You are on page 1of 23

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1.

Sejarah Perusahaan Pabrik karet Kebun Rambutan Tebing Tinggi merupakan salah satu unit

PT. Perkebunan Nusantara III Medan Sumatera Utara, yang bergerak dalam usaha Perkebunan Karet dan Kelapa Sawit. PT. Perkebunan Nusantara III Pabrik Karet Kebun Rambutan mengolah lateks kebun menjadi lateks pekat dan Block Skim Rubber (BSR). Kebun Rambutan berasal dari perkebunan milik Maatscappay Hindia Belanda di bawah naungan NV RCMA (Rubber Culltur Maatscappay Amsterdam) yang pada tahun 1958 dinasionalisasikan menjadi PPN baru cabang Sumatera Utara. Dalam perkembanganya perkebunan ini beberapakali mengalami perubahan nama, yaitu pada tahun 1961 menjadi PPN SUMUT IV, selanjutya pada tahun pada tahun 1967 diubah menjadi unit kebun PT. Perkebunann V (Persero). Kemudian pada bulan April 1994 terjadi penggabungan antara PTP II, IV dan V, menjadi suatu perusahaan yang diberi nama PTP. Nusantara III

(Persero) yang berkantor pusat di jalan Sei Batang Hari Medan, dimana pabrik karet Kebun Rambutan menjadi salah satu unit didalamnya. Pabrik karet Kebun Rambutan terletak di sekitar Kota Madya Tebing Tinggi. Jarak dari Kota Medan 70 Km dari medan dan berlokasi dalam dua kabupaten,yaitu Serdang Bedagai dan Batu Bara. Sedangkan dari daerah Lubuk

Universitas Sumatera Utara

Pakam 31 Km, dan dari pusat Kota Tebing Tinggi 2 Km. Secara umum Kebun Rambutan berada pada ketinggian 18 m dari permukaan laut, dan bertofografi datar yang didominasi oleh jenis tanah podsolik merah kuning, Aluvial dan hidromorfik kelabu. curah hujan per tahun 1.300 - 2.100 mm, dan bulan basah 8 bulan serta bulan kering 4 bulan dengan luas Afdeling karet sebesar 1.690.15 Ha dan di bagi menjadi beberapa Afdeling. PTPN III pabrik karet Kebun Rambutan juga memiliki kesesuaian dokumen kepada konsumen dengan konsisten mengimplementasikan ISO.9002 (Manajemen Mutu) dan ISO 14000 (Manajemen Lingkungan), sehingga menghasikan produk-produk bermutu tinggi serta ramah linggkungan, disamping itu manajemen juga mempunyai komitmen yang tinggi terhadap keselamatan kerja karyawan dengan mengimplementasikan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) secara konsisten. Tanggung jawab PTPN III pabrik karet Kebun Rambutan mempunyai manajemen yang telah menyalurkan sebagian labanya untuk dana kemitraan dan bina lingkungan Comunity Development (CD) kepada masyarakat sekitar dan manusia yang sejahtera.

2.2.

Ruang Lingkup Bidang Usaha Pada PTPN III pabrik karet Kebun Rambutan menghasilkan lateks pekat

dan Block Skim Rubber yang akan mempunyai nilai jual yang tinggi. Dimana diperoleh dari proses pemisahan lateks kebun. Dari proses pemisahan akan

Universitas Sumatera Utara

menghasilkan hasil produksi lateks pekat dan serum sekunder yang kemudian diolah menjadi Block Skim Rubber.

2.3.

