Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak pada hakikatnya merupakan amanah dari Allah SWT. Setiap
amanah tentunya akan dimintai pertanggung jawabannya kelak di mahkamah
tertinggi. Orang Tua memiliki kewajiban untuk mendidik anaknya agar
mampu sejalan dengan kebenaran yang hakiki. Salah sedikit saja orang tua
dalam mendidik, maka akan berdampak fatal pada perkembangan anak. Anak
itu ibarat pohon kecil yang mudah untuk dibentuk. Jika sedari kecil di didik
dalam lingkungan yang baik maka ketika dewasa pun akan menuai hasilnya,
berupa pribadi yang soleh dan berkarakter islami. Namun, sebaliknya apabila
semenjak dini jauh dari didikan agama yang semestinya, maka dipastikan
sang anak akan menjadi pribadi yang jauh dari nilai- nilai keislaman dan tidak
mustahil bisa menjadi manusia dengan sosok yang menyeramkan..
Di dalam Al-Quran dan Al-Hadits yang merupakan sebagai sumber
pokok ajaran Agama Islam ini telah diterangkan mengenai hal-hal apa saja
yang menjadi tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak. Apabila
semua orang tua memahaminya maka tidak akan sulit untuk mendidik anak
dengan benar. Namun, kita lihat fenomena sekarang ini banyak orang tua
yang lebih bangga dengan cara mendidik barat yang pragmatis dan hedonis
daripada memakai konsep Islam. Hal ini disebabkan karena kurangnya
pemahaman mereka terhadap konsep Islam tersebut. Penyebabnya banyak
sekali dan kita tidak boleh menyudutkan salah satu pihak yang kita anggap
salah. Kita seharusnya mengoreksi diri sendiri dalam hal ini.
Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali begitulah kata pepatah.
Begitupun bagi orang tua yang terlanjur terjebak dalam kondisi ketidak
tahuan, maka janganlah berputus asa. Mari mulai saat ini sama- sama belajar
untuk mendidik dan menanamkan nilai- nilai keislaman kepada anak agar
kelak terwujud generasi yang kuat baik secara keimanan, financial,
kesehatan, atau dari segi ilmu pengetahuan.
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
a. Bagaimana definisi pendidikan baik secara umum atau pendidikan islam ?
b. Bagaimanakah kewajiban anak terhadap orang tua dan sebaliknya di
dalam Islam ?
c. Bagaimana konsep Islam tentang tanggung jawab orang tua dalam
mendidik anak ?
d. Bagaimana langkah- langkah yang benar dalam mendidik anak ?
e. Apa tujuan orang tua mendidik anak ?
f. Apa saja kesalahan orang tua dalam mendidik anak ?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah, untuk mengetahui :
a. Definisi Pendidikan baik secara umum atau pun pendidikan dari perspektif
Islam.
b. Kewajiban anak terhadap orang tua
c. Kewajiban orang tua terhadap anak
d. Konsep Islam berkaitan dengan tanggung jawab orang tua dalam mendidik
anak
e. Tujuan mendidik anak
f. Kesalahan orang tua dala mendidik anak
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Arti Pendidikan
a. Pendidikan secara Umum
Pendidikan, menurut Muchtar (2005:1) adalah suatu proses untuk
mendewasakan manusia. Atau dengan kata lain pendidikan merupakan suatu
upaya untuk memanusiakan manusia.
Ramayulis sebagaimana yang dikutip oleh Mubaroq (2011:12)
memberikan penjelasan tentang pengertian Pendidikan dalam arti luas, yaitu :
Pendidikan dalam arti luas adalah segala pengalaman belajar
yang dilalui peserta didik dengan segala lingkungan dan sepanjang
hayat. Sementara pendidikan dalam batasan yang sempit adalah
proses pembelajaran yang dilaksanakan di lembaga pendidikan
formal (madrasah/ sekolah).
Pendidikan adalah segala usaha yang dilakukan untuk mendidik
manusia sehingga dapat tumbuh dan berkembang serta memiliki potensi atau
kemampuan sebagai mana mestinya.(Muchtar, 2005:14)
Di dalam kamus bahasa Indonesia sebagaimana yang dikutip oleh
Rahmaniyah (2007:45) menjelaskan bahwa yang dimaksud pendidikan adalah
proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.
