You are on page 1of 18

PEMICU Seorang wanita (P), 37 tahun, sudah menikah, pegawai swasta, dibawa ke RS Jiwa sehubungan dengan perubahan pada

pasien yaitu: banyak bicara, banyak ide, belanja berlebihan tanpa perhitungan, sulit tidur, aktifitas berlebihan.

MORE INFO Pasien sebelum mengalami gejala, mendapat masalah dikantor.Pasien tidak mengalami halusinasi, dan tidak ada waham dikendalikan.Pemeriksaan fisik diagnostik, neurologis, dan laboratorium dalam batas normal.

UNFAMILIAR TERMS (-)

MASALAH Pasien banyak bicara. Banyak ide. Belanja berlebihan tanpa perhitungan. Sulit tidur. Aktifitas berlebihan.

ANALISA MASALAH
Faktor Genetik Faktor Sosial / Lingkungan Kelainan Neurologi Stress Waham Kebesaran Halusinasi Paranoid

Gangguan Mood

Gangguan Mood (Kelompok Tutorial 5)

Page 1

HIPOTESIS Gangguan Mood, Episodik Manik Gangguam Mood, Bipolar Skizofrenia

LEARNING ISSUE 1. Perbedaan gangguan mood dengan skizofrenia. 2. Gangguan Mood : defenisi. etiologi. klasifikasi. gejala klinis bipolar dan episode manic. penegakkan diagnosis gangguan mood. penatalaksanaan bipolar dan episodic manic. prognosis. 3. Pengertian flight of idea dan mood hipertimia.

Gangguan Mood (Kelompok Tutorial 5)

Page 2

LEARNING ISSUE 1 PERBEDAAN GANGGUAN MOOD DENGAN SKIZOFRENIA Gangguan Mood Sekelompok gangguan yang ditandai dengan perubahan suasana perasaan (mood) afek.Biasanya kearah depresi (dengan/tanpa ansietas menyertai) atau kearah elasi (suasana perasaan ).Perubahan afek ini biasanya disertai dengan suatu perubahan pada keseluruhan tingkat aktivitas, dan kebanyakan gejala lainnya adalah sekunder terhadap perubahan itu.

Gejala Gangguan Mood : afek meningkat. aktivitas . bicara berlebihan. flight of ideas. tidur berkurang. perhatian mudah teralih. terlibat aktivitas yang menyenangkan.

Tidak terdapat : prekoupasi terhadap waham/halusinasi. tingkah laku aneh.

Skizofrenia Penyakit jiwa yang secara klinis adanya suatu syndrome psikotik yang ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karakterstik dari pikiran, afek yang tumpul/afek tidak wajar, persepsi tingkah laku atau perilaku yang Bizzare.

Gejala Positif waham/delusi. halusinasi.


Gangguan Mood (Kelompok Tutorial 5) Page 3

disorganisasi pembicaraan. disorganisasi perilaku, katatonik, agitasi.

Gejala Negatif sikap sangat apatis. bicara yang jarang. respons emosional. menarik diri dari pergaulan sosial. menurunnya kinerja sosial.

LEARNING ISSUE 2 GANGGUAN MOOD DEFENISI Gangguan mood adalah sekelompok gangguan yang ditandai dengan perubahan suasana perasaan (mood) atau afek, biasanya kearah depresi (dengan atau tanpa anxietas yang menyertainya), atau kearah elasi (suasana perasaan yang meningkat). Perubahan afek ini biasanya disertai dengan suatu perubahan pada keseluruhan tingkat aktivitas, dan kebanyakan gejala lainnya adalah sekunder terhadap perubahan itu, atau mudah dipahami hubungannya dengan perubahan tersebut.

ETIOLOGI 1. Faktor biologis Amin biogenik Adanya peranan norepinefrin, serotonin dan dopamin dalam mempengaruhi regulasi reseptor adrenergik-beta dan respons antidepresan klinik. Selain itu, disregulasi asetil kolin juga berpengaruh dalam gangguan mood. Pnemuan terbaru menunjukkan adanya pengaruh dopamin dalam regulasi prasinaptik dan pascasinaptik yang bisa dihubungkan dengan gangguan mood.

