You are on page 1of 15

MAKALAH FISIKA MODREN

APLIKASI SIFAT PARTIKEL DALAM GELOMBANG

Nama kelompok Anwar Nasihin Rahmat Hidayat Dodi Sanjaya Dezian Feranda Fadli Umawi Willyam Ganta 03111004007 03111004093 03111004023 03111004031 03111004051 03111004071

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2013

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum.wr.wb Pertama-tama kami mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah.swt. karena atas berkat dan rahmatnya kami masih di beri kesehatan untuk dapat beraktifitas dengan baik terutama dalam mengerjakan makalah ini. kami juga tak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada ibuk Sri Agustina yang telah memberikan tugas makalah ini kepada kami untuk kami dapat membuatnya dan lebih meningkatkan ilmu pengetahuan kami ini dengan pembuatan makalah ini. kami jadi dapat lebih meneliti apa dan bagaimana aplikasi partikel pada gelombang tersebut. Dalam makalah ini membahas berbagai macam bentuk partikel serta gelombang dan juga membahas bagaimana partikel dalam gelombang tersebut. apa yang namanya cahaya yang memiliki sifat dualisme dalam arti memiliki sifat partikel dan juga sifat gelombang. di dalam inilah bagaimana sifat dan aplikasi dari cahaya dan gelombang tersebut. Kami sudah membuat makalah ini dengan sedemikian rupa dan dari seluruh data dan informasi yang kami dapatkan. tentunya makalah ini masih belum sempurna dan memiliki banyak kesalahan jadi kami harapkan bagi ibuk Sri ataupun yang membacanya untuk dapat memberikan kritik dan sarannya deji kesempurnaan makalah ini. Jadii cukup sekian kata pengantar ini. Mohon maaf jika ada salah kata semoga makalah ini dapat membantu anda sekalian dalam menambah ilmu pengetahuan kita semua. sekian dan terima kasih Wassalamualaikum.wr.wb

Dengan hormat,

penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar Daftar Isi. BAB I PENDAHULUAN.. A. Latar Belakang. B. Tujuan permasalahan. BAB II PEMBAHASAN 1. Dasar Teori 2. Gelombang Partikel 3. Partikel dan sifat gelombang.. 4. Efek Fotolistrik.. 5.1 Solar Cell.. 5.2. Laser. 5.3. Kamera. 5.4. Teknologi OLED. BAB III PENUTUP. DAFTAR PUSTAKA i Ii 1 1 1 2 2 2 3 4

5. Aplikasi peran partikel dalam gelombang 5 5 6 7 8 10 11

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dalam makalah ini memberikan gambaran tentang sifat partikel dari gelombang. Kenyataan fisis yang kita terima timbul dari gejala yang terjadi dalam dunia mikroskopik dari atom dan molekul, electron dan inti, tetapi dalam dunia ini tidak terdapat partikel atau gelombang dalam arti yang kita kenal. Kita menganggap electron memiliki muatan dan massa dan berperilaku menurut hukum mekanika partikel dalam alat-alat yang kita kenal seperti tabung gambar televisi. Namun demikian kita akan melihat bahwa banyak kenyataan yang memaksa kita untuk menafsirkan electron yang bergerak sebagai suatu manifestasi gelombang sebanyak kenyataan lain yang memaksa kita untuk menafsirkannya sebagai manifestasi partikel. Kita anggap gelombang elektromagnetik sebagai gelombang karena dalam keadaan tertentu gelombang elektromagnetik memperlihatkan gejala difraksi, interferensi dan polarisasi. Namun kita juga akan melihat bahwa dalam keadaan yang lain gelombang elektromagnetik berperilaku seakan-akan terdiri dari berkas partikel. Bersama-sama dengan relativitas khusus, dualitas partikel gelombang merupakan pengertian sentral dalam fisika modern. Makalah ini menguraikan tentang gelombang elektromagnetik dan sifat-sifatnya sebagai obyek yang dibahas, manivestasi yang meliputinya antara lain peristia efek fotolistrik, efek Compton, produksi pasangan dan sinar-X

B. Tujuan permasalahan Setelah mempelajari makalah ini, diharapkan dapat: 1. Menjelaskan pengertian dan fenomena tentang sifat partikel dan gelombang 2. Menjelaskan mekanisme terjadinya efek fotol;istrik, sinar-X, efek Compton, Produksi Pasangan. 3. Menjelaskan teori kuantum cahaya dan sifat-sifatnya. 4. Memahami tentang lubang hitam.