Organisasi dan Manajemen

2.3.1. Struktur Organisasi Untuk menjalankan kegiatannya, PTPN III pabrik karet Kebun Rambutan menggunakan struktur organisasi yang disusun sedemikian rupa sehingga jelas terlihat batasan- batasan tugas, wewenang dan tanggung jawab dari setiap personil dalam organisasi tersebut. Dengan demikian diharapkan adanya suatu kejelasan arah dan koordinasi untuk mencapai tujuan perusahaan dan masing-masing pegawai mengetahui dengan jelas darimana mendapatkan perintah dan kepada siapa harus bertanggung jawab atas hasil kerjanya. Struktur organisasi yang dianut perusahaan ini adalah struktur organisasi berbentuk fungsional dan garis, dikatakan fungsional karena kegiatan-kegiatan yang sejenis atau fungsi-fungsi manajemen yang sama dikelompokkan ke dalam satu kelompok kerja. Tugas, wewenang dan tanggung jawab berjalan vertikal menurut garis lurus mulai dari pimpinan tertinggi sampai pada bawahan masingmasing. Sedangakan dikatakan garis karena masing-masing bawahan wajib melaksanakan instruksi dan bertanggung jawab langsung kepada atasannya sesuai instruksi yang diterimanya. Struktur organisasi PTPN III pabrik karet Kebun Rambutan dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Universitas Sumatera Utara

Manager

Askep A

Askep B

Papam

KPK

KTU

Ast. Teknik

Ast. Tanaman

Ast. Tanaman

Ast. Peng/ Lab

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PTPN III Pabrik Karet Kebun Rambutan

2.3.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Tugas dan tanggung jawab dari berbagai jabatan yang terdapat dalam struktur organisasi dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Manajer Tugas dan tanggung jawab Manajer yaitu: a. Mengkoordinasikan penyusunan rencana anggaran belanja perusahaan b. Menandatangani dan mengecek dokumen, formulir dan laporan sesuai dengan sistem prosedur yang berlaku. c. Mengarahkan kegiatan-kegiatan kepada Asisten. d. Melaporkan data serta kegiatan yang ada ke Direksi. e. Menyusun dan melaksanakan kebijakan umum perkebunan sesuai dengan norma pedoman dan instruksi dari pimpinan umum. f. Menelaah dan mendisposisi surat-surat masuk untuk penyelesaian selanjutnya. g. Membina dan meningkatkan kesejahteraan sosial karyawan. h. Membina suasana kekeluargaan dan kerja sama yang baik antara asisten, karyawan dan warga serta memelihara keamanan.

Universitas Sumatera Utara

i. Membina dan mengawasi serta mempertanggung jawabkan jalannya koperasi.

2. Papam a. Bertanggung jawab terhadap keamanan pabrik, kebun dan kompleks karyawan. b. Melakukan pengawasan terhadap keamanan aset perusahaan baik dari pabrik dan kantor. c. Melakukan dan membuat jadwal pengawasan kebun.

3. Kepala Personalia Kebun (KPK) a. Meneliti dan mengawasi penanganan yang berhubungan dengan penerimaan dan pengambilan tes aspek karyawan pensiun atau pesangon. b. Bertanggung jawab mengenai hal-hal yang berhubungan dengan masalah perbaikan hidup karyawan dan masalah perburuhan. c. Menjadi penghubung antara perusahaan dengan masyarakat yang ada kaitan dengan pekerjaan kedinasan. d. Memelihara hubungan baik antara karyawan dan pimpinan dan masyarakat sekitarnya.

4. Asisten Tata Usaha dan Personalia Tugas dan tanggung jawab Asisten Tata Usaha dan Personalia yaitu : a. Mengkoordinir pekerjaan bidang personalia, umum, jamsostek/dapenbun dan bidang Laporan Peristiwa Masalah Umum (LPMU)/ kependudukan.