Gangguan Mood (Kelompok Tutorial 5)

Page 4

Faktor neurokimiawi lain Walaupun data yang untuk menegaskan hal ini belum jelas, namun neurotransmitter asam amino--khususnya gamma-amibutyric acid (GABA)dan peptida neuroaktif (khususnya vasopresin dan opiat endogen) juga dilibatkan dalam patofisiologi gangguan mood. Selain itu, beberapa penelitian juga menunjukkan second messangeradenylate cyclase, phosphotidylinositol, dan regulasi kalsiummungkin berpengaruh dalam patofiologi gangguan mood. Regulasi neuroendokrin Sumbu neuroendokrin utama yang diperkirakan menimbulkan gangguan mood adalah sumbu adrenal, tiroid dan hormon pertumbuhan. Kelainan yang diakibatkannya adalah penurunan sekresi nokturnal melatonin, penurunan pelapasan prolaktin terhadap pemberian tryptophan, penurunan kadar dasar follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinzing hormone (LH), dan penurunan kadar testosteron pada laki-laki.2 Irama sirkadian Kelainan arsitektur tidur pada depresi yang berhubungan dengan pengurangan waktu tidur menimbulkan suatu pengambilan kesimpulan bahwa depresi mencerminkan suatu regulasi irama sirkadian.

2. Faktor genetika Data genetik dengan kuat menyatakan bahwa suatu faktor penting di dalam perkembangan gangguan mood adalah genetika. Tetapi, pola penurunan genetika adalah jelas melalui mekanisme yang kompleks; bukan saja tidak mungkin menyingkirkan efek psikososial, tetapi faktor non genetik memungkinkan memainkan peranan kausatif dalam perkembangan gangguan mood sekurangnya pada beberapa orang. 3. Faktor psikososial Satu pengamatan klinis lama yang telah direplikasi adalah bahwa peristiwa kehidupan yang menyebabkan stress lebih sering mendahului episode pertama gangguan mood daripada episode selanjutnya. Satu teori yang diajukan untuk menjelaskan pengamatan tersebut adalah bahwa stres yang menyertai episode pertama menyebabkan perubahan biologi otak yang bertahan lama. Perubahan bertahan lama tersebut dapat menyebabkan perubahan keadaan fungsional berbagai neurotransmiter dan sistem pemberi signal intraneuronal. Hasil akhirnya dari perubahan tersebut adalah menyebabkan seseorang berada pada resiko yang lebih tinggi untuk menderita episode gangguan mood selanjutnya, bahkan tanpa adanya stresor eksternal.
Gangguan Mood (Kelompok Tutorial 5) Page 5

KLASIFIKASI 1. Episode Manik Kesamaan karakteristik dalam afek yang meningkat, disertai peningkatan dalam jumlah dan kecepatan aktivitas fisik dan mental, dalam berbagai derajat keparahan. Episode manik ini merupakan periode tersendiri kelainan dan mood yang meninggi, ekspansif, atau mudah tersinggung (irritable) secara persisten, berlangsung sekurangnya 1 minggu (atau durasi kapan saja jika diperlukan perawatan). Hipomania Mania tanpa gejala psikotik Mania dengan gejala psikotik Episode manik lainnya Episode manik YTT 2. Gangguan Afektif Bipolar Gangguan ini merupakan suatu episode berulang (sekurang-kurangnya dua episode) dimana afek pasien dan tingkat aktivitasnya terganggu. Gangguan ini pada waktu tertentu dapat berupa peningkatan afek disertai penambahan energi dan aktivitas (mania atau hipomania), dan pada waktu lainnnya berupa penurunan afek disertai pengurangan energi dan aktivitas (depresi). pada gangguan ini didapati tanda yang khas yaitu adanyapenyembuhan sempurna antar episode. Episode manik biasanya muncul tiba-tiba dan berlangsung selama 2 minggu hingga 4-5 bulan, episode depresi berlangsung lebih lama (6 bulan sampai 1 tahun). Kedua episode ini dapat terjadi dengan diawali peristiwa hidup dengan stres berat atau trauma mental lain. Gangguan afektif bipolar, episode kini hipomanik Gangguan afektif bipolar, episode kini manik tanpa gejala psikotik Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif ringan atau sedang Tanpa gejala somatik Dengan gejala somatik Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat tanpa gejala psikotik Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat dengan gejala psikotik Gangguan afektif bipolar, episode kini campuran Gangguan afektif bipolar, kini dalam remisi Gangguan afektif bipolar lainnya Gangguan afektif bipolar YTT 3. Episode Depresif Suatu mood depresi dan hilangnya minat atau kesenangan, merupakan gejala utama dari depresi. Episode ini juga dapat disertai berkurangnya energi yang menuju meningkatnya
Gangguan Mood (Kelompok Tutorial 5) Page 6

keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas. Episode depresif ringan Tanpa gejala somatik Dengan gejala somatik Episode depresif sedang Tanpa gejala somatik Dengan gejala somatik Episode depresif berat tanpa gejala psikotik Episode depresif berat dengan gejala psikotik Episode depresif lainnya Episode depresif YTT

4. Gangguan Depresif Berulang Gangguan ini merupakan episode yang berulang dari episode depresi ringan, sedang dan berat yang masing-masing terjadi rata-rata 6 bulan, akan tetapi frekuensinya lebih jarang dibandingkan dengan gangguan bipolar. Gangguan depresif berulang, episode kini ringan Gangguan depresif berulang, episode kini sedang Gangguan depresif berulang episode kini berat dengan gejala psikotik Gangguan depresif berulang, kini dalam remisi Gangguan depresif berulang lainnya Gangguan depresif berulang YTT 5. Gangguan Suasana Perasaan (Mood [Afektif]) Menetap Siklotimia Distimia Gangguan afektif menetap lainnya Gangguan afektif menetap YTT 6. Gangguan Suasana Perasaan (Mood [Afektif]) Lainnya Gangguan suasana perasaan (mood [afektif]) tunggal lainnya Episode afektif campuran Gangguan suasana perasaan (mood [afektif]) berulang lainnya Gangguan depresif singkat berulang Gangguan suasana perasaan (mood [afektif]) lainnya YDT (yang ditentukan) 7. Gangguan Suasana Perasaan (Mood [Afektif]) Yang Tidak Tergolongkan (YTT)

Gangguan Mood (Kelompok Tutorial 5)

Page 7

GEJALA KLINIS 1. Episode Manik penurunan kebutuhan tidur. loncatan pikiran (flight of ideas). percaya diri berlebihan. banyak bicara. banyak gagasan/ pikiran ide. perhartian mudah teralih. tindakan tindakan tak terkendali (akivitas berlebihan, aktivitas seksual berlebihan, mengmudi ngebut, belanja berlebihan). 2. Episode Hipomanik berkurangnya kebutuhan tidur. grandiositas/percaya diri meningkat. pikiran menjadi lebih tajam. perhatian mudah teralih. 3. Episode Depresi ansietas. rasa bersalah. rasa tidak berharga. bunuh diri. perhatian . konsentrasi . nafsu makan / . berat badan / .

Gambaran Klinis Bipolar 1. Pada Mania : mood, dapat bermanifestasi. energy. aktifitas berlebihan. kurang tidur. perhatian serta konsentrasi yang buruk. sangat boros. berganti ganti pasangan seksual. jika sedang sensitif / marah, menjadi sangat agresif.

Gangguan Mood (Kelompok Tutorial 5)

Page 8

2. Mania Berat : Aktifitas fisik serta kegembiraan yang berat dan terus menerus sehingga menyebabkan agresi / kekerasan.. Penolakan untuk makan / minum. Mengabaikan kebersihan pribadi. 3. Episode Depresif berkurangnya selera. berat badan. konstipasi. ganguan tidur (mis : bangun pagi dini hari). variasi mood diurnal. libido. amenore. mood terdepresi. anhedonia. energi berkurang. kelelahan. aktifitas, perhatian, konsentrasi . merasa bersalah dan tidak berharga. kepercayaan diri rendah. pikiran mau bunuh diri.