BAB II PEMBAHASAN 1. Dasar Teori


Sifat Dualisme Gelombang Partikel Pada tahun 1924, Louis de Broglie, seorang ahli fisika dari prancis mengemukakan hipotesis tentang gelombang partikel. Gagasan ini adalah timbal balik daripada gagasan partikel cahaya yang dikemukakan Max Planck. Louis de Broglie meneliti keberadaan gelombang melalui eksperimen difraksi berkas elektron. Dari hasil penelitiannya inilah diusulkan materi mempunyai sifat gelombang di samping partikel, yang dikenal dengan prinsip dualitas. Sifat partikel dan gelombang suatu materi tidak tampak sekaligus, sifat yang tampak jelas tergantung pada perbandingan panjang gelombang de Broglie dengan dimensinya serta dimensi sesuatu yang berinteraksi dengannya. Pertikel yang bergerak memiliki sifat gelombang. Fakta yang mendukung teori ini adalah petir dan kilat. Kilat akan lebih dulu terjadi daripada petir. Kilat menunjukan sifat gelombang berbentuk cahaya, sedangkan petir menunjukan sifat pertikel berbentuk suara.

2. Gelombang Partikel
Hipotesis tentang gelombang partikel berasal dari gagasan foton Einstein. Kemudian diterapkan Louis de Broglie pada 1922, sebelum Compton membuktikannya, untuk menurunkan Hukum Wien (1896). Ini menyatakan bahwa "bagian tenaga elektromagnet yang paling banyak dipancarkan benda (hitam) panas adalah yang frekuensinya sekitar 100 milyar kali suhu mutlak (273 + suhu Celsius) benda itu". Pekerjaan ini ternyata memberi dampak yang berkesan bagi de Broglie. Pada musim panas 1923, de Broglie menyatakan, "secara tiba-tiba muncul gagasan untuk memperluas perilaku rangkap (dual) cahaya mencangkup pula alam partikel". Ia kemudian memberanikan diri dengan mengemukakan bahwa "partikel, seperti elektron juga berperilaku sebagai gelombang". Gagasannya ini ia tuangkan dalam tiga makalah ringkas yang diterbitkan pada 1924; salah satunya dalam jurnal vak fisika Perancis, Comptes Rendus. Penyajiannya secara terinci dan lebih luas kemudian menjadi bahan tesis doktoralnya yang ia pertahankan pada November 1924 di Sorbonne, Paris. Tesis ini berangkat dari dua persamaan yang telah dirumuskan Einstein untuk foton, E=hf dan p=h/. Dalam kedua

persamaan ini, perilaku yang "berkaitan" dengan partikel (energi E dan momentum p) muncul di ruas kiri, sedangkan ruas kanan dengan gelombang (frekuensi f dan panjang gelombang , baca: lambda). Besaran h adalah tetapan alam yang ditemukan Planck, tetapan Planck. Secara tegas, de Broglie mengatakan bahwa hubungan di atas juga berlaku untuk partikel. Ini merupakan maklumat teori yang melahirkan gelombang partikel atau de Broglie. Untuk partikel, seperti elektron, momentum p adalah hasilkali massa (sebanding dengan berat) dan lajunya. Karena itu, panjang gelombang de Broglie berbanding terbalik dengan massa dan laju partikel. Sebagai contoh, elektron dengan laju 100 cm per detik, panjang gelombangnya sekitar 0,7 mm. Menurut de Broglie, partikel yang bergerak sangat cepat, mempunyai cirri-ciri gelombang. Sifat-sifat gelombang dari partikel dinyatakan dalam persamaan: = h/mv dimana: = panjang gelombang m = massa partikel v = kecepatan h = tetapan Planck persamaan diatas dikenal dengan nama persamaan de Broglie dimana persamaan ini dapat dipergunakan untuk menghitung besarnya panjang gelombang dari suatu partikel yang bergerak dengan kecepatan v.

