You are on page 1of 13

I.

PENDAHULUAN IPA berkembang dengan sangat pesatnya sejalan dengan sifat manusia yang mempunyai rasa ingin tahu atau curiousity yang juga selalu berkembang. Dengan sifat ini, dalam benak manusia selalu bertanya karena keingintahuannya: apa sesungguhnya, bagaimana sesuatu terjadi, dan mengapa demikian. Adanya kemampuan berpikir pada manusia tersebut yang menyebabkan terus berkembangnya rasa ingin tahu tentang segala yang ada di alam semesta. Pengetahuan yang diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Ilmu ini terus berkembang, bertambah luas dan mendalam sesuai dengan hasil-hasil penemuan dan penyelidikan baru, menyebabkan timbulnya cabang-cabang ilmu yang dikenal sebagai: Fisika, Kimia, Biologi, dan Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa IPA bersifatdinamis, artinya kebenarannya terbuka untuk diuji lagi, sehingga apabila diketemukan pendekatan yang lebih baik, dapat menggugurkan teori yang lama. Tentative, terbuka untuk direvisi atau disanggah, atau bahkan dirombak sama sekali. Lebih penting dari itu, seorang guru MIPA hendaknya dapat mendorong berkembangnya pemahaman dan penghayatan akan prinsip prinsip dan nilai nilai IPA dikalangan peserta didik dalam rangka menumbuhkan daya nalar, cara berpikir logis, sistematis dan kreatif, kecerdasan, serta sikap kritis, terbuka dan ingin tahu. IPA sebagai proses diwujudkan dengan melaksanakan pembelajaran yang melatih ketrampilan proses bagaimana cara produk sains ditemukan. yaitu dengan melakukan observasi, mengukur, memprediksi, mengklasifikasi,membandingkan, menyimpulkan, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menganalisis data, dan mengkomunikasikan hasil penelitian. Dalam pengajaran IPA, aspek proses ini muncul dalam bentuk kegiatan belajar mengajar. Ada tidaknya aspek proses ini sangat bergantung pada guru.

II. PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Etika dan IPA 2.1.1 Pengertian Etika Etika menurut bahasa (etimologi) istilah etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos yang berarti adat-istiadat (kebiasaan). Perasaan batin, cenderung hati untuk melakukan perbuatan. Dalam kajian filsafat etika merupakan bagian dari filsafat yang mencangkup metafisika, kosmologi, psikologi, logika, hukum, sosiologi, ilmu sejarah, dan etestika. Etika merupakan ajaran tentang keluhuran budi baik. Etika adalah pembahasan mengenai baik (good), buruk (bad), semestinya (ought to), benar (right), dan salah (wrong). Yang paling menonjol adalah tentang baik atau good dan teori tentang kewajiban (obligation). Keduanya bertalian dengan hati nurani. Bernaung di bawah filsafat moral . Etika merupakan tatanan konsep yang melahirkan kewajiban itu, dengan argumen bahwa kalau sesuatu tidak dijalankan berarti akan mendatangkan bencana atau keburukan bagi manusia. Oleh karena itu, etika pada dasarnya adalah seperangkat kewajiban-kewajiban tentang kebaikan (good) yang pelaksananya (executor) tidak ditunjuk. Executor-nya menjadi jelas ketika sang subyek berhadap opsi baik atau buruk-yang baik itulah materi kewajiban ekskutor dalam situasi ini. Banyak istilah yang menyangkut etika, dalam bentuk tunggal mempunyai banyak arti, yaitu tempat tinggal yang biasa, kadang, kebiasaan, adat, watak, perasaan. Arti ini menjadi bentuk jama dari kata ta-etha artinya kebiasaan. Arti ini menjadi bentuk dalam penjelasan etika yang oleh Aritoteles sudah dipakai untuk menunjukkan istilah etika. Jadi, jika dibatasi asal-usul kata ini, etika berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Akan tetapi menelusuri arti etimilogis ini saja belum menunjukkan arti yang mendalam.

