Professional Documents
Culture Documents
Latar Belakang Latar belakang kehidupan fauna tanah sangat tergantung pada habitatnya, karena keberadaan dan kepadatan populasi suatu jenis fauna tanah di suatu daerah sangat ditentukan keadaan daerah itu. Keberadaan dan kepadatan suatu populasi suatu jenis fauna tanah di suatu daerah sangat tergantung dari faktor lingkungan, yaitu lingkungan abiotik dan lingkungan biotik. Faktor lingkungan abiotik secara besar dapat dibagi atas faktor fisika dan faktor kimia. Faktor fisika antara lain ialah suhu, kadar air, porositas dan tekstur tanah. Faktor kimia antara lain adalah salinitas, pH, kadar organik tanah dan unsur-unsur mineral tanah. Faktor lingkungan abiotik sangat menentukan struktur komunitas fauna-fauna yang terdapat di suatu habitat. Faktor lingkungan biotik bagi fauna tanah adalah organisme lain yang juga terdapat di habitatnya seperti mikroflora, tumbuh-tumbuhan dan golongan fauna lainya. Pada komunitas itu jenis-jenis organisme itu saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Interaksi itu bisa berupa predasi, parasitisme, kompetisi dan penyakit. Organisme tanah dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu mikrofauna, mesofauna, makrofauna, dan akar tanaman. Organisme tersebut berperan dalam mendekomposisikan bahan organik sehingga bermanfaat bagi kesuburan tanah. Kesuburan tanah tidak hanya bergantung pada komposisi fisik dan kimiawinya melainkan juga pada ciri alami dan diversitas biota tanah. Mikroorganisme tanah dapat hidup jika di dalam tanah terdapat asam amino. Asam amino ini berasal dari protein yang di uraikan oleh bakteri dalam tanah sehingga menjadi asam amino yang terkenal berjumlah 20
jenis. Setelah diteliti ternyata pada tanaman yang subur, termasuk sayuran, selalu terdapat mikroorganisme dibagian akarnya. Mikroorganisme tersebut adalah pseudomonas putida dan pseudomonas fluorescent. Keberdaan kedua jenis mikroorganisme ini mutlak harus ada. Pada tanaman yang tidak sehat tidak ditemui mikroorganisme ini. 2. Tujuan Praktikum Tujuan Praktikum Biologi dan Kesehatan Tanah acara I Tanah Sebagai Habitat Makrofauna dan Mikrobiota sebagai berikut: a. Menghitung populasi dan mengidentifikasi makrofauna tanah (anesik, epigeik, dan endogeik) pada perbedaan jenis lahan (lahan terbuka, rumput, semak dan pohon) di lingkungan Fakultas Pertanian UNS. b. Menghitung populasi mikrobia tanah pada perbedaan jenis lahan (lahan terbuka, rumput, semak dan pohon) di lingkungan Fakultas Pertanian UNS. c. Mempelajari pengaruh perbedaan jenis lahan terhadap populasi makrofauna dan mikrobiota tanah. 3. Waktu dan Tempat Praktikum Praktikum Biologi dan Kesehatan Tanah acara I Tanah Sebagai Habitat Makrofauna dan Mikrobiota dilaksanakan pada pukul 09.00-11.30 WIB hari Jumat, 19 April 2013 Bertempat di belakang gedung D dan Laboratorium Biologi Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. B. Tinjauan Pustaka Fauna tanah merupakan kelompok hayati yang sering dilupakan, padahal kelompok ini mempunyai potensi yang sangat tinggi dalam perombakan bahan organik tanah. Disamping itu fauna tanah juga menjadi penyeimbang lingkungan, beberapa diantaranya dapat digunakan sebagai bioindikator lingkungan. Informasi tentang fauna tanah ini belum banyak terutama di Indonesia sehingga masih perlu banyak koleksi yang dapat dilakukan. Salah satu cara untuk mengumpulkan fauna tanah adalah dengan menggunakan pitfall trap, karena jenis perangkap ini dinilai paling baik
dilakukan di Indonesia. Kendala yang dihadapi adalah sulitnya menentukan jenis larutan atau umpan tertentu untuk menangkap kelompok jenis fauna tanah tertentu, misalnya Collembola (Trimurti 2010). Fauna tanah merupakan bagian dari ekosistem tanah sehingga kehidupannya sangat ditentukan oleh faktor fisik dan kimia tanah serta lingkungan di sekitarnya. faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaan serangga tanah di hutan, adalah: 1) struktur tanah berpengaruh pada gerakan dan penetrasi; 2) kelembaban tanah dan kandungan hara berpengaruh terhadap perkembangan dalam daur hidup; 3) suhu tanah mempengaruhi peletakan telur; 4) cahaya dan tata udara mempengaruhi kegiatannya. Fauna tanah bereaksi cepat terhadap perubahan di lingkungannya yang datang dari tanah itu sendiri, faktor iklim atau akibat pengolahan tanah (Suin 2003). Populasi fauna tanah umumnya meningkat pada tanah subur yang mampu menyuplai nutrisi tetapi sifat kimiawi tanah biasanya kurang berpengaruh langsungdaripada sifat fisik tanah. Selain itu pula kegiatan organisme tanah juga dipengaruhi oleh musim dan kedalaman tanah, karena setiap organisme tanah mempunyai selang optimum untuk pertumbuhannya. Kegiatan organisme tanah yang terbesar terjadi pada musim semi dan gugur, menurun pada musim panas dan dingin serta kegiatan biasanya terpusat di permukaan tanah (Wahid 2007). Fauna tanah dibagi menjadi dua golongan berdasarkan caranya mempengaruhi sistem tanah, yaitu: (1) Binatang eksopedonik (mempengaruhi dari luar tanah), golongan ini mencakup binatang-binatang berukuran besar, sebagian besar tidak menghuni sistem tanah, meliputi Kelas Mammalia, Aves, Reptilia, dan Amphibia. (2). Binatang endopedonik (mempengaruhi dari dalam tanah), golongan ini mencakup binatang-binatang berukuran kecil sampai sedang (diameter < 1 cm), umumnya tinggal di dalam sistem tanah dan mempengaruhi penampilannya dari sisi dalam, meliputi Kelas Hexapoda, Myriopoda, Arachnida, Crustacea, Tardigrada, Onychopora, Oligochaeta, Hirudinea, dan Gastropoda (Rahmawaty 2004).
