You are on page 1of 44

EPIDEMIOLOGY

Epidemiology?
Bahasa Yunani

Epi Pada Demos penduduk/rakyat Logos ilmu

Definisi Epidemiology
Ilmu yang mempelajari sifat, penyebab, pengendalian dan faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi dan distribusi penyakit, cedera, cacat atau kematian dalam populasi manusia Fokus bukan pada indvidual Menekankan pada faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi penyakit, cedera, cacat atau kematian

Definisi Lain
Hubungan antara penyakit atau kesehatan dengan populasi yang beresiko Penentuan, analisa, dan interpretasi angka Studi mengenai pola pemunculan penyakit Identifikasi faktor resiko

Mengapa mempelajari Epidemiologi memperluas pengetahuan mengenai penyakit dan kejadian yang berhubungan dengan kesehatan lainnya dalam rangka penyediaan: Pencegahan tingkat sekunder dan tertier Pencegahan primer untuk kasus-kasus baru penyakit Mengurangi akibat dari masalahmasalah kesehatan yang masih ada

Perspektiv sejarah
Cina 1000 SM dilakukan Variolasi
(vaksinasi cacar secara artifisial) India, penganjuran menghindari kontak terhadap tikus untuk memperkecil resiko penyakit sampar Di Negara Asia lainnya, pengasingan penderita lepra

Perspektiv Sejarah
Hippocrates abad 5 On Airs, Waters, and Places diterjemahkan Francis Adams

Teori sebab musabab penyakit 1. Penyakit terjadi karena adanya kontak dengan jazad hidup 2. Penyakit berkaitan dengan lingkungan eksternal maupun internal seseorang

Perspektiv Sejarah
Eropa abad 14-15, epidemi sampar cacar dan tifus, melahirkan teori kontak dengan mahluk hidup adalah penyebab penyakit menular Veronese Fracastoro dan Thomas Sydenham. Karantina banyak dipraktekkan setelah terbukti melalui pengalaman praktek

Perspektiv Sejarah
Revolusi industri dan kapitalisme, mendorong perkembangan ilmu pengetahuan. Struktur sosial dan ekonomi berimplikasi negatif terhadap kesehatan di daerah kumuh perkotaan kolera, demam kuning (abad 18) Edward Jenner menemukan pencegahan cacar dengan vaksinasi (cowpox)

Perspektiv Sejarah
Penemuan

bidang mikrobiologi oleh Louis Pasteur, rabies, antrhax, colera Robert Koch, isolasi bakteri antrax, kolera, TBC membuktikan mikroba sebagai etiologi penyakit

Perspektiv Sejarah
John Graunt 1662 (Hennekins and Buring 1987) The Nature and Political Observations Made Upon the Bills of Mortality Pendekatan statistik secara sistematis Analisa kelahiran dan kematian di London Kelahiran dan kematian lebih banyak pada pria daripada wanita Angka kematian bayi yang tinggi Variasi kematian menurut musim Pengumpulan data secara rutin merupakan aspek penting dalam mempelajari penyakit pada manusia

Tahun 1747, kapten James Lind menemukan penyakit aneh pada awak kapal HMS Salisbury. Curiga dengan diet yang tidak mencukupi, dia memberikan 6 jenis diet yang berbeda pada 12 awak kapal.8 Setiap orang menerima makanan dasar yang sama, namun 6 kelompok yang lain menerima tambahan makanan dimana satu kelompok diberikan orange dan lemon. Kelompok ini sembuh lebih cepat yang kemudian penyakit tersebut dikenal dengan scurvy.8

Perspektiv Sejarah
William

Farr 1839

Analisa

kematian yang dihubungkan dengan jenis pekerjaan dan status perkawinan

Identifikasi isu-isu penting dalam penelitian secara epidemiologis


Penggunaan

populasi pembanding, pengaruh multi faktor terhadap penyakit

Perspektiv Sejarah

John Snow (1854) Bapak epidemiologi modern


Peletak dasar-dasar epidemiologi modern Epidemi kolera di London Ploting lokasi geografis semua kasus kematian karena kolera

Setelah

perang dunia II konsepkonsep epidemiology berkembang pesat khususnya di AS dan Inggris. pelaksanaan riset, analisa dikembangkan secara sistematis.

