You are on page 1of 2

KESIMPULAN 1. Supervisi merupakan kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih manusiawi.

Kegiatan supervisi bukan mencari-cari kesalahan tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinnaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan semata-mata kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian yang perlu diperbaiki dan melakukan evaluasi serta pemantauan secara berkala (supervisi klinis)

2. Dari hasil wawancara dengan seorang narasumber yang juga seorang pengawas diketahui bahwa dalam supervisi dibagi menjadi supervisi pendidikan dan supervisi pembelajaran. Supervisi pembelajaran adalah seorang kepala sekolah sedangkan supervisi pendidikan adalah pengawas. Pengawas menurut tugasnya dapat dibagi menjadi pengawas manajerial dan pengawas akademik. Pengawas akademik adalah bagian untuk mereka yang tidak terlebih dahulu menjabat sebagai kepala sekolah.

3. Untuk menjadi seorang supervisi dibutuhan standar kompetensi tertentu, karena mereka dituntut untuk menguasai baik bidang akademik maupun manajerial. Dan tugas utama mereka yaitu membina dan membimbing agar semua komponen yang terkait dengan proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan semestinya. Dalam penilaian seorang supervisi juga mengacu pada format tertentu, sehingga standar penilaian mereka objektif dari sisi akademik diantaranya berdasarkan 4 kriteria, yaitu perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan tindak lanjut

4. Seorang Kepala Sekolah tentunya harus memiliki kompetensi yang telah tertuang dalam Peraturan Menteri, selain itu juga harus dapet menjadi EMASLIM. Educator, Manager, Administrator, Supervisor, Leader, Inovator dan Motivator. Untuk pengawas sebenarnya banyak tipe-tipe atau sifat pengawas, itu semua tergantung karakteristik masing-masing. Yang sebenarnya dibutuhkan adalah kemampuan komunikatif, pendekatan persuasive dan pendekatan personal.

5. Kinerja pengawas sendiri perlu ditingkatkan dengan menekankan dan mempertimbangkan pada kompetensi yang benar-benar dimiliki oleh pihak yang bersangkutan tersebut. Menurut narasumber kinerja pengawa masih belum sesuai dengan harapan karena tidak semua pengawas memenuhi kompetensi yang disyaratkan (permen no 12 tahun 2007), apalagi ada peraturan baru tentang masa jabatan kepala sekolah yang akhirnya meloloskan mereka yang tidak kompeten menjadi seorang pengawas hanya karena masa jabatan yang telah habis dan menunggu masa pensiun.

You might also like