Coleman et al. (2004) mengelompokkan fauna tanah berdasarkan derajat kehadiran dalam tanah, yaitu transient, temporary residents, periodic residents dan permanent residents. Transient merupakan kelompok fauna tanah yang hidup di tanah hanya pada saat fase hibernasi, ketika fase hibernasi selesai kelompok ini umumnya hidup pada lapisan tanaman hidup. Contoh dari kelompok ini adalah Ladybird beetle. Temporary residents adalah fauna tanah yang berada di dalam tanah mulai dari fase telur hingga berbentuk larva, dimana larva ini mendapatkan makanan dengan cara mendekomposisikan sisa-sisa serasah dalam tanah. Tipula spp. (Diptera) merupakan salah satu anggota kelompok ini. Forticula sp. (Dermaptera) adalah contoh dari kelompok periodic residents, dimana kelompok ini menghabiskan hidup mereka di dalam tanah. Pada fase dewasa fauna ini terkadang hidup di permukaan tanah. Permanent residents didefinisikan sebagai fauna yang secara permanen hidup di dalam tanah pada berbagai kedalaman, contohnya Batrisodes spp. (Coleoptera). Berdasarkan ukuran tubuhnya, fauna tanah dibedakan menjadi empat kelompok yaitu: Mikrofauna dengan diameter tubuh 0,02-0,2 mm contoh cilliata, Mesofauna dengan diameter tubuh 0,2-2 mm contoh nematoda, collembola dan acarina, Makrofauna dengan diameter tubuh 2-20 mm contoh cacing, semut, dan rayap, Megafauna dengan diameter tubuh lebih besar dari 2 cm contoh bekicot. Beberapa ahli menggabungkan megafauna dan makrofauna menjadi satu kelompok sehingga hanya terdapat tiga kelompok fauna berdasarkan ukuran tubuhnya (Nurrohmanhadi 2011). C. Alat, Bahan dan Cara Kerja 1. Alat a. Cangkul dan linggis b. Frame besi untuk monolit c. Gelas plastik aqua d. Flakon e. Sungkup f. Kuas kecil
g. Ember plastik h. Petridish i. Lup/kaca pembesar j. Pinset k. Dryglasky l. Autoklaf m. Mikropipet n. Bunsen 2. Bahan a. Tanah pada berbagai jenis lahan b. Sampel tanah pada berbagai jenis tanah c. Formalin 4% d. Deterjen e. Alkohol 75% f. Air/aquadest g. Media NA dan PDA 3. Cara Kerja a. Menentukan lokasi pengambilan contoh makrofauna tanah dan sampel tanah. Lokasi dipilih berdasarkan tutupan vegetasi yaitu pohon, semak, rumput dan lahan terbuka. b. Isolasi makrofauna epigeik (pitfall) 1) Membuat lubang untuk menanam gelas plastik aqua (perangkapm jebak) 2) Mengisi gelas dengan larutan deterjen sampai tinggi tabung 3) Menanam gelsa plastik aqua hingga sejajar dengan permukaan tanah, lalu pada bagian atasnya ditutup dengan sungkup 4) Membiarkan satu hari, lalu hari berikutnya mengambil gelas tersebut yang berisi makrofauna untuk melakukan identifikasi di laboratorium 5) Setelah di laboratorium, mencuci specimen menggunkan air bersih. Lalu memasukkan ke dalam flakon yang berisi alkohol 75%
6) Mengidentifikasi dan menggambar makrofauna yang ditentukan c. Isolasi makrofauna anesik dan endogeik (monolit) 1) Meletakkan frame besi berukuran 25 x 25 x 10 cm3 pada titik yang ditentukan 2) Membuat 3 monolith dengan ukuran 25 x 25 x 30 cm3 3) Mengambil tanah tiap kedalaman 0-10 cm, 10-20 cm, 20-30 cm dan memasukkan dalam ember plastik 4) Melakukan handsorting insitu. Specimen cacing tanah
dimasukkan ke dalam flakon yang berisi formalin 4%, sedangkan makrofauna lainnya dimasukkan ke dalam flakon yang berisi alkohol 75% menggunakan kuas 5) Setelah di laboratorium, menbersihkan spesimen menggunakan air bersih lalu memasukkan kembali ke dalam flakon yang baru 6) Mengidentifikasi dan menggambar makrofauna yang ditemukan d. Isolasi mikrobia tanah pada media NA dan PDA 1) Mengambil sampel tanah pada setiap penggunaan lahan yang berbeda. 2) Menyiapkan erlenmeyer 125 atau 250 ml yang berisi 90ml larutan fisiologis steril. Memasukkan 10 g tanah ke dalam erlenmeyer secara aseptis menggojog hingga homogen. 3) Membuat seri larutan pengenceran sampai 10-4 dan diambil menggunakan mikropipet 0,1 ml suspensi tanah tersebut pada setiap seri pengenceran. 4) Menyiapkan media NA dan PDA dalam petridish, kemudian melakukan inokulasi secara plate count menggunakan suspense tanah pada tiap pengenceran. Meratakan suspensi menggunakan drygalski. Menginkubasikan pada suhu kamar selama 2x24 jam.