Universitas Sumatera Utara

b. Menjamin bahwa semua personil dibagian personalia dan tata usaha mengerti, menerapkan dan memelihara kebijakan mutu yang telah ditetapkan oleh Top Management. c. Menjamin bahwa semua aktifitas-aktifitas pelatihan dengan prosedur mutu dan catatan mutu yang telah didokumentasikan dan diterapkan sampai dengan efektif. d. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan untuk semua personil yang ada di bagian personalia. e. Mempersiapkan daftar program pelatihan untuk semua personil. f. Mengkoordinir pelatihan termasuk fasilitas yang dilatih, pelatih dan mampu mempersiapkan materi pelatihan yang diterima pada bagian terkait. g. Menyusun schedule tanggal pelatihan untuk disampaikan ke bagian terkait. h. Menjamin bahwa daftar hadir pelatihan, identifikasi kebutuhan pelatihan , sertifikat dan catatan-catatan mutu lainnya yang berhubungan dengan akifitasaktifitas pelatihan dipelihara dan disimpan dengan baik di bagian personalia. i. Membuat laporan bulanan pelatihan. j. Melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan bila ada masalah yang berhubungan dengan personalia dan umum dengan persetujuan manajer. k. Mengkoordinir pekerjaan bidang administrasi dan keuangan. l. Mengkoordinir proses pembukuan untuk laporan bulanan. m. Mengkoordinir proses pembuatan RKAP/RKO bekerjasama dengan bagian terkait. n. Melaksanakan evaluasi bulanan, semester dan tahunan.

Universitas Sumatera Utara

o. Melaksanakan dan mengawasi proses permintaan barang, penyimpanan barang dan pengeluaran barang dari gudang. p. Melaksanakan administrasi kas dan bank. q. Melaksanakan dan mengawasi proses financial. r. Bertanggung jawab kepada Manajer.

5. Asisten Teknik Tugas dan tanggung jawab Asisten Teknik yaitu : a. Menerapkan kepada personil yang ada di bawah naungan teknik, bahwa kebijakan mutu dimengerti/dipahami oleh seluruh karyawan bagian Teknik b. Menjamin bahwa semua aktivitas yang dilakukan di bagian teknik sesuai dengan prosedur mutu dan catatan mutu. c. Mempersiapkan agenda meeting untuk tinjauan manajemen yang berhubungan dengan problem-problem Teknik d. Mengajukan permintaan bahan-bahan alat/ mesin untuk kepentingan Teknik sesuai perencanaan yang telah dibuat. e. Memelihara semua dokumen prosedur mutu dan catatan-catatan mutu di bagian Teknik. f. Merencanakan semua peralatan/mesin-mesin untuk dipelihara baik secara rutin maupun break down maintenance. g. Bertanggung jawab terhadap pemakaian spare part dan mencatatnya pada kartu onderdil. h. Menandatangani laporan pemeliharaan rutin dan break down maintenance.

Universitas Sumatera Utara

i. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan terhadap semua personil yang ada pada pengawasannya. j. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kalibrasi alat-alat pemeriksaan pengukuran dan alat-alat uji yang digunakan di kebun. k. Menindaklanjuti tindakan-tindakan perbaikan yang ditemukan pada temuan internal quality audit.

6. Asisten Kepala (Askep) Asisten Kepala terbagi atas dua bagian yaitu Asisten Kepala A dan Asisten Kepala B yang mempunyai tanggung jawab dan tugas yang sama, dimana setiap asisten kepala menaungi beberapa asisten tanaman. Adapun Tugas dan tanggung jawab Asisten Pengolahan yaitu a. Menerima perintah dan tanggung jawab Manajer. b. Mengkoordinasi perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Asisten. c. Melaporkan data serta kegiatan produksi pada Manajer. d. Mengawasi kegiatan-kegiatan Asisten. e. Mengajukan saran dan usulan untuk meningkatkan efesiensi pabrik

7. Asisten Tanaman a. Bertanggung jawab atas keberhasilan dan peningkatan hasil kebun. b. Membuat laporan hasil kebun yang dipertanggung jawabkan kepada manager c. Membuat agenda untuk perawatan dan pemupukan pada kebun. d. Memberikan instruksi dan program kerja pada mandor kebun.

