You are on page 1of 82

BAB I PENDAHULUAN A.

LATAR BELAKANG Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional serta individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman: 1998). Keluarga sebagai pranata social terkecil dalam masyarakat dan Negara selalu mencuri perhatian baik kalangan pimpinan atau tokoh informasi maupun pemerintah. Banyak kejadian merisaukan sekarang ini, seperti kenakalan remaja, kasus gizi kurang, selalu dikaitkan dengan makin kurang berfungsinya pranata keluarga, antara lain dalam memfasilitasi tumbuh kembang anak dan menanamkan nilai-nilai luhur seperti saling menghormati, cinta kasih, toleransi, dan empati. Anak merupakan bagian dari keluarga, sering dikatakan sebagai potret atau gambaran dari orang tuanya saat masih kecil. Namun tidaklah demikian karena anak merupakan individu tersendiri yang tumbuh dan berkembang secara unik dan tidak dapat diulang setelah usia bertambah. Pada anak usia prasekolah, anak mengalami lompatan kemajuan yang menakjubkan. Tidak hanya kemajuan fisik tetapi juga secara sosial dan emosional. Anak usia prasekolah ini sedang dalam proses awal pencarian jati dirinya. Beberapa prilaku yang tidak ada, sekarang muncul.

Secara fisik dan psikis usia ini adalah usia yag rentan berbagai penyakit dan menimbulkan masalah yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak jika kondisi kesehatan anak tidak ditangani secara baik oleh praktisi kesehatan dan juga usaha-usaha pencegahan adalah yang tetap paling baik dilakukan. Keperawatan keluarga berkaitan erat dengan upaya keluarga mempunyai kemampuan dalam menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan. Perawat dapat menbantu keluarga dalam memecahkan masalah kesehatannya sehingga mencapai keadaan keluarga yang optimal. Suatu peran penting keluarga terkait dengan perawatan anak adalah peran pengasuhan (parenting role), yang sama dalam menjalankan peran ini keluarga sangat dipengaruhi oleh faktor usia orang tua, keterlibatan ayah atau suami dala pengasuhan anak, latar belakang pendidikan orang tua, pengalaman sebelumnya dalam mengasuh anak, stress yang dialami orang tua, dan hubungan suami istri. Berkaitan dengan perawatan anak di rumah sakit, keluarga punya tugas adaptif, yaitu meneriama kondisi anak, mengelola kondisi anak, memnuhi kebutuhan perkembangan anak, memenuhi kebutuhan perkembangan keluarga, menghadapi stressor dengan positif, membatu keluarga untuk mengelola perasaanyang ada,mendidik anggota keluarga yang lain tentang kondisi anak yang sedang sakit, dan mengembangkan sisitem dukungan social keluarga dengan anak prasekolah.

B. TUJUAN a. Tujuan Intruksional Umum : Mahasiswa mampu menerapkan konsep asuhan keperawatan keluarga dengan anak prasekolah. b. Tujuan Instruksional Khusus : 1 2 3 Mahasiswa mampu menjelaskan definisi keluarga. Mahasiswa mampu menjelaskan tahap tumbuh kembang anak usia prasekolah. Mahasiswa mampu menjelaskan tugas perkembangan keluarga dengan anak prasekolah. 4 5 6 Mahasiswa mampu menjelaskan masalah-masalah pada anak usia prasekolah. Mahasiswa mampu menjelaskan bimbingan selama fase prasekolah. Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan keluarga dengan anak prasekolah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1 Definisi keluarga a) Friedman (1998) Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional serta individual memepunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga. b) Sayekti (1994) Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalamsebuah rumah tangga. c) Sumardjan (1993)

Keluarga adalah sekelompok manusia yang para warganya ter ikat dengan jalur keturunan. d) Burgess dan Locke (1992) Keluarga adalah unit sosial terkecil dari individu-individu yang diikat oleh perkawinan (suami-istri), darah atau adopsi (orang tua-anak), dan dalam kasus keluarga luas terlihat adanya nenek atau kakek dengan cucu.

e) Reisner (1980) Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang masing masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak,ibu,adik,kakak,kakek, dan nenek. f) Sperdley dan Allender (1996) Keluarga adalah satu atau lebih individu yang tinggal barsama,sehingga mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan dalam intelerasi social,peran dan tugas. 2 Fungsi keluarga Fungsi keluarga menurut Fridmman (1986) a) Fungsi afektif

Fugsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis kekuatan krluarga.fungsi aktif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. b) Fungsi sosialisasi c) Fungsi reproduksi Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia. d) Fungsi ekonomi Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota seperti memenuhi kebutuhan makanan, pakaian, dan tempat tinggal.

e) Fungsi perawatan kesehatan Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan ,yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Fungsi keluarga nenurut Allender(1998) a) .Affection

1) Menciptakan suasana persaudaraan atau menjaga perasaan 2) Mengembangkan kehidupan sexual dan kebutuhan sexual. b) Security and acceptance 1) Mempertahankan kebutuhan fisik 2) Menerima individu sebagai anggota keluarga c) Identity and satisfaction 1) Mempertahankan motivasi 2) Mengembangkan peran dan self image 3) Mengidentifikasi tingkat social dan kepuasan aktifitas d) Affiliation and companionship 1) Mengembangkan pola komunikasi 2) Mempertahankan hubungan yang harmonis e) Socialization 1) Mengenal kultur (nilai dan prilaku) 2) Aturan atau pedoman hubungan internal dan eksternal 3) Melepas anggota

f) Controls 1) Mempertahankan control social 2) Adanya pembagian kerja 3) Penempatan dan menggunakan sumber daya yang ada 3 Dimensi dasar struktur keluarga Menurut Friedman struktur keluarga terdiri atas: a) Pola dan proses komunikasi Pola interaksi keluarga yang berfungsi: 1) Bersifat terbuka dan jujur 2) Selalu menyelesaikan konflik keluarga 3) Berpikiran positif 4) Tidak mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri b) Struktur peran Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi social yang diberikan. c) Struktur kekuatan
8

Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain kearah positif. Ada beberapa macam tipe struktur kekuatan: 1) Legitimate power 2) Referent power

3) Reward power 4) Coercive power 5) Affective power d) Nilai nilai keluarga Nilai merupakan suatu system, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan system nilai dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi, dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
9

Peran perawat keluarga a) Perawat sebagai pendidik b) Perawat sebagai koordinator c) Perawat sebagai pelaksana d) Perawat sebagai pengawas kesehatan e) Perawat sebagai konsultan f) Perawat sebagai kolaborasi g) Perawat sebagai fasilitator h) Perawat sebagai penemu kasus i) Perawat sebagai modifikasi lingkungan

B. Perkembangan anak usia prasekolah 1 Tahap tumbuh kembang anak usia prasekolah (3-6 tahun) a) Definisi tumbuh kembang pada anak 1) Pertumbuhan (Growth) Berkembangan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur
10

dengan

ukuran

berat

(kg/gr)

atau

ukuran

panjang

(meter/centimeter) (Soetjiningsih : 1998). Menurut Whaley dan Wong, pertumbuhan sebagai suatu

peningkatan jumlah atau ukura\ sel tubuh yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan ukuran dan berat seluruh bagian tubuh (Supartini, Yupi : 2004). 2) Perkembangan (Development) Menurut Whaley dan Wong, perkembangan manitik beratkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi dan kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran ( Supartini, Yupi: 2004). Perkembangan adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih komleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan ( Soetjiningsih : 1998).

b) Pertumbuhan dan perkembangan anak prasekolah 1) Pertumbuhan

11

Beberapa aspek pertumbuhan fisik terus menjadi stabil dalam tahun prasekolah. Waktu rata-rata denyut jantung dan pernapasan menurun hanya sedikit mendekati 90x/menit dan pernapasan 2224x/menit. TD meningkat sedikit ke nilai rata-rata 95/58mmHg. Berat badan anak meningkat kira-kira 2,5 kg per tahun, berat ratarata pada usia 5 tahun adalah kira-kira 21 kg, hampir 6 kali berat badan lahir. Prasekolah bertumbuh 2-3 inci per tahun, panjang menjadi dua kali lipat panjang lahir pada usia 4 tahun,dan berada pada tinggi rata-rata 43 inci pada ulang tahun kelima mereka. Perpanjangan tungkai kaki menghasilkan penampilan yang lebih kurus. Kepala sudah mencapai 90% dari ukuran orang dewasa pada ulang tahun ke enam. Perbedaan kecil terjadi antara jenis kelamin, walaupun anak laki-laki sedikit lebih besar dengan lebih banyak otot dan kurang jaringan lemak. Kekurangan nutrisi umunya terjadi pada anak-anak berusia dibawah 6 tahun adalah kekurangan vitamin A dan C serta zat besi. 2) Perkembangan (a) Rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada dilingkungan semakin besar dan dapat mengembangkan pola sosialisasinya.

12

(b) Anak sudah mulai mandiri dalam merawat diri sendiri, seperti mandi, makan, minum, menggosok gigi, BAK, dan BAB. (c) Mulai memahami waktu. (d) Penggunaan tangan primer terbentuk. c) Perkembangan psikoseksual ( Sigmund Freud ) Fase perkembangan psikoseksual untuk anak usia prasekolah masuk pada fase falik. Selama fase ini, genitalia menjadi area yang menarik dan area tubuh yang sensitif. Anak mulai mengetahui perbedaan jenis kelamin dengan mengetahui adanya perbedaan jenis kelamin. Negatif : Memegang genetalia Positif : Egosentris: sosial interaksi : mempertahankan keinginan d) Perkembangan psikososial ( Eric Ericson ) Fase perkembangan psikososial pada anak usia prasekolah adalah inisiatif vs rasa bersalah. Perkembangan ini diperoleh dengan cara mengkaji lingkungan melalui kemampuan bereksplorasi terhadap lingkungannya. Anak belajar mengendalikan diri dan memanipulasi lingkungan. Inisiatif berkembang dengan teman sekelilingnya. Kemampuan anak berbahasa meningkat. Anak mulai menuntut untuk melakukan tugas. Hasil akhir yang diperoleh adalah menghasilkan suatu prestasinya.

13

Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu berpretasi. Rasa bersalah dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi, lebih marah, mengalami regresi, yaitu kembali ke perkembangan sebelumnya, misalnya mengompol dan menghisap jempol. e) Perkembangan kognitif ( Jean Piaget ) Fase berkembangan kognitif anak usia prasekolah adalah fase

praoperasional. Karakteristik utama perkembangan intelektual tahap ini didasari sifat egosentris. Pemikiran di dominasi oleh apa yang dilihat, dirasakan dan dengan pengalaman lainnya. Fase ini dibagi menjadi 2 yaitu: 1) Prokonseptual ( 2- 4 tahun ) Anak mengembangkan kemampuan berbahasa untuk

berkomunikasi dan bermasyarakat. Anak mulai mengembangkan sebab-akibat, trial dan error dan menginterpretasikan benda/kejadian. Anak mulai menggunakan sinbul kata-kata, mengingat masa lalu, sekarang dan yang akan datang.