D. Hasil Pengamatan dan Pembahasan 1. Hasil Pengamatan Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Pitfall di Berbagai Perlakuan
Kelompok 1 Perlakuan Lahan Terbuka Jenis Makro fauna Kecoa Ciri - ciri Bertubuh pipih, kepala nyungsep di bawah pronotumnya yang melebar, berwarna coklat, antenanya panjang, dan kakinya ditumbuhi duriduri Tubuh semut terdiri dari tiga bagian, yaitu: Kepala, dada, dan perut. Kepala semut dilengkapi dua buah antena, sepasang rahang dan mata semu. Dada semut dilengkapi dengan tiga kaki yang kokoh dan sepasang sayap unuk semut jantan. Bagian ujung belakang perut semut dilaengkapi dengan sengat sebagai alat perlindungan diri. Semut ini berwarna kuning terang sampai coklat kemerahan, ukurannya 2,5-3 mm (pekerja). Ciri utama mempunyai dua node dan antena yang terdiri dari 12 ruas dengan tiga ruas ujung menggembung. Bersifat omnivor terutama yang manis dan mengandung protein. Tubuh rayap, seperti pada umumnya tubuh serangga, ditutupi oleh suatu lapisan tipis epitikula yang tersusun dari lilin (parafin). Lapisan ini berfungsi untuk mencegah rayap dari kekeringan, menjaga kelembaban, dan mencegah infeksi oleh organisme lain. Tubuh Gambar Jumlah
Semut Hitam
Semut merah
Rayap
Di Bawah Pohon
Semut
terbagi atas tiga bagian yaitu kepala, dada (toraks), dan abdomen. Setiap bagian memiliki ruas yang jelas kecuali pada bagian kepala. Berwarna hitam, berkaki 6, memiliki antena, tubuh bersegmen
Laba-laba
Jangkrik
Semut hitam
Kumbang
- Berkaki 6 - Bersayap
Di bawah Pohon
Semut
Berwarna merah dan hitam Mempunyai sepasang antenna Mempunyai tiga pasang kaki
28
Laba-Laba
Jangkrik
Kutu Tanah
Mempunyai sepasang antena Mempunyai sayap Berwarna hitam keabuabuan Mempunyai sepasang antena Tubuh beruas-ruas Jumlah kaki enam Punya Tungkai kaki, Cepalothorax, Punya dua sayap, 6 tungkai kaki, Sepasang antenna, Tubuh bersegmen
Semak
Jangkrik
Semut
Nyamuk
Semut 1 (besar)
Warna hitam Ukuran besar Berkaki 6 (3 pasang) Warna coklat Ukuran kecil Berkaki 6 (3 pasang)
Semut 2 (kecil) 6
Jangkrik
10
Semak
Semut
Laba-laba
Kecoa
Memiliki 3 pasang kaki Berwarna coklat kehitaman Tubuh terdiri dari 3 bagian Mempunyai sayap Berkaki 4 Berwarna coklat kehitaman Mempunyai antena Berkaki 4 Hewan amfibi Berwarna hijau kecoklatan - Warna hitam - Kaki ada 6
Katak
9 10
Semak
Semut hitam
Semut merah
Berwarna merah
Jangkrik
Ulat
Mempunyai sepasang antena Menpunyai sepasang sayap Berwarna hitam Beruas-ruas Berwarna coklat Tidak berbulu
Kumbang
Tomcat
11
---
---
12
Semaksemak
Semut Merah
Semut Hitam
Belalang
---
Bersayap Kaki 3 pasang Memiliki antena Kaki memiliki 2 warna berbeda Bersayap tipis Berkaki 3 pasang
Semut hitam
13
Rumput
Tubuh semut terdiri dari tiga bagian, yaitu: Kepala, dada, dan perut. Kepala semut dilengkapi dua buah antena, sepasang rahang dan mata semu. Dada semut dilengkapi dengan tiga kaki yang kokoh dan sepasang sayap unuk semut jantan. Bagian ujung belakang perut semut dilaengkapi dengan sengat sebagai alat perlindungan diri.
