You are on page 1of 17

MAKALAH

HOMOSEKSUAL & MASTURBASI


Tugas Mata Kuliah Masailul Fiqih

Dosen : Sofia Gusovi, M.Ag.

Disusun oleh:
Eka Lusiandani Koncara
0101.0701.851

Semester 6 Jurusan Pendidikan Agama Islam


Sekolah Tinggi Agama Islam DR. KHEZ. Muttaqien
Purwakata

2008
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT,


akhirnya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Homoseksual dan
Masturbasi” ini, guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Matsailul Fiqh.

Sebagaimana telah disebutkan di atas, bahwa pada makalah ini penulis


berusaha untuk mengupas tentang homoseksual dan masturbasi.

Dalam khazanah keilmuan islam khususnya fikih, praktik homoseksual


dan lesbian –sering diplesetkan sebagai kaum “hombreng”- mudah dicari
rujukannya. Kelainan seksual yang dalam Islam ini sering disebut al faahisyah
(dosa besar) yang sangat menjijikkan dan bertentangan dengan kodrat dan
tabiat manusia. Oleh karenanya para ulama sangat mengutuk, mengecam dan
mengharamkannya.

Terima kasih banyak kami haturkan kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi hingga rampungnya penyusunan makalah ini.

Semoga bermanfaat.

Penyusun
Purwakarta, Mei 2008

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i


DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1


BAB II PEMBAHASAN....................................................................... 2
A. PENGERTIAN HOMOSEKSUAL ................................................. 2
B. DEMOGRAFI HOMOSEKSUALITAS DAN PRE-VALENSI ....... 3
C. “HOMBRENG” DAN FIKIH......................................................... 4
D. HUKUMAN TERHADAP KAUM HOMOSEKS .......................... 5
E. PERINGATAN KEPADA KAUM HOMOSEKS............................ 6
F. LUTH, BIBLE DAN SEJARAH PERADABAN ........................... 7
G. DAMPAK NEGATIF HOMOSEKSUAL DITINJAU DARI SISI
KESEHATAN ................................................................................ 9
H. BISAKAH KAUM HOMOSEKS BERTAUBAT
DAN MASUK SURGA? .................................................................. 10
I. PENANGGULANGAN HOMOSEKS
DAN PENYEMBUHANNYA ........................................................ 10
J. ONANI/MASTRUBASI DALAM ISLAM ....................................... 11
BAB III PENUTUP ............................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Ungkapan seksual dan cinta erotis sesama jenis telah menjadi suatu
corak dari sejarah kebanyakan budaya yang dikenal sejak sejarah awal.
Bahkan sampai abad ke-19 tindakan dan hubungan seperti itu dilihat sebagai
orientasi seksual yang bersifat relatif stabil.
Walaupun pada nyatanya banyak kaum homoseksualitas yang
menyembunyikan identitasnya sehingga mempersulit akurasi laporan. Banyak
laporan yang beredar belakang ini menyatakan bahwa dari 2 hingga 3,3 %
dari populasi pria adalah homoseksual secara ekslusif.
Di Amerika sendiri, pada tahun pemilu 2004, survey menyatakan 4%
dari seluruh pemilih pria menyatakan dirinya sebagai kaum homo. Namun
karena tekanan sosial, banyak dari kaum homoseksual yang tentunya tidak
mau menyatakan identitas mereka.
Di Kanada, tahun 2003 Biro Statistik Kanada menyatakan bahwa di
antara warga Kanada berumur 18 hingga 59, 1% melaporkan mereka sebagai
homoseksual, dan 0,7% melaporkan sebagai biseksual.
Islam sangat keras dalam memberikan hukuman atas kejahatan yang
satu ini karena dampaknya yang buruk dan kerusakan yang ditimbulkannya
kepada pribadi dan masyarakat.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HOMOSEKSUAL
Homoseksualitas mengacu pada interaksi seksual dan atau romantis
antara pribadi yang berjenis kelamin sama. Pada penggunaan mutakhir, kata
sifat homoseks digunakan untuk hubungan intim dan atau hubungan seksual di
antara orang-orang berjenis kelamin yang sama, yang bisa jadi tidak
mengidentifikasi diri mereka sebagai gay atau lesbian. Homoseksualitas,
sebagai suatu pengenal, pada umumnya dibandingkan dengan
heteroseksualitas dan biseksualitas. Istilah gay digunakan sebagian besar
untuk mengacu pada orang-orang yang mengidentifikasi dirinya sebagai
homoseks, tanpa memandang jenis kelamin. Lesbian adalah suatu istilah
tertentu yang hanya digunakan untuk merujuk kepada wanita homoseks.
Definisi tersebut bukan definisi mutlak mengingat hal ini diperumit
dengan adanya beberapa komponen biologis dan psikologis dari seks dan
gender, dan dengan itu seseorang mungkin tidak 100 % pas dengan kategori di
mana ia digolongkan. Beberapa orang bahkan menganggap ofensif perihal
pembedaan gender (dan pembedaan orientasi seksual).
Homoseksualitas dapat mengacu kepada:
Orientasi seksual yang ditandai dengan kesukaan seseorang dengan
orang lain mempunyai kelamin sejenis secara biologis atau identitas
gender yang sama.
Perilaku seksual dengan seseorang dengan gender yang sama tidak
peduli orientasi seksual atau identitas gender.
Identitas seksual atau identifikasi diri, yang mungkin dapat mengacu
kepada perilaku homoseksual atau orientasi homoseksual.
Penggunaan pertama kata homoseksual yang tercatat dalam sejarah
adalah pada tahun 1869 oleh Karl-Maria Kertbeny, dan kemudian
dipopulerkan penggunaannya oleh Richard Freiherr von Krafft-Ebing pada
bukunya Psychopathia Sexualis.

