You are on page 1of 14

MATA ACARA PRAKTIKUM : UJI COLIFORM

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Air minum untuk sebagian besar daerah tempat tinggal dan kota diperoleh dari sumber permukaan sungai, kali dan danau. Persediaan air alamiah semacam itu, terutama kali dan sungai, kemungkinan besar tercemar oleh sampah domestik, pertanian, dan industri. Banyak penduduk kota tidak menyadari bahwa air yang mereka pakai itu telah digunakan sebelumnya. Penggunaan air kembali air merupakan suatu proses alamiah, sebagaimana diperlihatkan dalam siklus hidrologis. Tetapi di masa kini ada pandangan baru mengenai penggunaan kembali air, meningkatnya jumlah penduduk, adanya kebutuhanakan air dalam jumlahbanyak untuk keperluan industri maupun untuk irigasi daerah pertanian, telah menciptakan tuntutan baru terhadap sumber air yang tersedia. Sejalan dengan hal tersebut, telah timbul minat terhadap pengembangan metode-metode yang dapat diterima untuk membuat air bekas pakai menjadi aman dan sesuai untuk digunakan kembali. Kontaminan yang mencemari air digolongkan ke dalam tiga kategori: kimiawi, fisik, dan hayati. Kontaminan-kontaminan tertentu dalam setiap kategori ini dapat mempunyai pengaruh nyata terhadap kualitas air. Dalam bab ini yang akan dibahas ialah kategori hayati. Karena mikroorganisme kehidupan. Bakteri golongan coliform merupakan bakteri yang dapat hidup hanya pada usus hewan mamalia termasuk manusia. Penyebaran kotoran baik manusia dan hewan yang tidak terkontrol dalam lingkungan perairan dapat menyebabkan lingkungan perairan tercemar oleh bakteri ini. Untuk mengetahui jumlah sel bakteri golongan coliform yang terdapat dalam sampel air, dilakukan mempunyai patogenik, potensi air untuk berlaku sebagai pembawa dan dapat membahayakan kesehatan

metoda Jumlah Perkiraan Terdekat atau Most Probable Number, untuk menentukan apakah air yang digunakan masih sesuai peruntukannya sebagai air minum atau tidak. 1.2 Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mendeteksi keberadaan bakteri golongan coliform dalam air, sehingga mengetahui apakah air dapat dikonsumsi atau tidak.

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Bakteri Coliform Bakteri coliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakiteri berbentuk batang gram negatif, tidak membentuk spora, aerobik, dan anaerobik fakultatif yang memfermentasi laktose dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35o C (Pelczar.et al.,1988). Mikroorganisme indikator Istilah mikroorganisme indikator sebagaimana digunakan dalam analisis air mengacu pada sejenis mikroorganisme yang kehadirannya di dalam air merupakan bukti bahwa air tersebut terpolusi oleh bahan tinja dari manusia atau hewan berdarah panas. Artinya terdapat peluang bagi berbagai macam organisme patogenik,yang secara berkala terdapat dalam saluran pencernaan, untuk masuk ke dalam air tersebut. Beberapa ciri penting suatu organisme indikator ialah : 1. Terdapat dalam air tercemar dan tidak ada dalam air yang tidak tercemar. 2. Terdalam dalam air bila ada patogen. 3. Jumlah mikroorganisme indikator berkorelasi dengan kadar polusi. 4. Mempunyai kemampuan bertahan hidup yang lebih besar daripada patogen. 5. Mempunyai sifat yang seragam dan mantap. 6. Tidak berbahaya bagi manusia dan hewan. 7. Terdapat dalam jumlah yang lebih banyak daripada patogen. 8. mudah dideteksi dengan teknik-teknik laboratorium yang sederhana.