4. Episode Campuran Marah Panic Pembicaraan cepat Waham kejar Kadang kadang bingung Menangis Ada ide bunuh diri

PENEGAK DIAGNOSIS Ketrampilan wawancara dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis. Informasi dari keluarga sangat diperlukan. Diagnosis ditegakkan berdasarkan kriteria yang terdapat dalam DSM-IV atau ICD-10. Salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi simtom GB adalah The Structured Clinical Interview for DSM-IV (SCID). The Present State Examination (PSE) dapat pula digunakan untuk mengidentifikasi simtom sesuai dengan ICD-10.
Gangguan Mood (Kelompok Tutorial 5) Page 9

Gangguan Mood Bipolar I Gangguan Mood Bipolar I, Episode Manik Tunggal Hanya mengalami satu kali episode manik dan tidak ada riwayat episode depresi mayor sebelumnya. Tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizofreniform, skizoafektif, gangguan waham, atau dengan gangguan psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan. Gejala-gejala tidak disebabkan efek fisiologik langsung zat atau kondisi medik umum Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna atau menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi penting lainnya.

Gangguan Mood Bipolar I, Episode Manik Saat Ini Saat ini dalam episode manik. Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami satu kali episode manik, depresi, atau campuran. Episode mood pada kriteria A dan B bukan skizoafektif dan tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizofreniform, gangguan waham, atau dengan gangguan psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan. Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologik langsung zat atau kondisi medik umum. Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna atau menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi penting lainnya.

Gangguan Mood Bipolar I, Episode Campuran Saat Ini Saat ini dalam episode campuran. Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami episode manik, depresi, atau campuran. Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat dikategorikan skizoafektif dan tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizofreniform, gangguan waham, atau dengan gangguan psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan. Gejala-gejala tidak disebabkan efek oleh fisiologik langsung zat atau kondisi medik umum. Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna atau menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi penting lainnya.

Gangguan Mood Bipolar I, Episode Hipomanik Saat Ini Saat ini dalam episode hipomanik. Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami satu episode manik atau campuran. Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna atau hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi penting lainnya.
Page 10

Gangguan Mood (Kelompok Tutorial 5)

Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat dikategorikan sebagai skizoafektif dan tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizofreniform, gangguan waham, atau dengan gangguan psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan.

Gangguan Mood Bipolar I, Episode Depresi Saat Ini Saat ini dalam episode depresi mayor. Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami satu episode manik atau campuran. Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat dikategorikan sebagai skizoafektif dan tidak bertumpangtindih dengan skizofrenia, skizofreniform, gangguan waham, atau dengan gangguan psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan. Gejala-gejala tidak disebabkan efek fisiologik langsung zat atau kondisi medik umum. Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna atau menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi penting lainnya.

Gangguan Mood Bipolar I, Episode Yang Tidak Dapat Diklasifikasikan Saat Ini Kriteria, kecuali durasi, saat ini, memenuhi kriteria untuk manik, hipomanik, campuran, atau episode depresi. Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami satu episode manik atau campuran. Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat dikategorikan sebagai skizoafektif dan tidak bertumpangtindih dengan skizofrenia, skizofreniform, gangguan waham, atau dengan gangguan psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan di tempat lain. Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna atau menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi penting lainnya.

Gangguan Mood Bipolar II Satu atau lebih episode depresi mayor yang disertai dengan paling sedikit satu episode hipomanik Gangguan Siklotimia Paling sedikit selama dua tahun, terdapat beberapa periode dengan gejala gejala hipomania dan beberapa periode dengan gejala-gejala depresi yang tidak memenuhi kriteria untuk gangguan depresi mayor. Untuk anak-anak dan remaja durasinya paling sedikit satu tahun. Selama periode dua tahun di atas penderita tidak pernah bebas dari gejala-gejala pada kriteria A lebih dari dua bulan pada suatu waktu. Tidak ada episode depresi mayor, episode manik, episode campuran, selama dua tahun gangguan tersebut. Catatan: Setelah dua tahun awal, siklotimia dapat bertumpang tindih
Page 11

Gangguan Mood (Kelompok Tutorial 5)

dengan manik atau episode campuran (diagnosis GB I dan gangguan siklotimia dapat dibuat) atau episode depresi mayor (diagnosis GB II dan gangguan siklotimia dapat ditegakkan). Gejala-gejala pada kriteria A bukan skizoafektif dan tidak bertumpangtindih dengan skizofrenia, skizofreniform, gangguan waham, atau dengan gangguan psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan. Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologik langsung zat atau kondisi medik umum. Gejala-gejala di atas menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna atau menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi penting lainnya.