2
Di tahun-tahun sejak Krafft-Ebing, homoseksualitas telah menjadi
suatu pokok kajian dan debat. Mula-mula dipandang sebagai penyakit untuk
diobati, sekarang lebih sering diselidiki sebagai bagian dari suatu proyek yang
lebih besar untuk memahami ilmu hayat, ilmu jiwa, politik, genetika, sejarah
dan variasi budaya dari identitas dan praktek seksual. status legal dan sosial
dari orang yang melaksanakan tindakan homoseks atau mengidentifikasi diri
mereka gay atau lesbian beragam di seluruh dunia.

B. DEMOGRAFI HOMOSEKSUALITAS DAN PRE-VALENSI


Perkiraan dari jumlah atau pre-valensi homoseksualitas di masa
modern ini bervariasi secara signifikan. Data yang dikumpulkan diperumit
oleh berbagai definisi yang digunakan dalam homoseksualitas serta adanya
fluktuasi dalam jangka waktu dan tempat.
Secara umum, diperkirakan jumlah kaum lesbian dan homo di dalam
masyarakat adalah 1% hingga 10% dari jumlah populasi. Tetapi, menurut
laporan kontroversi Kinsey Reports pada tahun 1984, menyebutkan bahwa
setidaknya 37% pria dari total keseluruhan pria telah setidaknya mengalami
pengalaman seks bersama pria lainnya, dan 4% di dalamnya adalah secara
eklusif homoseksual. Pada wanita, Kinsey menemukan dari 2% hingga 5%
'kurang lebih secara eklusif' homoseksual.
Walaupun pada nyatanya banyak kaum homoseksualitas yang
menyembunyikan identitasnya sehingga mempersulit akurasi laporan. Banyak
laporan yang beredar belakang ini menyatakan bahwa dari 2 hingga 3,3 %
dari populasi pria adalah homoseksual secara eksklusif.
Di Amerika sendiri, pada tahun pemilu 2004, survei menyatakan 4%
dari seluruh pemilih pria menyatakan dirinya sebagai kaum homo. Namun
karena tekanan sosial, banyak dari kaum homoseksual yang tentunya tidak
mau menyatakan identitas mereka.
Di Kanada, tahun 2003 Biro Statistik Kanada menyatakan bahwa di
antara warga Kanada berumur 18 hingga 59, 1% melaporkan mereka sebagai
homoseksual, dan 0,7% melaporkan sebagai biseksual.

