You are on page 1of 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Bendungan merupakan salah satu bangunan teknik yang berfungsi sebagai

penampung air untuk keperluan irigasi, air minum, industri, pembangkit tenaga listrik, pengendalian banjir dan pariwisata. Di samping manfaatnya tersebut, bendungan juga menyimpan potensi bahaya yang besar bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya jika terjadi keruntuhan atau kegagalan bendungan. Oleh karena itu, diperlukan adanya pemeriksaan dan pemantauan secara teratur dan konsisten terhadap bendungan tersebut dengan bantuan instrumentasi yang tersedia. Secara umum, hal-hal yang dipantau adalah (1) masalah rembesan air dan tekanan pori air, (2) deformasi internal dan eksternal bendungan, (3) getaran (gempa bumi dan gelombang) dan (4) klimatologi seperti kecepatan angin, suhu, penguapan dan hujan. Data hasil pemantauan ini dapat menggambarkan perilaku suatu bendungan sehingga gejala-gejala yang akan terjadi dapat diketahui lebih dini. Deformasi internal bendungan dapat dimonitoring dengan menggunakan salah satu metode geosisika yang bersifat non destruktif yaitu metode georadar atau GPR (Ground Penetrating Radar). Metode ini mempelajari kondisi bawah permukaan berdasarkan sifat elektromagnetik menggunakan gelombang radio berfrekuensi 11500 MHz. Frekuensi rendah berarti penetrasi maksimum dengan resolusi rendah dan sebaliknya frekuensi tinggi memberikan penetrasi yang rendah dengan resolusi tinggi. Sebagai contoh, frekuensi 40 MHz digunakan untuk pemetaan geologi sementara frekuensi 1500 MHz digunakan dalam pemeriksaan struktur beton secara detail. Georadar biasa disebut juga metode refleksi elektromagnetik karena menggunakan gelombang elektromagnetik dan memanfaatkan sifat radiasinya yang memperlihatkan refleksi seperti pada metode seismik. Untuk memonitoring deformasi eksternal bendungan, dapat menggunakan GPS (Global Positioning System) Geodetik dual frekuensi (L1 & L2) yang telah banyak diaplikasikan. Titik pengamatan GPS Geodetik ini diusahakan diletakkan di zona tekanan bendungan dan dilakukan pengamatan secara berkesinambungan (continue). Dari data continue itu bisa dilihat apakah bendungan tersebut bergeser, turun atau tetap di tempatnya. Apabila pengukuran secara continue dianggap terlalu mahal maka bisa dilakukan secara periodik atau berkala yakni 1 atau 4 bulan sekali. Makin sering dilakukan monitoring maka akan semakin bagus.
1

1.2.

Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Memonitoring deformasi internal bendungan dengan metode georadar atau GPR 2. Memonitoring deformasi eksternal bendungan dengan GPS Geodetik.

1.3.

Batasan Masalah Batasan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Data yang digunakan adalah data rekaman GPR dan GPS Geodetik di Bendungan X Daerah Y. 2. Software yang akan digunakan untuk pengolahan data adalah ReflexW dan Bernese. 3. Penentuan adanya deformasi bendungan dilakukan dengan menganalisis hasil rekaman data GPR dan GPS Geodetik.

You might also like