3. Partikel dan sifat gelombang


Berdasarkan ide yang dikemukakan oleh Einstein, sebuah foton dengan energi hv (frekuensi v dan panjang gelombang ) memiliki momentum linear searah dengan arah pergerakannya dan dengan besarannya p yang dinyatakan sebagai berikut:

Pada tahun 1923, A. H. Compton membenarkan ide ini dengan menggunakan eksperimen hamburan sinar-X dan elektron. Sehingga, perilaku sebuah foton yang memiliki momentum sebesar h/ dan energi hv dapat diketahui. Pada tahun 1923, de Broglie mempostulasikan bahwa sebuah partikel dapat memiliki panjang gelombang yang berkaitan dengan momentum yang ia miliki melalui persamaan (1.25) di mana momentum dan panjang gelombang adalah saling berhubungan satu dengan yang lainnya dan sebaliknya. Sifat gelombang dari sebuah elektron disebut sebagai gelombang elektron dan secara umum sifat gelombang dari materi disebut sebagai gelombang materi atau gelombang de Broglie.

Panjang gelombang untuk gelombang materi diberikan oleh persamaan berikut, di mana juga ekivalen dengan persamaan. Hubungan ini dikenal sebagai hubungan de Broglie

4. Efek Fotolistrik
Cahaya merupakan radiasi elektromagnetik. Ada sifat unik dari gelombang elektromagnetik, seperti cahaya yaitu sifat kembarnya. Di satu pihak ia bertingkah laku seperti gelombang pada peristiwa difraksi lenturan, interferensi/ perpaduan dan polarisasi/ pengutuban, tetapi di pihak lain ia bertingkah laku sebagai partikel yaitu pada peristiwa fotolistrik, gejala Compton. Partikel-partikel cahaya itu membentuk partikel-partikel/ kelompok-kelompok energi yang disebut foton. Jika cahaya yang frekuensinya cukup tinggi jatuh pada permukaan logam (cahaya ultra ungu), maka logam tersebut akan memancarkan elektron. Gejala ini dosebut efek fotolistrik. Elektron dapat terlepas dari logam karena menyerap energi dari gelombang

elektromagnetik. Untuk lebih memahami tentang efek fotolistrik, berikut ini adalah gambar ilustrasi jenis alat yang digunakan pada percobaan efek fotolistrik.

Gambar 7.a. Pengamatan Eksperimental Efek Fotolistrik Gambar diatas merupakan peralatan untuk mengamati efek fotolistrik. Cahaya yang menyinari permukaan logam (katoda) menyebabkan electron terpental keluar. Ketika elekyron bergerak menuju anoda, pada rangkaian luar terjadi arus elektrik yang diukur dengan Ammeter A. Laju pancaran electron diukur sebagai arus listrik pada rangkaian luar

dengan menggunakan sebuah Ammeter, sedangkan energi kinetiknya ditentukan dengan mengenakan suatu potensial perlambat (retarding potential) pada anoda sehingga electron tidak mempunyai energi yang cukup untuk memanjati bukit potensial yang terpasang. Secara eksperimen tegangan perlambat terus diperbesar hingga pembacaan arus pada ammeter menurun ke nol. Berdasarkan hasil pengamatan : 1. Intensitas cahaya tidak mempengaruhi pergerakan electron 2. Intensitas cahaya mempengaruhi jumlah elektron yang lepas dari permukaan logam 3. Energi kinetik hanya bergantung pada panjang gelombang cahaya atau frekuensinya.

Untuk lebih jelas hubungan antara potensial perintang terhadap arus fotolistrik dan kelajuan perhatikan gambar berikut :

Gambar 7.b. hubungan antara potensial perintang terhadap arus fotolistrik

Beberapa fungsi kerja fotolistrik terlihat dalam tabel 3.1. Untuk melepaskan elektron dari permukaan logam biasanya memerlukan separuh dari energi yang diperlukan untuk melepaskan electron dari atom bebas dari logam bersangkutan sebagai contoh, energi ionisasi