Desain,

Asumsi Dasar Epidemiology


Penyakit mempunyai faktor-faktor penyebab dan pencegahannya Penyakit tidak tersebar secara acak pada populasi Epidemiologi menggunakan pendekatan sistematis untuk mempelajari perbedaan distribusi dalam sub-kelompok Mempelajari faktor-faktor penyebab dan pencegahannya

Komponen Epidemiology

Ukuran frekuensi penyakit Penghitungan eksistensi atau kejadian penyakit Distribusi penyakit What (definisi kasus) Who (orang) Where (tempat) When (waktu) Why (sebab) Penentu kejadian penyakit Hipotesa diuji menggunakan studi epidemiologi

WHAT (CASE DEFINITION)


Kriteria standard untuk menentukan apakah seseorang mempunyai penyakit atau kondisi tertentu yang berkaitan dengan kesehatan. Menyangkut kriteria klinis, kadang dibatasi waktu, tempat dan orang. Kriteria klinis bisa berupa hasil pemeriksaan lab, atau kombinasi gejala (keluhan) dan tanda (pemeriksaan fisik) dan bukti pendukung lain.

WHO
Menghitung jumlah orang yang terkait dengan kejadian kesehatan adalah langkah dasar pertama dalam pengamatan secara epidemiologis. Angka kejadian kasus kesehatan dikonversikan dalam RISK atau RATES yang menghubungkan jumlah kasus dengan besarnya populasi. Setiap orang mempunyai ciri tertentu yang berkaitan dengan masalah kesehatan, perbedaan distribusi berdasar ciri-ciri tersebut harus menjadi pertimbangan dalam membandingkan kejadian kasus kesehatan antar populasi.

WHERE
Kejadian kesehatan digambarkan menurut tempat untuk mendapatkan gambaran lebih jelas perbedaan geografis atau sebaran kejadian kesehatan. Tempat tinggal, lahir, bekerja, kabupaten, provinsi, negara, tergantung jenis kejadian kesehatan yang diamati. Analisa data berdasar tempat bisa memberikan petunjuk sumber penyebab penyakit dan cara penularan atau penyebaran.

WHEN

Angka terjadinya penyakit biasanya berubah menurut waktu. Ploting data tahunan secara periodik bisa menunjukkan pola trend kemunculan penyakit dalam jangka panjang. Pola bisa digunakan untuk memperkirakan kejadian penyakit dimasa depan juga untuk evaluasi program, atau perkiraan kenaikan atau penurunan kejadian penyakit

WHY
Sebagai tambahan dalam penggambaran
tingkat dan pola pemunculan penyakit bedasar orang, tempat, dan waktu, epidemiologi juga memberikan perhatian pada pencarian penyebeb dan akibat penyakit. Ahli epidemiologi menghitung hubungan antara penentu yang potensial dari keadaan dan kejadian kesehatan serta uji hipotesa mengenai hubungan sebab akibat dan penentu kejadian kesehatan.

Epidemiologi Gizi
Mempelajari determinan gizi dan distribusi
penyakit: who, when, where, how, how many, why?
Memfokuskan efek diet terhadap penyakit Pengukuran eksposure dihubungkan terhadap faktor gizi Frekuensi dan distribusi penyakit Eksposure lain yang merupakan faktor confounding

Ilmu yang mempelajari bagaimana gizi mempengaruhi keadaan kesehatan. Nutrition science dan epidemiologi

Kegunaan Epidemiologi
1. Mempelajari riwayat penyakit - mempelajari trend penyakit untuk memprediksi trend penyakit yang mungkin akan terjadi - hasil penelitian epidemiologi digunakan untuk perencanaan pelayanan kesehatan 2. Diagnosis masyarakat Penyakit, kondisi cedera, gangguan, ketidakmampuan, cacat apa sajakah yang menyebabkan kesakitan, masalah kesehatan atau kematian dalam suatu komunitas/wilayah