12
Semut merah
Tubuh semut terdiri dari tiga bagian, yaitu: Kepala, dada, dan perut. Kepala semut dilengkapi dua buah antena, sepasang rahang dan mata semu. Dada semut dilengkapi dengan tiga kaki yang kokoh. Bagian ujung belakang perut semut dilengkapi dengan sengat sebagai alat perlindungan diri. Semut ini berwarna merah Bertubuh pipih, kepala menekuk di bawah peonotumnya yang lebar, berwarna cokelat sampai hitam, memiliki antena panjag, dan kaki yang berduri laba-laba memiliki dua bagian tubuh. Segmen bagian depan disebut cephalothorax, merupakan gabungan dari kepala dan dada (thorax). Segmen bagian belakang disebut abdomen. Antara cephalothorax dan abdomen terdapat penghubung tipis yang dinamai pedicle. Pada cephalothorax melekat empat pasang kaki, dan satu sampai empat pasang mata. Selain sepasang rahang bertaring besar (disebut chelicera), terdapat pula sepasang atau beberapa alat bantu mulut serupa tangan yang disebut pedipalpus. Berkaki 8 dengan panjang kaki 1,5 cm, warna coklat, ada beberapa bulu kaki, ukuran badan 1,2 cm
Kecoa
Laba-laba
14
Tanah Lapang
Kepiting
13
Semut
Berkaki 6, antena 1 pasang, ukuran tubuh 1 cm dan 0,5 cm, warna hitam dan merah kecoklatan Warna putih, ukuran panjang tubuh 0,5 cm
Belatung
tungau berwarna coklat (colembola kehitaman ) berkaki 6 semut hitam kecoa berkaki 6 berantena warna hitam berwarna hitam berbadan bulat telur berbulu berkaki 6 Bersegmen Berkaki banyak
15
Di bawah Pohon
16
Semak
Tungau
1 Semut Berkaki 6 1
Sumber : Data Rekapan Tabel 1.2 Hasil Pengamatan Monolith di Berbagai Tempat
Kelompok 1 Perlakuan Lahan Terbuka Kedalaman Tanah (cm) 0-10 Jenis Makro fauna Cacing (1 ekor) Ciri-Ciri Avertebrata, tubuh bersegmen, setiap segmen mempunyai organ tubuh, alat reproduksinya hermaprodit, alat gerak dengan chetae, dengan sepasang alat eksksresi yang saling berhubungan dan terkoordinasi. Tubuhnya simetris bilateral, berlapis kutikula. Sistem pencernaan sempurna (Sistem sarafnya tangga tali, dan sistem peredaran Gambar
14
10-20
darah tertutup berbentuk silinder dengan ukuran panjang yang bervariasi antara 11,5 mm. Telur akan menetas setelah berumur 8-11 hari. Berwarna putih. Avertebrata, tubuh bersegmen (metameri), setiap segmen mempunyai organ tubuh, alat reproduksinya hermaprodit, alat gerak dengan chetae, dengan sepasang alat eksksresi yang saling berhubungan dan terkoordinasi. Tubuhnya simetris bilateral, berlapis kutikula. Sistem pencernaan sempurna . Sistem sarafnya tangga tali, dan sistem peredaran darah tertutup Avertebrata, tubuh bersegmen (metameri), setiap segmen mempunyai organ tubuh (sistem pencernaan, otot, pembuluh darah, alat reproduksinya hermaprodit, sedangkan alat gerak dengan chetae, dengan sepasang alat eksksresi (nefridium) yang saling berhubungan dan terkoordinasi. Tubuhnya simetris bilateral, berlapis kutikula. Sistem pencernaan sempurna (memiliki anus). Sistem sarafnya tangga tali, dan sistem peredaran darah tertutup
Cacing (7 ekor)
20-30
15
Di Bawah Pohon
0-10
Cacing
Semut
Bersegmen (terdiri dari kepala, toraks dan abdomen), memiliki antenna Bersegmen, bentuk ekor mirip capit, kepala berbentuk segitiga Bersayap, memiliki antena, tubuhnya terbagi atas kepala, toraks dan abdomen Berkaki banyak, bersegmen banyak
Tomcat
Kumbang
Colembola
Rayap
Tubuh terdiri dari kepala, toraks, abdomen, tubuh ditutupi lapisan epitikula (lilin) Berwarna berkaki enam Putih,
Larva
Kecoa
Belalang
Bersayap, tungkai
memiliki
10-20
Siput
16
Telur Semut
Berwarna Putih
Semut
Tomcat
Berwarna Hitam, Bersegmen (terdiri dari kepala, toraks dan abdomen), memiliki antena Tubuh bersegmen, ekor memiliki bentuk seperti capit
20-30
Siput
Bercangkang
Laba-laba
Semut
Semaksemak
0-10
Cacing
Uret
Kaki di thorax
Semut
Tubuh gelap
berwarna
17
Kumbang
Bersayap
Kaki seribu
banyak
Undurundur
10-20
Cacing
Semut
20-30
Cacing
0-10
Cacing
Tubuh bersegmen
Kelabang
kaki dua
Uret
Kaki di thorax Tubuh berwana putih Tubuh lunak Kaki di perut jumlahnya enam Kepala berwarna merah
Rayap
18
Semut
Warna tubuh merah dan hitam Memiliki kaki berjumlah enam Warna tubuh merah dan hitam Memiliki kaki berjumlah enam Tubuh bersegmen
