneumonia Bakteri Gram Negatif adalah infeksi paru-paru yang disebabkan oleh bakteri gram negatif. Bakteri digolongkan sebagai gram positif dan gram negatif berdasarkan pewarnaan pada sediaan mikroskop. Kebanyakan kasus pneumonia disebabkan oleh pneumokokus dan stafilokokus yang merupakan bakteri gram positif. Bakteri gram negatif seperti Klebsiella dan Pseudomonas, menyebabkan pneumonia yang cenderung berat. Bakteri gram negatif jarang menginfeksi paru-paru dewasa sehat. Bakteri ini paling sering menyerang anak-anak, orang tua, peminum alkohol dan penderita penyakit menahun (terutama penderita gangguan sistem kekebalan tubuh). Infeksi oleh bakteri gram negatif sering didapat di rumah sakit dan rumah perawatan. PENYEBAB Bakteri gram negatif Klebsiella dan Pseudomonas. GEJALA Bakteri gram negatif bisa dengan cepat merusak jaringan paru-paru, sehinggga pneumonia gram negatif cenderung cepat menjadi berat. Gejalanya berupa: - demam - batuk berdahak (dahaknya bisa kental, berwarna merah dan bentuknya seperti agaragar) - sesak nafas. DIAGNOSA Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan dahak. PENGOBATAN Diberikan antibiotik, oksigen tambahan dan cairan infus. Kadang-kadang penderita harus menggunakan ventilator. Walaupun telah diberikan pengobatan yang baik, kematian terjadi pada sekitar 25-50% penderita pneumonia gram negatif.

71

PNEUMONIA EOSINOFILIK
DEFINISI Pneumonia Eosinofilik (Sindroma Infiltrasi Paru Oleh Eosinofilia ) merupakan sekelompok penyakit paru-paru dimana eosinofil (salah satu jenis sel darah putih yang terlibat dalam terjadinya reaksi alergi), muncul dalam jumlah yang banyak di paru-paru dan di dalam aliran darah. Eosinofil berperan dalam pertahanan kekebalan di paru-paru. Selama peradangan dan reaksi alergi (termasuk asma yang sering menyertai beberapa tipe pneumonia eosinofilik), jumlah eosinofil akan meningkat. PENYEBAB Alasan yang jelas mengapa eosinofil berkumpul di paru-paru tidak diketahui dan sering tidak memungkinkan untuk menentukan zat penyebab terjadinya reaksi alergi. Tetapi penyebab pneumonia eosinofilik yang sudah diketahui adalah obat-obatan tertentu, asap kimia serta infeksi dan infestasi jamur dan parasit. GEJALA Pneumonia eosinofilik simplek (Sindroma Lffler) ditandai dengan hasil rontgen dada yang abnormal, yang disertai dengan peningkatan jumlah eosinofil di dalam darah. Penyakit ini biasanya akan sembuh dengan sendirinya sehingga tidak perlu dilakukan pengobatan. Sindroma Lffler tampaknya terjadi akibat suatu reaksi alergi. Penyebab yang umum adalah migrasi dari cacing parasit Ascaris lumbricoides ke dalam saluran pernafasan. Reaksi alergi kemungkinan dirangsang oleh protein yang terdapat di permukaan tubuh cacing. Parasit lainnya dari keluarga Ascaris juga bisa menyebabkan terjadinya sindroma Loffler. Penyebab lainnya adalah alergi terhadap obat-obatan (misalnya antibiotik sulfonamid). Gejalanya terdiri dari: - merasa tidak enak badan - demam - batuk kering - nyeri dada - sesak nafas - mengi/bengek - pernafasan yang cepat - ruam kulit. Pada pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop, akan terdengar suara ronki, yang menunjukkan adanya peradangan pada jaringan paru. Bronkoskopi bisa menunjukkan

72

adanya sejumlah besar eosinofilia. Pada dahak, hasil cucian bronkus dan hasil kuras lambung bisa ditemukan larva dari cacing Ascaris. Hitung jenis darah menunjukkan adanya peningkatan sel darah putih, terutama eosinofil. Rontgen dada biasanya menunjukkan adanya bayangan abnormal ( infiltrasi), yang lama kelamaan akan menghilang atau muncul kembali di bagian paru yang berbeda. Bentuk yang lebih berat adalah pneumonia eosinofilik kronik, dan jika tidak diobati sering bertambah buruk. Bisa timbul sesak nafas yang bisa berakibat fatal. DIAGNOSA Pada pneumonia eosinofilik, hasil pemeriksaan darah menunjukkan eosinofil dalam jumlah besar, kadang-kadang sebanyak 10-15 kali jumlah normal. Foto dada biasanya menunjukkaan bayangan yang khas untuk pneumonia. Tetapi tidak seperti pneumonia yang disebabkan virus atau bakteri, pneumonia eosinofilik menunjukkan bayangan yang kemudian akan segera menghilang pada pemotretan berikutnya. Pemeriksaan mikroskopik terhadap dahak akan menunjukkan sekumpulan eosinofil. PENGOBATAN Untuk pneumonia eosinofilik yang ringan kadang dapat sembuh sendiri. Untuk kasus yang berat diperlukan pengobatan dengan corticosteroid. Bila penderita juga memiliki penyakit asma, pengobatan untuk asmanya harus diteruskan. Jika disebabkan oleh cacing, parasit atau jamur, pengobatan disesuaikan dengan penyebabnya. Sedangkan bila disebabkan oleh obat-obatan, penggunaan obat-obatan tersebut harus dihentikan.

PNEUMONIA JAMUR
DEFINISI Pneumonia Jamur adalah infeksi paru-paru yang disebabkan oleh jamur. Kebanyakan mereka yang terinfeksi hanya akan mengalami gejala yang ringan dan tidak menyadari bahwa mereka sudah terinfeksi. Beberapa akan menderita penyakit yang berat.

73

PENYEBAB Ada 3 (tiga) jenis jamur yang sering menyebabkan pneumonia: 1. Histoplasma capsulatum, menyebabkan histoplasmosis 2. Coccidioides immitis, menyebabkan koksidiomikosis 3. Blastomyces dermatitidis, menyebabkan blastomikosis. Infeksi jamur yang lainnya terjadi terutama pada penderita gangguan sistem kekebalan. Infeksi ini meliputi: Kriptokokosis yang disebabkan oleh Cryptococcus neoformans Kriptokokosis paling sering ditemukan, bisa terjadi pada orang yang sehat tapi biasanya akan bersifat berat bila menimpa penderita gangguan sistem kekebalan seperti AIDS. Kriptokokosis bisa menyebar, terutama ke meningens (selaput otak), yang akan menyebabkan meningitis kriptokokus. Aspergilosis yang disebabkan oleh Aspergillus Aspergillus menyebabkan infeksi paru-paru pada penderita AIDS atau seseorang yang menjalani pencangkokan organ. Kandidiasis yang disebabkan oleh Candida Infeksi yang jarang, yaitu kandidiasis paru, sering terjadi pada seseorang dengan jumlah sel darah putih yang rendah, seperti pada penderita leukemia yang menjalani kemoterapi. Mukormikosis

Mukormikosis adalah infeksi jamur yang jarang terjadi, yang sering menyerang penderita diabetes berat atau leukemia.
Keempat penyakit tersebut terjadi di seluruh dunia dan diobati dengan obat anti-jamur, seperti itrakonazol, flukonazol dan amfoterisin B. Tetapi penderita AIDS dan gangguan sistem kekebalan tidak akan sembuh. GEJALA

Pengobatan umumnya terdiri dari obat anti jamur, seperti itrakonazol atau amfoterisin B. KOKSIDIOIDOMIKOSIS Secara primer terjadi pada daerah iklim setengah-gurun, terutama Amerika Serikat barat daya dan beberapa tempat di Amerika Selatan dan Amerika Serikat. Setelah terhirup, jamur mungkin tidak menimbulkan gejala atau menyebabkan pneumonia akut maupun kronis. Pada beberapa kasus, infeksi menyebar ke tempat lain selain sistem pernafasan, yaitu ke kulit, tulang, sendi dan selaput otak (meningen). Komplikasi lebih sering terjadi pada pria, terutama orang Filipina dan orang kulit hitam,