3
C. “HOMBRENG” DAN FIKIH
Dalam khazanah keilmuan islam khususnya fikih, praktik homoseksual
dan lesbian –sering diplesetkan sebagai kaum “hombreng”- mudah dicari
rujukannya. Kelainan seksual yang dalam Islam ini sering disebut al faahisyah
(dosa besar) yang sangat menjijikkan dan bertentangan dengan kodrat dan
tabiat manusia. Oleh karenanya para ulama sangat mengutuk, mengecam dan
mengharamkannya.
Kalau ditelusuri secara gramatikal (bahasa) tidak ada perbedaan
penggunaan kata antara homoseksual dan lesbian. Dalam bahasa arab kedua-
duanya di namakan al liwath. Pelakunya di namakan al luthiy (lotte). Namun
Imam Al-Mawardi membedakannya. Beliau menyebut homoseksual dengan
liwath dan lesbian dengan sihaq atau musaahaqah. (lihat : al hawi al kabir karya
al mawardi : juz :13 hal : 474-475)
Ibn Qudamah Al Maqdisi menyebutkan bahwa penetapan hukum
haramnya praktik homoseksual adalah Ijma’ (kesepakatan) ulama,
berdasarkan nash-nash Al-Quran dan Al-Hadits. [al mughni juz :10 hal : 155].
Imam Al Mawardi berkata, “Penetapan hukum haramnya praktik
homoseksual menjadi Ijma’ dan itu diperkuat oleh Nash-nash Al-Quran dan
Al-Hadits. [Kitab Al hawi al kabir, juz :13 hal : 475]
“Dan (Kami juga Telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah)
tatkala dia Berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan
faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini)
sebelummu?" Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu
(kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu Ini adalah kaum yang
melampaui batas. Jawab kaumnya tidak lain Hanya mengatakan: "Usirlah
mereka (Luth dan pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini; Sesungguhnya mereka
adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri." Kemudian kami
selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali isterinya; dia termasuk orang-
orang yang tertinggal (dibinasakan). Dan kami turunkan kepada mereka hujan
(batu); Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa
itu.” (QS. Al-A‟raf : 80-84)

Rasullullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang kalian dapati


melakukan perbuatan kaum Luth, maka bunuhlah kedua pelakunya.” (HR
Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad)

4
Dari Jabir RA, dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya yang paling aku takuti (menimpa) umatku adalah perbuatan
kaum Luth.” (HR Ibnu Majah dan Tirmidzi)
Dari Ibnu Abbas RA, dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Allah melaknat siapa saja yang melakukan perbuatan kaum Luth, (beliau
mengulanginya sebanyak tiga kali)” (HR Nasa‟i)
Dari Ibnu Abbas RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Allah
tidak mau melihat kepada laki-laki yang menyetubuhi laki-laki atau menyetubuhi
wanita pada duburnya.” (HR Tirmidzi, Nasa‟I, dan Ibnu Hibban)
Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash RA bahwa Rasulullah SAW
bersabda: “Itu adalah liwat kecil, yakni laki-laki yang menggauli istrinya di
lubang duburnya.” (HR Ahmad)

D. HUKUMAN TERHADAP KAUM HOMOSEKS


Dalam masalah ini para ulama berbeda pendapat. Sebagian mereka
mengatakan hukumannya sebagaimana hukuman zina yaitu dirajam bagi
yang muhshan (sudah pernah menikah) dan dicambuk dan diasingkan bagi
yang belum menikah. Sebagian yang lain mengatakan, kedua-duanya dirajam
dalam keadaan apapun, menerapkan hadits yang diriwayatkan oleh Abu
Dawud dan Tirmidzi, “Bunuhlah yang menyetubuhi dan yang disetubuhi!”
Ibnu Qayyim Rahimahullah berkata, “Para sahabat telah menerapkan
hukum bunuh terhadap pelaku homoseks. Mereka hanya berselisih pendapat
bagaimana cara membunuhnya.”
Para pengikut Madzhab Hambali menukil ijma‟ (kesepakatan) para
sahabat yang mengatakan bahwa hukuman homoseks adalah dibunuh.
Mereka berdalil dengan hadits: “Barangsiapa yang kalian dapatkan melakukan
perbuatan kaum Luth, maka bunuhlah yang menyetubuhi dan yang disetubuhi”.
Mereka juga berdalil dengan perbuatan Ali RA yang merajam orang
yang melakukan homoseksual. Syafi‟i berkata : “Dengan ini, kita berpendapat
merajam orang yang melakukan perbuatan homoseksual, baik dia seorang muhsan
atau bukan”.