Universitas Sumatera Utara

8. Asisten Pengolahan Tugas dan tanggung jawab Asisten Pengolahan yaitu : a. Menjamin bahwa kebijakan mutu dimengerti, diterapkan dan dipelihara seluruh mandor-mandor dan pekerja diproses pengolahan. b. Membuat rencana pemakaian tenaga kerja,peralatan dan bahan-bahan kimia yang digunakan pada proses pengolahan sesuai dengan RKAP (Rencana Kerja Anggaran Pendapatan) Operasional). c. Berusaha agar proses pengolahan dilakukan dipengolahan lateks pekat dan BSR efektif dan efisiensi supaya produktifitas dapat tercapai. d. Mempersiapkan agenda meeting yang berhubungan dengan proses pengolahan seperti produksi, tenaga kerja, peralatan, bahan-bahan kimia yang digunakan. e. Mengendalikan proses pengolahan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. f. Pengawasan barang-barang yang dipasok pelanggan jangan sampai hilang atau rusak. g. Melakukan pengawasan terhadap identifikasi dan mampu telusur yang berhubungan dengan proses pengolahan sampai pada final produk di gudang. h. Melakukan adjustment sesuai dengan data-data yang telah diberikan oleh Asisten Laboratorium. i. Melakukan pengawasan terhadap jumlah bahan baku yang diterima serta produksi yang dikirim. dan penjabarannya ke RKO (Rencana Kerja

Universitas Sumatera Utara

j. Mengawasi penanganan dalam proses pengolahan dan final produksi sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan serta penanganan packing dan penyimpanannya. k. Mengawasi dan mengevaluasi stock produksi yang ada di gudang atau storage tank untuk lateks pekat. l. Mengendalikan catatan mutu termasuk identifikasi, pengarsipan, pemeliharaan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. m. Mengorganisasi auditee diproses pengolahan sehingga Instruksi Kerja (IK) dapat dilaksanakan secara efektif. n. Bertanggung jawab kebersihan terhadapa seluruh lingkungan pabrik. o. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target produksi sesuai bahan baku yang diterima. p. Melakukan tindakan perbaikan pencegahan yang tidak sesuai yang ditentukan dalam IK. q. Menandatangani dan mengevaluasi check sheet dalam proses pengolahan. r. Membuat laporan manajemen pengolahan. s. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan untuk semua Mandor di proses pengolahan.

Universitas Sumatera Utara

2.3.3. Tenaga Kerja dan Kerja Perusahaan Tenaga kerja pada PTPN III pabrik karet Kebun Rambutan pada bulan September 2009 berjumlah 1210 orang, yang terdiri atas tenaga kerja pria dan wanita dengan tingkat pendidikan yang bervariasi dari SD, SLTP, SMU, dan Sarjana. Tenaga kerja pada perusahaan ini terdiri dari : 1. Tenaga kerja produktif langsung Tenaga kerja produktif langsung adalah pekerja yang terlibat langsung dalam proses pengolahan Lateks Pekat sampai dihasilkannya produk Lateks Pekat dan Block Skim Rubber (BSR) di pabrik. Contohnya pekerja yang bekerja didalam pabrik mulai dari penerimaan Lateks di pabrik sampai menjadi Lateks Pekat dan Block Skim Rubber (BSR) dan pekerja diluar pabrik yakni para pekerja yang merawat Perkebunan. 2. Tenaga kerja produktif tidak langsung Tenaga kerja produktif tidak langsung maksudnya adalah tenaga kerja yang tidak terlibat langsung dalam proses produksi. Contohnya pegawai kantor, satpam, dll Jumlah tenaga kerja PTPN III Kebun Rambutan dapat kita lihat pada Tabel 2.1

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja di PTPN III Pabrik Karet Kebun Rambutan

No

Keterangan

Jumlah (Orang)

1 2 4 5 6 7

Manajer Asisten tanaman Asisten Pengolahan Asisten Teknik Asisten Tata usaha Asisten Personalia Manajemen Kebun dan Karyawan