74

penderita AIDS dan penderita gangguan sistem kekebalan lainnya. Diagnosis ditegakkan dengan ditemukkannya jamur pada contoh dahak atau contoh dari tempat lain yang terinfeksi atau dengan melakukan pemeriksaan darah untuk menemukan antibodi. Pengobatan terdiri dari pemberian obat anti jamur seperti itrakonazol atau amfoterisin B. BLASTOMIKOSIS Terjadi terutama di daerah tenggara, selatan dan barat tengah Amerika Serikat dan di daerah sekita Danau Great. Setelah terhirup, jamur menyebabkan infeksi primer pada paru-paru tapi biasanya tidak menimbulkan gejala. Beberapa penderita akan merasakan sakit seperti flu. Kadang-kadang gejala infeksi kronis paru-paru berlangsung selama berberapa bulan. Penyakit dapat menyebar ke organ tubuh lain terutama kulit, tulang, sendi dan kelenjar prostat. Biasanya diagnosis ditegakkan dengan ditemukannya jamur pada dahak. Pengobatannya berupa pemberian obat anti jamur seperti itrakonazol atau amfoterisin B.

PNEUMONIA KARENA HEMOPHILUS INFLUENZAE


DEFINISI Pneumonia Karena Hemophilus

Hemophilus

influenzae adalah peradangan influenzae.

paru-paru

akibat

Hemophilus influenzae adalah bakteri, bukan virus influenza yang menyebabkan flu. Hemophilus influenzae jenis b adalah jenis yang paling mematikan dan menyebabkan penyakit yang serius, (termasuk meningitis, epiglottitis dan pneumonia), biasanya pada anak berumur kurang dari 6 tahun.
Setelah secara luas digunakan vaksin Hemophillus influenzae tipe b, maka penyakit berat yang disebabkan oleh bakteri ini jarang terjadi. Peumonia sering terjadi pada orang Amerika asli, Eskimo, kulit hitam, penderita anemia sel sabit dan penderita gangguan sistem kekebalan. PENYEBAB Bakteri Hemophilus influenzae. GEJALA

75

Tanda-tanda adanya infeksi adalah bersin dan hidung meler, yang diikuti dengan gejala khas pneumonia seperti demam, batuk berdahak dan sesak nafas. Sering terjadi pengumpulan cairan di ruang pleura (efusi pleura). DIAGNOSA Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan laboratorium (biakan dahak). PENGOBATAN Untuk mengobati pneumonia Hemophilus influenzae tipe b digunakan antibiotik. PENCEGAHAN Vaksinasi untuk Hemophilus influenzae tipe b, dianjurkan untuk diberikan kepada anakanak. Vaksin diberikan dalam 3 dosis, yaitu pada usia 2, 4 dan 6 bulan.

PNEUMONIA PNEUMOKISTIK
DEFINISI Pneumonia Pneumokistik (Pneumokistosis) adalah suatu infeksi paru-paru akibat jamur yang bernama Pneumocystis carinii. PENYEBAB

Pneumocystis carinii adalah organisme yang biasa hidup di paru-paru normal dan tidak menimbulkan gejala.
Tetapi pada orang-orang yang mengalami gangguan sistem kekebalan akibat kanker, HIV/AIDS, pencangkokan sumsum tulang maupun organ padat dan pada orang-orang yang menggunakan kortikosteroid dalam jangka panjang atau obat-obatan lainnya yang mempengaruhi sistem kekebalan, jamur tersebut bisa menyebabkan terjadinya infeksi paru-paru. Lebih dari 80% penderita AIDS yang tidak mendapatkan pengobatan pencegahan standar, suatu saat akan menderita penyakit ini. Pneumokistosis seringkali merupakan tanda pertama yang menunjukkan bahwa infeksi HIV telah berkembang menjadi AIDS. Pada penderita AIDS, pneumokistosis biasanya memiliki perjalanan penyakit yang lebih lambat, yaitu batuk, demam dan sesak nafas selama berminggu-minggu. Sedangkan pada non-penderita AIDS, perjalanan penyakit ini biasanya lebih singkat dan sifatnya lebih

76

akut. GEJALA Kebanyakan penderita akan merasakan demam, sesak nafas dan batuk kering. Paru-paru tidak dapat menyalurkan oksigen dalam jumlah yang memadai ke dalam darah sehingga timbul sesak nafas yang berat. Sesak terutama timbul setelah penderita melakukan aktivitas. DIAGNOSA Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopik terhadap dahak yang diperoleh melalui salah satu dari kedua cara berikut: - Induksi dahak (menggunakan air atau uap air untuk merangsang batuk) - Bronkoskopi (memasukkan sebuah alat ke dalam saluran pernafasan untuk mengambil dahak). Pemeriksaan lainnya yang mungkin perlu dillakukan: Rontgen dada Biopsi paru-paru (jarang dilakukan) Analis gas darah (bisa menunjukkan adanya penurunan kadar oksigen dalam darah). PENGOBATAN Antibiotik yang biasa digunakan adalah trimethoprim-sulfametoxazole, yang bisa diberikan per-oral (melalui mulut) maupun melalui infus, tergantung kepada beratnya penyakit. Efek samping berupa kemerahan, berkurangnya jumlah sel darah putih dan demam, biasanya ditemukan pada penderita AIDS. Pengobatan pilihan lainnya adalah: - dapson dan trimethoprim - clindamycin dan primakuin - trimetrexat dan leukovorin - atovakuon - pentamidin. Corticosteroid bisa diberikan kepada penderita yang memiliki kadar oksigen yang rendah. Meskipun diobati, angka kematian mencapai 10-30%. Penderita AIDS yang telah berhasil diobati, biasanya mendapatkan pengobatan seperti trimethoprim-sulfametoxazole atau pentamidin aerosol, untuk mencegah terjadinya kembali penyakit ini. PENCEGAHAN Kepada penderita AIDS, pengguna kortikosteroid dosis tinggi jangka panjang dan kepada orang-orang yang pernah menderita pneumokistosis, dianjurkan untuk menjalani terapi

77

profilaksis (pencegahan). Yang paling efektif adalah trimetoprim-sulfametoksazol, tetapi bisa juga diberikan dapson, atovakuon atau pentamidin.

PNEUMONIA PNEUMOKOKUS
DEFINISI Pneumonia Pneumokokus adalah suatu infeksi paru-paru yang disebabkan oleh bakteri pneumokokus. PENYEBAB

Streptococcus pneumoniae (pneumokokus).


Pneumonia pneumokokus biasanya terjadi setelah suatu infeksi virus pada saluran pernafasan (demam, nyeri tenggorokan atau influenza) menyebabkan kerusakan pada paru-paru sehingga memungkinkan pneumokokus menginfeksi daerah ini. GEJALA Gejalanya bisa berupa: - menggigil dan gemetar diikuti demam - batuk berdahak dengan dahak yang sering berwarna seperti karat (berasal dari darah) - sesak nafas - nyeri dada pada daerah yang terkena ketika menarik nafas - mual, muntah - letih - nyeri sendi. DIAGNOSA Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. PENGOBATAN Pneumonia pneumokokus bisa diobati dengan beberapa antibiotik, seperti penicillin. Penderita yang alergi terhadap penicillin bisa menggunakan erythromycin atau antibiotik lainnya. Pneumokokus yang resisten terhadap penicillin bisa diobati dengan obat lain. PENCEGAHAN Bisa diberikan vaksiniasi yang melindungi sampai 70% penderita infeksi pneumokokus yang serius. Vaksinasi dianjurkan untuk diberikan kepada orang-orang dengan resiko tinggi seperti:

78

- penderita penyakit jantung atau paru-paru, gangguan sistem kekebalan maupun diabetes - usia diatas 65 tahun. Perlindungan vaksinasi biasanya berlangsung seumur hidup, walaupun kadang setelah 5-10 tahun dilakukan vaksinasi ulang pada orang-orang yang memiliki resiko tinggi. Sekitar 30 menit sesudahnya, di tempat vaksinasi akan timbul kemerahan dan nyeri. Hanya 1% yang mengalami demam dan nyeri otot setelah vaksinasi. Bahkan hanya sedikit sekali yang mengalami reaksi alergi berat.