5. Aplikasi peran partikel dalam gelombang


5.1 Solar Cell Solar Cell Monday, September 3rd 2012. | Sensor / Tranducer Solar Cell adalah salah satu jenis sensor cahaya photovoltaic, yaitu sensor yang dapat mengubah intensitas cahaya menjadi perubahan tegangan pada outputnya. Apabila solar cell menerima pancaran cahaya maka pada kedua terminal outputnya akan keluar tegangan DC sebesar 0,5 volt hingga 0,5

volt. Dalam aplikasinya solar cell lebih sering digunakan sebagai pembangkit listrik DC tenaga surya (matahari). Dalam skala kecil solar cell sering kita jumpai sebagai sumber tegangan DC pada peralatan elektronika seperti kalkulator atau jam. Prinsip Kerja Solar Cell Efek sel photovoltaik terjadi akibat lepasnya elektron yang disebabkan adanya cahaya yang mengenai logam. Logam-logam yang tergolong golongan 1 pada sistem periodik unsur-unsur seperti Lithium, Natrium, Kalium, dan Cessium sangat mudah melepaskan elektron valensinya. Selain karena reaksi redoks, elektron valensilogamlogam tersebut juga mudah lepas olehadanya cahaya yang mengenai permukaan logam tersebut. Diantara logam-logam diatas Cessium adalah logam yang paling mudah melepaskan elektronnya, sehingga lazim digunakan sebagai foto detektor. Proses Pembangkitan Tegangan Pada Solar Cell Solar Cell,harga Solar Cell,teori Solar Cell,prinsip kerja Solar Cell,definisi Solar Cell,pengertian Solar Cell,menggunakan Solar Cell,aplikasi Solar Cell,manfaat Solar Cell,karakteristikSolar Cell,jual Solar Cell,modul Solar Cell,tegangan output Solar Cell,rangkaian Solar Cell,pembangkit listrik,sumber tegangan Solar Cell,bahan Solar Cell,sistem kerja Solar Cell,kegunaan Solar Cell,harga beli Solar Cell,daya output Solar Cell,keluaran Solar Cell,sensitivitas Solar Cell Tegangan yang dihasilan oleh sensor foto voltaik adalah sebanding dengan frekuensi gelombang cahaya (sesuai konstanta Plank E = h.f). Semakin kearah warna cahaya biru, makin tinggi tegangan yang dihasilkan. Tingginya intensitas listrik akan berpengaruh terhadap arus listrik. Bila foto voltaik diberi beban maka arus listrik dapat dihasilkan adalah tergantung dari intensitas cahaya yang mengenai permukaan

semikonduktor. Berikut karakteristik dari foto voltaik berdasarkan hubungan antara intensitas cahaya dengan arus dan tegangan yang dihasilkan

5.2. Laser
Cara Kerja Laser

Cahaya Laser

Jika elektron yang berada di tingkat energi dasar menyerap energi dari foton, maka elektron akan melakukan transisi ke tingkat yang lebih atas. Kita katakan bahwa foton mengalami penyerapan terangsang (stimulated absorption). Atom tidak dapat dengan sendirinya secara spontan menaikkan tingkat energinya. Kita bisa berharap bahwa atom-atom dengan tingkat energi yang tinggi akan memancarakan foton secara spontan. Proses ini disebut emisi spontan. Pada tahun 1917 Einstein menemukan bahwa atom-atom dengan tingkat energi tinggi dapat dipaksa untuk memancarkan foton oleh ransangan foton. Emisi foton seperti ini disebut emisi terangsang. Foton hasil emisi terangsang selalu sefase dengan foton yang menstimulasinya. Ide emisi terangsang ini membawa manusia pada penemuan laser (light amplifiration by stimulated emission of radiation). Suatu campuran gas helium- neon dimasukkan ke dalam tabung yang pada ujung-ujungnya telah dipasang cermin. Suatu sumber frekuensi radio yang kuat diberikan pada tabung tersebut agar terjadi pelucutan gas sehingga atom-atom helium tereksitasi. Akibat tumbukan, atom-atom neon juga tereksitasi sehingga jumlah atom yang berada di tingkat eksitasi lebih banyak dibandingkan dengan di tingkat dasar. Keadaan ini disebut inversi populasi. Jika ada foton yang memasuki keadaan ini maka akan foton menstimulasi atom-atom tersebut, sehingga terjadi emisi terangsang. Kejadian ini diperbesar dengan adanya cermin yang

melipatgandakan jumlah foton. Akhirnya, diperoleh suatu cahaya yang memiliki energi sangat tinggi, yang kemudian kita kenal sebagai laser. Sifat-sifat sinar laser adalah monokromatis, koheren, sefase, dan berintensitas tinggi. Sinar laser banyak dimanfaatkan dalam bidang kedokteran, industri dan militer. Dalam dunia kedokteran, laser digunakan sebagai pisau operasi karena intensitasnya tinggi. Di samping itu, laser digunakan untuk mematikan tumor, dan mengobati cacat mata. Dalam bidang industri, laser digunakan sebagai pembaca barcode pada produk-produk industri, pemotong logam, dan dalam komunikasi . Dalam bidang militer, laser digunakan sebagai senjata.