Kegunaan Epidemiologi
3. Mengkaji risiko yang ada pada individu karena mereka dapat mempengaruhi kelompok maupun populasi
4. Investigasi wabah untuk identifikasi sumber dan kontrol penyakit

Kegunaan Epidemiologi
5. Melengkapi gambaran klinis - Proses identifikasi dan diagnosis untuk menetapkan bahwa suatu kondisi memang ada atau bahwa seseorang memang menderita penyakit - menentukan sebab akibat mis: anemia bisa menyebabkan perdarahan saat melahirkan 6. Identifikasi sindrom - Membantu menyusun dan menetapkan kriteria untuk mendefinisikan sindrom mis: sindrom Down, fetal alcohol, kematian mendadak pada bayi dsb

Kegunaan Epidemiologi
7. Pengkajian, evaluasi, dan penelitian - sebaik apa pelayanan kesht masy dalam mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan populasi/kelompok - Mengkaji efektifitas, efisiensi, kualitas, kuantitas, akses, ketersediaan layanan untuk mengobati, mengedalikan atau mencegah penyakit, cedera, ketidakmampuan atau kematian

Aplikasi epidemiologi yang mempelajari hubungan gizi dengan penyakit / masalah gizi pada suatu kelompok / populasi. The study of the nutritional determinants of disease (margett and Nelson, 1991) Uses epidemiologic approaches to determine relation between dietary factors and the occurrence of specific diseases (willet, 1998). Studies of nutritional exposure

Nutritional epidemiology berfokus pada peran diet pada orang dewasa; hanya sedikit studi yang mengamati makanan pada awal masa kehidupan. Penyakit kronis kemungkinan berawal pada kondisi gizi pada periode ini. Efek berupa penyakit dari diet bersifat kumulatif dan efeknya muncul beberapa dekade kemudian. Dibutuhkan pengamatan konsumsi dalam waktu yang lama khususnya studi mengenai penyakit kanker.

Keadaan gizi/status gizi

Keadaan kesehatan akibat interaksi antara makanan, tubuh manusia dan lingkungan hidup manusia. As Hippocrates (460377 BC), the father of Western medicine, put it: If we could give every individual the right amount of nourishment and exercise, not too little and not too much, we would have found the safest way to health.

Nutritional epidemiology berfokus pada peran diet pada orang dewasa; hanya sedikit studi yang mengamati makanan pada awal masa kehidupan. Penyakit kronis kemungkinan berawal pada kondisi gizi pada periode ini. Efek berupa penyakit dari diet bersifat kumulatif dan efeknya muncul beberapa dekade kemudian. Dibutuhkan pengamatan konsumsi dalam waktu yang lama khususnya studi mengenai penyakit kanker.

Food Intake

Individual Food Nutrients % Users Intake indices Meal patterns

Recalls Records Weighing Frequency of Intake Dietary History

Health Status
(or Nutritional Status

Growth Infectious Disease Overweight/obesity Hypertension/stroke CHD CVD Diabetes Cancer

Anthropometric measurements Medical history Clinical diagnosis Biological markers

Kematian, gangguan pertumbuhan dan perkembangan

Manifestation

Ketidakcukupan intake diet

Penyakit

Immediate Causes

Ketidakcuku pan akses makanan

Perawatan anak dan ibu yang tidak mencukupi

Pelayanan kesehatan dan lingkungan yang buruk

Underlying Causes

Pendidikan kurang
Sumber daya dan kontrol SDM, ekonomi, organisasi

Struktur Politik dan ideologi

Basic Causes

Conceptual Framework Factors Influencing Nutritional Status

Struktur ekonomi
Potential Resources

Pengukuran intake makanan pada populasi masih merupakan tantangan besar sampai saat ini. Dalam rangka mengurangi kesalahan pengukuran intake makanan, pemodelan untuk mengkoreksi kesalahan tersebut sudah banyak dikenalkan namun masih jarang digunakan. Pengukuran secara Biokimia gizi yang dikonsumsi merupakan standar optimal dalam mengkalibrasi assessment diet menggunakan kuesioner. Sayangnya tidak semua pengujian biokimia bisa dilakukan pada kebanyakan zat gizi, namun pengembangannya masih berlangsung.

You might also like