PNEUMONIA STAFILOKOKUS
DEFINISI Pneumonia Stafilokokus adalah peradangan paru-paru yang disebabkan oleh bakteri stafilokokus. Pneumonia jenis ini cenderung terjadi pada orang yang sangat muda, sangat tua dan orang yang sudah lemah karena mengalami penyakit lain. Juga cenderung terjadi pada peminum alkohol. Angka kematian akibat pneumonia stafilokokus adalah sebesar 15-40%, karena penderita pneumonia stafilokokus biasanya sudah memiliki penyakit yang serius. PENYEBAB

Staphylococcus aureus. Staphylococcus aureus hanya menyebabkan pneumonia sebanyak 2% dari kasus yang didapat di luar rumah sakit, tetapi menyebabkan 10-15% dari kasus yang didapat di lingkungan rumah sakit ketika sedang dirawat untuk penyakit lain.
GEJALA Stafilokokus menyebabkan gejala-gejala pneumonia yang khas, yaitu demam dan menggigil lebih lama daripada pneumonia pneumokok. Gejala lainnya yang mungkin ditemukan: - batuk berdahak (dahaknya bisa menyerupai lendir, berwarna kehijauan atau menyerupai nanah) - lelah - nyeri dada (sifatnya tajam dan semakin memburuk jika penderita menarik nafas dalam atau batuk) - sakit kepala

79

- nafsu makan berkurang - mual dan muntah - merasa tidak enak badan - sesak nafas - berkeringat banyak. Stapfilokokus bisa menyebabkan abses (pengumpulan nanah) di paru-paru dan kista paru yang mengandung udara (pneumatokel), terutama pada anak-anak. Bakteri bisa terbawa oleh aliran darah dan membentuk abses di tempat lain. Yang sering terjadi adalah pengumpulan nanah di ruang pleura ( empiema). DIAGNOSA Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik (pada pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop akan terdengar bunyi pernafasan yang abnormal. Pemeriksaan lainnya yang biasa dilkukan: Rontgen dada Biakan dahak Pemeriksaan darah. PENGOBATAN Pengobatan terdiri dari pemberian antibiotik. Jika terjadi empiema, maka nanahnya bisa dikeluarkan dengan bantuan sebuah jarum atau selang.

PNEUMONIA VIRUS
DEFINISI Pneumonia Virus adalah infeksi paru-paru yang disebabkan oleh virus. PENYEBAB Pneumonia merupakan suatu penyakit umum yang serius, yang setiap tahunnya menyerang 1 dari 100 penduduk. Pneumonia virus bisa disebabkan oleh: Virus sinsisial pernafasan

80

Hantavirus Virus influenza Virus parainfluenza Adenovirus Rhinovirus Virus herpes simpleks Sitomegalovirus.

Pada bayi dan anak-anak penyebab yang paling sering adalah: - virus sinsisial pernafasan - adenovirus - virus parainfluenza dan - virus influenza. Virus campak juga dapat menyebabkan pneumonia, terutama pada anak yang mengalami kekurangan gizi. Pada orang dewasa yang sehat, penyebabnya adalah 2 jenis virus influenza, yaitu virus influenza tipe A dan tipe B. Pneumonia pada orang dewasa juga bisa disebabkan oleh virus cacar air. Pada usia lanjut, pneumonia virus biasanya disebabkan oleh virus parainfluenza, influenza arau virus sinsisial pernafasan. Sitomegalovirus atau virus herpes simpleks bisa menyebabkan pneumonia yang berat pada penderita gangguan sistem kekebalan. GEJALA Gejalanya berupa: - batuk - sakit kepala - kekakuan dan nyeri otot - sesak nafas - demam - menggigil - berkeringat - lelah. Gejala lainnya yang mungkin ditemukan: - kulit yang lembab - mual dan muntah - kekakuan sendi. DIAGNOSA Diagnosis ditegakkan jika tidak ditemukan bakteri di dalam biakan dahak, (karena sulit untuk mengisolasi virus dalam suatu biakan).

81

Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan: Fiksasi komplemen Rontgen dada Biopsi paru terbuka (hanya dilakukan pada penyakit yang sangat serius, jika diagnosis tidak dapat ditegakkan dengan pemeriksaan lainnya). PENGOBATAN Tujuan pengobatan adalah memberikan terapi suportif, karena infeksi virus tidak akan memberikan respon terhadap antibiotik. Terapi suportif terdiri dari: - udara yang lembab - tambahan asupan cairan - tambahan oksigen. Untuk mencegah dehidrasi, mungkin penderita anak-anak dan lanjut usia perlu menjalani perawatan di rumah sakit. Kadang diberikan obat antivirus (misalnya ribavirin atau amantadin, untuk virus influenza tipe A), terutama pada bayi dan anak-anak. Untuk pneumonia karena virus herpes dan cacar air bisa diberikan acyclovir. Beberapa penderita akan meninggalkan gejala sisa. mengalami pemulihan dalam waktu 2 minggu, tanpa

Akibat yang fatal mungkin akan ditemukan pada: - penderita lanjut usia - penderita gangguan sistem kekebalan - bayi yang menderita kelainan jantung bawaan. PENCEGAHAN Lanjut usia, pekerja kesehatan dan penderita penyakit menahun (misalnya emfisema, penyakit jantung dan penyakit ginjal), dianjurkan untuk menjalani vaksinasi influenza sekali setiap tahun.

PNEUMONITIS HIPERSENSITIVITAS
DEFINISI Pneumonitis Hipersensitivitas (Alveolitis Alergika Ekstrinsik, Pneumonitis Interstisial Alergika, Pneumokoniosis Debu Organik) adalah suatu peradangan paru yang terjadi akibat reaksi alergi terhadap alergen (bahan asing) yang terhirup.

82

Alergen bisa berupa debu organik atau bahan kimia (lebih jarang). Debu organik bisa berasal dari hewan, jamur atau tumbuhan. PENYEBAB Pneumonitis hipersensitivitas biasanya merupakan penyakit akibat pekerjaan, dimana terjadi pemaparan terhadap debu organik ataupun jamur, yang menyebabkan penyakit paru akut maupun kronik. Pemaparan juga bisa terjadi di rumah, yaitu dari jamur yang tumbuh dalam alat pelembab udara, sistem pemanas maupun AC. Penyakit akut bisa terjadi dalam waktu 4-6 jam setelah pemaparan, yaitu pada saat penderita keluar dari daerah tempat ditemukannya alergen. Penyakit kronik disertai perubahan pada foto rontgen dada bisa terjadi pada pemaparan jangka panjang. Penyakit kronik bisa menyebabkan terjadinya fibrosis paru (pembentukan jaringan parut pada paru). Contoh dari pneumonitis hipersensitivitas yang paling terkenal adalah paru-paru petani (farmer's lung), yang terjadi sebagai akibat menghirup bakteri termofilik di gudang tempat penyimpanan jerami secara berulang. Hanya sebagian kecil orang yang menghirup debu tersebut yang akan mengalami reaksi alergi dan hanya sedikit dari orang yang mengalami reaksi alergi, yang akan menderita kerusakan paru-paru yang menetap. Secara umum, untuk terjadinya sensitivitas dan penyakit ini, pemaparan terhadap alergen harus terjadi secara terus menerus dan sering. Penyebab Pneumonitis Hipersensitivitas Penyakit Paru-paru petani Sumber Partikel Debu Jerami yang berjamur

Paru-paru pemelihara burung Paru-paru peternak burung dara Kotoran betet, burung dara, ayam Paru-paru pemelihara ayam betina Paru-paru penyejuk Pelembab udara, penyejuk ruangan ruangan Bagassosis Limbah tebu

83

Paru-paru pekerja jamur Paru-paru pekerja gabus (Suberosis) Penyakit kayu maple Paru-paru pekerja gandum

Pupuk jamur

Gabus yang berjamur

Kayu maple yang berjamur Gandum yang berjamur Debu kayu merah yang berjamur Keju yang berjamur Tepung gandum yang terinfeksi Biji kopi Serabut atau tali yang digunakan untuk atap Bahan kimia yang digunakan untuk membuat serabut busa poliuretan, penyekatan, molding, karet tiruan dan bahan pembungkus

Sequoiosis
Paru-paru pekerja keju Penyakit kumbang gandum Paru-paru pekerja kopi Paru-paru pekerja atap Paru-paru pekerja kimia

GEJALA Gejala dari pneumonitis hipersensitivitas akut: - batuk - demam - menggigil - sesak nafas - merasa tidak enak badan. Gejala pneumonitis hipersensitivitas kronis: - sesak nafas, terutama ketika melakukan kegiatan - batuk kering - nafsu makan berkurang - penurunan berat badan. DIAGNOSA Pada pemeriksaan dengan stetoskop, terdengar suara pernafasan ronki.