Diagnosis GB menurut kriteria diagnostik ICD-10 F.30.0. Hipomania Paling sedikit, selama empat hari, secara persisten terjadi peningkatan mood atau mood iritabel yang derajatnya ringan dan disertai dengan tiga gejala berikut yaitu meningkatnya energi dan aktivitas, meningktanya sosiabilitas, banyaknya bicara, lebih ramah, perilaku ceroboh dan meningkatnya energi seksual, berkurangnya kebutuhan tidur, dan sulitnya berkonsentrasi dan distraktibilitas. Gejala-gejala di atas tidak menyebabkan gangguan berat fungsi pekerjaan dan penolakan sosial. Gangguan mood dan perilaku tidak disertai oleh adanya halusinasi atau waham. F.30.1. Mania Tanpa Simtom Psikotik Paling sedikit, selama satu minggu (bisa kurang bila pasien mendapat perawatan), secara persisten , terjadi peningkatan mood (elasi, ekspansif) atau iritabel yang tidak bergantung kepada suasana lingkungan pasien. Paling sedikit ditemui tiga gejala berikut yaitu meningkatnya aktivitas atau fisik, desakan berbicara, lompatan gagasan atau berlombanya isi pikiran, hilangnya inhibisi sosial, berkurangnya kebutuhan tidur, distraktibilitas, berubah-ubahnya perencanaan, melambungnya harga diri, banyaknya ide-ide kebesaran, perilaku ceroboh, dan meningkatnya gairah seksual.

Gangguan Mood (Kelompok Tutorial 5)

Page 12

F.30.2 Mania dengan Simtom Psikotik Sama dengan simtom-simtom di atas dan ditambah dengan adanya waham (biasanya waham kebesaran) atau halusinasi (biasanya suara-suara yang berbicara langsung kepada pasien), atau adanya gaduh gelisah, aktivitas motorik yang berlebihan, dan lompatan gagasan yang sangat berlebihan sehingga pasien tidak mungkin melakukan komunikasi seperti biasanya. F.31 Gangguan Afektif Bipolar Episode mania atau hipomania multipel atau depresi dengan mania/hipomania, episode saat ini seperti yang didefinisikan di atas atau di bawah ini. F.31.6 Gangguan Afektif Bipolar, Saat Ini Episode Campuran Sebelumnya, pasien mengalami, paling sedikit, satu episode campuran, depresi, mania, atau hipomania dan saat ini, memperlihatkan suatu campuran atau pergantian yang cepat antara simtom mania dengan depresi. F.32 Episode Depresi Paling sedikit, selama dua minggu, pasien mengalami penurunan mood, pengurangan energi dan aktivitas. Berkurangnya kemampuan merasakan rasa senang, penurunan konsentrasi dan minat. Pasien merasa lelah, berkurangnya nafsu makan, dan gangguan tidur. Berkurangnya rasa percaya diri, adanyarasa tidak berguna atau ide-ide bersalah. Mood tidak berespons terhadap lingkungan, dan disertai dengan simtom somatik misalnya, hilangnya minat dan rasa senang, terbangun dini hari, depresi memburuk di pagi hari, retardasi atau agitasi psikomotor, berkurangnya nafsu makan dan libido. Episod depresi dispesifikasi sebagai derajat ringan (paling sedikit empat gejala), sedang (paling sedikit enam gejala dan kesulitan secara terus-menerus dalam berktivitas rutin) atau berat (paling sedikit delapan gejala dan gejala-gejala tersebut sangat nyata dan menimbulkan penderitaan).

Gangguan Mood (Kelompok Tutorial 5)

Page 13

PENATALAKSANAAN 1. Farmakologi No Nama Generik Valproate Carbamazepine extended release Lamotrigine 3. Lithium 4. Aripriprazole 5. Ziprasidone 6. Risperidone 7. Quetiapine 8. Cloropromazine 9. Olanzapine 10. 11. Olanzapine/Fluoxeme combination 1. 2.

