You are on page 1of 16

Usia Harapan Hidup Masyarakat Indonesia 2010-2015 Membaik Kualitas kesehatan Indonesia pada periode 2010-2015 membaik dilihat

dari usia harapan hidup yang semakin meningkat. Menurut estimasi Badan Pusat Statisisk (BPS), usia harapan hidup periode 2010-2015 naik menjadi 71,5 tahun dari 69,8 tahun pada periode 2000-2005. Angka kematian ibu pada 2002 yang 307 per 100 ribu kelahiran hidup menjadi 228 per 100 ribu kelahiran hidup pada 2007. Sedangkan angka gizi buruk pada 2004 sebesar 7,2% menurun hingga 5,4% pada 2007, ujar Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah Supari dalam pidato Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-44 di Jakarta, kemarin. Menurut Menkes, kemauan dan kemampuan hidup sehat haruslah dimiliki semua rakyat. Rakyat sehat sebagai kekuatan negara merupakan bagian dari ketahanan nasional, sebagai wujud kegigihan dan ketangguhan suatu bangsa yang antara lain penduduknya memiliki derajat kesehatan tinggi, baik secara fisik, mental dan sosial serta memiliki produktivitas yang tinggi. Menkes menjelaskan, tujuan peringatan HKN adalah untuk meningkatkan kemandirian masyarakat untuk hidup bersih dan sehat menuju kualitas bangsa yang bermartabat. Acara peringatan HKN 2009 tersebut dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Presiden dalam sambutannya menyatakan pemerintah bertekad untuk terus meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia dan memenuhi kewajiban pemerintah untuk menyediakan fasilitas kesehatan yang terjangkau. Upaya tersebut dilakukan dengan memperluas jaminan kesehatan masyarakat hingga mencakup semua lapisan masyarakat yang membutuhkan. Ada tiga program yang terus dijalankan pemerintah untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, kata Presiden. Salah satu program itu, kata Presiden, adalah tekad pemerintah untuk melanjutkan jaminan kesehatan masyarakat sehingga makin luas, efektif, dan mencapai sasaran yang tepat. Pemerintah, lanjut Presiden, berkeinginan secara sungguh-sungguh untuk mensukseskan program-program kesehatan yang pro rakyat seperti menyediakan sarana dan prasarana kesehatan sampai ke pelosok negeri serta menjamin ketersediaan obat-obatan yang terjangkau. "Kita juga terus berupaya meningkatkan kualitas tenaga medis agar rakyat mendapatkan pelayanan yang baik. Tentu saja masih ada sejumlah agenda, program aksi, yang dilakukan Depkes bersama dengan pemerintah daerah. Mari bersama-sama sukseskan semua program itu," tuturnya. Untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat secara merata, Presiden Yudhyono meminta Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari untuk terus mengembangkan desa sehat dan desa siaga dengan meningkatkan partisipasi serta

kontribusi seluruh masyarakat. Setelah sarana dan prasarana kesehatan mencapai daerah pelosok dan menjangkau masyarakat yang membutuhkan, Presiden berharap, di kawasan perkotaan dapat dibangun rumah sakit modern dengan kualitas kelas dunia agar masyarakat tidak perlu lagi berobat ke luar negeri.

USIA HARAPAN HIDUP PENDUDUK INDONESIA

Angka harapan hidup HARAPAN HIDUP PENDUDUK INDONESIA

Eneng Solihat / 26209298 Fatma Ambar Sari / 23209840 Nilda Tartilla / 20209986

Purnawira Achmad / 24209243 Shela Widjaya / 20209081 Vanez Intania Kinanti / 20209914 1EBO5 Universitas Gunadarma 2010 Konsep Dasar Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi pada umumnya dapat dilihat dari peningkatan usia harapan hidup penduduk dari suatu negara. Meningkatnya perawatan kesehatan melalui Puskesmas, meningkatnya daya beli masyarakat akan meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan, mampu memenuhi kebutuhan gizi dan kalori, mampu mempunyai pendidikan yang lebih baik sehingga memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang memadai, yang pada gilirannya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan memperpanjang usia harapan hidupnya. Definisi Angka Harapan Hidup pada suatu umur x adalah rata-rata tahun hidup yang masih akan dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur x, pada suatu tahun tertentu, dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan masyarakatnya. Angka harapan hidup saat lahir adalah rata rata hidup yang akan dijalani oleh bayi yang baru lahir pada tahun tertentu. Kegunaan Angka Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka Harapan Hidup yang rendah di suatu daerah harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gisi dan kalori termasuk program pemberantasan kemiskinan. Cara Menghitung Idealnya Angka Harapan Hidup dihitung berdasarkan Angka Kematian Menurut Umur (Age Specific Death Rate/ASDR) yang datanya diperoleh dari catatan registrasi kematian secara bertahun-tahun sehingga dimungkinkan dibuat Tabel Kematian. Tetapi karena sistem registrasi penduduk di Indonesia belum berjalan dengan baik maka untuk menghitung Angka Harapan Hidup digunakan cara tidak langsung dengan program Mortpak Lite. Contoh Angka Harapan Hidup yang terhitung untuk Indonesia dari Sensus Penduduk Tahun 1971 adalah 47,7 tahun. Artinya bayi-bayi yang dilahirkan menjelang tahun 1971 (periode 1967-1969) akan dapat hidup sampai 47 atau 48 tahun. Tetapi bayibayi yang dilahirkan menjelang tahun 1980 mempunyai usia harapan hidup lebih panjang yakni 52,2 tahun, meningkat lagi menjadi 59,8 tahun untuk bayi yang