14

2) Intuitive thuoght ( 4-6 tahun ) Anak mampu bermasyarakat namun masih belum mampu berpikir timbal balik. Anak biasanya banyak meniru perilaku orang dewasa tetapi sudah bisa memberi alasan pada tindakan yang dilakukan.

f) Perkembangan Moral ( Kahlberg ) Fase perkembangan moral pada anak usia prasekolah memasuki fase prekonvensional. Anak belajar baik dan buruk, benar dan salah melalui budaya sebagai dasar peletakan nilai moral. Fase ini terdiri dari 3 tahapan yaitu: 1) Didasari adanya rasa egosentris pada anak, yaitu kebaikan 2) Orientasi hukuman dan ketaatan 3) Anak berfokus pad motif yang menyenangkan sebagai suatu kebaikan 2 Tugas perkembangan anak usia prasekolah a) Personal / sosial

15

1) Upaya untuk menciptakan diri sendiri seperti orang tuanya, tetapi mandiri 2) Menggali lingkungan atas hasil prakarsanya 3) Membanggakan, mempunyai perasaan yang tidak dapat dirusak 4) Keluarga merupakan kelompok utama 5) Kelompok meningkat kepentingannya 6) Menerima peran sesuai jenis kelaminnya 7) Agresif

b) Motorik 1) Meningkatnya kemampuan bergerak dan koordinasi jadi lebih mudah 2) Mengendarai sepeda dengan dua atau tiga roda 3) Melempar bola, tetapi sulit uintuk menangkapnya c) Bahasa dan kognitif

16

1) Egosentrik 2) Ketrampilan bahasa makin baik 3) Mengajukan banyak pertanyaan; bagaimana, apa, dan mengapa? 4) Pemecahan masalah sederhana: menggunakan fantasi untuk memahami, mengatasi masalah. d) Ketakutan 1) Pengrusakan diri 2) Dikebiri 3) Gelap,Ketidaktahuan 4) Objek bayangan, tak dikenal. 3 Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia prasekolah a) Membantu anak untuk bersosialisasi b) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak yang lain (tua) juga harus dipenuhi.

c) Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam atau luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar) d) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak
17

e) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga f) Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak. 4 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang Pola pertumbuhan dan perkembangan secara normal antara anak yang satu dengan yang lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh interaksi banyak faktor. Menurut Soetjiningsih (2002), faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang, yaitu: a) Genetika 1) Perbedaan ras, etnis, atau bangsa 2) Keluarga, Ada keluarga yang cenderung mempunyai tubuh gemuk atau perawakan pendek 3) Umur Masa prenatal, masa bayi, dan masa remaja merupakan tahap yang mengalami pertumbuhan cepat dibandingkan dengan masa lainnya. 4) Jenis kelamin

18

Wanita akan mengalami pubertas lebih dahulu dibandingkan lakilaki.

5) Kelainan kromosom Dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan, misalnya sindrom down. b) Pengaruh hormone Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu saat janin berumur empat bulan. Pada saat itu terjadi pertumbuhan yang cepat. Hormon yang berpengaruh terutama adalah hormon pertumbuhan somatotropin yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari. Selain itu kelenjar tiroid juga menghasilkan kelenjar tiroksin yang berguna untuk metabolisme serta maturasi tulang, gigi, dan otak. c) Faktor lingkungan Faktor kelompok yang dapat berpengaruh dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pranatal, kelahiran, dan pascanatal. d) Faktor prenatal

19

1) Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin, terutama selama trimester akhir kehamilan 2) Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat menyebabkan kelainan conginetal, misalnya club foot 3) Toksin, zat kimia, radiasi 4) Kelainan endokrin

5) Infeksi TORCH atau penyakit menular seks 6) Kelainan imunologi, 7) Psikologis ibu e) Faktor kelahiran Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forcep dapat

menyebabkan trauma kepala pada bayi sehingga beresiko terjadinya kerusakan jaringan otak. f) Faktor pascanatal Seperti lainnya pada masa prenatal, faktor yang berpengaruh terhadap TUMBANG anak adalah gizi, penyakit kronis/ kelainan konginetal,

20

lingkungan fisik dan kimia, psikologis, endokrin, sosioekonomi, lingkungan pengasuhan, stimulasi, dan obat-obatan 5 Masalah-masalah pada anak usia prasekolah a) Masalah kesehatan Masalah kesehatan yang sering muncul pada anak prasekolah seperti; diare, cacar air, difteri, dan campak. b) Hubungan keluarga Pada usia prasekolah biasanya anak merasa cemburu dengan kehadiran anggota keluarga baru (adik). Anak merasa tidak diperhatikan lagi oleh orang tua sehingga anak sering membuat olah untuk mendapatkan perhatian orang tua.

c) Bahaya fisik 1) Kecelakaan Kecelakaan terjadi akibat keinginan anak untuk bermain yang menghasilkan ketrampilan tertentu.

21

Meskipun tidak meninggalkan bekas fisik namunkecelakaan dianggap sebagai kegagalan dan anak lebih bersikap hati-hati akan berbahaya bagi psikologisnya sehingga anak akan takut terhadap kegiatan fisik. Jika hal ini terjadi bisa berkembang menjadi masa malu. 2) Keracunan Pada dasarnya usia prasekolah suka mencoba segala sesuatu yang dia lihat tanpa mengetahui apakah itu berbahaya atau tidak. d) Bahaya Psikologis Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu berprestasi. Rasa bersalah dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi, lebih pemarah, mengalami regresi, yaitu kembali ke perkembangan sebelumnya, misalnya mengompol dan menghisap jempol. e) Gangguan tidur Mimpi buruk adalah mimpi menakutkan yang terjadi selama tidur REM (rapid eye movement). Seorang anak yang mengalami mimpi buruk biasanya akan benar-benar terbangun dan dapat mengingat

kembalimimpinya secara terperinci. Mimpi buruk yang terjadi sewaktu-waktu adalah hal yang normal, dan satu-satunya tindakan yang
22

perlu

dilakukan

orang

tua

adalah

menenangkan anak. Tetapi mimpi buruk yang sering terjadi adalah abnormal dan bisa menunjukkan masalah psikis. Pengalamam yang menakutkan (termasuk cerita menakutkan atau film tentang kekerasan di televisi) bisa menyebabkan terjadinya mimpi buruk. Hal ini terutama sering ditemukan pada anak-anak yang berumur 3-4 tahun, karena mereka belum bisa membedakan antara khayalan dan kenyataan. Teror dimalam hari adalah suatu keadaan dimana sesaat setelah tertidur anak setengah terbangun dengan kecemasan yang luar biasa. Anak tidak dapat mengingat kembali apa yang telah dialaminya. Tidur sambil berjalan adalah suatu keadaan dimana dalam keadaan tertidur anak bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan-jalan. Teror dimalam hari dan tidur sambil berjalan biasanya berlangsung selama tidur dalam (Non REM) dan terjadi dalam 3 jam pertama setelah anak tertidur. Tiap episode berlangsung dari beberapa detik sampai beberapa menit. Teror dimalam hari sifatnya dramatis karena anak menjerit-jerit dan panik, keadaan ini paling sering ditemukan pada anak yang berumur 3-8 tahun.