Nama dagang Depakote Equestro Lamictal Abilify Geodon Risperadol Thorazine Zyprexa Symbyax

Manik Campuran Lanjutan Depresi

Tabel 1. Panduan Obat-Obatan Bipolar Berdasarkan British Association of Psychopharmacology (Sumber: Journal of Psychopharmacology 2003) Obat Dosis Monitoring Efek Samping Dosis tunggal 800 Kadar lithium Tremor, poliuria, polidipsi, Lithium mg, malam hari dalam serum harus peningkatan berat badan, Dosis direndahkan dipantau setiap 3-6 gangguan kognitif, pada pasien diatas bulan, sedangkan gangguan saluran cerna, 65 tahun dan tes fungsi ginjal rambut rontok, mempunyai dan tiroid diperiksa leukositosis, jerawat, dan gangguan ginjal. setiap 12 bulan. edema Rawat inap: dosis Tes fungsi hati Nyeri pada saluran cerna, Valproate inisial 20pada 6 bulan peningkatan ringan enzim (divalproate 30mg/kg/hari. pertama. hati, tremor, dan sedasi. semisodium) Rawat jalan: dosis inisial 500 mg, titrasi 250-500 mg/hari Dosis maksimum 60 mg/kg/hari
Gangguan Mood (Kelompok Tutorial 5) Page 14

Karbamazepin

Lamotrigine

Dosis inisial 400 mg. Dosis maintenance 200-1600 mg/hari. Dosis inisial 25 mg/hari pada 2 minggu pertama, lalu 50 mg pada minggu kedua dan ketiga. Dosis diturunkan setengahnya bila pasien juga mendapat valproate.

Darah rutin, dan tes fungsi hati dilakukan pada 2 bulan pertama.

Lelah, mual, dilopia, pandangan kabur, dan ataxia. Rash kulit, hipersensitifitas, sindrom Steven Johnson, toksik epidermal nekrolisis.

Terapi episode manik sering membutuhkan penggunaan tambahan obat sedatif poten. Obat-obat yang sering digunakan di awal terapi adalah: Klonazepam (1mg/4-6 jam) dan Lorazepam (Ativan) (2mg/4-6 jam). Haloperidol (Haldol) (2-10mg/hari) Olanzapin(2,6-10mg/hari) Risperidon (Risperdal) (0,5-6mg/hari) Antipsikotik atipikal (cth. Olanzepin [Zyprexa] [10-15mg/hari]), sering digunakan sebagai monoterapi untuk pengendalian akut dan dapat bersifat antimanik intrinsik.

* Dokter harus menurunkan dosis agen tambahan ini bila pasien sudah stabil. 2. Terapi Non-farmakologis Gangguan Mood 1. Terapi psikososial Terapi Kongnitif Terapi ini bertujuan meningkatkan episodic depresif dan mencegah kekambuhan dengan membantu pasien mengidentifikasi dan menguji kognisi negative ; mengembangkan cara berpikir alternative, fleksibel, dan positif ; serta melatih renspons perilaku dan kongnitif yang baru. Terapi Interpersonal Terapi ini didasarkan pada dua asumsi utama. Pertama, masalah interpersonal saat ini cenderung memiliki akar pada hubungan yang mengalami disfungsi sekjak awal.
Gangguan Mood (Kelompok Tutorial 5) Page 15

Kedua, masalah interpersonal saat ini cenderung terlibat di dalam mencetuskan atau melanjutkan gejala depresif saat ini. Terapi prilaku Sebagai terapi yang focus nya untuk mendorong pasien kepada prilaku yang positif. Terapi ini memusatkan perhatian pada perilaku maladaptifn di dalam terapi, pasien belajar berfungsi di dalam dunia sehingga mereka memperoleh dorongan positif. Terapi Berorientasi Psikoanalitik Pendekatan ini didasarkan pada teori psikoanalitik mengenai depresi dan mania. Tujuan psikoterapi psikoanalitik adalah memberi pengaruh pada perubahan struktur atau karakter kepribadian seseorang, bukan hanya untul meredakan gejala. Perbaikan kepercayaan interpersonal, keintiman, kapasitas berduka, serta kemampuan mengalami kisaran luas emosi merupakan beberapa tujuan dari terapi psikoalnalitik. Terapi Keluarga Membantu pasien mengurangi dan menghadapi stress dapat mengurangi kemungkinan kambuh. Terapi keluarga diindikasikan jika gangguan merusak perkawinan pasien atau fungsi keluarga atau juka gangguan mood bertambah atau dipertahankan oleh situasi keluarga. Terapi keluarga memeriksa peranan anggota keluarga yang mengalami gangguan mood di dalam kesejahteraab psikologis seluruh keluarga; terapi keluarga juga memeriksa peranan seluruh anggota keluarga di dalam mempertahankan gejala pasien.