Sehingga etika dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang segala kebaikan dalam kehidupan manusia secara keseluruhan. Baik itu mengenai gerakgerik pikiran dan rasa yang dapat merupakan pertimbangan perasaan sampai mengenai tujuannya yang dapat merupakan perbuatan. Ilmu etika ini tidak membahas tentang kebiasaan semata-mata yang berdasarkan tata adab, melainkan membahas tata sifat-sifat dasar, atau adat-sitiadat yang terkait dengan baik dan buruk dalam tingkah laku manusia untuk memutuskan nilai-nilai itu sendiri kedalam etika dan merupakan pada situasi kehidupan konkret. 2.1.2 Pengertian IPA Pengertian ilmu pengetahuan alam atau sains (science) diambil dari kata latin Scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan, tetapi kemudian berkembang menjadi khusus Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses. Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. Real Science is both product and process, inseparably Joint (Agus. S. 2003) IPA adalah pengetahuan yang telah diuji kebenarannya melalui metode ilmiah. Jadi di sini metodenyalah yang menentukan apakah pengetahuan itu ilmiah atau tidak. Atau dengan kata lain metode ilmiah merupakan ciri khusus yang dapat dijadikan identitas dari IPA. Jadi kita dapat mengenal IPA dari metodologinya. Tetapi pada zaman sekarang ini, dimana ilmu pengetahuan telah demikian banyaknya, tentunya kita tiak mengetahui secara pasti apakah suatu pengetahuan tertentu itu dapat melalui metode ilmiah atau tidak. Apakah kita percaya begitu saja uraian dari Bapak atau Ibu Guru atau uraian dari suatu buku teks ataupun dari sumber informasi yang lain. Kalau demikian halnya, kita dapat menilik IPA atau bukan IPA dari

sumber informasinya. Sesuatu yang kita dapat dari guru itu ilmiah dan yang didapat dari koran itu tidak ilmiah.

2.2 Ciri-ciri IPA Sebagai suatu proses maupun penerapan. IPA memiliki ciri-ciri tertentu yang dapat membedakan ilmu pengetahuan lain. Adapun ciri-ciri tersebut adalah : Pengetahuan dalam IPA bersifat universal. Ini berarti konsep-konsep dan teori IPA tetap konsisten danb berlaku dimana-mana. Hal ini antara lain karena IPA tidak membahas nilai-nilai moral dan etika, dan menjangkau nilai-nilai keindahan dan seni budaya yang nilainya dipengaruhi oleh kebudayaan masing-masing tempat. Ciri kedua dari IPA ialah konsep-konsep dalam IPA dapat diuji kebenarannya oleh siapa saja pada setiap waktu. ini berarti konsep-konsep IPA dapat dibuktikan oleh ilmuwan-ilmuwan lain pada waktuyang berbeda-beda Ciri ketiga dari IPA adalah bahwa konsep dari teori IPA bersifat tentatif yang berarti kemungkinan dapat diubah bila ditemukan fakta baru yang tidak sesuai dengan konsep dan teori tersebut. Ini berarti konsep-konsep dan teori IPA tetap konsisten dan berlaku dimana-mana. Hal ini antara lain karena IPA tidak membahas nilai-nilai moral dan etika, dan menjangkau nilai-nilai keindahan dan seni budaya yang nilainya dipengaruhi oleh kebudayaan masing-masing tempat.

2.3 Nilai-Nilai Etika dari IPA Ilmu pengetahuan alam baik sebagai suatu kumpulan pengetahuan maupun sebagai suatu proses untuk mendapatkan ilmu itu sendiri, mempunyai nilai-nilai etika dan estetika yang tinggi. Nilai-nilai itu terutama terletak pada sistem yang menetapkan kebenaran yang objektif pada tempat yang paling utama. Adapun proses IPA itu sendiri dianggap sebagai suatu latihan mencari, meresapkan dan menghayati nilai-nilai luhur itu. Adakah keindahan IPA yang objektif dan rasional itu ? alam semesta dengan segala isinya memang disusun sedemikian teratur dan serasi serta indah sekali oleh Allah SWT. Lihatlah susunan galaksi, tata surya sampai susunan bagaian dalam dari atom-atom demikian teratur dan serasi dengan kaidah-kaidahnya yang akurat. Adapun IPA itu sebenarnya sekedar mendeskripsikan keadaan tersebut. Dengan demikian, tentu saja IPA memiliki nilai-nilai keindahan. Namun jika hal itu tidak terjadi maka hasil pengamatan kita yang keliru. 2.4 Fungsi Dan Manfaat IPA 2.4.1 Fungsi IPA Untuk mengenal apa IPA itu, kita juga dapat menjelaskan melalui segi fungsinya. Dari berbagai pustaka dapat dirangkum bahwa fungsi IPA itu ada lima, yaitu untuk: 1. Membangun pola berpikir Dapat kita simak dari fakta sejarah, bagaimana IPA terbagun dari pola berpikir manusia yang berkembang dari zaman ke zaman. Di sisi lain, IPA itu sendiri juga dapat membangun pola berpikir manusia dengan ciri-ciri khusus.