23

Untuk anak yang susah tidur bisa dilakukan beberapa tindakan berikut: 1) Ajak anak kembali ketempat tidurnya. 2) Berikan cerita yang pendek. 3) Tawari untuk ditemani oleh boneka atau selimut kesayangannya. 4) Gunakan lampu redup. f) Masalah Pelatihan Buang Air (Toileting) Pelatihan buang air besar biasanya mulai dilakukan pada saat anak berumur 2-3 tahun, sedangkan pelatihan buang air kecil dilakukan pada umur 3-4 tahun. Pada umur 5 tahun, kebanyakan anak sudah dapat melakukan buang air sendiri; melepas pakaian dalamnya sendiri, membersihkan dan mengeringkan penis, vulva maupun anusnya sendiri serta kembali memakai pakaian dalamnya sendiri. Tetapi sekitar 30% anak berusia 4 tahun dan 10% anak berusia 6 tahun masih mengompol pada malam hari. Cara terbaik untuk menghindari masalah pelatihan buang air (toilet training) adalah dengan mengenali kesiapan anak. Adapun tanda dari kesiapan anak adalah: 1) Selama beberapa jam pakaian dalamnya masih kering.
24

2) Anak menginginkan pakaian dalamnya diganti jika basah.

3) Anak menunjukkan ketertarikannya untuk duduk di atas Potty Chair (pispot khusus untuk anak-anak) atau diatas toilet (jamban, kakus). 4) Anak mampu mengikuti petunjuk atau aturan lesan yang sederhana. 6 Bimbingan anak selama fase prasekolah a) Usia 3 tahun 1) Persiapkan orang tua untuk peningkatan ketertarikan anak dalam hubungan yang lebih luas. 2) Anjurkan orang tua untuk mendaftarkan anak ke play group atau TK. 3) Tekankan tentang pentingnya pengaturan waktu. 4) Anjurkan orang tua untuk menawarkan pilihan-pilihan ketika anak sedang ragu/bimbang. 5) Perubahan pada anak usia 3.5 tahun : anak akan menjadi kurang koordinasi, gelisah dan menunjukkan perubahan tingkah laku, seperti bicara gagap.

25

6) Orang tua harus memberikan perhatian yang ekstra sebagai refleksi dari kegelisahan emosi anak dan rasa takut anak kehilangan kasih sayang orang tua.

7) Ingatkan orang tua tentang keseimbangan yang telah dicapai pada usia 3 tahun akan berubah menjadi tingkah laku yang agresif pada usia 4 tahun. 8) antisipasi tentang adanya perubahan nafsu makan, seleksi makanan anak. 9) Tekankan tentang perlunya perlindungan dan pendidikan untuk mencegah cedera. b) Usia 4 tahun 1) Persiapkan pada tingkah laku anak yang lebih agresif, termasuk aktifitas motorik dan penggunaan bahasa-bahasa yang

mengejutkan. 2) Eksplorasi perasaan orang tua berkenaan dengan tingkah laku anak. 3) Masukkan anak ke TK 4) Persiapkan untuk peningkatan keingintahuan anak tentang seks 5) Tekankan tentang pentingnya menanamkan disiplin pada anak
26

6) Anjurkan orang tua untuk melatih anak berenang jika belum dilakukan diusia sebelumnya c) Usia 5 tahun 1) Masa tenang pada anak 2) Siapkan anak untuk memasuki lingkungan sekolah 3) Pastikan kelengkapan imunisasi lingkungan sekolah

d) Usia 6 tahun Pada usia ini anak sudah memasuki masa sekolah. 7 Stimulasi bermain untuk tumbuh kembang anak a) Definisi bermain Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenangan/ kepuasan. Bermain merupakan cermin

kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan sosial. Bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena bermain, anak akan berkata-kata (berkomunikasi), belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan,

melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan mengenalwaktu, jarak, serta suara. (Wong, 2000)

27

b) Fungsi permainan pada anak Fungsi utama bermain adalah menstimulasi perkembangan anak, antara lain: 1) Perkembangan sensori-motorik 2) Perkembangan intelektual 3) Perkembangan social 4) Perkembangan kreativitas 5) Perkembangan kesadaran diri 6) Perkembangan moral 7) Bermain sebagai terapi

c) Tujuan bermain Melalui fungsi yang terurai diatas pada prinsipnya bermain mempunyai tujuan sebagai berikut: 1) Untuk melanjutkan tumbuh kembang yang normal pada saat sakit anak mengalami gangguan dalam tumbuh kembang 2) Mengekspresikan perasaan, keinginan dan fantasi serta idenya.

28

3) Mengembangkan kreatrifitas dan kemampuan menyelesaikan masalah. Permainan akan menstimulasi daya pikir, imajinasi, dan fantasinya untuk menciptakan sesuatu seperti yang ada dalam pikirannya pada saat melakukan permainan anak akan dihadapkan pada masalah dalam konteks permainannya, semakin lama ia bermain dan semakin tertantang untuk dapat menyelesaikannya dengan baik. 4) Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat di Rumh Sakit. Stress yang dialami anak di Rumah Sakit tidak dapat dihindarkan sebagai mana juga yang dialami orang tuanya untuk itu yang penting adalah bagaimana menyiapkan anak dan orang tua untuk dapat beradaptasi denga stresor yang dialaminya di Rumah Sakit secara efektif.

d) Alat dan jenis permainan yang cocok untuk anak usia prasekolah (3-6 th) Sejalan dengan tumbuh kembangnya anak prasekolah mempunyai kemampuan motorik kasar dan halus yang lebih matang daripada anak usia toddler.