10-20
Semut
cacing
Semaksemak
20-30 0-10
Cacing
Bersegmen, Bertubuh banyak, Tidak memiliki kaki, Berlendir Memiliki sepasang antenna, Berkaki delapan, Memliki cepalothorax
Rayap
Orog-orog
Memiliki sepasang antenna, Memiliki banyak (seperti cilliata), Cepalo thorax Berkaki Banyak,
Laba-laba
10-20
Cacing
19
Kelabang
Bertubuh panjang, Tidak memiliki kaki, Berlendir Berkaki banyak, Bersegmen, Bertubuh panjang Bersegmen, Tidak memiliki kaki, Berlendir Punya 3 pasang kaki Terdiri dari 3 bagian tubuh Punya sepasang antena Berkaki banyak Tubuh beruas-ruas Punya sepasang antena Tubuh beruas-ruas Bentuk gilik Ukuran kecil Punya 3 pasang kaki Terdiri dari 3 bagian tubuh Punya sepasang antena Berwarna coklat Berkaki 6 Terdiri dari 3 bagian tubuh
20-30
Cacing
0-10 cm
Orongorong
Kelabang
Cacing
10-20 cm
Orongorong
Rayap
Cacing kecil
Cacing besar
Tubuh beruas-ruas Bentuk gilik Ukuran besar Warna gelap Tubuh beruas-ruas Bentuk gilik Ukuran kecil
20-30
Cacing
20
0-10
Cacing
Semut
10-20
Rayap
Kelabang
Semaksemak
20-30 0-10
OrongOrong
Kelabang
Mempunyai 3 pasang kaki Tubuh terdiri dari 3 bagian Mempunyai sepasang antena Berkaki banyak Tubuh beruas-ruas Mempunyai sepasang antena Tubuh beruas-ruas Berbentuk gilik Tubuh berwarna coklat kehitaman
Cacing
21
Semut
Memiliki 3 pasang kaki Berwarna hitam Memiliki sepasang antena Mempunyai 3 pasang kaki Tubuh terdiri dari 3 bagia Mempunyai sepasang antena Memiliki 3 pasang kaki Tubuh berwarna coklat Tubuh beruas-ruas Berbentuk gilik Tubuh berwarna coklat kehitaman
10-20
Orongorong
Rayap
Cacing
Semak
0-10
Semut
Cacing
lintah
Kecoa
Kepik
Kecil, keras
hitam,
kulit
10-20
Cacing
22
Kepik
10
Semak
20-30 0-10
Cacing Tanah
Semut
Kelabang
10-20
Kelabang
Kecoa
11
20-30 0-10
Ulat
Berbulu Insekta
Cacing Tanah
Bersegmen Tubuhnya
Kumbang
Kaki Seribu
23
Semut
Mempunyai Antena
10-20
Cacing Tanah
Bersegmen Tubuhnya
Laba-laba
Semut
12
Semaksemak
0-10
Cacing Tanah
Bersegmen
10-20
Cacing Tanah
Bersegmen
Kutu
Berruas-ruas Berkaki 4
13
Rumput
0-10
Larva Kumbang
Cacing
Tubuhnya tersusun atas segmen-segmen yang berbentuk cincin, Tubuhnya simetris bilateral, berlapis kutikula, berwarna merah kecoklatan
24
Kutu Tanah
10-20
Semut
Cacing
20-30
Cacing
14
Tanah Lapang
0-10
Semut
Memiliki antena, bagian perut kedua berhubungan Ag tungkai membentuk pinggang sempit, memiliki eksoskeleton, memiliki 6 pasang kaki Tubuhnya tersusun atas segmen-segmen yang berbentuk cincin, Tubuhnya simetris bilateral, berlapis kutikula, berwarna merah kecoklatan Tubuhnya tersusun atas segmen-segmen yang berbentuk cincin, Tubuhnya simetris bilateral, berlapis kutikula, berwarna merah kecoklatan Berkaki 6, 1 ps antena, warna merah kecoklatan Ukuran warna coklat kecil,
Rayap
10-20
Kumbang
Semut
Warna hitam, ukuran 1 cm, kulit mengkilap, keras Warna merah kecoklatan, ukuran 0,5 cm
Kutu
25
Rayap
Laba - laba
20-30
Cacing
Keong
Warna putih, ukuran 0,8 cm, masih ada isinya (keong) Berkaki 6, warna merah, ukuran 0,3 cm
Semut
15
Di Bawah Pohon
0-10
Berkaki 6 Mempunyai Antenna Warna Hitam Berkaki 6 Berantena 1 Warna Merah Berwarna Putih Berkaki 6
Rayap
Kumbang
Tungau/ Comlebola
10-20 20-30
Cacing
Berwarna Coklat Kehitaman Badannya Berkaki 6 Dan Bersegmen Buntutnya Lancip Badan Bersegmen Warna Pink Ukuran Kecil Badan Warna Hitam Berkaki 6 Berantena 2
Semut Hitam
26
Laba-Laba
16
Semak
0-10
Laba-laba
Cacing
Tungau
Kecoa
Berkaki 6 Bersayap
10-20
Cacing
Tungau
20-30
Cacing
27
Gambar 1.1 Isolasi Mikrobiota Tanah diBawah Tegakkan Pohon Lapisan 1 Pengenceran 10-3 Pengenceran 10-4
Gambar 1.2 Isolasi Mikrobiota Tanah diBawah Tegakkan Pohon Lapisan 2 Pengenceran 10-3 Pengenceran 10-4
Gambar 1.3 Isolasi Mikrobiota Tanah diBawah Tegakkan Pohon Lapisan 3 2. Pembahasan Tanah merupakan tempat hidup organisme. Organisme tanah berdasarkan ukurannya diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu: makrofauna, mesofauna, dan mikrofauna. Makrofauna adalah semua fauna tanah yang dapat dilihat langsung dengan mata tanpa bantuan mikroskop dan