Diantara organisme-organisme yang dipelajari, yang hampir memenuhi semua persyaratan suatu organisme indikator yang ideal ialah Escherichia coli dan kelompok bakteri coli lainnya. Bakteri-bakteri tersebut dianggap sebagai indikator polusi tinja yang dapat diandalkan (Pelczar.et al.,1988). Mikroorganisme selain bakteri coliform Sejumlah bakteri dianggap sebagai bakteri pengganggu dalam air karena menimbulakn rasa bau, warna, dan rasa, di samping juga membentuk endapan persenyawaan tak dapat larut di dalam pipa-pipa sehingga mengurangi atau menyumbat aliran air. Aksi merusak pada beberapa mikroorganisme adalah sebagai berikut : Bakteri pembuat lendir : menghasilkan keadaan berlendir Bakteri besi : Mengubah persenyawaan besi yang dapat larut menjadi bentuk yang tak dapat larut yang akan menghambat aliran air dalam pipa. Bakteri sulfur : Membentuk asam sulfat dengan hidrogen sulfide, yang dapat membuat air menjadi sangat asam dan berbau tidak enak. Algae : Menyebabkan kekruhan,perubahan warna, serta bau dan rasa tidak enak (Pelczar.et al.,1988).

2.2 Macam-macam uji untuk mendeteksi bakteri coliform Untuk mengetahui jumlah sel bakteri golongan coliform yang terdapat dalam sampel air, dilakukan Metode Jumlah Perkiraan terdekat atau Most Probable Number (Miranti, dkk.,2009). Penggunaan media selektif dan diferensial sangat membantu

mempercepat usaha pemeriksaan air guna mendeteksi organisme coliform. Pemeriksaan tersebut terdiri dari 3 langkah berurutan:

1. Uji Pendugaan (Presumptive Test) 2. Uji Lanjutan (Confirmed Test) 3. Uji Pelengkap (Complete Test) Prosedur laboratoris dapat dilakukan dengan prosedur inokulasi tabung bahurangkap (multiple) atau dengan dengan teknik filter membran (Pelczar.et al.,1988). Prosedur inokulasi tabung bahurangkap. Uji ini dilakukan dengan cara menginokulasi tabung-tabung berisi kaldu laktose dengan contoh air. Bila air yang diperiksa mempunyai kualitas mikrobiologis yang baik maka tidak akan terbentuk asam ataupun gas di dalam kaldu laktose (Pelczar.et al.,1988). pengujian-pengujian ini digunakan untuk mendeteksi keberadaan bakteri golongan coliform yang merupakan indikator terkontaminasinya lingkungan perairan oleh fecal (feces hewan mamalia) (Miranti et.al.,2009).

BAB III Metodologi Praktikum 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum uji coliform dilaksanakan pada hari rabu tanggal 3 juni 2009 pukul 08.00 WIB di laboratorium mikrobiologi jurusan biologi fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Padjadjaran di Jatinangor. 3.2 Alat dan Bahan Alat-alat : 1. tabung reaksi yang berisi tabung durham 2. pipet 3. ose 4. api spiritus 5. inkubator bahan-bahan : 1. 9 ml NaCl fisiologis 2. 9 ml kaldu laktosa 3. media E.coli dan hijau berlian 3.3 Prosedur Kerja Uji Pendugaan mengandung 9 mL NaCl fisiologis steril, sesuai dengan kekeruhan air.

1. Sampel air diencerkan ke dalam tabung steril yang masing-masing

2. Sampel air dengan tiga pengenceran terakhir (10 -3, 10-4, 10-5), masingmasing dimasukkan sebanyak 1 mL ke dalam tiga buah tabung reaksi yang berisi 9 mL medium kaldu laktosa dan sudah diletakkan tabung Durham. 3. Masing-masing tabung diberi label dan dieramkan pada suhu 37 o C selama 24 jam. 4. Setelah 24 jam,dilihat perubahan warna dan gas yang terjadi.

Hasil : tabung kaldu laktosa yang berubah warna menjadi kuning dan mengandung gas (reaksi positif) dipisahkan dan diuji lebih lanjut. *Bila terjadi perubahan warna jadi kuning/orange dan terdapat gas maka

terdapt bakteri golongan coliform. *Bila belum mengalami perubahan warna maka airr dieramkan lagi 24 jam, jika dalam 48 jam tidak ada perubahan warna maka air tersebut layak diminum.