84

Pemeriksaan yang biasa dilakukan: Rontgen dada Tes fungsi paru Hitung jenis darah Pemeriksaan antibodi Presipitan aspergillus CAT scan dada resolusi tinggi Bronkoskopi disertai pencucian atau biopsi transtrakeal.

PENGOBATAN Pneumonitis hipersensitvitas episode akut, biasanya akan sembuh jika kontak yang lebih jauh dengan alergen dihindari. Bila terjadi penyakit yang lebih berat, untuk mengurangi gejala dan membantu mengurangi peradangan yang lebih berat, bisa diberikan corticosteroid (misalnya prednisone). Episode berkelanjutan atau berulang bisa mengarah ke terjadinya penyakit yang menetap. Fungsi paru-paru bisa semakin memburuk sehingga perlu diberikan terapi oksigen tambahan. PENCEGAHAN Pencegahan terbaik adalah menghindari pemaparan terhadap alergen, yaitu dengan cara berganti pekerjaan. Meniadakan atau mengurangi debu atau menggunakan masker pelindung bisa membantu mencegah berulangnya penyakit. Menangani limbah jerami secara kimiawi dan menggunakan sistem ventilasi yang baik, membantu mencegah pemaparan dan sensitisasi pekerja terhadap bahan-bahan ini.

PNEUMONITIS KIMIA
DEFINISI Pneumonitis Kimia adalah peradangan paru-paru yang terjadi akibat menghirup gas dan bahan kimia.

Pneumonitis kimia akut menyebabkan edema (pembengkakan jaringan paru) serta berkurangnya kemampuan paru dalam menyerap oksigen dan membuang karbondioksida. Pada kasus yang berat, bisa terjadi kematian karena jaringan paru mengalami kekurangan oksigen (hipoksia).

85

Pneumonitis kimia kronis bisa terjadi setelah pemaparan sejumlah kecil bahan yang mengiritasi paru, tetapi berlangsung dalam waktu yang lama.
Hal tersebut menyebabkan peradangan dan bisa menyebabkan terbentuknya jaringan parut (fibrosis), yang ditandai dengan menurunnya pertukaran oksigen serta kekakuan jaringan paru. Jika tidak terkendali, pada akhirnya keadaan ini bisa menyebabkan kegagalan pernafasan dan kematian. Penyakit silo filler terjadi akibat menghirup udara yang mengandung nitrogen dioksida yang dihasilkan dari makanan ternak basah. Pada penyakit ini, penimbunan cairan mungkin tidak akan terjadi dalam waktu 12 jam setelah pemaparan. Penyakit silo filler mungkin akan membaik dan muncul dalam waktu 10-14 hari kemudian. Bila berulang, cenderung mengenai saluran pernafasan kecil ( bronkiolus). PENYEBAB Berbagai bahan kimia di dalam lingkungan rumah tangga dan industri bisa menyebabkan peradangan pada paru-paru, baik yang sifatnya akut maupun kronis. Gas seperti klorin dan amonia mudah larut dan dengan segera akan mengiritasi hidung, mulut dan tenggorokan. Jika gas terhirup dalam, maka bisa sampai di bagian bawah paruparu. Klorin merupakan gas yang sangat iritatif. Pemaparan klorin pada konsentrasi yang berbahaya bisa terjadi di rumah (klorin terdapat dalam bahan pemutih pakaian), pada kecelakaan di pabrik atau di dekat kolam renang. Gas radioaktif yang mungkin terlepas pada suatu kecelakaaan reaktor nuklir, bisa menyebabkan kanker paru dan organ lainnya yang baru timbul bertahun-tahun kemudian. Beberapa gas (misalanya nitrogen dioksida) tidak mudah larut. Karenanya tidak akan tampak tanda-tanda awal dari pemaparan (seperti iritasi hidung dan mata) dan gas ini lebih mudah masuk ke dalam paru-paru. Pada beberapa orang, pemaparan terhadap gas atau zat kimia dalam jangka waktu lama akan menyebabkan bronkitis kronis. Pemaparan terhadap zat kimia tertentu seperti arsen dan hidrokarbon, pada beberapa orang juga diduga menyebabkan kanker. Kanker bisa terjadi di paru-paru atau tempat lain tergantung zat yang terhirup. GEJALA Gejala dari pneumonitis kimia akut: - rasa aneh di dada (seperti terbakar) - gangguan pernafasan - haus akan udara - batuk - suara pernfasan abnormal.

86

Gejala pada pneumonitis kronis: - sesak nafas ketika melakukan kegiatan ringan - takipneu (pernafasan cepat) - dengan/tanpa batuk. Gas terlarut seperti klorin dapat menyebabkan luka bakar pada mata, hidung, tenggorokan dan saluran pernafasan yang besar. Seringkali ditemukan hemoptisis ( batuk dan dahak yang berdarah) Muntah dan sesak nafas juga sering terjadi. Gas yang lebih sukar larut, seperti nitrogen dioksida, dalam waktu 3-4 jam setelah terhirup bisa menyebabkan sesak nafas, kadang-kadang sangat berat.

DIAGNOSA Untuk mengetahui beratnya kerusakan paru, dilakukan pemeriksaan berikut: Rontgen dada Analisa gas darah Tes fungsi paru. PENGOBATAN Pengobatan yang utama adalah pemberian oksigen. Jika kerusakan paru-parunya bersifat berat, mungkin perlu dilakukan pemasangan alat pernafasan mekanis. Diberikan obat-obatan yang membuka saluran pernafasan, cairan intravena dan antibiotik. Untuk mengurangi peradangan paru, sering diberikan corticosteroid (misalnya prednisone). Kebanyakan penderita sembuh sempurna dari kecelakaan pemaparan gas. Komplikasi paling serius adalah infeksi paru-paru. PENCEGAHAN Cara terbaik untuk mencegah pemaparan adalah berhat-hati saat menangani gas dan bahan kimia. Sungkup muka (masker) yang memiliki persediaan udara sendiri, harus tersedia saat terjadi kecelakaan. Petani harus mengetahui bahwa pemaparan tak sengaja dari gas beracun di gudang

87

tempat menyimpan makanan ternak adalah berbahaya.

