You are on page 1of 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Jaringan adalah sekumpulan sel yang berkaitan erat satu sama lain serta memiliki

struktur dan fungsi yang sama. Ilmu yang mempelajari tentang struktur jaringan disebut histologi. Untuk memebentuk suatu jaringan, sel-sel mengalami spesialisasi dan diferensiasi. Berbagai jaringan tersusun dan terorganisasi dalam bentuk organ (Tim pengajar, 2011). Jaringan penyusun tubuh tumbuhan dibedakan atas dua bagian yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa. Jaringan meristem adalah jaringan yang masih muda dan selalu aktif membela atau bersifat embrional sedangkan jaringan dewasa adalah jaringan yang tidak dapat lagi berdiferensiasi terdiri dari jaringan pengangkut, jaringan pelindung, jaringan parenkim dan jaringan gabus (Hamka, 2006). Menurut Taryono, (1995) jaringan meristem dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu : a. Jaringan Meristem Primer

Jaringan ini merupakan jaringan yang berasal dari pembelahan sel-sel lembaga (embrio) yang terdapat pada bagian apikal akar, batang dan daun serta menyebabkan pertumbuhan memanjang. b. Jaringan Meristem Sekunder

Jaringan ini berasal dari bentuk-bentuk sel dewasa menjadi embrional lagi, terdapat pula kambium serta dapat menyebabbkan pertumbuhan. Selain itu berdasarkan anonim, (2011) jaringan dewasa juga terbagi menjadi beberapa bagian diantaranya : a. Jaringan Pelindung

Jaringan ini terletak pada bagian terluar dari tumbuhan yang berfungsi sebagai pelindung jaringan bagian dalam. Jaringan ini juga berfungsi sebagai tempat penyerapan zat seperti pada daun yang dapat melakukan pertukaran gas dan ekskresi. b. Jaringan Parenkim

Merupakan jaringan dasar yang terbentuk dari meristem dasar. Setelah dewasa sel-sel parenkim masih mampu melakukan pembelahan, selain itu jaringan ini terdapat pada hampir semua tubuh tumbuhan. c. Jaringan Penyokong

Jaringan ini berfungsi sebagai penyokong tubuh tumbuhan, terdiri dari kolenkim dan sklerenkim. Kolenkim merupakan jaringan penyokong pada organ tubuh muda dan tua pada tumbuhan lunak sedangkan sklerenkim merupakan jaringan penguat yang sel-selnya mengalami penebalan sekunder. d. Jaringan Pengangkut

Jaringan ini terdiri dari dua bagian yakni xilem dan floem. Xilem berfungsi untuk mengangkut zat-zat dan garam-garam mineral dari tanah kedaun sedangkan floem berfungsi mangangkut hasil fotosintesis berupa sarisari makanan dari daun keseluruh tubuh tumbuhan. Menurut Prawira, (1997) sel pada jaringan itu berhubungan erat satu sama lain dan mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Jaringan pada hewan dapat dibedakan menjadi empat bagian yaitu : a. Jaringan Epitel

Jaringan epitel adalah jaringan yang melapisi atau menutup permukaan tubuh, organ tubuh, rongga tubuh dan seluruh permukaan tubuh hewan. Jaringan epitel berfungsi sebagai pelindung, penerima rangsangan atau reseptor dan sebagai tempat lalu lintas masuknya zat kedalam tubuh. Menurut bentuknya jaringan epitel terdiri dari epitel berbentuk pipih, slindris dan kubus sedangkan menurut lapisannya terdiri dari epitel selapis dan epitel berlapis. b. Jaringan Ikat atau Penyokong

Jaringan ikat merupakan jaringan penyambung antar jaringan organ seperti antar tulang dan otot. Jaringan ini tersusun atas sel serabut dan zat dasar berupa zat amorf yang tidak berwarna dan homogen. Jaringan ini dapat dibedakan menjadi jaringan ikat biasa, jaringan ikat khusus dan jaringan ikat penyokong. Jaringan ikat biasa terdiri atas jaringan longgar, jaringan ikat khusus seperti jaringan adiposa dan jaringan ikat penyokong seperti jaringan tulang rawan, jaringan tulang sejati dan jaringan ikat penghubung. c. Jaringan Otot

Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang berfungsi untuk menggerakkan berbagai bagian organ tubuh yang disebabkan kemampuan jaringan otot untuk berkontraksi. Hal ini terjadi karena sel-sel otot mengandung protein kontraksi yang memanjang dan mengandung miofibril atau serabut-serabut halus. Jaringan otot terbagi menjadi tiga yaitu : 1. Otot polos, yang berbentuk gelondong dan bagian intinya hanya satu dibagian tengah. 2. Otot lurik, yang memiliki inti lebih dari satu dibagian tepi dan memiliki pita terang dan pita gelap. 3. Otot jantung, yang memiliki discus interkalalar dan intinya lebih dari satu yang terletak dibagian tengah. d. Jaringan Saraf

Jaringan saraf tersusun atas sel-sel saraf atau neuron. Sel-sel saraf terdiri dari beberapa bagian yaitu dendrit, akson, badan sel, inti sel, nodus ranvier, selubung mielin dan efektor. Sel saraf terbagi menjadi tiga bagian yakni : 1. Sel saraf sensorik, berfungsi mengantarkan impuls (rangsangan) dari alat indra ke pusat saraf atau otak. 2. Sel saraf motorik berfungsi membawa impuls dari otak ke otot atau kelenjar tubuh. Sel saraf ini biasa disebut juga sebagai sel saraf penggerak. 3. Sel saraf konektor (penghubung), berfungsi untuk meneruskan rangsangan dari neuron sensorik ke neuron motorik. BAB III METODE PRAKTIKUM A. Waktu dan Tempat Praktikum Adapun waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan praktikum ini adalah : hari / tanggal waktu tempat B. : Kamis / 3 November 2011 : Pukul 07.30 s.d. 09.10 WITA : Laboratorium Biologi Lantai III Barat FMIPA UNM

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu : 1. a. b. 2. a. b. C. Alat : Mikroskop Lap kasar dan lap halus Bahan : Preparat awetan pada akar dan batang yang mewakili golongan monokotil dan dikotil. Preparat awetan otot lurik, otot polos, otot jantung serta preparat awetanneuron dan asthrocyte (Cerebrum) Prosedur Kerja

I.

Jaringan Tumbuhan

I.1 8ikm, Menyiapkan mikroskop berdasarkan urutan tata cara penggunaanya. I.2 Mengambil preparat awetan jaringan akar dan batang yang mewakili golongan dikotil dan monokotil. I.3 Mengamati ciri dan struktur serta letak masing-masing jaringan yang menyusun akar, dan batang. I.4 Menggunakan perbesaran objektif 4 kali untuk melihat preparat secara keseluruhan, lalu mengganti dengan pembesaran 10 kali untuk mengamati lebih jelas. I.5 Menggambar kedua jaringan tersebut secara keseluruhan dan menyebutkan bagian-bagianya. I.6 Membandingkan hasil pengamatan dengan buku referensi. II. Jaringan Hewan II.1 Jaringan Saraf II.1.1 Mengamati sel cerebrum pada preparat awetan II.1.2 Menggambar dan memberi keterangan pada bagian-bagian yang terlihat II.1.3 Membandingkan hasil pengamatan dengan buku referensi

II.2 Jaringan Otot II.2.1 Mengamati preparat awetan jaringan otot polos, otot lurik dan otot jantung dengan pembesaran kuat. II.2.2 Memperhatikan dan menggambar macam-macam sel otot, bentuk dan ukuranya serta letak intinya. II.2.3 Membandingkan hasil pengamatan dengan buku referensi. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan

Dari pengamatan yang telah dilakukan, maka diperoleh gambar sebagai berikut : Gambar Pengamatan Keterangan

Penampang Batang Monokotil (Zea mays) Batang merupakan salah satu organ yang memiliki bagian-bagian pokok, yaitu : a) Epidermis, sel-selnya sama dengan penyusun epidermis akar yaitu tersusun rapat, tanpa ruang antar sel akan tetapi dinding sel epidermis batang pada umumnya mengalami penebalan dan dilapisi zat gabus yang disebut katikulus sehingga terhindar dari kekeringan. b) Korteks, sel-sel penyusunnya sama dengan sel penyusun korteks akar berdinding tipis, susunan selnya tidak beraturan dan terdapat ruang antar sel. c) Xilem, berfungsi mengangkut air dan garam mineral dari tanah menuju daun.

d) Floem, berfungsi mengangkut hasil fotosintesis dan sari-sari makanan dari daun keseluruh tubuh tumbuhan.

e) Endodermis, merupakan sel pemisah antara korteks dengan selinder pusat. Dinding sel endodermis yang mengalami penebalan zat gabus yang tegak lurus dengan silinder pusat sehingga tidak dapat dilalui air dan zat terlarut.