dilahirkan menjelang tahun 1990, dan bagi bayi yang dilahirkan tahun 2000 usia harapan hidupnya mencapai 65,5 tahun. Peningkatan Angka Harapan Hidup ini menunjukkan adanya peningkatan kehidupan dan kesejahteraan bangsa Indonesia selama tiga puluh tahun terkahir dari tahun 1970-an sampai tahun 2000. Tabel 6. Angka Harapan Hidup Saat Lahir Menurut Beberapa Propinsi dan Kabupaten/Kota, yang dihitung dari data Susenas 2004 memakai program Mortpak4. Propinsi/Kabupaten Angka Harapan Hidup Laki-laki Angka Harapan Hidup Perempuan Sumatera Selatan 65,5 69,5 Kab. OKI 64,4 68,5 Kota Palembang 69,9 73,5 Jawa Barat 63,8 68,0 Kab. Kuningan 63,4 67,7 Kota Bandung 70,0 73,6 NTT 62,9 67,2 Kab. Flores Timur 63,5 67,8 Kab. Timor Tengah Utara 62,6 67,0

Harapan Hidup Harapan hidup yang diharapkan (dalam arti statistik) jumlah tahun kehidupan yang tersisa di usia tertentu. Hal ini dilambangkan dengan e x, yang berarti ratarata jumlah tahun kehidupan berikutnya bagi orang sekarang berusia x, menurut pengalaman kematian tertentu. Dalam literatur teknis, simbol ini berarti rata-rata jumlah tahun kehidupan lengkap yang tersisa, yaitu tidak termasuk pecahan dari satu tahun. Statistik yang terkait termasuk pecahan dari setahun, yaitu makna normal harapan hidup, memiliki lambang dengan lingkaran kecil di atas e.) Harapan hidup dari sekelompok individu sangat bergantung pada kriteria yang digunakan untuk memilih kelompok. Harapan hidup biasanya dihitung secara terpisah untuk pria dan wanita. Di negara-negara dengan tingginya angka kematian bayi bunga, harapan hidup saat kelahiran sangat sensitif terhadap tingkat kematian dalam beberapa tahun pertama kehidupan. Ukuran lain seperti usia harapan hidup pada 5 (e 5) dapat digunakan untuk mengeluarkan efek dari kematian bayi untuk memberikan ukuran sederhana keseluruhan selain tingkat kematian pada anak usia dini. Harapan ife istilah yang paling sering digunakan dalam konteks populasi manusia, tetapi juga digunakan dalam pabrik atau hewan ekologi itu dihitung dengan analisis tabel kehidupan (juga dikenal sebagai tabel aktuaria). Istilah harapan hidup juga dapat digunakan dalam konteks objek yang dibuat walaupun istilah yang terkait kehidupan rak digunakan untuk produk-produk konsumen dan istilah berarti waktu untuk breakdown (MTTB) digunakan dalam literatur rekayasa.

Rata-rata Angka Harapan Hidup pada saat lahir (eo) adalah hasil perhitungan proyeksi yang sering dipakai sebagai salah satu Indikator Kesejahteraan Rakyat. Dengan asumsi kecenderungan Angka Kematian Bayi (AKB) menurun serta perubahan susunan umur penduduk seperti telah diuraikan di atas maka harapan hidup penduduk Indonesia (laki-laki dan perempuan) naik dari 67,8 tahun pada periode 2000-2005 menjadi 73,6 tahun pada periode 2020-2025. Dalam Tabel 3.7 juga terlihat bahwa variasi harapan hidup menurut provinsi tidak terlalu besar pada awal tahun proyeksi, angka harapan hidup terendah 60,9 tahun untuk Nusa Tenggara Barat dan tertinggi 73,0 tahun untuk DI Yogyakarta. Pada akhir periode proyeksi variasi itu menjadi berkisar antara 70,8 tahun 75,8 tahun untuk provinsiprovinsi yang sama seperti pada awal proyeksi. Propinsi Periode 2000-2005 (2002) 2005-2010 (2007) 2010-2015 (2012) 2015-2020 (2017) 2020-2025 (2022) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 11. NANGGROE ACEH DARUSSALAM 67.2 67.3 69.2 71.1 72.8 12. SUMATERA UTARA 68.6 70.5 72.1 73.2 74.0 13. SUMATERA BARAT 66.8 69.2 71.2 72.8 73.8 14. RIAU 68.0 70.1 71.9 73.2 74.0 15. JAMBI 67.0 69.1 70.8 72.0 72.9 16. SUMATERA SELATAN 66.9 69.2 71.2 72.7 73.6 17. BENGKULU 66.8 68.9 70.7 72.3 73.4 18. LAMPUNG 67.9 70.1 71.8 73.1 73.8 19. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 66.9 69.0 70.8 72.1 73.0 31. DKI JAKARTA 73.0 74.0 74.7 75.4 75.8 32. JAWA BARAT 66.6 69.0 70.9 72.3 73.2 33. JAWA TENGAH 68.9 71.0 72.6 73.6 74.2 34. D I YOGYAKARTA 73.0 74.0 74.7 75.4 75.8 35. JAWA TIMUR 67.8 70.0 71.9 73.2 73.9 36. BANTEN 64.6 67.3 69.4 70.9 71.9 51. B A L I 70.6 72.4 73.5 74.2 74.6 52. NUSA TENGGARA BARAT 60.9 64.4 67.2 69.3 70.8 53. NUSA TENGGARA TIMUR 66.1 68.4 70.3 71.9 72.9 61. KALIMANTAN BARAT 66.1 68.5 70.4 71.7 72.5 62. KALIMANTAN TENGAH 67.8 70.0 71.7 72.6 73.0 63. KALIMANTAN SELATAN 64.1 66.9 69.2 70.9 72.1 64. KALIMANTAN TIMUR 69.6 71.6 73.1 74.1 74.6 71. SULAWESI UTARA 72.3 73.6 74.4 75.1 75.6 72. SULAWESI TENGAH 64.5 67.0 69.1 70.8 72.0 73. SULAWESI SELATAN 66.3 68.8 70.9 72.4 73.3 74. SULAWESI TENGGARA 66.9 69.1 70.8 72.1 72.9 75. GORONTALO 66.3 68.7 70.7 72.0 72.8