PNEUMOTORAKS
DEFINISI Pneumotoraks adalah penimbunan udara atau gas di dalam rongga pleura. Rongga pleura adalah rongga yang terletak diantara selaput yang melapisi paru-paru dan rongga dada. PENYEBAB Terdapat beberapa jenis pneumotoraks yang dikelompokkan berdasarkan penyebabnya: 1. Pneumotoraks spontan Terjadi tanpa penyebab yang jelas. Pneumotoraks spontan primer terjadi jika pada penderita tidak ditemukan penyakit paru-paru. Pneumotoraks ini diduga disebabkan oleh pecahnya kantung kecil berisi udara di dalam paru-paru yang disebut bleb atau bulla. Penyakit ini paling sering menyerang pria berpostur tinggi-kurus, usia 20-40 tahun. Faktor predisposisinya adalah merokok sigaret dan riwayat keluarga dengan penyakit yang sama. Pneumotoraks spontan sekunder merupakan komplikasi dari penyakit paru-paru (misalnya penyakit paru obstruktif menahun, asma, fibrosis kistik, tuberkulosis, batuk rejan). 2. Pneumotoraks traumatik Terjadi akibat cedera traumatik pada dada. Traumanya bisa bersifat menembus (luka tusuk, peluru) atau tumpul (benturan pada kecelakaan kendaraan bermotor). Pneumotoraks juga bisa merupakan komplikasi dari tindakan medis tertentu (misalnya torakosentesis). 3. Pneumotoraks karena tekanan Terjadi jika paru-paru mendapatkan tekanan berlebihan sehingga paru-paru mengalami kolaps. Tekanan yang berlebihan juga bisa menghalangi pemompaan darah oleh jantung secara efektif sehingga terjadi syok. GEJALA Gejalanya sangat bervariasi, tergantung kepada jumlah udara yang masuk ke dalam rongga pleura dan luasnya paru-paru yang mengalami kolaps (mengempis). Gejalanya bisa berupa:

88

Nyeri dada tajam yang timbul secara tiba-tiba, dan semakin nyeri jika penderita menarik nafas dalam atau terbatuk - Sesak nafas - Dada terasa sempit - Mudah lelah - Denyut jantung yang cepat - Warna kulit menjadi kebiruan akibat kekurangan oksigen. Gejala-gejala tersebut mungkin timbul pada saat istirahat atau tidur. Gejala lainnya yang mungkin ditemukan: - Hidung tampak kemerahan - Cemas, stres, tegang - Tekanan darah rendah (hipotensi). DIAGNOSA Pemeriksaan fisik dengan bantuan stetoskop menunjukkan adanya penurunan suara pernafasan pada sisi yang terkena.

Trakea (saluran udara besar yang melewati bagian depan leher) bisa terdorong ke salah satu sisi karena terjadinya pengempisan paru-paru.
Pemeriksaan yang biasa dilakukan: Rontgen dada (untuk menunjukkan adanya udara diluar paru-paru) Gas darah arteri. PENGOBATAN Tujuan pengobatan adalah mengeluarkan udara dari rongga pleura, sehingga paru-paru bisa kembali mengembang. Pada pneumotoraks yang kecil biasanya tidak perlu dilakukan pengobatan, karena tidak menyebabkan masalah pernafasan yang serius dan dalam beberapa hari udara akan diserap. Penyerapan total dari pneumotoraks yang besar memerlukan waktu sekitar 2-4 minggu. Jika pneumotoraksnya sangat besar sehingga menggangu pernafasan, maka dilakukan pemasangan sebuah selang kecil pada sela iga yang memungkinkan pengeluaran udara dari rongga pleura. Selang dipasang selama beberapa hari agar paru-paru bisa kembali mengembang. Untuk menjamin perawatan selang tersebut, sebaiknya penderita dirawat di rumah sakit. Untuk mencegah serangan ulang, mungkin perlu dilakukan pembedahan. Hampir 50% penderita mengalami kekambuhan, tetapi jika pengobatannya berhasil, maka tidak akan terjadi komplikasi jangka panjang. Pada orang dengan resiko tinggi (misalnya penyelam dan pilot pesawat terbang), setelah

89

mengalami serangan pneumotoraks yang pertama, dianjurkan untuk menjalani pemedahan. Pada penderita yang pneumotoraksnya tidak sembuh atau terjadi 2 kali pada sisi yang sama, dilakukan pembedahan untuk menghilangkan penyebabnya. Pembedahan sangat berbahaya jika dilakukan pada penderita pneumotoraks spontan dengan komplikasi atau penderita pneumotoraks berulang. Oleh karena itu seringkali dilakukan penutupan rongga pleura dengan memasukkan doxycycline melalui selang yang digunakan untuk mengalirkan udara keluar. Untuk mencegah kematian pada pneumotoraks karena tekanan, dilakukan pengeluaran udara sesegera mungkin dengan menggunakan alat suntik besar yang dimasukkan melalui dada dan pemasangan selang untuk mengalirkan udara.

PROTEINOSIS ALVEOLAR PULMONER


DEFINISI Proteinosis Alveolar Pulmoner (Alveolar Proteinosis) adalah penyakit yang jarang terjadi, dimana alveoli (kantong udara di paru-paru) tersumbat oleh cairan yang kaya akan protein. PENYEBAB Pada beberapa kasus, penyebabnya tidak diketahui. Pada kasus lainnya, penyakit ini berhubungan dengan infeksi atau gangguan sistem kekebalan. Paling sering ditemukan pada usia 30-50 tahun dan lebih sering menyerang pria. GEJALA Gejalanya berupa: - batuk - penurunan berat badan - lelah - sesak nafas - demam. Bisa juga tanpa gejala. DIAGNOSA Pada pemeriksaan dengan stetoskop, terdengar ronki. Pemeriksaan fisik seringkali memberikan hasil yang normal. Pemeriksaan penunjang: Rontgen dada (bisa menunjukkan bayangan padat/tebal yang menyerupai edema paru

90

Analisa gas darah arteri (menunjukkan rendahnya kadar oksigen) Tes fungsi paru (menunjukkan adanya penyakit paru restriktif dan difusi yang abnormal) CT scan dada resolusi tinggi (bisa menunjukkan adanya infiltrasi padat di kedua paru) Bronkoskopi disertai lavase (pembilasan paru dengan larutan garam), menunjukkan adanya cairan yang menyerupai susu PENGOBATAN Penderita dengan gejala ringan atau tanpa gejala sama sekali, tidak memerlukan pengobatan. Bila terdapat gejala, dilakukan pembilasan paru secara periodik untuk membuang protein dari dalam paru-paru. Kadang-kadang hanya sebagian kecil paru-paru yang perlu dicuci. Tetapi jika gejalanya berat dan kadar oksigen darahnya rendah, penderita dibius total sehingga keseluruhan paru-paru dapat dibersihkan. 3-5 hari kemudian, sisi paru-paru yang lainnya dibersihkan, juga dengan pembiusan total. Untuk sebagian penderita, pencucian cukup dilakukan 1(satu) kali, tetapi penderita lainnya perlu menjalani lavase setiap 6-12 bulan sekali selama bertahun-tahun. Kegunaan obat lain seperti kalium yodida dan enzim-enzim yang memecah protein masih belum jelas. Kortikosteroid tidak efektif dan meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi. Bila perlu, bisa dilakukan pencangkokan paru. PROGNOSIS Penderita proteinosis alveolar pulmoner sering mengalami sesak nafas yang tidak menentu. Tetapi penyakit ini jarang menyebabkan kematian, selama pencucian paru-paru dilakukan secara teratur. Pada beberapa kasus terjadi pemulihan spontan dan pada penderita lainnya terjadi kegagalan pernafasan yang progresif.

PSITTAKOSIS
DEFINISI Psitakosis (Demam Burung Beo) adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia psittaci, yang ditularkan kepada manusia oleh burung serta menyebabkan gejala sistemik (seluruh tubuh) dan pneumonia.

91

PENYEBAB Bakteri Chlamydia psittaci, yang banyak ditemukan pada burung beo, betet dan burung merpati; juga pada burung dara, kutilang, ayam dan kalkun. Biasanya seseorang terinfeksi karena menghirup debu dari bulu atau kotoran burung yang terinfeksi. Organisme ini juga bisa ditularkan melalui gigitan burung yang terinfeksi atau melalui percikan ludah penderita. Resiko terjadinya penyakit ini ditemukan pada: Orang yang memelihara burung Pegawai toko hewan Pekerja di tempat pengolahan unggas Dokter hewan.