berukuran lebih dari 10 mm. Makrofauna tanah terdiri dari: fauna-fauna besar pelubang tanah (tikus dan kelinci); cacing tanah; Anthropoda, meliputi crustacea (kepiting tanah dan udang tanah), chilopoda (kelabang), diplopoda (kaki seribu), arachnida (lebah, kutu, dan kalangjengking) dan insecta (belalang, jangkrik, semut dan rayap); serta moluska. Mesofauna adalah semua fauna tanah yang berukuran lebih kecil berkisar antara 0,2 mm hingga 10 mm, sehinggadapat dilihat jelas dengan bantuan kaca pembesar. Makrofauna terdiri atas: Enchytraeida, Protura, Diplura,
28
Paraupoda, tungau-tungau tanah (Acarina) dan springtail (Colleombola). Sedangkan mikrofauna adalah fauna tanah yang berukuran sangat kecil, yaitu kurang dari 0,2 mm. Mikrofauna terdiri dari: Protozoa (amoeba, flagellata, dan ciliata) dan Nematoda (Omnivorous dan Predaceus). Makrofauna sebagai bagian dari biologi tanah dapat berfungsi sebagai bioindikator produktivitas, bioindikator keberlanjutan tanah dan bioindikator pencemaran. Sebagai bioindikator produktivitas, keberadaan biota tanah dan mempengaruhi kesehatan tanah. Aktivitas biota tanah yang menguntungkan akan membantu menyediakan unsur hara yang diperlukan tanaman sehingga pertumbuhan tanaman tidak terganggu. Misalnya dengan adanya bakteri Rhizobium, kebutuhan tanaman akan unsur N tercukupi. Sedangkan sebagai bioindikator keberlanjutan tanah, biota tanah melalui aktivitasnya mampu membuat sifat fisika tanah menjadi lebih baik. Sehingga dengan adanya sifat fisika tanah yang baik, kesuburan tanah terjaga, aerasi dan draenasi tanah baik. Cacing tanah yang ditemukan didaerah-daerah pertanian tidak sekedar menggambarkan variasi
lingkungan tanah, namun juga berpengaruh terhadap kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman sehingga disebut sebagai bioindikator kesehatan tanah. Biota tanah juga berperan sebagai bioindikator pencemaran. Adanya biota tanah tertentu dapat menjadi bioindikator adanya pencemaran logam berat dalam tanah. Makrofauna tanah adalah berbagai biota tanah yang berukuran > 2 mm dan hidup di tanah, baik di permukaan tanah maupun di dalam tanah. Berdasarkan sebarannya di dalam tanah biota tanah di kelompokkan menjadii tiga, yaitu tipe epigeik, endogeik, dan anesik. Tipe epigeik merupakan makrofauna tanah yang hidup di permukaan tanah, memfragmentasi dan menguraikan seresah namun tidak
mendistribusikan pada profil tanah. Kelompok tipe epigeik meliputi semut, kecoa, belalang, siput, dan cacing tanah berpigmen. Tipe endogeik merupakan makrofauna yang hidup dan mencari makan di dalam tanah (subsoil), memakan bahan organik dan sisa perakaran serta menelan
29
mineral tanah. Kelompok tipe endogeik meliputi cacing tanah, rayap dan laba-laba. Sedangkan tipe anesik merupakan kelompok makrofauna yang mencari makan di permukaan tanah lalu dibawa ke subsoil,
mendistribusikan tanah atasan (topsoil), mineral dan bahan organik pada profil tanah. Makrofauna yang termasuk dalam kelompok ini adalah cacing tanah tidak berpigmen dan rayap pemakan tanah. Praktikum Biologi dan Kesehatan Tanah acara 1 yaitu Tanah Sebagai Habitat Makrofauna dan Mikrobiota menggunakan metode Pitfall dan Monolith. Perangkap jebak atau Pitfall Traps yaitu wadah kecil yang berisi air dicampur dengan detergen yang ditanam setinggi permukaan tanah selama semalam. Penggunaan detergen dimaksudkan untuk menarik makrofauna yang ada. Makrofauna yang aktif dipermukaan tanah akan terjebak jatuh ke dalam wadah dan dapat dikumpulkan kemudian diidentifikasi pada pagi harinya. Metode pitfall ini digunakan untuk mengetahui makrofauna tipe epigeik. Sedangkan untuk mengetahui tipe anesik dan endogeik dapat menggunakan metode monolith yaitu dengan memasang frame yang berukuran 25 x 25 x 30 cm2 pada beberapa kedalaman yaitu kedalaman 0 10 cm, 10 20 cm dan 20 30 cm. Perendaman dengan alkohol dan formalin bertujuan untuk membunuh mikroorganisme yang telah ditemukan. Jika yang ditemukan cacing direndam ke dalam formalin sedangkan fauna tanah lainnya ke dalam alkohol. Cacing tidak direndam ke dalam alkohol karena akan merusak organ/struktur tubuhnya. Praktikum ini dilakukan pada kondisi lahan yang berbeda, yaitu pada lahan terbuka, semak, dibawah tegakan pohon. Berdasarkan hasil pengamatan dari pitfall jumlah makrofauna epigeik banyak terdapat pada semak. Jenis makrofauna epigeik yang terdapat pada lahan terbuka adalah semut merah, laba-laba, jangkrik, semut hitam, kumbang, nyamuk, kecoak, katak, ulat dan tungau. Sedangkan di bawah pohon adalah semut, laba-laba, jangkrik, kutu tanah, tungau dan kecoa. Pada semak ditemukan