1 8 1 1 1 1

8 lain Total Sumber : PTPN III Pabrik Karet Kebun Rambutan

1.197

1210

Berdasarkan peraturan Departemen Tenaga Kerja yang menyatakan bahwa jam kerja seorang karyawan adalah 7 jam per hari dan 40 jam kerja per minggu sehingga selebihnya diperkirakan merupakan jam kerja lembur atau premi. Waktu kerja di PTPN III Kebun Rambutan terdiri atas tiga bagian yaitu waktu kerja pada karyawan bagian produksi dan waktu kerja karyawan pada bagian kantor dan kebun. Adapun pembagian waktu kerja tersebut adalah sebagai berikut: a. Waktu kerja karyawan kantor Senin Jumat 07.00 16.00

Universitas Sumatera Utara

Sabtu

07.00 12.00

b. Waktu kerja karyawan produksi Untuk karyawan produksi terbagi atas 2 shift, diamana waktu kerja efektif adalah 6 hari dengan jam kerja adalah 40 jam, yaitu: Shift I Shift II : 07.00 16.00 WIB : 19.00 07.00 WIB

c. Waktu kerja karyawan kebun Untuk karyawan kebun waktu kerja efektif adalah dari pukul 07.00-12.00 pada Pemanen Kelapa Sawit (senin-sabtu). Sedangkan untuk karyawan Penyadap Karet adalah pukul 07.00-12.00 (senin-minggu).

2.4.

Proses Produksi PTPN III pabrik karet Kebun Rambutan adalah proses produksi yang terus

menerus (continuous process), dimana terdapat waktu panjang tanpa adanya perubahan-perubahan dari pengaturan dan penggunaan mesin dan peralatannya. Pengolahan Lateks Kebun adalah suatu proses kerja untuk memperoleh Lateks Pekat dan block skim rubber (BSR).

2.4.1. Spesifikasi Produk Produk akhir yang dihasilkan juga mempunyai standard mutu untuk menentukan apakah produk itu bias langsung dimasukkan ke gudang produk jadi. Hal hal yang mempengaruhi standard mutu produk akhir adalah :

Universitas Sumatera Utara

1. Total Solid Content (TSC) Uji mutu Total Solid Content (TSC) berfungsi untuk mengetahui kekentalan pada lateks primer, hal ini mengetahui kwalitas karet dari afdeling. 2. Dry Rubber Content (DRC) Uji mutu Dry Rubber Content (DRC) untuk mengetahui kadar kering dari lateks, dimana kadar kering yang baik adalah diatas sama dengan 28%. 3. Kadar Amoniak Uji mutu kadar amoniak berfungsi sebagai pengawet lateks agar lateks yang diangkut dari afdeling tidak mudah rusak dan berubah warna. 4. Volatile fatty Acid (VFA) Uji mtu Volatile fatty Acid (VFA) untuk mengetahui asam lemak bebas yang terkandung didalam lateks. Analisa mutu produksi dilakukan tiap hari untuk mengetahui kualitas bahan, kualitas produk yang dihasilkan dna dikirim sudah sesuai dengan nilai mutu yang diharapkan, sehingga dapat diketahui seberapa kehandalan pabrik dalam mendapatkan lateks pekat dan Block Skim Rubber (BSR) sesuai permintaan pasar. Dalam pengolahan lateks kebun pengambilan sampel untuk uji mutu dilakukan pada beberapa bagian, yaitu tangki penerimaan, bak sedimentasi, mesin Separator, Weigh Tank, Stroge Tank. Secara keseluruhan standar mutu yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.2. Standar Mutu Lateks Pekat


No Parameter Ttotal (TSC) Dry (DRC) NH3 (Amoniak) Volatile (VFA) Fatty Acid Rubber Content Solid Content Lateks Pekat Medium Amoniak Min 61,3% High Amoniak Min 61,50%

2 3 4

60% - 60,2 % 4,5 gr/ liter lateks Maks 0,02

60% - 60,2 % 7,0-7,5 gr/ liter lateks Maks 0,02

( Sumber : PTP.Nusantara - III (Persero), Kebun Rambutan )

2.4.2. Bahan Baku, Bahan Tambahan, dan Bahan Penolong Bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi pada PTPN III Kebun Rambutan khususnya pada proses produksi dapat dikelompokan menjadi 3 jenis yaitu: 2.4.2.1. Bahan Baku Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk, dimana sifat dan bentuknya akan mengalami perubahan fisik maupun kimiawi dan ikut dalam proses produksi dan memiliki persentase yang besar dibandingkan bahan-bahan lainya. Jadi bahan baku pembuatan karet pada pabrik Kebun Rambutan adalah Lateks Kebun. Lateks yang didapat dari kebun PTPN III Kebun Rambutan.