5.3. Kamera

Kamera atau tustel adalah alat untuk memperoleh gambar suatu objek atau benda dengan bantuan cahaya dan lensa cembung. Bayangan benda atau gambar yang dihasilkan oleh lensa dibentuk pada film. Kamera yang pertama digunakan adalah kamera jenis obskura. Kamera ini berbentuk sebuah kotak tertutup yang salah satu sisinya diberi lubang kecil.

Kamera digunakan manusia untuk merekam kejadian penting atau kejadian yang menarik. Banyak jenis dan model kamera dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kamera yang dipakai wartawan berbeda dengan yang dipakai fotografer. Kamera video dipakai dalam pengambilan gambar untuk siaran televisi atau pembuatan film. Kamera elektronik (autofokus) lebih mudah dipakai karena tanpa pengaturan lensa. Dewasa ini sudah ada kamera digital yang data gambarnya tidak perlu melalui proses pencetakan melainkan dapat dilihat atau diolah melalui komputer.

Bagian-bagian kamera mekanik (bukan otomatis) menurut kegunaan fisis :


lensa cembung berfungsi untuk membentuk bayangan dari benda yang difoto diafragma berfungsi untuk membuat sebuah celah/lubang yang dapat diatur

luasnya

aperture yaitu lubang yang dibentuk diafragma untuk mengatur banyak cahaya shutter pembuka/penutup dengan cepat jalan cahaya yang menuju ke pelat

film

pelat film berfungsi sebagai layar penangkap/perekam bayangan. Setiap benda

yang di foto, terletak pada jarak yang lebih besar dari dua kali jarak fokus di depan lensa kamera, sehingga bayangan yang jatuh pada pelat film memiliki sifat nyata, terbalik dan diperkecil. Untuk memperoleh bayangan yang tajam dari benda-benda pada jarak yang berbeda-beda, lensa cembung kamera dapat digeser ke depan atau ke belakang.

Bagian utama dari sebuah kamera antara lain lensa cembung yang dilapisi diafragma dan film. Diafragma dapat mengubah besar kecilnya lubang masuk cahaya. Jika cahaya terlalu kuat diafragma dikecilkan. Jika cahaya kurang kuat maka diafragma diperbesar. Bayangan oleh lensa terbentuk di film. Agar bayangan tepat di film, lensa dapat diatur mendekat atau menjauh dari film. Film dilapisi dengan zat kimia tertentu, jika terkena cahaya maka akan terjadi proses perubahan pada lapisan tersebut sehingga bayangan akan tercetak di lapisan kimia pada film tersebut. Setelah film dikeluarkan dan dicuci menggunakan zat kimia tertentu maka gambar akan segera terbentuk. Saat ini banyak macam kamera dengan teknologi elektronika yang sudah canggih yaitu kamera digital, yang dapat diakses dengan mudah ke dalam komputer. Jika kamu ingin mengetahui perkembangan teknologi kamera lebih jauh kamu dapat mencari informasinya dari dunia seni dan fotografi.

5.4. Teknologi OLED OLED merupakan piranti penting dalam teknologi elektroluminensi. Teknologi tersebut memiliki dasar konsep pancaran cahaya yang dihasilkan oleh piranti akibat adanya medan listrik yang diberikan. Teknologi OLED dikembangkan untuk memperoleh tampilan yang luas, fleksibel, murah dan dapat digunakan sebagai layar yang efisien untuk berbagai keperluan layar tampilan. Jumlah warna dari cahaya yang dipancarkan oleh piranti OLED berkembang dari satu warna menjadi multi-warna. Fenomena ini diperoleh dengan membuat variasi tegangan listrik yang diberikan kepada piranti OLED sehingga piranti tersebut memiliki prospek untuk menjadi piranti alternatif seperti teknologi tampilan layar datar berdasarkan kristal cair. Struktur lapisan Struktur OLED terdiri atas lapisan kaca terbuat dari oksida timah-indium yang berfungsi sebagai elektroda positif atau anoda, lapisan organik dari diamine aromatik dengan ketebalan 750 nm, lapisan pemancar cahaya yang terbuat dari senyawa metal kompleks misalnya 8hydroxyquinoline aluminium, dan lapisan elektroda negatif atau katoda terbuat dari campuran logam magnesium dan perak dengan perbandingan atom 10:1. Konstruksi keseluruhan lapisan tidak lebih dari 500 nm, artinya OLED sama tipis dengan selembar kertas. Desain piranti Bagian penting dari piranti OLED adalah lapisan elektroda dan lapisan tipis yang terdiri dari molekul-molekul organik sebagai pemancar cahaya dimana keduanya disusun bertumpuk.