2.

Menjelaskan adanya hubungan antara berbagai gejala alam Dalam menjelaskan sesuatu, IPA mempunyai ciri-ciri yang khusus, yaitu : a. Analitis, artinya lengkap mendeskripsikan semua bagian dari objek

b. penelitiannya, serta hubungan antara satu bagian dengan bagian lainnya. c. d. Logis, artinya dapat diterima oleh akal. Sistematis, artinya disusun secara logis dan sistematis sehingga tampak

jelas tata urutan serta hubungan satu dengan yang lain dan jelas pula bahwa tidak ada kebenaran ilmu pengetahuan yang bertumpang tindih dalam arti berlawanan satu dengan yang lain. e. Kausatif, maksudnya IPA menjelaskan mengapa segala gejala alam itu

terjadi. f. Kuantitatif, yang meliputi tiga arti: Kesimpulan yang diuji kebenarannya melalui statistika, Penjelasannya disertai dengan angka-angka dengan besaran hasil pengukuran atau dengan rumusan-rumusan matematika, Kuantitatif dalam artiannya yang tak langsung menyatakan kecermatan pengukuran. Menurut Carl Hempel ada dua tujuan IPA dalam menjelaskan berbagai gejala alam ini, yaitu: a. Untuk hal yang bersifat praktis, maksudnya untuk kepentingan kesejahteraan umat manusia. b. Untuk memenuhi hasrat ingin tahu.

3.

Meramalkan Peramalan dari IPA ini adalah peramalan yang didasarkan atas

adanya konsistensi atau keteraturan dari gejala-gejala alam. Kunci pokok dari sesuatu yang dapat digunakan untuk meramalkan itu adalah adanya keteraturan yang konsisten.

4. Menguasai atau mengontrol alam guna kesejahteraan manusia Dengan IPA orang bisa mengolah sumber daya alam. Orang juga dapat mendirikan industri-industri untuk
6

menghasilkan

barang-barang

bagi

kesejahteraan manusia. Dengan IPA orang dapat mempermudah hubungan komunikasi maupun transportasi. Dengan IPA orang dapat mencegah atau menghindari malapetaka akibat gejala alam.

5.

Melestarikan berbagai gejala alam Suatu gejala alam mungkin sekali tak terulang kejadiannya sehingga IPA dalam hal ini selaku kumpulan pengetahuan yang logis dan sistematis secara tak langsung merekam gejala-gejala alam, misalnya kehadiran komet, pergeseran benua, perubahan flora dan fauna.

2.4.2 Manfaat IPA Manfaat IPA sendiri adalah untuk mengembangkan sikap ilmiah antara lain: a) b) c) d) e) f) g) h) i) Sikap ingin tahu (curiousity) Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru (originality) Sikap kerja sama (cooperation) Sikap tidak putus asa ( perseverance) Sikap terbuka untuk menerima (open-mindedness) Sikap mawas diri (self critism) Sikap bertanggung jawab (responsibility) Sikap berpikir bebas (independence in thinking) Sikap kedisiplinan diri (self discipline)

2.5 Keterbatasan IPA 1. IPA tidak dapat menjangkau untuk menguji kebenaran adanya Tuhan. Otak kita mampu membuat kesimpulan tentang nilai-nilai, tentang adanya Tuhan, tentang adanya kehidupan yang, namun saat ini IPA belum memiliki cara untuk menguji kebenarannya. Ini tidak berarti bahwa ada masalah-masalah rahasia