GEJALA Berat ringannya penyakit tergantung kepada usia penderita dan luasnya jaringan paruparu yang terkena. Gejalanya berupa: - Demam dan menggigil - Nyeri otot - Sakit kepala - Lelah - Batuk kering - Sesak nafas - Dahak berdarah. DIAGNOSA Pada pemeriksaan fisik dengan menggunakan stetoskop, terdengar ronki dan penurunan suara pernafasan. Pemeriksaan yang biasa dilakukan: Rontgen dada CT scan dada Analisa gas darah (penurunan saturasi oksigen) Pembiakan dahak Pembiakan darah Titer antibodi.

PENGOBATAN Antibiotik diberikan minimal selama 10 hari. Penyembuhan mungkin akan memerlukan waktu yang lama, terutama jika kasusnya berat. Pada kasus berat yang tidak diobati, tingkat kematian dapat mencapai 30%.

92

Antibiotik yang biasa diberikan adalah: Tetracycline Doxycyline Erythromycin Azithromycin.

Tetracycline per-oral (melalui mulut) biasanya tidak diberikan kepada anak-anak yang gigi permanennya belum tumbuh karena bisa menyebabkan perubahan warna pada gigi yang sedang tumbuh. PENCEGAHAN Peternak burung dan pemilik burung dapat melindungi dirinya dengan menghindari debu dari bulu dan sangkar burung yang sakit. Importir burung diharuskan untuk mengobati burung yang sakit dengan tetrasiklin selama 45 hari agar organisme penyebab penyakit ini bisa dimatikan.

SARKOIDOSIS
DEFINISI Sarkoidosis adalah suatu penyakit peradangan yang ditandai dengan terbentuknya granuloma pada kelenjar getah bening, paru-paru, hati, mata, kulit dan jaringan lainnya. Granuloma merupakan sekumpulan makrofag, limfosit dan sel-sel raksasa berinti banyak. Granuloma ini pada akhirnya akan menghilang total atau berkembang menjadi jaringan parut. PENYEBAB Penyebabnya tidak diketahui. Kemungkinan penyebabnya hipersensitivitas, keturunan, infeksi maupun bahan kimia. adalah suatu respon

Biasanya muncul pada usia 30-50 tahun dan sangat jarang ditemukan pada anak-anak. GEJALA Gejala sarkoidosis bervariasi tergantung dari lokasi dan luasnya penyakit: - merasa tidak enak badan

93

- gangguan penglihatan - perubahan neurologis - pembesaran kelenjar getah bening (benjolan di ketiak) - pembesaran hati - pembesaran limpa - mulut kering - lelah - penurunan berat badan. Gejala lainnya yang mungkin ditemukan: - pembentukan air mata berkurang - kejang - perdarahan hidung - kekakuan persendian - rambut rontok - mata terasa pedih, gatal dan belekan Sarkoidosis menghasilkan peradangan di paru-paru yang akhirnya akan berkembang menjadi jaringan parut dan kista, yang akan menyebabkan batuk dan sesak nafas. Pada 15% penderita, penyakit ini menyerang mata. Uveitis (peradangan pada struktur internal mata tertentu) menimbulkan kemerahan pada mata, nyeri dan mempengaruhi penglihatan. Peradangan yang menetap untuk waktu yang lama, akan menyumbat aliran cairan untuk mata dan menyebabkan glaukoma, yang dapat menyebabkan kebutaan. Granuloma bisa terbentuk di konjungtiva (selaput bola mata dan kelopak mata). Granuloma ini sering tidak menyebabkan gejala. Granuloma yang terbentuk di jantung mungkin akan menyebabkan angina atau gagal jantung. Granuloma yang terbentuk di dekat sistem konduksi jantung dapat memicu terjadinya gangguan irama jantung. DIAGNOSA Pemeriksaan penunjang yang biasa dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis sarkoidosis: Hitung jenis darah Tes fungsi paru (bila di paru-paru terbentuk jaringan parut, maka hasilnya akan menunjukkan bahwa jumlah udara yang dapat ditahan paru-paru berada di bawah normal) Kadar enzim ACE (pada banyak penderita, kadar enzim pengubah angiotensin dalam darah adalah tinggi) Rontgen dada untuk mencari adanya pembesaran kelenjar getah bening Biopsi kelenjar getah bening Biopsi luka di kulit

94

Bronkoskopi Biopsi paru terbuka Biopsi hati Biopsi ginjal EKG untuk mencari kelainan jantung. Tes kulit tuberkulin (tuberkulosis dapat menyebabkan banyak perubahan yang mirip dengan sarkoidosis, karena itu dilakukan tes kulit tuberkulin untuk memastikan bahwa penyakitnya bukan tuberkulosis) Skening galium (kadang dilakukan jika diagnosis masih meragukan, karena skening galium akan menunjukkan pola yang abnormal pada paru-paru atau kelenjar getah bening penderita) Enzim hati (jika hati juga terkena, maka kadar enzim hati, terutama alkalin fosfatase mungkin meningkat). PENGOBATAN Gejala sarkoidosis seringkali secara perlahan akan menghilang dengan sendirinya, sehingga tidak perlu dilakukan pengobatan. Untuk menekan gejala yang berat seperti sesak nafas, nyeri sendi dan demam, diberikan corticosteroid. Corticosteroid juga diberikan jika: - hasil pemeriksaan menunjukkan kadar kalsium darah yang tinggi - mengenai jantung, hati atau susunan saraf - sarkoidosis menyebabkan lesi kulit atau penyakit mata yang tidak sembuh dengan tetes mata corticosteroid - penyakit paru-paru bertambah buruk. Pemakaian corticosteroid dilanjutkan selama 1-2 tahun. Obat lainnya yang kadang digunakan sebagai tambahan terhadap corticosteroid adalah obat immunosupresan, seperti methotrexat, azathioprine dan cyclophosphamide. Keberhasilan pengobatan dinilai melalui hasil pemeriksaan foto dada, tes fungsi paru dan pengukuran kalsium dan enzim ACE dalam darah. Tes ini dilakukan berulang untuk mengetahui adanya kekambuhan setelah pengobatan dihentikan. Pada kegagalan organ yang tidak dapat diperbaiki, kadang perlu dilakukan pencangkokan organ. PROGNOSIS Banyak penderita yang tidak mengalami penyakit yang serius dan penyakitnya bisa menghilang tanpa pengobatan. 30-50% kasus mengalami pemulihan spontan dalam waktu 3 tahun. Lebih dari 60% penderita tidak menunjukkan gejala setelah 9 tahun. Bahkan pembesaran kelenjar getah bening di dada dan peradangan paru-paru yang luas bisa hilang dalam

95

beberapa bulan atau tahun. Lebih dari 75% penderita yang mengalami pembengkakan kelenjar getah bening, dan lebih dari 50% penderita yang paru-parunya terlibat, sembuh dalam waktu 5 tahun. Penderita sarkodosis, yang masih terbatas di dada, lebih baik daripada mereka yang juga mempunyai sarkoidosis di tempat lain. Penderita dengan pembesaran kelenjar getah bening di dada tapi tidak menunjukkan adanya penyakit paru-paru mempunyai prognosis yang sangat baik. Mereka yang penyakitnya dimulai dengan eritema nodosum mempunyai prognosis yang terbaik. Sekitar 50% yang pernah menderita sarkoidosis akan mengalami kekambuhan. 10% penderita mengalami kecacatan yang serius karena kerusakan pada mata, sistem pernafasan atau organ lainnya. Adanya jaringan parut pada paru-paru memicu terjadinya gagal pernafasan yang merupakan penyebab utama kematian.

SILIKOSIS
DEFINISI Silikosis adalah suatu penyakit saluran pernafasan akibat menghirup debu silika, yang menyebabkan peradangan dan pembentukan jaringan parut pada paru-paru. Terdapat 3 jenis silikosis: 1. Silikosis kronis simplek, terjadi akibat pemaparan sejumlah kecil debu silika dalam jangka panjang (lebih dari 20 tahun). Nodul-nodul peradangan kronis dan jaringan parut akibat silika terbentuk di paruparu dan kelenjar getah bening dada. 2. Silikosis akselerata, terjadi setelah terpapar oleh sejumlah silika yang lebih banyak selama waktu yang lebih pendek (4-8 tahun). Peradangan, pembentukan jaringan parut dan gejala-gejalanya terjadi lebih cepat. 3. Silikosis akut, terjadi akibat pemaparan silikosis dalam jumlah yang sangat besar, dalam waktu yang lebih pendek. Paru-paru sangat meradang dan terisi oleh cairan, sehingga timbul sesak nafas yang hebat dan kadar oksigen darah yang rendah. Pada silikosis simplek dan akselerata bisa terjadi fibrosif masif progresif. Fibrosis ini terjadi akibat pembentukan jaringan parut dan menyebabkan kerusakan pada struktur paru yang normal.