2. Konsultasi Suatu konsultasi dengan psikiater atau psikofarmakologis dilakukan apabila pasien tidak menunjukan perubahan terhadap terapi konvesional dan medikasi. 3. Diet Tidak ada diet khusus ( kecuali penderita dengan MAOIs (monoamine oxidase inhibitors) yang dianjurkan. Penderita dianjurkan untuk tidak merubah asupan garam, karena peningkatan asupan garam dapat membuat kadar litium serum menurun dan menurunkan efikasinya. Sebaliknya penurunan asupan garam dapat meningkatkan kadar litium serum dan menyebabkan toksisitas. 4. Aktivitas Penderita dengan fase depresi harus didukung untuk melakukan aktivitas fisik/olahraga. Penentuan jadwal aktivitas fisik adalah sangat penting untuk mempertahankan pasien melalui penyakitnya. Namun, adanya aktivitas fisik yang berlebihan justru dapat
Gangguan Mood (Kelompok Tutorial 5) Page 16

menyebabkan terjadinya peningkatan kadar litium, sehingga dapat menimbulkan toksisitas. 5. Edukasi Terapi pada gangguan bipolar melibatkan edukasi awal dan lanjutan. Edukasi tidak hanya ditujukan pada penderita, tetapi juga keluarga penderita. Edukasi ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan dan pengetahuan pasien dan keluarga tentang penyakit.

PROGNOSIS Pasien dengan gangguan bipolar I memiliki prognosis yang lebih buruk dibandingkan pasien dengan gangguan depresif berat. Sekitar 40 sampai 50 persen pasien gangguan bipolar I dapat mengalami episode manik kedua dalam 2 tahun sejak episode pertama. Walaupun profilaksis litium (Eskalith) memperbaiki perjalanan gangguan serta prognosis gangguan bipolar I, kemungkinan hanya 50-60% pasien memperoleh kendali bermakna gejalanya terhadap litium. Satu studi pemantauan lanjutan 4 tahun pada pasien dengan gangguan bipolar I menemukan bahwa status pekerjaan premorbid yang buruk, ketergantungan alcohol, ciri psikotik, ciri depresif, ciri depresif antarepisode, serta jenis kelamin laki-laki merupakan factor yang membuat prognosis buruk. Pada pemantauan lanjutan jangka panjang, 15 persen pasien dengan gangguan bipolar I membaik, 45 persen pasien membaik tapi mengalami kekambuhan beberapa kali, 30 persen dalam remisi sebagian, dan 10 persen sakit kronis. Sepertiga pasien dengan gangguan bipolar I memiliki gejala kronik dan bukti adanya penurunan social yang bermakna.

LEARNING ISSUE 3 DEFENISI FLIGHT OF IDEA DAN MOOD HIPERTERMIA Flight of Idea adalah permainan kata-kata atau verbalisasi continue dan cepat yang menghasilkan perpindahan konstan dari satu ide ke ide lain, ide cenderung berhubungan dan pada keadaan yang tidak begitu parah, pendengar masih dapat mengikutinya. Mood Hipertemia adalah suasana perasaan yang secara perpasif memperlihatkan semangat dan kegairahan yang berlebihan terhadap berbagai aktivitas kehidupan. Perilakunya menjadi hiperaktif dan tampak energik secara berlebihan.

Gangguan Mood (Kelompok Tutorial 5)

Page 17

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

Gangguan Mood (Kelompok Tutorial 5)

Page 18

You might also like