29

Anak sudah lebih aktif, kreatif dan imajinatif. Demikian juga kemampuan berbicara dan berhubungan sosial dengan temannya semakin meningkat. Oleh karena itu jenis permainan yang sesuai adalah asosiatif play, dramatik play dan skill play. Anak melakukan permainan bersama-sama dengan temannya dengan komunikasi yang sesuai dengan kemampuan bahasanya. Anak juga sudah mampu memainkan peran orang tertentu yang diidentifikasikannya seperti ayah, ibu dan bapak atau ibu gurunya. Permainan yang menggunakan kemampuan motorik (skill play) banyak dipilih anak prasekolah. Untuk itu jenis alat permainan yang diberikan pada anak, misal: sepeda, mobil-mobilan, alat olah raga, berenang dan permainan balok-balok besar, dll. 8 Kebutuhan nutrisi pada anak usia prasekolah Sama halnya dengan anak usia toddler, anak prasekolah mengalami pertumbuhan sedikit lambat. Kebutuhannya kalorinya adalah 85 kkal per kg BB.

30

Beberapa karakteristik yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang perlu diperhatikan pada anak prasekolah adalah sebagai berikut: a) Nafsu makan berkurang b) Anak lebih tertarik pada aktifitas bermain dengan teman atau lingkungannya daripada makan. c) Anak mulai senang mencoba jenis makanan baru. d) Waktu makan merupakan kesempatan yang baik bagi anak untuk belajar dan bersosialisasi dengan keluarga. Anjurkan untuk orang tua dalam kaitannya dengan karakteristik tersebut: a) Pertahankan kebiasaan makan yang baik dengan cara mengajarkan anak mengenal nutrisi, misalnya dengan menggambar atau melakukan aktivitas bermain yang lain. b) Apabila makanan yang dikonsumsi cenderung sedikit, berikan berikan dengan frekuensi lebih sering, yaitu 4 sampai 5 kali sehari. Apabila memberikan makanan padat, seperti nasi, 3 kali dalam sehari, berikan makanan ringan atau kudapan diantara waktu makan tersebut. Susu cukup diberikan 1-2 kali sehari. c) Izinkan anak untuk membantu orang tua menyiapkan makanan dan jangan terlalu banyak berharap anak dapat melakukannya dengan tertib dan rapi.

31

d) Fasilitasi anak untuk mencoba jenis makanan baru. Makanan baru tidak harus yang berharga mahal, yang penting memenuhi gizi seimbang. e) Fasilitasi anak untuk dapat mengekspresikan ide, pikiran, serta perasaannya saat makan bersama dan fasilitasi anak untuk berinteraksi secara efektif dengan anda atau anggota keluarga yang lain.

32

BAB III TINJAUAN KASUS PENGKAJIAN KEPERAWATAN Hari/Tanggal Mahasiswa : Selasa,08-03-2011 : Kelompok 9

A. Data Umum 1. Nama KK 2. Umur 3. Alamat 4. Pekerjaan KK 5. Pendidikan 6. Komposisi keluarga a) Istri 1) Nama 2) Umur : Ny. A : 24 tahun : Tn.R : 26 tahun : Kuprik : Supir : SMA

33

3) Pendidikan 4) Pekerjaan

: SMA : Wiraswasta

b) Anak No NamNama 1. An.D Jenis Kela min Pr Hubunga n dgn KK Anak kandung Umur 5 thn Pendidi kan TK 0 kecil Status imunisasi Polio DPT Hepat itis Ket Camp ak Saat ini/saat pengkaji an anak dalam keadaan sehat Saat ini/saat pengkaji an anak dalam keadaan sehat

BCG

2.

An. T

Lk

Anak kandung

4 bln

Genogram

34

keterangan:

: Laki-laki : Perempuan

: Meniggal : klien

: Garis keturunan : Garis perkawinan

7. Tipe keluarga : Tradisional Nuclear, yaitu terdiri dari bapak, ibu, dan anak (2 orang), keluarga termasuk dalam keluarga sejahtera tahap 2. 8. Suku/Bangsa : Buton/Indonesia 9. Agama : Islam

10. Status Sosial Ekonomi a. Penghasilan Keluarga


35

penghasilan keluarga Rp.1.000.000,- perbulan yang didapat dari hasil menyupir oleh Tn.R dan usaha dagang oleh Ny. V. b. Pemanfaatan Dana Keluarga Penghasilan keluarga selain untuk membiayai hidup sehari-hari juga untuk membantu membiayai kuliah adik sang istri. c. Sosial keluarga Dengan penghasilan yang didapat,kebutuhan keluarga terpenuhi. 11. Aktifitas rekreasi keluarga Keluarga menjadikan hari minggu sebagai hari santai dan berekreasi ke pantai.

B. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga 1. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini Keluarga dengan anak prasekolah 2. Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
36

Tidak ada tahap perkembangan keluarga sampai saat ini yang belum terpenuhi. 3. Riwayat Keluarga inti Dalam keluarga, tidak ada riwayat penyakit menular, menahun dan menurun. Riwayat kesehatan masing masing anggota keluarga adalah sebagai berikut: a) Kepala keluarga Tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan untuk dirawat inap di rumah sakit. b) Istri Orang tua ( ibu ) mempunyai riwayat penyakit malaria, tetapi tidak pernah dirawat di rumah sakit, hanya berobat di puskesmas. c) Anak D (anak ke I) Klien pernah mempunyai riwayat penyakit DBD dan diare pada usia 4 bulan dikarenakan berhenti minum ASI dan disambung minum susu formula hingga harus dirawat inap di puskesmas selama 12 hari.

Pada usia 2,5 anak pernah kambuh kembali dan dirawat di puskesmas, tetapi karena anak tidak sembuh sembuh sehingga orang tua cemas dan membawa ke
37

dokter praktek dan dokter mendiagnosis anak mengalami radang yang menyebabkan anak panas. Setelah usia 4 tahun hingga sekarang ( 5 tahun ) klien tidak pernah kambuh lagi penyakit tersebut. d) Anak T (anak ke 2) Tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan klien untuk berobat dan rawat inap di Rumah Sakit. 4. Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya Tn. R mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan . Saat dikaji Tn.R dalam keadaan sehat.Begitupun dengan Ny.A saat didata dalam keadaan sehat. An.D saat dilakukan pengkajian dalam keadaan sehat, namun pernah memiliki riwayat dirawat di puskesmas dengan diagnose diare dikarenakan Ny.A mengganti ASI dengan susu formula dan demam berdarah.Keluarga mengatakan anak mendapat perawatan di puskesmas kurang lebih 23 hari.anak sering kambuh dengan penyakit tersebut sampai anak berumur 3 tahun.