yang IPA tidak beranii menyentuhnya lalu membiarkannya seperti apa adanya, tetap tinggal diluar kawasan IPA untuk selamanya. 2. IPA tidak dapat menjangkau secara sempurna tentang objek pengamatannya Contoh penglihatan : mata kita tidak mampu mengamati dengan seksama benda-benda yang bergerak terlalu cepat atau terlalu lambat. Tak dapat mengamati benda yang terlalu kecil atau terlalu besar. Pendengaran : telinga manusia terbatas kemampuanya yaitu antara 30 sampai 30.000 getaran perdetik. Juga teinga kita tak mampu membedakan suara yang berbaur. Pengecapan : manusia hanya bisa membedakan 4 macam rasa yaitu manis, pahit, asin dan asam. Namun sulit untuk dapat membedakan berbagai jenis asam, berbagai jenis pahit apalagi campuran dari berbagai rasa. Penciuman : alat penciuman manusia memang sangat peka. Alat ini dapat menangkap partikel gas yang mempunyai aroma, misalnya 1 : 10.000.000 bagian dari udara. Perabaan : dengan alat peraba kita dapat membedakan permukaan yang halus dan yang kasar, bend-benda panas dan dingin, namun tetap tidak mungkin data yang diperoleh dari perabaan itu dapat akurat. 3. IPA tidak menjangkau masalah etika dan tatakrama yang

mempermasalahkan tingkah laku yang baik atau buruk. IPA juga tak menjangkau masalah estetika yang berhubungan dengan sistem nilai. Hal ini disebabkan karena itu semua mengandung unsur subjektivitas yang sangat tinggi sedangkan tolak ukur IPA adalah objektivitas. Etika juga mengandung sedangkan IPA mengandalkan pemikiran serta pengamatan yang objektif dan sengaja membuang unsur perasaanitu. Dengan demikian itu alat ukur dari metode ilmiah tidak valid untukmengukur etika.

2.6 Contoh Nilai Etika dalam IPA. Dampak bagi Kesehatan bila anda suka merokok Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, yang menjadi kebutuhan dasar derajat kesehatan masyarakat, salah satu aspeknya adalah tidak ada anggota keluarga yang merokok. Sedangkan PHBS harus menjadi kewajiban saya dan para kader kesehatan untuk mensosialisasikannya. Setiap kali menghirup asap rokok, entah sengaja atau tidak, berarti juga mengisap lebih dari 4.000 macam racun! Karena itulah, merokok sama dengan memasukkan racun-racun tadi ke dalam rongga mulut dan tentunya paru-paru. Merokok mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak dapat kita mungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kebiasaan merokok bukan saja merugikan si perokok, tetapi juga bagi orang di sekitarnya.Saat ini jumlah perokok, terutama perokok remaja terus bertambah, khususnya di negara-negara berkembang. Keadaan ini merupakan tantangan berat bagi upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Bahkan organisasi kesehatan sedunia (WHO) telah memberikan peringatan bahwa dalam dekade 2020-2030 tembakau akan membunuh 10 juta orang per tahun, 70% di antaranya terjadi di negara-negara berkembang.Melalui resolusi tahun 1983, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan tanggal 31 Mei sebagai Hari Bebas Tembakau Sedunia setiap tahun.Bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktikan oleh banyak orang. Efek-efek yang merugikan akibat merokok pun sudah diketahui dengan jelas. Manfaat daur ulang sampah Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah

satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk / material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga dalam proses hierarki sampah 3R (Reuse, Reduce, and Recycle). Material yang bisa didaur ulang terdiri dari sampah kaca, plastik, kertas, logam, tekstil, dan barang elektronik. Meskipun mirip, proses pembuatan kompos yang umumnya menggunakan sampah biomassa yang bisa didegradasi oleh alam, tidak dikategorikan sebagai proses daur ulang. Daur ulang lebih difokuskan kepada sampah yang tidak bisa didegradasi oleh alam secara alami demi pengurangan kerusakan lahan. Secara garis besar, daur ulang adalah proses pengumpulan sampah, penyortiran, pembersihan, dan pemrosesan material baru untuk proses produksi. Manfaat buah pisang Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan Asia Tenggara (termasuk Indonesia), Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Tengah. Rasanya yang manis membuat banyak yang senang mengonsumsi buah ini, bahkan monyet pun penggemar buah ini.Beragam jenis pisang yang ada di pasaran, ada pisang ambon, raja, kepok, pisang susu, dll-nya. Buah berwarna kuning ini termasuk multimanfaat. Dari buah, daun, kulit, dan batangnya pun dapat digunakan. Misalnya, batang pisang dapat diolah menjadi serat untuk pakaian, kertas, dsb. Sedangkan batang pisang yang telah dipotong kecil dan daun pisang dapat dijadikan makanan ternak ruminansia (domba, kambing) pada saat musim kemarau di mana rumput tidak/kurang tersedia. Kulit pisang pun dapat dimanfaatkan untuk membuat cuka melalui proses fermentasi alkohol dan asam cuka. Sedangkan daun pisang dipakai sebagai pembungkus berbagai macam makanan tradisional Indonesia.Tahukah Anda kalau pisang bermanfaat bagi kesehatan tubuh? Menurut para ahli gizi, pisang mengandung banyak gizi, antar lain kalsium, lemak, kalium mineral, vitamin, karbohidrat, protein. Dari kandungan inilah maka pisang dapat memberikan manfaat bagi kesehatan dan kecantikan.Jika ditilik dari segi kesehatan, pisang dapat mengatasi
10

