You are on page 1of 4

MENGENAL DAN MENGOBATI CACINGAN PADA ANAK*

Jangan anggap sepele penyakit kecacingan. Pada kondisi yang berat kecacingan bisa menimbulkan berbagai gangguan yang sulit disembuhkan. Namun begitu, perlu waktu untuk melihat gejalanya. Mungkin saja saat banjir sudah reda, penyakit kecacingannya baru nampak. Di hari-hari berikutnya, mereka akan berkembang biak dalam tubuh. Sekali bertelur bisa mencapai ribuan. Kedengarannya memang menyeramkan, tapi sebenarnya kecacingan tidak mematikan. Gangguan yang ditimbulkan lebih kepada penurunan kesehatan tubuh. Anak yang menderita kecacingan kondisi gizinya akan menurun, sehingga kondisi kesehatannya tidak sebaik anak normal.

Bila masih dalam taraf ringan, biasanya gejala kecacingan tidak tampak. Yang terlihat hanya keterhambatan pertumbuhan fisik karena gizi yang masuk selalu diisap lebih dulu oleh parasitnya. Bila kondisi ini didiamkan, sangat mungkin cacing akan berkembang biak dengan cepat.

LANGKAH PENCEGAHAN
Tak sulit mencegah kecacingan pada anak. Inilah langkahlangkah untuk diterapkan pada anak-anak: 1. Mandikan anak setiap hari. Gunakan air bersih yang bebas dari larva cacing. Kalau perlu, gunakan sabun yang bisa membasmi larva cacing. 2. Jangan biarkan kuku anak memanjang. Guntinglah kuku anak secara teratur. Kuku bisa menjadi tempat mengendap kotoran yang mengandung telur atau larva cacing.

* Created By Emmi Hidayah, S. Farm

3. Biasakan anak untuk cuci tangan dengan sabun. Lakukan setiap kali setelah anak memegang benda-benda kotor atau sebelum makan. 4. Biasakan anak untuk selalu menggunakan sandal atau sepatu bila keluar rumah, terutama bila berjalan di tanah. Tanah, terutama yang lembab, merupakan tempat favorit cacing untuk berkembang biak. 5. Bila ingin makan sayuran mentah (lalapan) atau buah-buahan, cucilah dengan air bersih yang mengalir. Bila perlu gunakan sabun yang bisa digunakan untuk mencuci sayuran dan buahbuahan agar bersih dari hama. 6. Beri anak pengertian agar tidak memasukkan jarinya ke dalam mulut. Terangkan kepadanya akibat yang bisa terjadi. 7. Lakukan toilet training pada waktunya dan ajarkan cara menjaga kebersihan saat BAB dan BAK.

8. Pelihara kebersihan lingkungan, baik di dalam maupun halaman rumah.

RAGAM JENIS CACING DAN OBATNYA


Berdasarkan jenis cacing yang biasa menggerogoti tubuh manusia dapat dibagi menjadi 5 jenis: 1. Cacing Gelang Cacing jenis ini banyak ditemukan di daerah tropis dengan kelembapan tinggi, termasuk Indonesia. Jika sudah dewasa panjangnya bisa mencapai 10-30 cm.. Bila dilihat secara langsung, warnanya kuning kecokelatan dan bergaris-garis halus. Cacing ini hidup hanya dalam tubuh manusia. Biasanya hidup di usus halus. Penularannya diawali dari feses yang keluar dari anak penderita. Setelah 2 bulan menginfeksi, cacing betina akan bertelur sekitar 20.000 butir per hari. Obat yang digunakan adalah mebendazol 2x/hari 100 mg, pirantel 10 mg/kg BB dosis

tunggal, albendazol 400 mg dosis tunggal pada waktu makan, piperazin 50 mg/kg BB. Masingmasing selama 3 hari. 2. Cacing Cambuk Cacing cambuk banyak ditemukan di daerah tropis, seperti di Indonesia. Cacing ini betah tinggal di usus besar dan terkadang di usus buntu. Gejala yang timbul bisa berupa penyakit usus buntu bila ada cacing di bagian itu, nyeri perut, diare dengan mukus (lendir kental dan (licin), kotoran disertai sedikit darah, penurunan berat badan, terjadi prolaps rektum (penonjolan di daerah anus), dan lainnya. Obat yang digunakan untuk memberantas cacing ini adalah mebendazol 2x/hari 100 mg, albendazol 400 mg dosis tunggal pada waktu makan dan pirantel 10 mg/kg BB, masing-masing selama 3 hari. 3. Cacing Tambang

Perkembangbiakannya menyebar ke seluruh dunia. Meskipun ukurannya hanya sekitar 1 cm, tapi dia bisa menghabiskan 0,03 cc darah per hari. Larva cacing ini masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang utuh, terutama di sela jari kaki. Umumnya cacing ini akan tinggal di usus halus dan menjadi dewasa. Karena sering mengisap darah, gejala yang timbul bisa berupa anemia dan kekurangan zat besi. Namun, gejala ini biasanya baru timbul bila sudah terjadi infeksi berat dan berlangsung cukup lama Obat yang digunakan untuk memusnahkan cacing ini adalah mebendazol 2x/hari 100 mg dan albendazol 400 mg dosis tunggal pada waktu makan, selama 3 hari. 4. Cacing Kremi Cacing kremi identik dengan kremian atau gatal di daerah anus. Gatal-gatal sebetulnya timbul karena saat itu cacing kremi betina yang sudah dewasa bermigrasi ke daerah sekitar anus untuk bertelur. Telur-telur inilah yang

menimbulkan rasa gatal. Bila digaruk, telur akan pecah dan larva masuk ke anus. Selain itu, infeksi bisa terjadi melalui makanan atau debu yang mengandung larva. Meskipun tidak terlalu berbahaya dibandingkan cacing jenis lain, terkadang kremian bisa membuat anak rewel, sukar tidur, malas makan, dan akhirnya kurus. Obat yang biasa digunakan terhadap cacing kremi adalah mebendazol dosis tunggal 100 mg, pirantel 10 mg/kg BB, albendazol 400 mg dosis tunggal pada waktu makan, piperazin 50mg/kg BB, selama 3 hari. 5. Cacing Pita Penularan cacing pita agak berbeda dari yang lain karena biasanya dia hidup di tubuh sapi atau babi. Orang yang sering mengonsumsi daging sapi atau babi yang masih mentah atau dimasak kurang matang sangat mungkin terinfeksi cacing pita. Bila terinfeksi cacing ini, umumnya gejala yang terlihat ringan saja, bahkan tanpa gejala. Biasanya berupa gangguan pencernaan. Namun, bisa juga terjadi gejala agak berat, seperti ayan (epilepsi) atau munculnya benjolan kecil sebesar

kacang hijau yang jumlahnya lebih dari satu di kulit. Obat yang digunakan terhadap cacing pita adalah praziquantel 600 mg setelah makan dan niklisamid, anak >8 th, 1 g dikunyal halus saat perut kosong, disusul dengan 1 g lagi 1 jam kemudian, setelah 2 jam baru boleh makan. Anak 2-8 th dosis setengahnya. Untuk anak <2 th dosis seperempatnya.

You might also like