38

C. Lingkungan 1. Karakteristik rumah Luas rumah yang ditempati 24 meter/kubik (lebar , panjang ) terdiri dari ruang tamu, ruang tengah, ruang keluarga, 4 kamar tidur,dapur, kamar mandi dan WC. Tipe bangunan adalah permanen. Keadaan lantai terbuat dari plaster, penerangan/cahaya cukup, sinar matahari masuk melalui jendela dan ventilasi. Sumber air minum yang digunakan dari sumur. Air yang digunakan untuk air minum juga dari sumur. WC-nya tidak memiliki septik tank (WC cemplung). Status rumah adalah milik pribadi. Ventilasi rumah cukup, atap rumah terbuat dari seng. Penerangan pada malam hari menggunakan listrik, cara memasak makanan dan air minum menggunakan kompor. Tempat pembuangan sampah dipekarangan rumah kemudian dibakar. Keadaan halaman rumah banyak ditumbuhi rumput dan keluarga mengatakan jarang membuka jendela karena keluarga jarang dirumah.

39

8 9 7

3 1

10

11

Keterangan Denah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Ruang tamu Ruang tengah Kamar 1 Kamar 2 Ruang keluarga Kamar 3 Ruang makan Kamar 4 ( ruang shalat keluarga ) Dapur Kamar mandi

40

11.

WC

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW Tetangga depan dan samping kanan hubungannya baik dengan keluarga Tn.R dan juga warga dari lingkungan Tn.R akrab kepada tetangga sebelah kanan dan kiri.

3. Mobilitas geografis Keluarga Keluarga ini tidak pernah berpindah tempat tinggal sejak menikah.Tn.R bekerja dari pagi sampai jam 16.00 wit sebagai supir.Sedangkan Ny.A membantu suaminya berjualan dari jam 08.00 sampai 14.00 wit. 4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Keluarga ini rajin melakukan ibadah sholat, ibu sering mengikuti pengajian. Anaknya juga rajin mengaji. 5. Sistem pendukung keluarga Saudara dan khususnya orang tua merupakan pendukung dalam pembentukan keluarga dan dalam pemecahan masalah. D. Struktur Keluarga
41

1. Pola Komunikasi Keluarga Keluarga mengatakan komunikasi dilakukan secara diskusi untuk menyelesaikan masalah anaknya.Namun terkadang Ny.A menegur dengan keras apabila anaknya tidak mau sekolah dan bermain sepeda dijalan. Bahasa yang digunakan orang tua dalam berkomunikasi kepada anak memakai bahasa Indonesia. 2. Struktur Kekuatan Keluarga Tn.R bertanggung jawab berperan sebagai kepala keluarga yang harus bertanggung jawab terhadap keluarga.Ny.A berperan sebagai ibu rumah tangga yang juga mengurus anak-anaknya.

3. Struktur Peran ( formal/informal) a) Tn. R 1) Formal Menjadi kepala keluarga, suami, ayah dan menantu. 2) Informal

42

Sebagai anggota masyarakat, mencari nafkah dengan pekerjaan menjadi supir mobil. b) Ny. A 1) Formal Sebagai ibu rumah tangga, istri, dan anak. 2) Informal Masih aktif menjadi anggota masyarakat, sering mengikuti acara pengajian ibu ibu di lingkungan tempat tinggal. c) An. D 1) Formal Sebagai anak, kakak, dan cucu 2) Informal Sebagai siswa TK, murid dalam mengaji. d) An. T 1) Formal Sebagai anak, adik, dan cucu.

2) Informal
43

Belum ada. 4. Nilai dan Norma Keluarga Nilai dan norma yang berlaku dukeluarga menyesuaikan dengan nilai agama yang di anut dan norma yang berlaku dilingkungannya. E. Fungsi Keluarga 1. Fungsi afektif Tn.R dan Ny.A selalu memberikan teguran apabila anaknya melakukan kesalahan. 2. Fungsi sosial Keluarga selalu mengajarkan pada anak cara menghargai orang yang lebih tua dari dia,seperti cara memanggil kakak, paman, bibi, tante, dan teman sebayanya. Baik di lingkungan tempat tinggal maupun di sekolah. 3. Fungsi perawatan kesehatan Orang tua / keluarga selalu membawa anak ke pelayanan kesehatan atau puskesmas, jika anak mengalami panas tinggi, karena menurut orang tua anak mempunyai riwayat demam berdarah. 4. Fungsi reproduksi Keluarga sudah memiliki 2 orang anak. Anak pertama perempuan berusia 5 tahun, sedangkan anak kedua laki-laki berusia 4 bulan. Ny.A mengatakan menggunakan

44

KB,yang awalnya menggunakan KB jenis pil namun karena tidak cocok diganti dengan KB jenis implant sampai saat ini.

5. Fungsi ekonomi Menurut pengakuan keluarga, penghasilan saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Bahkan dapat sedikit membantu kebutuhan kuliah adiknya. Tetapi keluarga juga belajar menghemat keuangan karena mempunyai keinginan untuk bisa memasukkan anaknya les privat. F. Stress dan Koping Keluarga 1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang a) Jangka pendek Orang tua selalu waspada setiap saat untuk mencegah agar anaknya tidak mengalami sebelumnya. b) Jangka panjang Keluarga ingin memasukkan anaknya ke les privat bahasa inggris, tetapi keluarga masih mengumpulkan biaya. 2. Kemampuan berespon terhadap situasi/stressor kekambuhan penyakitnya seperti yang pernah dialami

45

Keluarga selalu berantisipasi khususnya pada kesehatan anaknya, karena takut penyakit yang pernah diderita anaknya masa lalu dapat kambuh kembali. 3. Strategi koping yang digunakan Jika anaknya sakit, orang tua selalu membawa anaknya ke puskesmas. Dan jika ada masalah dalam keluarga suami dan istri selalu mendiskusikan masalah tanpa melibatkan anak-anak.