81. M A L U K U 65.3 67.7 69.8 71.3 72.5 82. MALUKU UTARA 63.3 66.3 68.7 70.5 71.9 94. PAPUA 66.1 68.4 70.3 71.8 72.7

Angka Harapan Hidup, Infant Mortality Rate, Total Fertility Rate dan Rata-rata Umur Perkawinan Pertama Menurut Kabupaten / Kota di Jawa Barat Tahun 2003-2005 Propinsi : 32 JAWA BARAT Lokasi Angka Harapan Hidup (AHH) Infant Mortality Rate (IMR) Total Fertility Rate (TFR) Rata-rata Umur Perkawinan Pertama 2003 2004 2005 2003 2004 2005 2004 2005 2004 2005 KABUPATEN 01 BOGOR 66.82 66.94 67.10 47.41 44.50 42.42 204 2.02 21.82 22.44 02 SUKABUMI 64.80 64.82 65.70 64.05 45.87 44.50 223 2.05 21.38 21.70 03 CIANJUR 64.60 65.05 65.61 52.10 50.75 48.50 224 2.06 21.25 21.44 04 BANDUNG 65.40 65.85 66.23 47.70 46.37 43.50 200 2.09 21.65 22.10 05 GARUT 61.50 62.02 62.64 56.98 55.94 54.83 256 2.46 22.49 22.86 06 TASIK MALAYA 66.15 66.72 67.05 55.50 48.75 45.50 237 2.39 21.82 22.12 07 CIAMIS 65.24 65.85 65.91 53.51 51.40 49.91 205 2.07 22.16 22.79 08 KUNINGAN 68.98 69.02 69.08 48.50 47.35 42.52 188 1.81 22.32 22.56 09 CIREBON 63.50 64.47 64.78 54.70 54.46 52.24 212 2.05 22.04 22.47 10 MAJALENGKA 67.02 67.41 67.70 49.78 48.50 44.24 187 1.84 22.90 22.45 11 SUMEDANG 67.74 67.87 67.94 41.85 39.52 39.02 211 2.17 22.37 22.15 12 INDRAMAYU 64.15 64.36 65.03 55.64 53.89 51.33 219 2.22 21.50 21.22 13 SUBANG 67.40 67.81 67.87 42.39 41.00 40.67 187 1.87 21.07 21.18 14 PURWAKARTA 66.84 67.13 64.66 57.32 43.36 41.50 191 1.72 22.84 22.05 15 KARAWANG 65.75 66.12 66.73 58.50 55.70 48.29 189 1.83 21.35 21.64 16 BEKASI 68.50 68.64 68.73 53.00 46.61 45.43 198 1.89 22.21 22.02 KOTA 71 BOGOR 71.20 71.66 71.80 28.47 26.64 26.32 140 1.85 26.61 25.55 72 SUKABUMI 71.24 71.40 71.65 38.96 34.50 32.27 187 1.99 24.70 24.36 73 BANDUNG 72.52 72.54 72.56 36.10 35.88 35.01 186 1.86 26.68 24.43 74 CIREBON 68.52 69.16 69.23 37.71 32.50 31.67 166 1.73 26.25 26.37 75 BEKASI 68.50 69.38 69.49 35.54 32.77 31.95 143 1.66 25.24 25.20 76 DEPOK 71.96 72.17 72.97 33.38 29.28 28.07 195 1.88 25.87 25.55 77 CIMAHI 68.90 70.60 71.75 - 34.16 31.15 193 1.62 24.35 24.86 78 TASIKMLAYA 66.40 67.05 67.43 - 43.88 41.36 216 2.12 23.78 23.07 79 BANJAR 65.24 65.42 65.54 - 43.60 42.67 192 1.95 22.47 22.95 Propinsi 64.94 65.34 66.57 42.50 41.72 40.87 212 2.10 22.37 22.40 Angka Harapan Hidup Tahun 2010, 70 Tahun Derajat kesehatan suatu daerah dapat dilihat dari seberapa baik unsur kualitas