Lapisan organik dapat dimendapkan dengan teknik yang relatif sederhana yaitu pelapisan memutar (spin coating) sedangkan lapisan elektroda dimendapkan menggunakan teknik penguapan (evaporation). Lapisan elektroda dibuat dari bahan logam transparan atau semitransparan seperti Indium Tin Oxide (ITO) atau aluminium (Al). Sifat transparan memungkinkan cahaya yang terpancar dari struktur piranti keluar secara optimal. Mekanisme kerja Mekanisme kerja OLED yaitu jika pada elektroda diberikan medan listrik, fungsi kerja katoda akan turun dan membuat elektron-elektron bergerak dari katoda menuju pita konduksi di lapisan organik. Keadaan ini mengakibatkan munculnya lubang (hole) di pita valensi. Anoda akan mendorong lubang untuk bergerak menuju pita valensi bahan organik. Keadaan ini mengakibatkan terjadinya proses rekombinasi elektron dan lubang di dalam lapisan organik dimana elektron akan turun dan bersatu dengan lubang lalu memberikan kelebihan energi dalam bentuk foton cahaya dengan panjang gelombang tertentu. Pada akhirnya akan diperoleh satu jenis pancaran cahaya dengan panjang gelombang tertentu bergantung pada jenis bahan pemancar cahaya yang digunakan.

BAB III PENUTUP


Peristiwa keluarnya elektron dari permukaan logam karena disinari dengan cahaya atau foton disebut efek fotolistrik, elektron yang terlepas disebut elektron foto. Besarnya energi kinetik maksimum electron foto tidak tergantung pada intensitas cahaya yang dijatuhkan tetapi tergantung pada frekuensi foton (cahaya). Partikel dan gelombang sejak lama dikenal sebagai dua kuantitas yang berbeda dan sama sekali tidak berhubungan elektron dikenal sebagai partikel bermuatan negatif dan menjadi penghantar listrik dalam logam cahaya dikenal sebagai radiasi gelombang EM dari benda yang dipanaskan Berdasarkan keyakinan akan adanya simetri di alam, Louis de Broglie (1924) mengusulkan suatu hipotesis bahwa partikel dan gelombang EM saling berinteraksi gelombang EM memiliki beberapa sifat yang mirip partikel.kumpulan partikel juga menunjukkan perilaku sebagai gelombang EM dengan momentum partikel p = mv sebagai: De Broglie mengusulkan suatu hubungan antara panjang gelombang = h/p dengan h adalah konstanta Planck = 6.626 x 10-34 J se

Foton dapat berkelakuan sebagai partikel. Ciri sebagai partikel yaitu mempunyai momentum untuk membuktikan foton berkelakuan sebagai partikel, maka Afthur Compton melakukan percobaan yang lebih dikenal dengan sebutan efek Compton.

DAFTAR PUSTAKA

Unnamed.2011. Dualitas Gelombang Partikel. http://id.wikipedia.org/wiki/Dualitas_gelom bang-partikel.html

Unnamed.2011. Sifat Gelombang Pada Partikel. http://wennyphysics.blogspot.com/2012/02 /siifat-gelombang-pada-partikel.html

Unnamed.2011. Dualisme Gelombang Partikel .www.slideshare.net/purnomodrs/dualismegelombang-partikel.html

Unnamed.2010. komponen sensor tranducer solar-cell.http://elektronika dasar.web.id/kompo nen/sensor-tranducer/solar-cell/Copyright Elektronika Dasar

You might also like