5
Dan sebagaimana yang diriwayatkan oleh Khalid bin Walid bahwa ada
di pinggiran kota Arab seorang laki-laki yang dinikahi sebagaimana
dinikahinya seorang perempuan. Maka dia menulis surat kepada Abu Bakar
Shiddik RA. Abu Bakar lalu bermusyawarah dengan para sahabatnya. Orang
yang paling keras pendapatnya adalah Ali RA. Dia berkata, “Tidaklah
melakukan perbuatan ini kecuali hanya satu ummat dan kalian telah mengetahui
apa yang telah Allah lakukan kepada mereka. Aku berpendapat agar dia dibakar
dengan api”. Kemudian Abu Bakar mengirim surat kepada Khalid bin Walid
untuk membakarnya.
Abdullah bin Abbas RA berkata, “Dipertontonkan dari bangunan yang
paling tinggi lalu dilemparkan (ke bawah) diikuti lemparan batu”.
Dengan demikian hukuman homoseks adalah bisa dengan dibakar,
dirajam dengan batu, dilempar dari bangunan yang paling tinggi yang diikuti
lemparan batu, atau dipenggal lehernya. Ada pula yang mengatakan
ditimpakan tembok kepadanya.
Imam Syaukani memilih hukuman bunuh dan melemahkan pendapat
selain itu. Ia berpendapat seperti itu menilik firman Allah.
“Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu
yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu
dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi, yang diberi tanda oleh Tuhanmu,
dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim.” (QS. Hud : 82-83)
Dalam penerapan hukuman ini, pelaku homoseks dipersilakan memilih
hukuman yang dia kehendaki dari hukuman-hukuman yang ada.

E. PERINGATAN KEPADA KAUM HOMOSEKS


Ketahuilah bahwa Rasulullah SAW melaknat pelaku homoseks
sebanyak tiga kali sedangkan pezina hanya sekali. “Takutlah engkau terjerumus
dalam dosa ini karena akan merusakan dirimu dan dikhawatirkan akan
menyeretmu kepada kekafiran seperti yang menimpa saudaramu sebelum kamu”,
sebagaimana yang diberitakan oleh Ibnu Al-Qayyim dalam kitabnya Al-
Jawab Al-Kafi halaman 191.

6
Diceritakan ada seorang laki-laki yang jatuh hati kepada seorang
pemuda tampan bernama Aslam. Cinta di hatinya begitu mendalam kepada
Aslam. Akan tetapi, anak muda tersebut tidak mau dan menjauh darinya
sehingga menyebabkan laki-laki itu terbaring sakit dan tidak dapat bangkit.
Orang-orang yang kasihan melihat diri laki-laki itu mencoba mendatangkan
anak muda itu, dan dibuatlah perjanjian supaya dia menengok laki-laki itu.
Mendengar berita itu, laki-laki yang sedang kasmaran tersebut merasa sangat
senang dan mendadak hilang kegelisahan dan kesedihannya. Manakala dia
dalam kegembiraan menanti anak muda tersebut datanglah orang lain yang
mengabarkan bahwa anak muda tadi sebenarnya sudah sampai di tengah jalan
tetapi kembali, tidak meneruskan perjalanannya dan tidak mau
memperlihatkan dirinya kepada laki-laki itu. Ketika mendengar berita
tersebut, mendadak kambuh sakitnya hingga tampak darinya tanda-tanda
sakaratul maut. Kemudian dia bersyair.
Wahai Aslam sang penyejuk hati
Wahai Aslam sang penyembuh sakit
Keridhaanmu lebih aku sukai pada diriku
Daripada rahmat Sang Pencipta
Yang Mahamulia
Dikatakan kepadanya, “Takutlah kamu dengan kata-kata itu!” Laki-
laki itu menjawab, “Itu kenyataannya”. Maka akhirnya matilah dia dalam
keadaan kafir kepada Allah.

F. LUTH, BIBLE DAN SEJARAH PERADABAN


Kalau kita telaah sejarah peradaban manusia, sebenarnya fenomena
penyimpangan seksual sudah muncul jauh sebelum masa Nabi Muhammad
SAW, tepatnya pada masa Nabi Luth yang diutus untuk kaum Sadoum.
Hampir semua kitab tafsir mengabadikan kisah tersebut ketika menyingkap
kandungan ayat-ayat yang berkaitan dengan kisah nabi Luth.
Cermatilah jeleknya kaum Luth dan penentangan mereka terhadap
Allah ketika mereka mendatangi nabi Luth dan tamu-tamunya yang tampan.