hidup dan unsur mortalitas serta unsur-unsur yang mempengaruhinya seperti morbiditas dan status gizinya. Demikian pernyataan Plh. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo Sulis Astuti. Menurut Sekretaris yang merangkap Plh. Kadinkes ini, angka harapan hidup waktu lahir merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas hidup (AHH) masyarakat. Sementara untuk mortalitas, ada lima indikator yang dijadikan ukuran yaitu, angka kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup, angka kematian anak balita (AKAB) per 1.000 kelahiran hidup, angka kematian pneumonia pada balita per 1.000 balita, angka kematian diare pada balita per 1.000 balita dan angka kematian ibu melahirkan (AKI) per 100.000 kelahiran hidup. Sulis menambahkan, untuk morbiditas yang dipakai ukuran adalah angka kesakitan demam berdarah dengue (DBD) per 100.000 penduduk, angka kesakitan malaria per 1.000 penduduk, persentase kesembuhan TB Paru, persentase penderita HIV/AIDS terhadap penduduk beresiko dan angka acute flaccid paralysis (AFP) pada anak usia < 15 tahun per 100.000 anak. Sementara untuk status gizi mempergunakan indikator persentase bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), persentase anak balita dengan gizi baik, prevalensi anemia gizi, prevalensi gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY). Sementara itu, Kepala Bagian Kominfo Tutug Edi Utomo ketika ditanya kondisi saat ini, langsung merujuk buku profil kesehatan Kabupaten Probolinggo tahun 2007 yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan. Menurut Tutug, angka harapan hidup (AHH) Kabupaten Probolinggo berangsurangsur naik. Hasil survei indeks pembangunan manusia yang dikeluarkan UNDP dan BPS tahun 2005 menyebutkan, AHH Kabupaten Probolinggo tahun 1996 tercatat 58,8 tahun, tahun 2002 naik menjadi 60,15 tahun, tahun 2004 naik lagi menjadi 60,47 tahun dan tahun 2005 naik menjadi 61,08 tahun. Angka harapan hidup sekitar 60 tahun ini harus ditingkatkan terus, karena masih lebih rendah dari rata-rata Propinsi Jawa Timur, dimana tahun 2004 lalu sudah mencapai 64,69 tahun dan target Indonesia Sehat tahun 2010 yang mengupayakan AHH Indonesia harus mencapai 67,9 tahun ujarnya. Menyongsong Indonesia Sehat 2010, Pemerintah Kabupaten Probolinggo, kata Tutug, telah menetapkan angka harapan hidup sebesar 70 tahun pada thun 2010 mendatang. Penambahan usia harapan hidup waktu lahir menunjukkan telah terjadinya peningkatan kemampuan penduduk dalam memperbaiki kualitas hidup dan lingkungan. Peningkatan kualitas hidup akan sebanding dengan peningkatan status sosio-ekonomi keluarga. Sedangkan kualitas lingkungan, biasanya berkaitan dengan kesadaran masyarakat untuk hidup dalam lingkungan fisik yang lebih baik. Disamping itu, angka harapan hidup berhubungan dengan angka kematian bayi. Semakin rendah angka kematian bayi maka angka harapan hidupnya semakin tinggi. Dengan demikian, menurunkan angka kematian bayi adalah sesuatu yang mutlak untuk meningkatkan angka harapan hidup. Tutug mengingatkan, bayi merupakan kelompok umur yang paling peka terhadap aspek-aspek kesehatan karena sistem pertahanan tubuh yang belum sempurna menyebabkan bayi mudah terkena penyakit terutama infeksi. Oleh karena itu angka kematian bayi digunakan sebagai indikator mengukur derajad kesehatan masyarakat dan perkembangan sosial masyarakat, karena di dalamnya tampak