Kewajiban mendidik anak secara kodrati menjadi tanggung jawab
orang tua. Pendidikan yang diberikan kepada anak hendaklah pendidikan
yang layak agar kelak anak bisa menjadi manusia yang baik, mandiri, dan
berguna hidup di masyarakat. Secara sosiologis, orang tua harus
mempersiapkan anak- anaknya, sehingga mereka bisa survive dalam
menghadapi kehidupannya dimasa yang akan datang. (Rahmaniyah, 2007:13)
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan
manusia. Dengan pendidikan itulah umat manusia dapat maju dan
berkembang baik, melahirkan kebudayaan dan perbadaban positif yang
membawa kepada kebahagiaan dan kesejahteraan hidup mereka. Makin tinggi
4
pendidikan mereka makin tinggi pula tingkat kebudayaan dan peradabannya.
( Romli, 2011:56-57)
Sudirman sebagaimana yang dikutip oleh Syahrullah (2008: 108)
menjelaskan bahwa : Pendidikan adalah terjemahan dari bahasa Yunani yaitu
Paedagogie asal kata dari Pais yang artinya anak dan again yang
artinya membimbing, jadi dapat disimpulkan : bimbingan yang diberikan
kepada anak. Dengan demikian pendidikan dapat diartikan secara sengaja
oleh orang dewasa.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan adalah sebuah proses yang
terjadi secara terus menerus dengan tujuan tercapainya pribadi manusia yang
utuh.
b. Pendidikan Islam
Pendidikan adalah salah satu aspek yang penting dalam Islam.
Pendidikan merupakan sarana untuk bahan perilaku individu agar menjadi
lebih baik dalam kehidupan pribadinya maupun dalam kehidupan masyarakat
serta alam sekitarnya. (Syahrullah, 2008: 107)
Ahmad Tafsir (dalam Syahrullah, 2008:109) menyimpulkan bahwa :
Pendidikan Islam adalah bimbingan yang diberikan oelh seseorang kepada
seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran islam,
yang bila disingkat pendidikan Islam yaitu bimbingan terhadap seseorang
agar ia menjadi muslim semaksimal mungkin.
Pendidikan Islam adalah usaha yang diarahkan kepada pembentukan
kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran Islam atau suatu upaya, memikir,
memutuskan dan berbuat dan berdasarkan nilai- nilai Islam (Zuhairini dalam
Sopyan, 2010 :15 )
Pendidikan Islam adalah usaha bimbingan jasmani dan rohani pada
tingkat kehidupan individu dan sosail untuk mengembangkan fitrah manusia
berdasarkan hukum- hukum Islam menuju terbentukya manusia ideal (insan
kamil) yang berkepribadian muslim dan berakhalk terpuji serta taat pada
5
Islam sehingga dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. (Sopyan,
2010:18)
An-Nahlawi (dalam Mubaraq, 2012:87) menyebutkan bahwa
Pendidi-kan Islam adalah penataan individual dan sosial yang dapat
menyebabkan seseorang tunduk dan taat pada Islam dan menerapkannya
secara sempurna di dalam kehidupan individu dan masyarakat.
Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hinga
mengimani ajaran Islam dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati
penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat
beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa. (Suhendra,
2008:14)
B. Kewajiban Orang Tua terhadap Anak
Anak merupakan anugerah yang tidak ternilai harganya bagi orang tua.
Masa depan anak diharapkan sukses tanpa mengabaikan nilai- nilai keagamaan
yang ada. Selain sebagai anugerah, sebenarnya anak merupakan amanah dari
Allah SWT. Dimana setiap amanah nantinya akan dipertanggung jawabkan. Oleh
karena itu, sudah sepatutnya anak sejak dini di didik dengan benar oleh kedua
Orang Tuanya agar ketika dewasa memiliki kepribadian yang utuh.
Setiap orang tua harus mendidik anak mengenai dunia dan akhiratnya.
Artinya, orang tua harus memerhatian perkembangan anak dalam
hubungannya dengan Allah, manusi, dan alam sekitar, serta
mengantarkannya menjadi manusia produktif agar mampu hidup berguna
di dunia. Demikian juga ia harus mendidik rohani sang anak untuk
senantiasa ingat beribadah kepada Allah swt. dan tawadhu. (Ismail. 2008:
209)
a. Perhatian sebelum Anak Dilahirkan
Al-Shabbagh ( 182-185) menyebutkan tentang perhatian anak sebelum
dilahirkan, diantaranya :
1. Perhatian terhadap anak-anak oleh syariat Islam telah dimulai sejak
mereka belum dilahirkan, yaitu ketika Rasul yang mulia
6
memerintahkan kaum Muslimin untuk terus mencari calon suami atau
isteri yang baik. Kriteria calon pasangan hidup harus didasarkan atas
asas takwa dan kesalihan, jelasnya nasab dan kehormatan para calon
itu.