7
Ketika melihat mereka datang Nabi luth berkata, “Hai kamumku, inilah putri-
putriku. Mereka lebih suci bagimu” (QS. Hud : 78)
Dia merelakan putri-putrinya untuk mereka peristri sebagai ganti
tamu-tamunya karena mengkhawatirkan dirinya dan tamunya dari aib yang
sangat jelek sebagaimana yang dikisahkan dalam surat Hud ayat 78-80.
“Dan datanglah kepadanya kaumnya dengan bergegas-gegas. Sejak
dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang keji. Luth berkata,
‘Hai kaumku, inilah puteri-puteriku mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah
kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku
ini. Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal?’ Mereka menjawab :
‘Sesungguhnya kamu telah tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan
terhadap puteri-puterimu, dan sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang
sebenarnya kami kehendaki’. Luth berkata, ‘Seandainya aku mempunyai
kekuatan (untuk menolakmu) atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga
yang kuat (tentu aku lakukan)’
Perlu diingat, sikap keras melaknat itu bukan hanya pada Islam.
Namun juga pada agama Kristen.
Praktik homoseksual juga menjadi momok yang menakutkan di agama
Kristen. Bibel menyebutnya sebagai ibadah kafir yang lazim dikenal dengan
nama “pelacuran kudus”. Ia sangat mengutuk dan mengecam pelakunya
karena itu bertentangan dengan moral.
Dalam Perjanjian Baru, Roma 1:26-27, Rasul Paulus mengingatkan,
bahwa praktik homoseksual adalah sebagian dari bentuk kebejatan moral
dunia kafir, dari mana orang-orang kristen sebenarnya telah dibebaskan dan
disucikan oleh Kristus.
Dalam Imamat 20:13 berbunyi : ”Janganlah engkau tidur dengan laki-
laki secara orang bersetubuh dengan perempuan, karena itu suatu kekejian,
pastilah mereka dihukum mati dan darah mereka tertimpa kepada mereka
sendiri”. Yang melakukannya diancam dengan hukuman mati.

8
G. DAMPAK NEGATIF HOMOSEKSUAL DITINJAU DARI SISI KESEHATAN
Dampak negatif tersebut di antaranya:
1. Benci terhadap wanita. Kaum Luth berpaling dari wanita dan kadang
bisa sampai tidak mampu untuk menggauli mereka. Oleh karena itu,
hilanglah tujuan pernikahan untuk memperbanyak keturunan.
Seandainya pun seorang homo itu bisa menikah, maka istrinya akan
menjadi korbannya, tidak mendapatkan ketenangan, kasih sayang, dan
balas kasih. Hidupnya tersiksa, bersuami tetapi seolah tidak bersuami.
2. Efek terhadap syaraf. Kebiasaan jelek ini mempengaruhi kejiwaan dan
memberikan efek yang sangat kuat pada syaraf. Sebagai akibatnya dia
merasa seolah dirinya diciptakan bukan sebagai laki-laki, yang pada
akhirnya perasaan itu membawanya kepada penyelewengan. Dia
merasa cenderung dengan orang yang sejenis dengannya.
3. Efek terhadap otak.
4. Menyebabkan pelakunya menjadi pemurung.
5. Seorang homoseks selalu merasa tidak puas dengan pelampiasan hawa
nafsunya.
6. Hubungan homoseksual dengan kejelekan akhlaq. Kita dapatkan
mereka jelek perangai dan tabiatnya. Mereka hampir tidak bisa
membedakan antara yang baik dan yang buruk, yang mulia dan yang
hina.
7. Melemahkan organ tubuh yang kuat dan bisa menghancurkannya.
Karena organ-organ tubuhnya telah rusak, maka didapati mereka
sering tidak sadar setelah mengeluarkan air seni dan mengeluarkan
kotoran dari duburnya tanpa terasa.
8. Hubungan homoseksual dengan kesehatan umum. Mereka terancam
oleh berbagai macam penyakit. Hal ini disebabkan karena merasa
lemah mental dan depresi.
9. Pengaruh terhadap organ peranakan. Homoseksual dapat melemahkan
sumber-sumber utama pengeluaran mani dan membunuh sperma
sehingga akan menyebabkan kemandulan.