2.4.2.2. Bahan Tambahan

Universitas Sumatera Utara

Bahan tambahan adalah suatu bahan yang ditambahkan ke dalam proses pembuatan produk yang mana komponennya tidak jelas dibedakan pada produk, tetapi pemakaiannya dapat meningkatkan kualitas produk. Bahan tambahan yang diperlukan adalah sebagai berikut : 1. TZ (Tizen) dengan kadar 25 % sebanyak 1 cc/liter lateks untuk mencegah bakteri berkembang. 2. Amoniak (NH3) dengan kadar dibawah 1 % sebanyak 4.5 gr/liter lateks. 3. Lauric Acid kadar 20% sebanyak 0,5cc/liter lateks yang digunakan untuk menaikan MST (Mechanical Stability Time). 4. Tepung Tohor untuk menghilangkan bau pada Block Skim Rubber (BSR). 5. DAP (Diamonium Posfat) kosentrasi 10% komposisi 1cc/liter lateks untuk menurunkan kadar non karet seperti magnesium dan kapur serta air. 6. Air yang digunakan pada pencucian.

2.4.2.3. Bahan Penolong Bahan penolong adalah bahan yang diperlukan dalam proses produksi untuk menambah mutu produk, tetapi tidak terdapat dalam produk akhir.Bahan penolong yang digunakan adalah plastik untuk membungkus Block Skim Rubber (BSR). 2.4.3. Uraian Proses Produksi Pada dasarnya, uraian proses produksi pada PTPN III pabrik karet Kebun Rambutan ini terdiri dari beberapa tahapan. Adapun uraian proses produksinya adalah :

Universitas Sumatera Utara

1.

Penerimaan Lateks Kegiatan awal dari proses produksi pembuatan lateks pekat dan Block

Skim Rubber (BSR) ini dimulai dari penerimaan Lateks.

Di Afdeling

yang

diangkut dengan truk menggunakan tangki-tangki. Kemudian di timbang dengan Jembatan Timbang, kemudian diukur berat lateks. Sebelum lateks kebun dipompakan ke Over Tank diambil contoh dan diperiksa mutunya. Cara menentukan kadar karet kering dengan mengambil sampel sebanyak 500 cc kemudian diuji DRC (Dry Rubber Content) untuk melihat apakah kadar keringnya diatas sama dengan 28% atau dibawah 28%. Jika dibawah 28% maka lateks tersebut tidak layak untuk diolah dan langsung ditempatkan di penampungan Slab. Sedangkan Lateks yang diatas atau sama dengan 28 % langsung ditransfer ke Over Tank. Selain Dry Rubber Content (DRC) ada beberapa syarat lagi yang harus dipenuhi untuk menjadi lateks pekat yaitu uji mutu gas NH3 0.5-0.7 % dan Volatile Fatty Acid (VFA) adalah kurang dari 0.050%

2.

Pengendapan Lateks Pada pengendapan Lateks dilakukan penambahan Amoniak, Lauric Acid

dan DAP (Diamonium Posfat) lalu dilakukan pengipasan dengan fan dengan putaran 75 rpm selama 3 jam.