aspek gizi, kesehatan masyarakat dan keadaan lingkungan ujarnya. (tom) Harapan Hidup Penduduk Indonesia Capai 73,7 Tahun Angka harapan hidup sekitar 273,65 juta jiwa penduduk Indonesia pada 2025 diperkirakan dapat mencapai 73,7 tahun, meningkat 4,7 tahun dari angka harapan hidup saat ini yang hanya 69,0 tahun. Pada periode 20 tahun yang akan datang, Indonesia diperkirakan dapat menekan angka kelahiran total atau total fertility rate dan angka kematian bayi atau infant mortality rate serta meningkatkan jumlah penduduk usia lanjut (65 tahun ke atas). Data tersebut tertuang dalam buku "Proyeksi Penduduk Indoensia 2005" yang disusun oleh Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional atau Bappenas dan Badan Pusat Statistik yang bekerja sama dengan lembaga dana Kepedudukan PBB/UNFPA, yang diluncurkan di Kantor Bappenas, Jakarta, Selasa. Menurut perkiraan BPS, angka kelahiran total yang saat ini mencapai 2,23 bayi per wanita akan turun menjadi 2,07 bayi per wanita pada 2025. Selain itu, angka kematian bayi juga dapat ditekan dari 32 bayi per 1000 kelahiran hidup menjadi 15 bayi per 1000 kelahiran hidup. Sementara itu, proporsi penduduk usia lanjut akan meningkat dari 5% saat ini menjadi 8,5% pada 2025. Menurut Kepala BPS, Dr. Choiril Maksum pembuatan proyeksi penduduk dengan kurun waktu yang panjang dimaksudkan agar hasilnya dapat dipergunakan terutama untuk perencanaan jangka panjang. Proses penyusunan proyeksi penduduk itu dimulai pada pertengahan November 2004 dengan kerjasama beberapa lembaga terkait antara lain, Departemen Kesehatan, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Ikatan Peminat dan ahli Demografi Indonesia (IPADI) serta tim konsultan yang terdiri dari para pakar demografi dan statistik. Proyeksi penduduk itu oleh pemerintah akan dijadikan acuan penyusunan kebijakan publik khususnya kebijakan yang membutuhkan dukungan data kependudukan. Harapan yang sama juga diungkapkan perwakilan UNFPA untuk Indonesia, Benard Coquelin. "Buku proyeksi penduduk ini, dapat digunakan untuk mengantisipasi perubahan demografi masa depan dan memungkinkan pemerintah untuk membuat kebijakan dan peraturan yang tepat," kata Coquelin. Dalam sambutannya dia juga mengingatkan tentang peningkatan proporsi penduduk usia lanjut. Coquelin mengatakan bahwa pemerintah perlu memberikan perhatian lebih mengenaik kebijakan nasional terkait penduduk usia lanjut dan penerapannya serta merencanakan program-program khusus untuk memastikan pemberdayaan dan kesejahteraan penduduk usia lanjut.

Angka Harapan Hidup Di Bawah Nasional

Mataram : Tingkat derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB) hingga kini masih berada di bawah rata-rata nasional. Misalnya untuk angka harapan hidup bagi masyarakat NTB masih berada pada 59,8 tahun sementara nasional 77,3 tahun. Menurut Koordinator Lapangan Sukarelawan Perjuangan Rakyat Pembebasan Tanah Air (Spartan) NTB Yuda Anggara, di Mataram. Ketika melakukan unjuk rasa yang menolak pemerintahan pro-neolobralisme di Jalan Airlangga Mataram yang diikuti puluhan anggota organisasi itu, dia mengatakan, penduduk miskin di NTB tercatat 24,94 persen atau sekitar 1,03 jiwa dari jumlah penduduk NTB 4,5 juta jiwa sehingga NTB berada pada urutan 32 dari 33 propinsi di Indonesia. Hal ini akibat berbagai kekeliruan seperti hampir semua kekayaan alam dikasai oleh pihak asing dan di NTB terlihat dengan bertele-telenya proses divestasi saham PT NNT kepada pemerintah. Akibat dari kebijakan yang kontra produktif itu banyak menimbulkan konflik baik secara perikal maupun horizontal seperti banyaknya bermunculan kasus agraria di daerah yang akan dijadikan sentra pariwisata itu. Contohnya, kondisi kaun tani di Lombok Timur, yakni di Sekaroh, Jereweh Sumbawa dan lainya demikian juga keberadaan pedagang kaki lima di daerah pariwisata yang selalu diobok-obok oleh pihak pihak tidak berwenang. Unjuk rasa dilakukan di perempatan Jalan Air Langga Mataram sebagai pusat keramaian, sehingga aksi itu mengganggu lalu lintas dan polisi lalu lintas untuk sementara terpaksa mengalihkan jalur kendaraan. Sebelumnya, sedikitnya 20 orang pengunjuk rasa yang menolak praktek neoliberalisme kembali berunjuk rasa di depan kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Mataram. Para mahasiswa dari berbagai organisasi seperti Liga Mahasiswa Nasiona Untuk Demokrat (LMND), Aliansi Mahasiswa Samawa Indonesia (AMSI) dan Komite Serikat Rakyat Miskin Indonesia (KP-SRMI), juga menyoroti berbagai permasalahan di daerah itu.

Harapan hidup saat kelahiran: total penduduk: 70,76 tahun male: 68.26 years laki-laki: 68,26 tahun female: 73.38 years (2009 est.) perempuan: 73,38 tahun (2009 est) Year Tahun Life expectancy at birth Harapan hidup saat kelahiran Rank Rank Percent Change Persen Perubahan Date of Information Tanggal Informasi 2003 2003 68.94 68,94 135 135 2003 est. 2003 est 2004 2004 69.57 69,57 135 135 0.91 % 0.91% 2004 est. 2004 est 2005 2005 69.57 69,57 137 137 0.00 % 0.00% 2005 est. 2005 est 2006 2006 69.87 69,87 137 137 0.43 % 0.43% 2006 est. 2006 est 2007 2007 70.16 70,16 134 134 0.42 % 0,42% 2007 est. 2007 est 2008 2008 70.46 70,46 135 135 0.43 % 0.43% 2008 est. 2008 est 2009 2009 70.76 70,76 136 136 0.43 % 0.43% 2009 est. 2009 est