30
semut merah, laba-laba, jangkrik, semut hitam, nyamuk, kecoa, katak, ulat, tungau, belalang dan kumbang. Berdasarkan tabel 1.2 diketahui metode monolith yang jumlah makrofauna tipe anesik dan endogeik terbanyak terdapat pada dibawah tegakan pohon. Pada lahan terbuka makrofauna anesik dan endogeik yang ditemukan diantaranya: cacing, semut, rayap dan telurnya, larva kumbang, kelabang, dan kutu tanah. Jenis makrofauna anesik dan endogeik yang ditemukan pada semak adalah cacing, uret, semut, kumbang, kaki seribu, undur-undur, orong-orong, laba-laba, kelabang, lintah, kecoa, kepik, kutu, dan tungau. Sedangkan dibawah pohon ditemukan cacing, semut tomcat, kumbang, colleombola, rayap, larva, kecoa, belalang, molusca, semut dan telurnya, laba-laba, kelabang, uret, orong-orong, ulat, kaki seribu, dan tungau. Berdasarkan tingkat kedalaman, rata-rata makrofauna banyak ditemukan pada kedalaman 0-10 cm pada setiap jenis lahannya. Kedalaman tanah sangat mempengaruhi keberadaan makrofauna. Semakin dalam, makrofauna yang ditemukan semakin sedikit atau tidak ada sama sekali. Masing-masing makrofauna memiliki karakteristik tertentu dalam menempati habitatnya. Misalnya saja semut memiliki karakteristik tubuhnya terbagi tiga bagian, yaitu kepala, dada dan perut. Bagian kepala semut terdapat 2 antena, sepasang rahang dan mata semu. Bagian dada semut terdiri atas tiga pasang kaki, sepasang sayap untuk semut jantan, sedangkan bagian ujung dilengkapi dengan sengat yang berfungsi sebagai perlindungan diri. Tubuh rayap, seperti pada umumnya tubuh serangga, ditutupi oleh suatu lapisan tipis epitikula yang tersusun dari lilin (parafin). Lapisan ini berfungsi untuk mencegah rayap dari kekeringan, menjaga kelembaban, dan mencegah infeksi oleh organisme lain. Tubuh terbagi atas tiga bagian yaitu kepala, dada (toraks), dan abdomen. Setiap bagian memiliki ruas yang jelas kecuali pada bagian kepala. Kecoa memiliki ciriciri bertubuh pipih, kepala menekuk di bawah peonotumnya yang lebar, berwarna cokelat sampai hitam, memiliki antena panjag, dan kaki yang
31
berduri. Laba-laba memiliki dua bagian tubuh, segmen bagian depan disebut cephalothorax, merupakan gabungan dari kepala dan dada (thorax); dan segmen bagian belakang disebut abdomen. Antara cephalothorax dan abdomen terdapat penghubung tipis yang dinamai pedicle. Pada cephalothorax melekat empat pasang kaki, dan satu sampai empat pasang mata. Cacing merupakan avertebrata, tubuh bersegmen, setiap segmen mempunyai organ tubuh, alat reproduksinya hermaprodit, alat gerak dengan chetae, dengan sepasang alat eksksresi yang saling berhubungan dan terkoordinasi. Tubuhnya simetris bilateral, berlapis kutikula. Pengenceran bertujuan untuk mengurangi kepadatan kepadatan bakteri yang ditanam. Pengenceran merupakan proses yang dilakukan untuk menurunkan atau memperkecil konsentrasi larutan dengan menambah zat pelarut ke dalam larutan sehingga volume larutan menjadi berubah. Pengenceran 10-2, 10-3, 10-4, dan 10-5, menunjukkan
pengurangan populasi bakteri. Hal ini dikarenakan telah mengalami proses pengenceran sehingga jumlah mikrobia yang dihasilkan sedikit bahkan bisa dihitung secara kuantitatif. Populasi koloni yang sedikit dapat dipergunakan untuk penanaman bakteri ataupun jamur. Mikroorganisme pada tanah bermacam dan untuk mengetahuinya maka dilakukan isolasi bakteri. Isolasi bakteri yaitu memisahkan bakteri dari habitat asalnya kemudian ditumbuhkembangkan pada media NA dan PDA. Berdasarkan tabel 1.3 isolasi mikrobiota tanah dibawah tegakan pohon diketahui pada lapisan 1 dengan pengeceran 10-3 memiliki jumlah koloni 95 terdiri dari jamur berwarna putih pada bagian tepi dan hijau pada bagian tengah, berbentuk circulae, elevasi convex, dan margin entire; dan terdapat jamur dengan karakteristik warna krem, bentuk