4. Strategi adaptasi disfungsional Ny. A sering menegur dan melarang anaknya karena anaknya selalu ingin bermain sepeda di jalan raya. G. Pemeriksaan Fisik 1 Vital sign a) Tn. R TD ND RR SB : 120/70 : 86x/m : 20x/m : 37,1

46

b) Ny. A TD ND RR SB c) An. D ND SB RR d) An. T ND SB RR 2 Head to toe a) Tn.R (kepala keluarga) 1) Kepala Rambut dan kulit kepala Inspeksi:rambut ikal,kulit bersih : 96x/m : 36,5 : 24x/m : 94x/m : 36,5 : 22x/m :100/60 :72x/m :20x/m :37,0

47

Mata Inspeksi:kudua mata simetris,konjungtiva tidak pucat,sclera tidak icterik. Palpasi:tidak ada nyeri tekan,tekanan bola mata tidak tinggi. Hidung Inspeksi:hidung simetris,tidak ada secret,tidak ada korpal,tidak ada pembesaran polip. Palpasi:tidak ada nyeri tekan Mulut dan faring Inspeksi:tidak ada stomatis,tidak ada karies gigi,tidak ada gigi palsu,tidak ada faringitis,lidah tidak kotor. Palpasi:lidah teraba lunak,tidak ada nyeri tekan. Telinga Inspeksi:kedua telinga simetris,tidak ada korpal. Palpasi:tidak ada nyeri tekan. 2) Leher Inspeksi:tidak ada sikatrik,tidak ada nodul Palpasi:tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid.

48

3) Dada Inspeksi:bentuk normochest,tidak ada nodul tidak ada sikatrik. Palpasi:tidak ada nyeri tekan,tidak ada fraktur pada tilang iga Perkusi:terdengar resonan pada paru dan redup pada jantung. Auskultasi:terdengar vesikuler 4) Abdomen Inspeksi tidak ada nodul,tidak acites. Auskultasi:suara peristaltic terdengar Perkusi:terdengar timpani pada usus,dan redup pada hati dan ginjal. Palpasi:tidak ada nyeri tekan,tidak ada pembesaran hati dan limpa. 5) Ekstermitas Inspeksi:anggota gerak lengkap,tidak ada luka,bekas jahitan,tidak ada kelainan pada jari tangan dan kaki. Palpasi:tidak ada nyeri tekan,tidak ada fraktur. b) Ny A 1) Kepala Rambut dan kulit kepala Inspeksi:Rambut lurus,tidak ada uban,kulit bersih.
49

Mata Inspeksi:kedua mata simetris,konjungtiva tidak pucat,sclera tidak icterik. Palpasi:tidak ada nyeri tekan,tekanan bola mata tidak tinggi.

Hidung Inspeksi : hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada korpal, tidak ada pembesaran polip. Palpasi : tidak ada nyeri tekan.

Mulut dan Faring Inspeksi : tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi, tidak ada gigi palsu, tidak ada faringitis, lidah tidak kotor. Palpasi : lidah teraba lunak, tidak ada nyeri tekan.

Telinga Inspeksi : kedua telinga simetris, tidak ada korpal. Palpasi : tidak ada nyeri tekan.

2) Leher Inspeksi : tidak ada sikartrik, tidak ada nodul.

50

Palpasi : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid. 3) Dada Inspeksi : bentuk normochest, tidak ada nodul,tidak ada sikatrik. Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur pada tulang iga. Perkusi : terdengar resonan pada paru dan redup pada jantung. Auskultasi : terdengar vesikuler. 4) Abdomen Inspeksi : tidak ada nodul, tidak acites. Auskultasi : suara peristaltic terdengar 25x/menit

Perkusi : terdengar tympani pada usus, dan redup pada hati dan ginjal. Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati dan ginjal.

Genetalia Tidak ada keluhan. 5) Ekstremitas Inspeksi : anggota gerak lengkap, tidak ada luka, bekas jahitan, tidak ada kelainan pada jari tangan dan kaki.
51

Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur. c) An. D 1) Kepala Rambut dan Kulit kepala Inspeksi : rambut lurus, kulit bersih. Mata Inspeksi : kedua mata simetris, konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterik. Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tekanan bola mata tidak tinggi. Hidung Inspeksi : hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada pembesaran polip. Palpasi : tidak ada nyeri tekan.

Mulut dan Faring Inspeksi : tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi, tidak ada gigi palsu, tidak ada faringitis, lidah tidak kotor.

52

Palpasi : lidah teraba lunak, tidak ada nyeri tekan. Telinga Inspeksi : kedua telinga simetris, tidak ada korpal. Palpasi : tidak ada nyeri tekan. 2) Leher Inspeksi : tidak ada sikatrik, tidak ada nodul. Palpasi : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid. 3) Dada Inspeksi : bentuk normochest, tidak ad nodul, tidak sikatrik. Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur pada tulang iga. Perkusi : terdengar resonan pada paru dan redup pada jantung Auskultasi : terdengar vesikuler. 4) Abdomen Inspeksi : tidak ada nodul, tidak acites. Auskultasi : suara peristaltic terdengar 25x/menit Perkusi : terdengar tympani pada usus, dan redup pada hati dan ginjal. Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati dan ginjal.

53

Genetalia Tidak ada keluhan.

5) Ekstremitas Inspeksi : anggota gerak lengkap, tidak ada luka, bekas jahitan, tidak ada kelainan pada jari tangan dan kaki. Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur. Berat badan klien 16 kg dan tinggi badan 110 cm. d) An. T 1) Kepala Rambut dan Kulit kepala Inspeksi : rambut lurus, kulit bersih. Mata Inspeksi : kedua mata simetris, konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterik. Hidung Inspeksi : hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada korpal, tidak ada pembesaran polip.