Universitas Sumatera Utara

Dialirkan Lateks ke bak sedimentasi melalui pipa dengan bantuan angin melalui kompresor dan diendapkan selama 3 jam untuk menurunkan kadar Magnesium, kapur dan air. Dialirkan kembali ke mesin centrifuge (sparator) dengan pipa dan melewati floater untuk menstabilkan aliran yang memiliki kapasitas 300-400 liter/jam ke lantai dua. 3. Pemisahan Lateks dan Penampungan Lateks Pekat Lateks Pekat dan Serum Primer dipisahkan dengan mesin centrifuge (sparator) dengan putaran 6000-7000 rpm yang memiliki kapasitas 300-400 liter/jam, Di tangki timbang ini dilakukan analisa lagi terhadap DRC, VFA dan kadar Amoniak. untuk Lateks Pekat kemudian dialirkan ke WT (Weight Tank) melalui talang dan pada WT (Weight Tank) diberikan penambahan bahan kimia antara lain : a. Lauric Acid 20% dengan komposisi 2 cc/liter lateks b. TZ (Tizen) 25 % dengan komposisi 0.5cc/ liter lateks c. Amoniak dengan komposisi 4-5 gr/liter lateks. kemudian ditransfer ke Mixing Tank (MT) untuk diputar dengan fan dengan putaran 75 rpm agar homogen dan kemudian dialirkan ke Storage Tank melalui pipa dan diendapkan selama 7 hari untuk menaikan MST (Mechanical Stability Time). Sedangkan untuk Serum Primer dialirkan ke bak pengipasan melalui talang untuk proses penghilangan amoniak dari Serum. 4. Pengipasan Serum Primer Setelah Serum Primer dialirkan ke bak pengipasan maka dilakukanlah pengipasan dengan putaran 35 rpm selama 7 jam untuk menghilangkan amoniak

Universitas Sumatera Utara

dari serum, dimana kipas ini berada diatas bak primer sebanyak 9 kipas dengan ukuran diameter 2 meter dan memiliki poros yang sama dengan digerakan oleh motor penggerak. Serum primer akan dialirkan kedalam bak pembekuan lateks (main bak) melalui talang. 5. Bak Pembekuan Setelah serum primer turun ke bak pembekuan maka serum dibiarkan selama 2 hari agar serum tersebut memadat. Dan setelah memadat baru dapat dipotong sebagai bahan untuk Block Skim Rubber (BSR), ukuran potongannya adalah lebih kurang 30x30x10 (cm) dengan menggunakan pisau potong dan potongan ini yang akan dibawa ke pengepresan dengan menggunakan kereta sorong. 6. Pengepresan Pengepresan dilakukan untuk menggepengkan agar serum yang padat menjadi tipis yang dilakukan dengan mesin Macerator dengan tujuan agar

memudahkan proses selanjutnya dengan ketebalan lebih kurang 50x50x2(cm). 7. Penampungan dan Pembilasan Setelah dilakukan pengepresan dengan Macerator maka serum akan

dibawa dengan konveyer ke soaking bak (bak pencucian) dimana bak ini berfungsi untuk menampung serum yang telah ditipiskan sekaligus tempat

pembilasan atau pembersihan dari proses pengepresan. Dan juga pada proses mesin Crepper I dan Crepper II hasilnya akan ditampung dan dicuci pada bak ini. 8. Penggilingan

Universitas Sumatera Utara

Pengilingan dilakukan pada mesin Crepper I dan Crepper II, setelah dari Soaking Bak maka serum akan dibawa dengan Bucket Elevator ke mesin Crepper I dan digiling hinga timbul butiran halus dengan ukuran lebih kurang 3x3x0.5 (cm). Setelah dari Crepper I maka hasil potongan tersebut akan dibawa ke bak penampungan (Soaking Bak) dengan Bucket Elevator dan dipisahkan antara potongan karet dengan kotoran, Crepper II akan menggiling kembali hingga timbul butiran halus dengan ukuran lebih kurang 2x2x0.05 (cm). 9. Pembutiran Pembutiran ini dilakukan oleh mesin Hammer Mill, mesin ini memiliki prinsip kerja memukul hingga berbentuk butiran halus dan karet dipisahkan

dengan kotoran setelah dari mesin Hammer Mill dijatuhkan ke bak air. Maka setelah pencucian dipindahkan ke box Pompa Static. 10. Pengeringan Tujuan pengeringan adalah untuk menghilangkan kadar air sehingga di dapat Block Skim Rubber (BSR) yang kering, pengeringan ini dilakukan di mesin Dryer. Dan agar kondisi mutu dapat dipertahankan selama penyimpanan dan pengangkutan, dan untuk mencegah pertumbuhan spora/jamur. Pengeringan ini dilakukan selama 20 menit setiap box dengan suhu 110
0