2. Rasulullah saw. yang mulai menganjurkan untuk memilih pasangan
yang tidak ada hubungan kekerabatan sama sekali untuk memperkuat
keturunan
3. Diantara perhatian lain yang diberikan oleh syariat agama ini untuk
anak-anak yang hendak dilahirkan adalah diperbolehkannya ibu hamil
untuk tidak berpuasa dan menggantinya pada hari yang lain, jika ia
merasa bahwa puasa akan membahayakan atas dirinya dan anaknya.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik, bahwasannya Rasulullah saw.
bersabda :
12
Tidak ada pemberian orang tua kepada anaknya yang lebih baik
daripada budi (pendidikan) yang baik (HR. Turmudzi)
(
)
Muliakanlah anak- anak kalian dan didiklah akhlak mereka, karena
sesungguhnya anak- anak kalian itu merupakan hadiah bagi kalian
(HR. Ibnu Majah)
Jika ada seseorang yang mendidik anaknya, itu lebih baik ketimbang
bersedekah dengan satu sha. (HR.Tirmidzi)
Jika salah seorang di antara kamu sekalian mau mendidik anaknya,
maka perbuatan itu lebih baik baginya ketimbang bersedekah setengah
sha setiap hari untuk para fakir miskin. (HR.Tirmidzi)
Dari Ibn Abbas r.a dari Rasulullah saw. bersabda :
13
Anas mengatakan bahwa Rasulullah saw. Bersabda : Anak itu pada hari
ketujuh dari kelahirannya disembelih akikahnya, serta diberi namanya
dan disingkarkan dari segala kotoran-kotoran. Jika dia telah berumur 6
tahun ia didik beradab susila, jika ia telah berumur 13 tahun dipukul agar
mau sembahyang (diharuskan ). Bila ia telah berumur 16 tahun boleh
dikawinkan, setelah itu ayah berjabat tangan dengannya dan mengatakan
: Saya telah mendidik, mengajar dan mengawinkan kamu, saya mohon
perlindungan kepada Allah dari fitnah- fitnah di dunia dan siksaan di
akhirat.....(Daradjat dalam Romli, 2011:8 )
Hadits tentang Hak dan kewajiban terhadap Anak
Orang Tua bertanggung jawab terhadap Pendidikan Agama Anak
Setiap anak dilahirkan berada dalam kondisi fitrah (Islam); kedua orang
tuanyalah yang berperan menjadikannya seorang Yahudi, Nasrani, atau
Majusi. (HR.Bukhari)
Kami bersama Nabi saw ketika kami masih anak-anak. Kami
mempelajari masalah keimanan sebelum mempelajari Al-Quran. Setelah
itu, kami mempelajari Al-Quran. Maka, iman kami semakin bertambah.
(HR. Ibnu Majjah)
Iman itu ada lebih dari 70 cabang, atau lebih dari 60 cabang. Tingkatan
yang paling tinggi adalah mengucapkan la ilaha illallah (Tidak ada
sesembahan yang hak selain Allah), dan yang paling rendah adalah
14
menyingkirkan penghalang (duri) dari jalanan. Dan rasa malu termasuk
cabang iman. (HR. Ahmad)
Mengajarkan Alquran dan Hadits
Berilah anak- anakmu pendidikan atas tiga macam : mengasihi Nabi,
mengasihi keluarganya (ahlul bait) dan membaca Alquran. Maka
sesungguhnya orang yang hafal Alquran berada pada naungan Allah,
yaitu di hari yang tidak ada naungan kecuali naungan Allah beserta para
Nabi dan kekasih-kekasih-Nya ( Hadits Riwayat dari Ali ra)
Memisahkan tempat tidur dan Menutup Aurat
Rasulullah bersada : .ketika mereka berumur tahun, dan pisahkanlah
tempat tidur mereka (putra-putri) (HR. Abu Dawud)
Memperlakukan anak sesuai dengan kemampuannya