Uji lanjutan 1. tabung kaldu laktosa yang positif, masing-masing diambil sebanyak 1 ose dan dimasukkan ke dalam tanbung reaksi yang mengandung media E.coli dan media hijau berlian. 2. kemudian diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 44 0 C untuk media E.coli dan 37o C untuk media hijau berlian. 3. setelah 24 jam, kekeruhan dan ada tidaknya gas dalam tabung Durham dilihat, hasil yang didapat dibandingkan dengan tabel JPT. Hasil : reaksi pada media E.coli dan media hijau berlian positif bila menjadi keruh dan mengandung gas dalam tabung Durham. Uji Pelengkap dimasukkan ke dalm medium Simmon's Citrate, medium air pepton dan bulyon agar. 2. Kemudian medium-medium tersebut diinkubasi pada suhu 37 o C selama 24 jam. 3. Setelah 24 jam, dilakukan tes indol dan dilihat perubahan warna pada medium Simmon's Citrate. Hasil : E.coli positif bila terdapat cincin kemerahan pada uji indol dan tidak terjadi perubahan warna (uji citrate negatif) pada medium Simmon's Citrate.

1. Dari medium E.coli yang positif, masing-masing diambil sebanyak 1 ose dan

Setelah hasil didapat, masukkan ke dalam perhitungan :

jumlah bakteri per 100 mL sampel air = Nilai JPT x

10

pengenceran tertinggi

BAB IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Hasil dan Pembahasan 1. Uji Pendugaan Karena dalam 24 jam pertama belum mengalami perubahan, maka dieramkan kembali selama 24 jam. Setelah 24 jam terjadilah perubahan warna menjadi warna kuning/orange yang hasilnya sebagai berikut : 1. 2. 3. Pengenceran 10-3 terdapat 2 yang positif Pengenceran 10-4 terdapat 1 yang positif Pengenceran 10-5 terdapat 1 yang positif

Jadi JPT-nya adalah 211, sehingga nilai JPT/mL larutan pertama adalah 2.0. jumlah bakteri per 100 mL sampel air = Nilai JPT x 10 pengenceran tertinggi jumlah bakteri per 100 mL sampel air = 2.0 x 10 10-5 = 2.0 x 106 jumlah bakteri/100 mL 2.2 Uji Lanjutan Setelah proses uji pendugaan maka dilanjutkan dengan uji lanjutan untuk memastikan keberadaan bakteri golongan coliform. Setelah

melakukan prosedur uji lanjutan maka hasilnya adalah : Pada media : 1. Hijau berlian ditemukan : Tabung 1-3 hasilnya positif dan terdapat gas. Tabung 2-4 hasilnya positif dan terdapat gas. Tabung 3-3 hasilnya positif dan tidak terdapat gas. Tabung 3-5 hasilnya positif dan terdapat gas. 2. E.coli ditemukan : Tabung 1-3 hasilnya positif dan terdapat gas. Tabung 2-4 hasilnya positif dan tidak terdapat gas. Tabung 3-3 hasilnya positif dan terdapat gas. Tabung 3-5 hasilnya positif dan tidak terdapat gas.

Karena yang digunakan air agak keruh maka pengenceran dilakukan hingga lima kali, bila sampel air yang digunakan tidak keruh atau jernih, maka

pengenceran cukup dilakukan hanya 2 kali saja. Pada praktikum ini prosedur yang dilakukan hanya sampai pada tahap uji lanjutan saja karena keterbatasan waktu. Akan tetapi, prosedur ini dirasa telah cukup untuk membuktikan apakah air tersebut mengandung bakteri coliform atau tidak. Pada praktikum ini hal yang sangat perlu diperhatikan adalah bahwa selama praktikum berlangsung harus mempertahankan keadaan aseptis, karena itu selama proses praktikum harus dilakukan di dekat api hangat. Ada catatan penting untuk kita mengetahui adanya bakteri coliform atau tidak yaitu bila terjadi perubahan warna jadi kuning/orange dan terdapat gas maka terdapat bakteri golongan coliform. Bila belum mengalami perubahan warna maka airr dieramkan lagi 24 jam, jika dalam 48 jam tidak ada perubahan warna maka air tersebut layak diminum.

BAB V Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Jadi, jumlah bakteri per 100 mL sampel air (cekdam unpad) adalah : 2.0 x 106 jumlah bakteri/100 mL air. 5.2 Saran Selama praktikum berlangsung praktikan harus menjaga keadaan tetap aseptis dari bakteri nontarget agar dapat diketahui hasil yang sesungguhnya.

You might also like