9
10. Dapat meyebabkan penyakit thypus dan disentri.
11. Spilis, penyakit ini tidak muncul kecuali karena penyimpangan
hubungan seks.
12. Kencing nanah.
13. AIDS, para ahli mengatakan bahwa 95% pengidap penyakit ini adalah
kaum homoseks.

H. BISAKAH KAUM HOMOSEKS BERTAUBAT DAN MASUK SURGA?


Ibnul Al-Qayyim berkata : “Jika pelaku homoseks bertaubat dengan
sebenar-benarnya (taubat nasuha) dan beramal shaleh kemudian mengganti
kejelekan-kejelekannya dengan kebaikan, membersihkan berbagai dosanya dengan
berbagai kataatan dan taqarrub kepada Allah, menjaga pandangan dan
kemaluannya dari hal-hal yang haram, dan tulus dalam amal ibadahnya, maka
dosanya diampuni dan termasuk ahli surga. Karena Allah mengampuni semua
dosa. Apabila taubat saja bisa menghapus dosa syirik, kufur, membunuh para
nabi, sihir, maka taubat pelaku homoseks juga bisa menghapuskan dosa-dosa
mereka.”

I. PENANGGULANGAN HOMOSEKS DAN PENYEMBUHANNYA


1. Menanamkan akidah shahihah pada semua anggota masyarakat karena
ia merupakan benteng yang aman dan pelindung dari ketergelinciran
dan penyelewengan.
2. Memperbanyak halaqah (majlis pengajian) menghafal Al-Qur‟an
khususnya pada anak-anak dan remaja.
3. Memperhatikan pendidikan anak-ank muda dan mengisi waktu kosong
mereka dengan hal-hal yang bermanfaat bagi mereka dan tanah air
mereka.
4. Menjadikan penjara sebagai madrasah untuk pendidikan, perbaikan
narapidana, serta meluruskan akhlaq mereka dengan pendidikan Islam
yang benar.

10
5. Mengkhususkan khutbah (ceramah) untuk para pemuda yang
memperingatkan mereka dari bahaya dan dampak buruk homoseksual.
6. Menasehati para pemuda di kompleks-kompleks terdekat dan
memberikan buku-buku bacaan Islam yang bisa menguatkan
hubungan mereka dengan Allah.
7. Menghilangkan sarana berkumpulnya para pemuda tempat mereka
melakukan kemasiatan.

J. ONANI/MASTRUBASI DALAM ISLAM


Onani/masturbasi hukumnya haram dikarenakan merupakan istimta’
(meraih kesenangan/kenikmatan) dengan cara yang tidak Allah SWT
halalkan. Allah tidak membolehkan istimta’ dan penyaluran kenikmatan
seksual kecuali pada istri atau budak wanita.
Allah SWT berfirman: “Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,
kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka
sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.” (QS. Al Mu'minuun: 5 – 6)
Jadi, istimta‟ apapun yang dilakukan bukan pada istri atau budak
perempuan, maka tergolong bentuk kezaliman yang haram. Nabi SAW telah
memberi petunjuk kepada para pemuda agar menikah untuk menghilangkan
keliaran dan pengaruh negatif syahwat.
Beliau bersabda: “Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian
telah mampu menikah, maka hendaklah dia menikah karena nikah itu lebih
menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Sedang barangsiapa
yang belum mampu maka hendaknya dia berpuasa karena puasa itu akan menjadi
tameng baginya”. (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas'ud)
Rasulullah SAW memberi kita petunjuk mematahkan (godaan)
syahwat dan menjauhkan diri dari bahayanya dengan dua cara: berpuasa
untuk yang tidak mampu menikah, dan menikah untuk yang mampu.
Petunjuk beliau ini menunjukkan bahwa tidak ada cara ketiga yang para
pemuda diperbolehkan menggunakannya untuk menghilangkan (godaan)