96

PENYEBAB Silikosis terjadi pada orang-orang yang telah menghirup debu silika selama beberapa tahun. Silika adalah unsur utama dari pasir, sehingga pemaparan biasanya terjadi pada: - buruh tambang logam - pekerja pemotong batu dan granit - pekerja pengecoran logam - pembuat tembikar. Biasanya gejala timbul setelah pemaparan selama 20-30 tahun. Tetapi pada peledakan pasir, pembuatan terowogan dan pembuatan alat pengampelas sabun, dimana kadar silika yang dihasilkan sangat tinggi, gejala dapat timbul dalam waktu kurang dari 10 tahun. Bila terhirup, serbuk silika masuk ke paru-paru dan sel pembersih (misalnya makrofag) akan mencernanya. Enzim yang dihasilkan oleh sel pembersih menyebabkan terbentuknya jaringan parut pada paru-paru. Pada awalnya, daerah parut ini hanya merupakan bungkahan bulat yang tipis (silikosis noduler simplek). Akhirnya, mereka bergabung menjadi massa yang besar (silikosis konglomerata). Daerah parut ini tidak dapat mengalirkan oksigen ke dalam darah secara normal. Paruparu menjadi kurang lentur dan penderita mengalami gangguan pernafasan. GEJALA Penderita silikosis noduler simpel tidak memiliki masalah pernafasan, tetapi mereka bisa menderita batuk berdahak karena saluran pernafasannya mengalami iritasi ( bronkitis). Silikosis konglomerata bisa menyebabkan batuk berdahak dan sesak nafas. Mula-mula sesak nafas hanya terjadi pada saat melakukan aktivitas, tapi akhirnya sesak timbul bahkan pada saat beristirahat. Keluhan pernafasan bisa memburuk dalam waktu 2-5 tahun setelah penderita berhenti bekerja. Kerusakan di paru-paru bisa mengenai jantung dan menyebabkan gagal jantung yang bisa berakibat fatal. Jika terpapar oleh organisme penyebab tuberkulosis ( Mycobacterium tuberculosis, penderita silikosis mempunyai resiko 3 kali lebih besar untuk menderita tuberkulosis. Gejala tambahan yang mungkin ditemukan, terutama pada silikosis akut: - demam - batuk - penurunan berat badan - gangguan pernafasan yang berat. DIAGNOSA Biasanya akan ditanyakan secara terperinci mengenai jenis pekerjaan, hobi dan aktivitas

97

lainnya yang kemungkinan besar merupakan sumber pemaparan silika. Pemeriksaan yang dilakukan: Rontgen dada (terlihat gambaran pola nodul dan jaringan parut) Tes fungsi paru Tes PPD (untuk TBC). PENGOBATAN Tidak ada pengobatan khusus untuk silikosis. Untuk mencegah semakin memburuknya penyakit, sangat penting untuk menghilangkan sumber pemaparan. Terapi suportif terdiri dari obat penekan batuk, bronkodilator dan oksigen. Jika terjadi infeksi, bisa diberikan antibiotik. Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah: - membatasi pemaparan terhadap silika - berhenti merokok - menjalani tes kulit untuk TBC secara rutin. Penderita silikosis memiliki resiko tinggi menderita tuberkulosis (TBC), sehingga dianjurkan untuk menjalani tes kulit secara rutin setiap tahun. . Silika diduga mempengaruhi sistem kekebalan tubuh terhadap bakteri penyebab TBC. Jika hasilnya positif, diberikan obat anti TBC. PENCEGAHAN Pengawasan terhadap di lingkungan kerja dapat membantu mencegah terjadinya silikosis. Jika debu tidak dapat dikontrol, (seperti halnya dalam industri peledakan), maka pekerja harus memakai peralatan yang memberikan udara bersih atau sungkup. Pekerja yang terpapar silika, harus menjalani foto rontgen dada secara rutin. Untuk pekerja peledak pasir setiap 6 bulan dan untuk pekerja lainnya setiap 2-5 tahun, sehingga penyakit ini dapat diketahui secara dini. Jika foto rontgen menunjukkan silikosis, dianjurkan untuk menghindari pemaparan terhadap silika.

SINDROMA GAWAT PERNAFASAN AKUT


DEFINISI

98

Sindroma Gawat Pernafasan Akut (Sindroma Gawat Pernafasan Dewasa) adalah suatu jenis kegagalan paru-paru dengan berbagai kelainan yang berbeda, yang menyebabkan terjadinya pengumpulan cairan di paru-paru ( edema paru). Sindroma gawat pernafasan akut merupakan kedaruratan medis yang dapat terjadi pada orang yang sebelumnya mempunyai paru-paru yang normal. Walaupun sering disebut sindroma gawat pernafasan akut dewasa, keadaan ini dapat juga terjadi pada anak-anak. PENYEBAB Penyebabnya bisa penyakit apapun, yang secara langsung ataupun tidak langsung melukai paru-paru: Infeksi berat dan luas (sepsis) Pneumonia Tekanan darah yang sangat rendah (syok) Terhirupnya makanan ke dalam paru (menghirup muntahan dari lambung) Beberapa transfusi darah Kerusakan paru-paru karena menghirup oksigen konsentrasi tinggi Emboli paru Cedera pada dada Luka bakar hebat Tenggelam Operasi bypass kardiopulmoner Peradangan pankreas (pankreatitis) Overdosis obat seperti heroin, metadon, propoksifen atau aspirin Trauma hebat Transfusi darah (terutama dalam jumlah yang sangat banyak).

Gejala biasanya muncul dalam waktu 24-48 jam setelah terjadinya penyakit atau cedera. SGPA seringkali terjadi bersamaan dengan kegagalan organ lainnya, seperti hati atau ginjal. Salah satu faktor resiko dari SGPA adalah merokok sigaret. Angka kejadian SGPA adalah sekitar 14 diantara 100.000 orang/tahun. GEJALA Sindroma gawat pernafasan akut terjadi dalam waktu 24-48 jam setelah kelainan dasarnya. Mula-mula penderita akan merasakan sesak nafas, bisanya berupa pernafasan yang cepat dan dangkal. Karena rendahnya kadar oksigen dalam darah, kulit terlihat pucat atau biru, dan organ lain seperti jantung dan otak akan mengalami kelainan fungsi. Hilangnya oksigen karena sindroma ini dapat menyebabkan komplikasi dari organ lain