anemia karena mengandung zat besi yang cukup banyak, kandungan asam triptopthan Merubah pola pikir dan cara pandang masyarakat terhadap sampah Sekitar Oleh : Andi ArujiSetiap aktifitas manusia selalu menghasilkan sampah, dan jumlah sampah sejajar dengan besarnya aktifitas manusia. Padahal setiap manusia selalu beraktifitas sebagai upaya untuk peningkatan dan mempertahankan hidup. Sampah merupakan barang dan pengelolaannya kian menjadi masalah yang mendesak di kotakota di besar Indonesia, termasuk Surabaya. Sampai saat ini masih ada warga Surabaya memperlakukan sampah dengan dibuang begitu saja. Mereka belum memiliki kebiasaan memilah antara sampah kering dan basah. Pemerintah Kota Surabaya dalam konteks ini, sudah berupaya mengajak masyarakat memilah sampah dengan memasang kotak sampah berbeda warna di berbagai sudut jalan. Kampanye pemilahan sampah juga tak kurang dilakukan.Di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo menerima 1.283 ton sampah per hari. 12 persen diantaranya terdiri dari sampah plastik yang tak bisa terurai alam. Jumlah ini menurun dibandingkan periode 2007-2008. Pada kurun waktu itu, sampah yang ditampung TPA Benowo per hari mencapai 1.485 ton, 14 persennya adalah sampah plastik. Jika tidak mengubah teknologi pengelolaan sampahnya, dipastikan dalam 4-5 tahun mendatang, TPA Benowo tidak lagi mampu menampung sampahKeadaan tersebut membuat kita prihatin, dan berupaya keras untuk segera mencari jalan keluar atas permasalahn sampah dengan mengubah pola pikir dan cara pandang terhadap sampah.Masih tingginya volume sampah yang ada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo menunjukkan.

11

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Berbicara etika sama artinya dengan berbicara tentang moral atau susila, mempelajari kaidah-kaidah yang membimbing kelakuan manusia sehingga baik dan lurus. Penilaian moral diukur dari sikap manusia sebagai pelakunya, timbul pula perbedaan penafsiran. Timbulnya dilema-dilema nurani yang mengakibatkan konflik berkembangnya ilmu (pengetahuan) dengan moral, kemudian muncul teori etika, tetapi juga tidak bisa serta merta menjadi pegangan untuk mempertanggung jawaban pengambilan keputusan. Meski demikian, teori etika memberikan kerangka analisis bagi pengembangan ilmu agar tidak melanggar penghormatan terhadap martabat kemanusiaan. Nilai-nilai etika dalam IPA terletak pada sistem yang menetapkan kebenaran yang objektif pada tempat yang paling utama

12

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. Yatimin, Pengantar Setudi Etika, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006) Soewardi, Herman, Roda Berputar Dunia Bergulir Kognisi Baru Tentang Timbul-Tenggelamnya Sivilisasi, (Bandung Bakti Mandiri, 1999) http://elhasyimieahmad.multiply.com/reviews/item/29 http://mencilnet.wordpress.com/2012/03/20/keterkaitan-etika-terhadap-ilmupengehuan-dalam-kajaian-filsafat/ http://renirahmawatii.blogspot.com/2012/01/dasar-dasar-pendidikan-mipa.html

13

You might also like