Tahun 2025, Angka Harapan Hidup Penduduk Indonesia 73,7 Tahun Penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai 273,65 juta jiwa pada tahun 2025. Pada tahun yang sama angka harapan hidup diperkirakan mencapai 73,7 tahun, suatu peningkatan yang cukup tinggi dari angka 69,0 tahun pada saat ini. Selain itu, dalam periode 20 tahun yang akan datang, Indonesia diperkirakan dapat menekan angka kelahiran total (Total Fertility Rate -TFR) dan angka kematian bayi (Infant Mortality Rate - IMR) serta meningkatkan proporsi penduduk usia lanjut. Kesimpulan: Catatan ini berisi rata-rata jumlah tahun yang harus dijalani oleh sekelompok orang yang lahir pada tahun yang sama, jika tingkat kematian pada setiap zaman tetap konstan di masa mendatang. Entri mencakup total populasi serta komponen laki-laki dan perempuan. Harapan hidup saat kelahiran juga merupakan ukuran kualitas hidup secara keseluruhan di suatu negara dan merangkum kematian di segala usia. Juga dapat dianggap sebagai menunjukkan laba potensial atas investasi dalam modal manusia dan diperlukan untuk perhitungan aktuaria berbagai ukuran.

(C) 2010 Data Statistik Indonesia Joomla! is Free Software released under the GNU/GPL License. Page Best View : 1024 X 768 with Mozilla Fir www.datastatistik-indonesia.com Sumber: www.bappenas.go.id/.../tahun-2025-angka-harapan-hidup-pendudukindonesia-737-tahun/ :dari berbagai sumber

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indikator status kesehatan wanita dilihat dari Usia Harapan Hidupnya dapat diartikan sebagai pengukuran tingkat kesehatan wanita yang dapat mempengaruhi usia harapan hidupnya sehingga kita dapat mengetahui penyebab-penyebab harapan hidup seorang wanita, sehingga dengan indikator ini kita sebagai tenaga kesehatan dapat mencegah dan menanggulangi penurunan usia harapan hidup seseorang wanita dengan meminimalkan faktor-faktor penyebab penurunan usia harapan hidup. 1. Tujuan 1. Tujuan Umum

Agar mahasiswa lebih memahami tentang indikator status kesehatan wanita dilihat dari Usia Harapan Hidupnya. 1. Tujuan Khusus Agar mahasiswa dapat menjelaskan definisi usia harapan hidup Agar mahasiswa dapat menjelaskan hal-hal yang berpengaruh penting pada kelangsungan hidup yang lebih lama Agar mahasiswa dapat menjelaskan faktor-faktor kesehatan yang mempengaruhi dan berhubungan dengan usia harapan hidup. 1. Rumusan Masalah Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan permasalahan yang ditimbulkan sbb: Apa definisi usia harapan hidup? Apasaja hal-hal yang berpengaruh penting pada kelangsungan hidup yang lebih lama? Apasaja faktor-faktor kesehatan yang mempengaruhi dan berhubungan dengan usia harapan hidup? BAB II PEMABAHASAN 1. Pengertian Usia harapan Hidup Usia harapan hidup (Life Expectancy Rate) merupakan lama hidup manusia di dunia. Usia harapan hidup perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Harapan hidup penduduk Indonesia mengalami peningkatan jumlah dan proporsi sejak 1980. Harapan hidup perempuan adalah 54 tahun pada 1980, kemudian 64,7 tahun pada 1990, dan 70 tahun pada 2000. Meningkatnya usia harapan hidup penduduk Indonesia membawa implikasi bertambahnya jumlah lansia. Berdasarkan data, wanita Indonesia yang memasuki masa menopause saat ini semakim meningkat setiap tahunnya. Meningkatnya jumlah itu sebagai akibat bertambahnya populasi penduduk usia lanjut dan tingginya usia harapan hidup diiringi membaiknya derajat kesehatan masyarakat. 1. Hal-hal yang berpengaruh penting pada kelangsungan hidup yang lebih lama Penyebab panjangnya umur manusia, diluar soal takdir tentunya, tergantung dari beberapa faktor: (Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, ahli gizi Institut Pertanian Bogor) Pola Makan Penyakit bawaan dari lahir: mereka yang diberi berkah oleh Tuhan Yang Maha Kuasa untuk menjalani hidup lebih panjang adalah orang-orang yang terkait dengan rendahnya penyakit degeneratif. Yaitu penyakit-penyakit yang mengancam kehidupan manusia, seperti penyakit kanker, jantung koroner, diabetes dan stroke. Lingkungan Tempat Tinggal Strees Atau Tekanan