11
syahwat. Dengan begitu, maka onani/masturbasi haram hukumnya sehingga
tidak boleh dilakukan dalam kondisi apapun menurut jumhur ulama.
Menikah itu merupakan amal shalih dan orang yang menikah pasti
mendapat pertolongan, sebagaimana Rasulullah tegaskan di dalam haditsnya:
“Ada tiga orang yang pasti (berhak) mendapat pertolongan Allah Azza wa Jalla:
Al-Mukatab (budak yang berupaya memerdekakan diri) yang hendak
menunaikan tebusan darinya, lelaki yang menikah karena ingin menjaga
kesucian dan kehormatan dirinya, dan mujahid (pejuang) di jalan Allah”
Seorang muslim seyogyanya (selalu) menutup pintu-pintu keburukan
untuk dirinya dan membuka pintu-pintu kebaikan. Segala sesuatu yang
mendatangkan keburukan dan fitnah pada diri, hendaknya dijauhi. Di antara
sarana fitnah yang terbesar adalah film dan drama seri yang menampilkan
perempuan-perempuan penggoda dan adegan-adegan yang membakar
syahwat.
Penelitian yang benar pun telah membuktikan banyak bahaya yang
timbul akibat kebiasaan tersembunyi itu, sebagaimana telah dijelaskan oleh
para dokter. Ada bahayanya yang kembali kepada tubuh dan kepada system
reproduksi, kepada fikiran dan juga kepada sikap. Bahkan dapat menghambat
pernikahan yang sesungguhnya. Sebab apabila seseorang telah dapat
memenuhi kebutuhan biologisnya dengan cara seperti itu, maka boleh jadi ia
tidak menghiraukan pernikahan.
Kebiasan jelek beronani/masturbasi ini yang disebut oleh sebagian
orang “kebiasaan tersembunyi” dan disebut pula “jildu „umairah” dan
„„istimna” (onani). Jumhur ulama mengharamkannya, dan inilah yang benar.
Bahkan ada sebagian ulama yang menulis kitab tentang masalah ini, di
dalamnya dikumpulkan bahaya-bahaya kebiasan buruk tersebut.

12
BAB III
PENUTUP

Dengan demikian, dari pembahasan di atas, dapat kita simpulkan


sebagai berikut:
1. Homoseksualitas mengacu pada interaksi seksual dan atau romantis
antara pribadi yang berjenis kelamin sama.
2. Secara umum, diperkirakan jumlah kaum lesbian dan homo di dalam
masyarakat adalah 1% hingga 10% dari jumlah populasi.
3. Allah SWT dan Rasulullah SAW melaknat perilaku homoseksual dan
mengkategorikannya ke dalam dosa besar karena bertentangan dengan
kodrat dan fithrah manusia.
4. Hukuman bagi kaum homoseks adalah bisa dengan dibakar, dirajam
dengan batu, dilempar dari bangunan yang paling tinggi yang diikuti
lemparan batu, atau dipenggal lehernya. Ada pula yang mengatakan
ditimpakan tembok kepadanya.
5. Sikap keras melaknat itu bukan hanya pada Islam. Namun juga pada
agama Kristen, sebagaimana dalam Perjanjian Baru, Roma 1:26-27,
Rasul Paulus mengingatkan, bahwa praktik homoseksual adalah
sebagian dari bentuk kebejatan moral dunia kafir, dari mana orang-
orang kristen sebenarnya telah dibebaskan dan disucikan oleh Kristus.
6. Banyak terdapat dampak negatif dari perilaku homoseksual, baik
terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan masyarakat.
7. Dosa perilaku homoseks dapat dihapus dengan jalan taubat nashuha
sebagaimana dosa-dosa lainnya.
8. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi dan
menyembuhkan perilaku homoseks.
9. Onani/masturbasi hukumnya haram dikarenakan merupakan istimta’
(meraih kesenangan/kenikmatan) dengan cara yang tidak Allah SWT
halalkan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Mahmud, Nabil Muhammad, 2007, Peringatan Kepada Kaum


Homoseksual, http://www.pernikmuslim.com
Feray, Jean-Claude, Herzer, Manfred, 1990, Homosexual Studies and
Politics in the 19th Century: Karl Maria Kertbeny, Journal of
Homosexuality, http://id.wikipedia.org/
Supriadi, 2008, Homoseksual dan Lesbian dalam Perspektif Fikih,
http://alsofwah.or.id/
Shalih, Syekh, 2008, Hukum Onani/Masturbasi Dalam Islam,
http://ihwansalafy.wordpress.com/

14

You might also like