99

segera setelah sindroma terjadi atau beberapa hari/minggu kemudian bila keadaan penderita tidak membaik. Kehilangan oksigen yang berlangsung lama bisa menyebabkan komplikasi serius seperti gagal ginjal. Tanpa pengobatan yang tepat, 90% kasus berakhir dengan kematian. Bila pengobatan yang diberikan sesuai, 50% penderita akan selamat. Karena penderita kurang mampu melawan infeksi, mereka biasanya menderita pneumonia bakterial dalam perjalanan penyakitnya. Gejala lainnya yang mungkin ditemukan: - cemas, merasa ajalnya hampir tiba - tekanan darah rendah atau syok (tekanan darah rendah disertai oleh kegagalan organ lain) - penderita seringkali tidak mampu mengeluhkan gejalanya karena tampak sangat sakit. DIAGNOSA Pada pemeriksaan fisik dengan menggunakan stetoskop, terdengar bunyi pernafasan abnormal (seperti ronki atau wheezing). Tekanan darah seringkali rendah dan kulit, bibir serta kuku penderita tampak kebiruan (sianosis, karena kekurangan oksigen). Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mendiagnosis SGPA: Rontgen dada (menunjukkan adanya penimbunan cairan di tempat yang seharusnya terisi udara) Gas darah arteri Hitung jenis darah dan kimia darah Bronkoskopi. PENGOBATAN Penderita sindroma gawat pernafasan akut dirawat di unit perawatan intensif. Terapi oksigen sangat penting untuk mengoreksi kadar oksigen darah, seringkali diberikan oksigen dalam konsentrasi tinggi (mungkin diperlukan oksigen 100%). Bila pemberian oksigen dengan sungkup muka tidak berhasil mengatasi masalah, perlu digunakan alat bantu pernafasan (ventilator). Ventilator menyalurkan oksigen dengan menggunakan tekanan melalui pipa yang dimasukkan ke hidung, mulut atau trakea; tekanan ini membantu memasukkan oksigen ke dalam darah. Tekanan yang diberikan dapat disesuaikan untuk membantu tetap terbukanya saluran napas yang kecil dan alveoli, dan untuk memastikan agar paru-paru tidak menerima konsentrasi yang berlebihan karena konsentrasi yang berlebihan dapat merusak paru-paru dan memperberat sindroma ini. Pengobatan suportif lainnya seperti pemberian cairan atau makanan intravena (melalui infus) juga penting karena dapat terjadi dehidrasi atau malnutrisi yang bisa menyebabkan berhentinya fungsi organ tubuh (keadaan yang disebut sebagai kegagalan

100

organ multipel).
Obat-obatan khusus diberikan untuk mengobati infeksi, mengurangi peradangan dan membuang cairan dari dalam paru-paru. Misalnya pada infeksi diberikan antibiotik. PROGNOSIS Angka kematian melebihi 40%. Penderita yang bereaksi baik terhadap pengobatan, biasanya akan sembuh total, dengan atau tanpa kelainan paru-paru jangka panjang. Pada penderita yang menjalani terapi ventilator dalam waktu yang lama, cenderung akan terbentuk jaringan parut di paru-parunya. Jaringan parut tertentu membaik beberapa bulan setelah ventilator dilepas.

SINDROMA GOODPASTURE
DEFINISI Sindroma Goodpasture (Sindroma Ginjal Paru) adalah suatu bentuk glomerulonefritis (peradangan glomerulus ginjal) yang menyebabkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, disertai batuk darah. PENYEBAB Penyebab yang pasti tidak diketahui, merupakan suatu penyakit autoimun (sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh yang normal). Kadang penyakit ini dipicu oleh suatu infeksi virus atau karena menghirup pelarut hidrokarbon. Penderita sindroma Goodpasture menghasilkan antibodi terhadap sistem penyaringan di ginjal dan terhadap alveoli dan kapiler di paru-paru. Antibodi ini ditimbun di dasar selaput glomerulus ginjal dan alveoli paru, serta memicu terjadinya peradangan ginjal dan perdarahan paru. GEJALA Antibodi yang tertimbun di paru menyebabkan perdarahan di dalam jaringan paru, sehingga penderita mengalami batuk darah. Sesak nafas timbul setelah penderita melakukan aktivitas. Bisa terjadi anemia karena kekurangan zat besi maupun anemia karena gagal ginjal. DIAGNOSA

101

Pemeriksaan paru dengan menggunakan stetoskop menunjukkan adanya cairan di paru-paru (yang berasal dari perdarahan di dalam jaringan paru). Tekanan darah bisa tinggi. Sejalan dengan semakin memburuknya fungsi ginjal, bisa terjadi edema (pembengkakan). Pada beberapa penderita ditemukan ruam kulit. Pemeriksaan penunjang: Pemeriksaan darah (ditemukan antibodi, anemia) Tes fungsi ginjal Analisa air kemih (menunjukkan adanya darah dan protein) Pemeriksaan antibodi serum pada selaput dasar glomerulus Pemeriksaan dahak (bisa ditemukan adanya makrofag, yang merupakan sel pada sistem kekebalan, hal ini merupakan respon terhadap adanya antibodi) Rontgen dada (menunjukkan adanya cairan di dalam jaringan paru) Biopsi paru Biopsi ginjal (menunjukkan adanya penimbunan antibodi dengan pola yang khas). PENGOBATAN Pengobatan dipusatkan pada usaha untuk memperlambat perkembangan penyakit. Hal ini paling efektif jika dilakukan sedini mungkin, sebelum fungsi ginjal sangat menurun sehingga perlu dilakukan dialisa. Untuk mengurangi respon kekebalan, diberikan corticosteroid atau obat anti-peradangan lainnya. Immunosupresan (obat penekan respon kekebalan), seperti cyclophosphamide, digunakan secara agresif untuk mengurangi efek pada sistem kekebalan.

Plasmaferesis adalah suatu prosedur dimana plasma darah dikeluarkan dari tubuh dan diganti dengan cairan atau plasma dari donor.
Plasmaferesis dilakukan setiap hari selama 2 minggu atau lebih, untuk membuang antibodi yang terdapat di dalam perdaran darah. Jika fungsi ginjal sudah memburuk, mungkin perlu dilakukan dialisa. Pencangkokan ginjal akan memberikan hasil yang memuaskan jika dilakukan setelah selama beberapa bulan tidak ditemukan antibodi di dalam darah. PENCEGAHAN Hindari menghirup lem atau uap bensin karena bisa memicu terjadinya sindroma ini.

TUBERKULOSIS
DEFINISI

102

Tuberkulosis adalah suatu infeksi oleh Mycobacterium tuberculosis yang menyerang berbagai organ, terutama paru-paru. PENYEBAB Penyebabnya adalah bakteri Mycobacterium tuberculosis. Janin bisa tertular tuberkulosis dari ibunya selama masih berada dalam kandungan, sebelum atau selama persalinan berlangsung (karena menghirup atau menelan cairan ketuban yang terinfeksi) maupun setelah lahir (karena menghirup udara yang terkontaminasi oleh percikan ludah yang terinfeksi). Jika tidak diobati dengan antibiotik atau tidak diberikan vaksinasi, maka sekitar separuh bayi yang ibunya menderita tuberkulosis aktif akan menderita penyakit ini pada tahun pertama. GEJALA Gejalanya bisa berupa: - demam - tampak mengantuk - tidak kuat menghisap - gangguan pernafasan - gagal berkembang (tidak terjadi penambahan berat badan) - pembesaran hati dan limpa karena organ ini menyaring bakteri tuberkulosis sehingga menyebabkan aktivasi sel-sel darah putih. DIAGNOSA Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pada ibu hamil secara rutin dilakukan tes tuberkulin. Hasil yang positif sebaiknya diikuti dengan pemeriksaan rontgen dada. Tes tuberkulin seringkali dilakukan pada bayi yang ibunya memberikan hasil tes positif. Jika diduga suatu tuberkulosis, maka dilakukan pembiakan cairan serebrospinal, cairan dari saluran pernafasan dan cairan lambung. Untuk mengetahui adanya infeksi pada paru-paru, dilakukan rontgen dada. Biopsi hati, kelenjar getah bening atau paru-paru dilakukan untuk memperkuat diagnosis. PENGOBATAN Jika seorang wanita hamil menunjukkan hasil tes yang positif tetapi tanpa gejala dan hasil rontgen dadanya normal, diberikan isoniazid. Tetapi pengobatan ini biasanya baru diberikan pada trimester ketiga atau setelah persalinan karena adanya resiko kerusakan Jika seorang wanita hamil memiliki gejala, diberikan antibiotik isoniazid, pirazinamid dan rifampin.

103

Selama ibu masih bisa menularkan penyakitnya, bayi tidak boleh dirawat atau berada dekat ibu. Sebagai tindakan pencegahan, diberikan isoniazid kepada bayi. Kepada bayi yang menderita tuberkulosis diberikan isoniazid, rifampin dan pirazinamid. Jika infeksi sudah sampai ke otak, diberikan kortikosteroid.

104

You might also like