1. C. Faktor-faktor kesehatan yang mempengaruhi dan berhubungan dengan usia harapan hidup. 1. Gizi Melewati kehidupan di dunia hingga usia 100 tahun mungkin menjadi harapan sebagian manusia. Mereka berpendapat bahwa dengan semakin panjang umur semakin banyak hal-hal yang dapat dilakukan, terlepas itu perbuatan yang baik maupun buruk. Penyebab panjangnya umur manusia, diluar soal takdir tentunya, tergantung dari beberapa faktor. Tapi yang paling berpengaruh adalah pola makan. Mereka yang mempunyai kesempatan untuk menikmati hidup lebih lama ini adalah orang-orang yang sangat memperhatikan pola makannya. Mereka mengurangi konsumsi kalori ke dalam tubuhnya. Menurut Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, ahli gizi Institut Pertanian Bogor: Orang-orang lanjut usia ini mulai mengurangi konsumsi kalori dengan hanya memakan kacang-kacangan (kedelai), makan ikan dan minum teh hijau maupun teh hitam. Melakukan puasa seperti yang dilakukan umat Islam pada bulan Ramadhan. Melakukan diet terhadap jenis makanan goreng-gorengan, selain juga mengurangi porsi makan sehari-hari. Pada awal usia 50 tahunan, disaat proses metabolisme tubuh sudah mulai lambat, mereka banyak makan makanan yang mengandung zat anti oksidan yang bermanfaat bagi tubuh. Makan ikan yang mengandung zat omega 3 yang sangat tinggi, yang dapat mengurangi kolesterol dalam tubuh. Mereka juga memangkas konsumsi protein dan lemak dalam tubuh, dengan cara mengurangi makanan yang mengandung lemak dan protein hewani, seperti telor, susu, daging, keju, dsb. Menyarankan agar para manula tersebut mulai kembali ke makanan back to nature atau kembali ke alam. Diantaranya degan cara mengkonsumsi makanan tanpa dimasak atau menjadi seorang vegetarian. 1. Merokok Merokok mengurangi usia harapan hidup rata-rata 10 tahun. Atau kalau anda tidak merokok berarti menambah usia harapan hidup rata-rata 10 tahun. Demikian antara lain hasil penelitian selama 50 tahun di Inggris mengenai dampak merokok terhadap kesehatan. Hasil penelitian yang dimuat di Jurnal Kesehatan Inggris ini menunjukkan, terdapat 20 penyakit yang terkait dengan kebiasaan merokok. Penelitian terlama tentang dampak merokok terhadap kesehatan menunjukkan bahwa rata-rata perokok meninggal dunia 10 tahun lebih cepat dibanding mereka yang tidak merokok. Penelitian ini dimulai 50 tahun lalu ketika untuk pertama kalinya muncul kaitan antara merokok dan kanker paru-paru. Temuan ini sangat penting untuk mendorong orang berhenti merokok. Penelitian ini melibatkan sekitar 35 ribu dokter di Inggris yang lahir antara tahun 1900 dan 1930. Para ilmuwan memantau kebiasaan merokok mereka selama lebih dari 50 tahun. Dan

data paling akhir menunjukkan resiko yang ada jauh lebih besar dari perkiraan awal. Sir Richard Peto, yang terlibat dalam penelitian ini hampir selama 40 tahun mengatakan, temuan yang ada menunjukkan berhenti merokok akan meningkatkan kuantitas dan kualitas hidup. Bahkan setelah 20 tahun, bila anda berhenti merokok, anda bisa menghindari sembilan dari 10 resiko yang ada. Jika anda berhenti merokok setelah 10 tahun, anda bisa terbebas dari hampir semua resiko yang ada. Masalahnya adalah begitu orang merokok, susah untuk menghentikan kebiasaan itu. Banyak orang yang mengaku tak bisa berhenti merokok, katanya. Mereka yang berhenti merokok pada usia 60 tahun, bisa meningkatkan harapan hidup selama tiga tahun. Sementara bila seseorang berhenti merokok pada usia 30 tahun, berbagai dampak negatif terhadap kesehatan bisa diminimalkan. Ada sekitar 20 penyakit yang terkait dengan merokok ini, antara lain penyakit jantung, stroke, dan berbagai macam kanker. Di negara berkembang dewasa ini, semakin banyak orang merokok. Sejak penelitian ini dilakukan, diperkirakan 100 juta orang meninggal di seluruh dunia akibat merokok. Kematian itu disebabkan merokok telah dibuktikan sebagai penyebab berbagai penyakit saluran pernapasan seperti penyakit paru obstruktif menahun, kanker paru, dan diyakini merupakan faktor resiko untuk penyakit jantung, stroke, dan berbagai penyakit kronis lain. 1. Menapause Keberhasilan pembangunan termasuk pembangunan kesehatan telah meningkatkan status kesehatan dan gizi masyarakat antara lain meningkatnya umur harapan hidup (UHH) di Indonesia dari tahun ke tahun. Disamping itu terjadi pula pergeseran umur menopause dari 46 tahun pada tahun 1980 menjadi 49 tahun pada tahun 2000. Jumlah dan proporsi penduduk perempuan yang berusia diatas 50 tahun dan diperkirakan memasuki usia menopause dari tahun ke tahun juga mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2000 jumlah perempuan berusia diatas 50 tahun baru mencapai 15,5 juta orang atau 7,6% dari total penduduk, sedangkan tahun 2020 jumlahnya diperkirakan meningkat menjadi 30,0 juta atau 11,5% dari total penduduk. Pada usia 50 tahun, perempuan memasuki masa menopause sehingga terjadi penurunan atau hilangnya hormon estrogen yang menyebabkan perempuan mengalami keluhan atau gangguan yang seringkali mengganggu aktivitas seharihari bahkan dapat menurunkan kualitas hidupnya. Padahal estrogen tersebut mempunyai manfaat yang beragam, sehingga menurunnya produksi hormon akan berpengaruh terhadap beberapa perubahan penting dalam tubuh. Apa saja gejala-gejala awal yang menandakan kurangnnya kadar estrogen ? Wajah kemerahan Keringat pada malamm hari Rasa sakit dan nyeri (nyeri tulang dan sendi) Kekeringan didaerah vagina