circular, elevasi raise, dan margin entire. Sedangkan lapisan 1 pada pengeceran 10-4 terdapat 21 koloni jamur dengan karakteristik sama dengan pada jamur pengeceran 10-3. Pada lapisan ke-2 pengeceran 10-3 jumlah koloni terlalu banyak untuk dihitung terdiri dari jamur berwarna
32
putih bagian tepi dan hitam bagian tengah dengan bentuk, elevasi dan margin sama dengan lapisan 1 dengan pengeceran 10-3; dan bakteri berbentuk sprider, elevasi flat, margin lobate dan berwarna krem. Sedangkan lapisan 2 pada pengeceran 10-4 terdapat 24 koloni jamur dengan karakteristik sama dengan jamur pada lapisan 1 dengan pengeceran 10-3. Pada lapisan ketiga dengan pengeceran 10-3 maupun 10-4 hanya terdapat bakteri dengan karakteristik berbentuk sprider, elevasi flat, margin lobate, berwarna krem, dan jumlah koloni terlalu banyak untuk dihitung. Perhitungan SPC diketahui pada lapisan 1, lapisan 2 dan lapisan 3 adalah 1 x 105, 2 x 105, dan >3 x 106. Populasi terbanyak pada lapisan ketiga dan terendah pada lapisan pertama. Semakin mendekati permukaan tanah populasi mikrobiota tanah semakin sedikit. Hal ini karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah koloni, yaitu kelembaban, suhu, cahaya. E. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Berdasarkan pengamatan praktikum Biologi dan Kesehatan Tanah acara I Tanah sebagai Habitat Makrofauna dan Mikrobiota yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. a. Organisme tanah berdasarkan ukurannya diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu: makrofauna, mesofauna, dan mikrofauna. b. Metode Pitfall jumlah jenis makrofauna epigeik banyak terdapat pada semak, dan metode Monolith jumlah jenis makrofauna tipe anesik dan endogeik terbanyak terdapat pada dibawah tegakan pohon c. Berdasarkan tingkat kedalaman, rata-rata makrofauna banyak
ditemukan pada kedalaman 0-10 cm pada setiap jenis lahannya. d. Pengenceran merupakan proses yang dilakukan untuk menurunkan atau memperkecil konsentrasi larutan dengan menambah zat pelarut ke dalam larutan sehingga volume larutan menjadi berubah.
33
e. Populasi mikrobiota terbanyak pada lapisan ketiga dan terendah pada lapisan pertama. Semakin mendekati permukaan tanah populasi mikrobiota tanah semakin sedikit. f. Faktor yang mempengaruhi keanekaragaman makrofauna adalah sifat dan kondisi tanah, cahaya matahari, kedalaman dan jumlah serta jenis seresah daun. 2. Saran Beberapa saran yang dapat diberikan untuk praktikum acara I yaitu Tanah Sebagai Habitat Makrofauna dan Mikrobiota adalah : a. Tempat pelaksanaan praktikum hendaknya diperluas jangkauannya sehingga data yang diperoleh mendekati valid. b. Waktu pelaksanaan praktikum di sesuaikan dengan kondisi cuaca.
34
DAFTAR PUSTAKA Coleman DC, Cossley DAJr, and Hendrix PF. 2004. Fundamental of Soil Ecology. Ed ke-2. Academic. USA. Nurrohmanhadi 2011. Tanah Mineral dan Interaksi Apiflora-Faun Tanah. http://nurrohmanhadi.wordpress.com/2011/08/30/tanahmineral-daninteraksi-epiflora-fauna-tanah/. Diakses pada tanggal 26 April 2013. Rahmawaty 2004. Studi Keanekaragaman Mesofauna Tanah di Kawasan Hutan Wisata Alam Sibolangit (Desa Sibolangit, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Daerah Tingkat II Deli Serdang, Propinsi Sumatra Utara). USU. http://library.usu.ac.id/download/fp/hutan-rahmawaty12.pdf. Suin N M 2003. Ekologi Populasi. Andalas University. Padang. Trimusrti S 2010. Beberapa Kelompok Fauna Tanah yang Tertangkap Di Zona Koleksi Hutan Alam Kebun Raya Unmul Samarinda Menggunakan 4 Macam Larutan. Bioprospek 7 (2) : 41-45. Wahid A 2007. Studi Keanekaragaman Hexapoda Tanah di Berbagai Jenis Penutupan Lahan pada Ekosistem Mangrove. Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. http://id.scribd.com/doc/73733793/9/B-TinjauanUmum-Fauna-Tanah. Diakses pada tanggal 26 April 2013.