C dan setelah

pengeringan inilah yang dikatakan serum primer menjadi Block Skim Rubber (BSR). Cara pengeringan dilakukan dengan meletakkan box dengan kapasitas lebih kurang 14 box 2 tingkat (28 box), setelah pemanasan selama 20 menit/box maka

Universitas Sumatera Utara

di keluarkan dan dilakukan pendinginan selama 15 menit dengan kipas pendingin setelah itu Block Skim Rubber (BSR) siap untuk di packing.

11.

Penyortiran Penyortiran dilakukan untuk memastikan bahwa Block Skim Rubber (BSR)

yang telah dipanaskan sesuai yang diinginkan. Block Skim Rubber (BSR) yang kurang baik sorong. 12. Penimbangan Penimbangan dilakukan untuk memastikan bahwa ukuran dan berat Block Skim Rubber (BSR) dalam satu bal 25 kg, dalam penimbangan ini digunakan dengan timbangan duduk. 13. Pengepresan dan Pengepakan Setelah proses penimbangan selesai dilakukan maka Block Skim Rubber (BSR) tersebut masuk pada proses pengepresan serta pengepakan, dimana Block Skim Rubber (BSR) yang sudah dingin dipres dengan mesin pres, dimana berat untuk satu bal adalah 25 Kg dan ukuran 70x35x20 (cm) dan disusun di dalam gudang produk jadi. atau reject dibawa ke bak kompo dengan menggunakan kereta

2.4.4. Mesin dan Peralatan 2.4.4.1.Mesin Produksi

Universitas Sumatera Utara

Beberapa Mesin yang digunakan dalam proses produksi Lateks Pekat dan Block Skim Rubber (BSR) antara lain dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3. Spesifikasi dan Kapasitas Mesin PTPN III Kebun Rambutan
Dimensi No Nama (p x l )/diameter (m) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Macerator Crepper I Crepper II Hammer Mill Dryer Pengipasan Separator 2x 2.5 2x 4,5 2 x 4,5 2 x 4,5 2x 14.5 1x2 1x1 1 1 1 1 3 11 20 Jumlah (Unit) Kapasitas (kg/jam) 1700 2000 2000 3000 4000 4000 5400

Sumber : PTPN III Kebun Rambutan

2.4.4.2.Peralatan (Equipment) Peralatan yang digunakan dalam kegiatan produksi dapat dilihat pada Tabel 2.4. Tabel 2.4. Spesifikasi dan Kapasitas Peralatan PTP.N III Kebun Rambutan
Dimensi No Nama (p x l )/diameter (m) 1 2 3. 4. 5. 6. Talang Soaking Bak Main Bak Box Trolley Bak sedimentasi Timbangan 0.2 x 9 5.5 x 5.5 x1 2x7 1.5 x 1 4x4 1x1 Jumlah (Unit) 2 1 1 28 3 2 12000 kg/proses 4000 kg/jam 75 kg/ box 40.000 kg 100 kg Kapasitas

Universitas Sumatera Utara

7. 8 9 10 11

Kereta sorong Over Tank Weight Tank Mixing Tank Storage Tank

0.7 x 0.5 3x8 3x7 3x9 3 x 12

4 3 2 12 9

100 kg 60.000 kg 25.000 kg 60.000 kg 90.000 kg

Sumber : PTPN III Kebun Rambutan

Universitas Sumatera Utara

You might also like