Masalah kandung kemih Hubungan seksual yang menimbulkan rasa nyeri Kulit kering Gangguan tidur Emosi yang mudah berubah-rubah Perdarahan menstruasi yang tidak teratur Gejolak panas di dada dan muka (hot flushes) Sakit kepala Mudah pingsan Depresi Daya ingat menurun Sulit konsentrasi

Penyakit jangka panjang seperti tulang keropos (osteoporosis), jantung koroner, stroke, kanker usus besar. Anda dapat mengukur kadar estrogen dengan berkonsultasi pada dokter yang akan melakukan pemeriksaan darah sederhana. Bila anda telah mengetahui penyebab timbunya gejala-gejala tersebut, anda dapat memulai usaha untuk mengatasinya. Mengatasi menopause, degan Terapi penggantian hormon (TPH) bertujuan untuk mengganti hormon yang mulai menghilang agar efek-efek menopause dapat diatasi. Berkonsultasi pada ahli kandungan untuk membantu anda mempertimbangkan risiko TPH dan menemukan penanganan yang paling tepat untuk anda. Walupun efek samping yang akan muncul telah diketahui, kini anda bias mendapatkan pengobatan yang disesuaikan dengan keadaan anda untuk menghilangkan atau memperkecil efek samping. Ingat bahwa setiap wanita adalah berbeda. Olahraga merupakan hal yang penting, tidak saja untuk kesehatan umum anda, tetapi juga memperbaiki densitas/kepadatan tulang anda dan menghilangkan gejala-gejala menopause. Diet tradisional Asia tampaknya memberi keuntungan yang penting. Diet Asia ini: mengandung kurang dari 20% kalori yang berasal dari lemak Membatasi masukan daging Kaya akan berbagai macam buah, sayur serta kacang-kacangan

Memasukan menu dari tahu atau olahan kedelai paling tidak sekali sehari. (Produk olahan kedelai mengandung fitoestrogen, yang merupakan sebuah tipe hormon tanaman yang diyakini bermanfaat bagi menopause. Namun demikian, preparat tersebut belum terbukti keuntungannya untuk mengatasi osteoporosis dan efek kardiovaskuler akibat menopause. Hindari fakor-faktor yang memicu gejala-gejala menopause anda.kemerahan pada wajah dapat di picu oleh makanan nyang panas atau pedas. Alkohol, kafein dan gula juga dapat memicu kemerahan pada wajah.

Krim vagina dan jel dapat di gunakan untuk mengurangi kekeringan dan rasa gatal pada vagina.. Preparattersebut juga dapat di gunakan pada saat berhubungan seksual, untuk mengurangi rasa sakit 1. Osteorosis Seiring meningkatnya usia harapan hidup di Indonesia, masalah osteoporosis/tulang keropos perlu mendapat perhatian serius. Semakin tua seseorang, semakin mudah terserang osteoporosis. Orang lanjut usia merupakan sasaran paling rapuh untuk terkena osteoporosis. Ketika perempuan mencapai usia 80 tahun, ia mengalami resiko 40% mengalami 1 atau lebih patah tulang belakang. Data dunia juga menyebutkan satu dar tiga wanita beresiko terkena osteoporosis. Kunci utama untuk melawan rapuh tulang diantaranya: Perhatikan gaya hidup Perhatikan pola makan Aktifitas fisik BAB III PENUTUP 1. A. Kesimpulan Usia harapan hidup (Life Expectancy Rate) merupakan lama hidup manusia di dunia. Penyebab panjangnya umur manusia, tergantung dari beberapa faktor: Pola makan Penyakit bawaan dari lahir Lingkungan tempat tinggal Stress atau tekanan.

Faktor-faktor kesehatan yang mempengaruhi dan berhubungan dengan usia harapan hidup: Gizi Merokok Menopause Osteoporosis 1. B. Saran Dari makalah yang saya susun ini, saya harap pembaca dapat memahami betul tentang indikator status kesehatan wanita dilihat dari usia harapan hidup. Seorang Bidan harus berpengetahuan luas untuk mendukung prakteknya di masyarakat. DAFTAR PUSTAKA 1. Hendrizal.21 April 2008.Lansia Depan.http://www.hupelita.com.13 Mei 2008. dan Agenda ke

1. Klinik.3 Maret 2008.Pola Makan dan Usia Harapan Hidup.http://situs kespro.info/aging/referansi.htm.13 Mei 2008. 1. Depkes.9 Juni 2007.Terjadi Pergeseran Menopause.http://www.mkia-kr.ugm.ac.id.13 Mei 2008. Umur

1. DR.Ridwan Amirudin, SKM,M.Kes.10 Mei 2008.Tidak Merokok Menambah Usia Harapan Hidup 10 tahun.http;//www.bkkbn.go.id.13 Mei 2008. 1. Prof. Dr. Haryono Suyono.5 Mei 2008.Pekerjaan Rumah Yang Menumpuk.http://www.bkkbn.go.id.11 Mei 2008.

You might also like