Carilah tempat yang memungkinkan agar mikroskop dapa memperoleh cahaya yang dibutuhkan

Tahap Inti 1. Letakkan mikroskop di atas meja, untuk memindahkan mikroskop gunakan cara yang benar yaitu tangan kiri memegang lengan mikroskop dan tangan kanan menopang kaki (dasar) mikroskop.

2. Putar revolver sehingga lensa obyektif dengan perbesaran lemah berada pada posisinya satu poros dengan lensa okuler yang ditandai bunyi klik pada revolver. 3. Mengatur cermin dan diafragma untuk melihat kekuatan cahaya masuk, hingga dari lensa okuler tampak terang berbentuk bulat (lapang pandang).

4. Tempatkan preparat pada meja benda tepat pada lubang preparat dan jepit dengan penjepit obyek/benda! 5. Aturlah fokus untuk memperjelas gambar obyek dengan cara memutar pemutar kasar, sambil dilihat dari lensa okuler. Untuk mempertajam putarlah pemutar halus ! 6. Apabila bayangan obyek sudah ditemukan, maka untuk memperbesar gantilah lensa obyektif dengan ukuran dari 10 X,40 X atau 100 X, dengan cara memutar revolver hingga bunyi klik Mempersiapkan Mikroskop 1. Mikroskop diambil dari tempat penyimpanan mikroskop dengan menggunakan kedua tangan saat mengambil dan membawa mikroskop ke meja. Satu tangan memegang lengan mikroskop dan tangan lain memegang kaki mikroskop. 2. Mikroskop ditempatkan di meja dengan kedudukan datar dan dihadapkan kea rah cahaya. 3. Sekrup pemutar besar diputar hingga tabung mikroskop turun sampai ke batas bawah. 4. Revolver diputar sehingga lensa objektif dengan pembesaran lemah (missal 10x) tepat pada posisinya atau tepat berada di atas lubang panggung. 5. Diafragma dibuka secara penuh. Kedudukan cermin diatur agar cahaya yang masuk terpantul melalui lubang pada panggung sehingga melalui lensa okuler akan tampak lingkaran cahaya yang terangnya merata. Lingkaran cahaya tersebut dikenal sebagai bidang pandang. C. Cara Penggunaan Mikroskop 1. Jarak mata-okuler: Untuk mencegah kelelahan mata, diperlukan penjagaan jarak antara mata dan okuler. Untuk menentukan jarak ini, mata mendekati okuler dari suatu jarak maksimum sekitar 1 cm. Jarak optimum dicapai pada saat medan pandang tampak sebesar-besarnya dan setajam-tajamnya. Selain itu, mata yang sebelah lagi harus tetap terbuka. 2. Pengamatan dimulai dengan menggunakan lensa objektif dengan pembesaran lemah (misal 10x). 3. Sambil mengamati melalui lensa okuler, sekrup pemutar kasar diputar secara perlahan agar tabung mikroskop naik. Pada saat demikian, gambar dapat teramati meskipun belum begitu jelas. Untuk memperoleh gambit yang lebih jelas, sekrup pemutar halus diputar sehingga dapat diamati gambar yang lebih jelas dan lebih fokus. 4. Setelah mengamati gambar dengan menggunakan lensa objektif dengan pembesaran lemah (10x), objek yang sama coba diamati dengan menggunakan lensa dengan pembesaran yang lebih kuat (missal 40x) dengan cara memutar revolver sehingga lensa objektif 40x tepat mengarah ke lubang pada panggung. Hal yang perlu diingat: selama pengamatan dengan pembesaran kuat tidak boleh mempergunakan sekrup pemutar kasar, untuk mendapatkan gambar yang baik (fokus) cukup digunakan sekrup pemutar halus.

You might also like