54

Mulut dan Faring Inspeksi : tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi, tidak ada gigi palsu, tidak ada faringitis, lidah tidak kotor.

Telinga Inspeksi : kedua telinga simetris, tidak ada korpal.

2) Leher Inspeksi : tidak ada sikatrik, tidak ada nodul. Palpasi : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid.

3) Dada Inspeksi : bentuk normochest, tidak ada nodul. 4) Abdomen Inspeksi : tidak ada nodul, tidak acites. Auskultasi : suara peristaltic terdengar 5x/menit Perkusi : terdengar tympani pada usus, dan redup pada hati dan ginjal. 5) Ekstremitas Inspeksi : anggota gerak lengkap, tidak ada luka, bekas jahitan, tidak ada kelainan pada jari tangan dan kaki.
55

H. Harapan Keluarga 1. Persepsi Terhadap Masalah Keluarga memandang masalah sebagai sesuatu yang wajar dalam sebuah rumah tangga, namun dalam kesehatan anak, keluarga sangat memperhatikan hal tersebut. Keluarga mengerti perubahan kesehatan anak misalnya anak panas tinggi karena menurut keluarga anak pernah menderita sakit DBD. Jadi keluarga selalu waspada. 2. Harapan Terhadap Masalah Tn. R dan Ny. A menginginkan agar kesehatan anaknya tetap terjaga dan sehingga anaknya tidak kambuh dengan penyakit yang pernah diderita, dan anaknya dapat tumbuh kembang dengan yang diharapkan.

I. Pengkajian Fokus 1 Stimulasi apa yang diberikan oleh keluarga terhadap anak Ny.A memberikan stimulus pada An.D dengan memperingatkan waktu sesuai jam dan kegiatan yang telah diberikan agar bisa dibiasakan dalam kebiasaan seharihari. Orang tua memberikan gambar-gambar, angka dan huruf huruf yang
56

ditempel di dinding untuk belajar anak, serta di belikan sepeda, anak sudah dapat mengendarai. 2 Sudahkan anak mengikuti Play Group An.D tidak mengikuti play group dan langsung dimasukkan di taman kanak-kanak (TK). Karena orang tua beralasan tempat play group jaraknya jauh dari tempat tinggal, sedangkan orang tua harus bekerja. 3 Berapa lama waktu dimiliki orang tua untuk berkumpul dengan anak Ny. A selalu memiliki waktu dengan anaknya/selalu bersama dengan anaknya, kecuali Tn R hanya memiliki waktu setelah pulang dari kerja jam 16.00 hingga pagi sampai anaknya berangkat ke sekolah. 4 Siapakah orang yang setiap hari bersama anak Yang setiap hari mendampingi anak yaitu orang tua dan tidak pernah menitipkan anak pada orang lain ataupun memiliki pengasuh selain orang tua.

Kemampuan apa yang telah dimiliki anak saat ini


57

a) Personal / sosial 1) Anak sering meniru meniru gaya seperti ibunya seperti berdandan, 2) Sering ikut ikut ibunya saat mencuci piring atau baju, 3) Selalu mengikuti perintah yang diberikan oleh ayah dan ibunya, 4) Mudah akrab dengan semua orang, baik yang sudah dikenal maupun yang baru dikenalnya. b) Motorik 1) Motorik kasar (a) Anak sudah dapat mengendarai sepeda roda dua (b) Dapat melompati benda yang agak tinggi (c) Anak dapat melempar bola 2) Motorik halus (a) Anak bisa menggambar bentuk orang, (b) Dapat memakai baju dan celana sendiri (c) Anak dapat menulis angka 1-10 (d) Anak dapat mengenal dan menghafal abjad c) Bahasa dan Kognitif 1) Ketrampilan bahasa sudah bagus
58

2) Sering bertanya pada ibunya khususnya saat melihat ibu sedang memasak,

3) Anak lebih sering berteriak jika dia tidak bisa melakukan sesuatu, 4) Anak sudah bisa mengenal warna, d) Ketakutan Anak trauma atau menangis jika melihat orang jatuh atau kecelakaan, karena anak pernah mengalami hal tersebut. 6 Bagaimana harapan keluarga saat ini Orang tua menginginkan anaknya bisa masuk ke les privat bahasa inggris, tetapi keluarga masih mengumpulkan biaya. 7 Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga Keluarga menginginkan jumlah anaknya cukup dua, dalam pembagian tugas keluarga antara ayah dan ibu saling bekerja sama saat salah satu membutuhkan untuk menjaga anaknya.

59

J. Analisa Data

Simptom DS: Pasien (orang tua) mengatakan mencemaskan kekambuhan penyakit anaknya. Jika anak panas tinggi, ibu mengatakan langsung membawa anaknya ke puskesmas.

Masalah kecemasan orang tua (keluarga)

Penyebab Ketidakmampuan keluarga memberi perawatan pada perubahan yang akan terjadi pada status kesehatan anaknya

60

DO : Pasien (orang tua) nampak berantusias dalam menanggapi keadaan kesehatan anaknya.

DS : Ny. A mengatakan kalau An. D nafsu makannya kadang menjadi berkurang Ny. A mengatakan An. D suka jajan makanan ringan (coklat, roti, cilok, permen dan lain-lain) Ny. A mengatakan nutrisi adalah makanan yang kita makan sehari-hari

Resiko terjadinya gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada An. D

ketidakmampuan keluarga mengenal masalah nutrisi yang dibutuhkan pada anak prasekolah

61

DO Anak berumur 5 tahun BB : 18 kg, TB : 110 cm Anak makan nasi + lauk, habis porsi jika nafsu makannya sedang menurun. DS Resiko cedera Ny A mengatakan anaknya suka bermain sepeda Ny A mengatakan anak susah dilarang jika ingin bersepeda di jalanan fisik pada anak Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang aman untuk anak prasekolah

Ny A mengatakan anak suka mengikuti ibu saat memasak, dan anak suka menggunakan alat dapur

62

DO An D sudah dapat mengendarai sepeda sendiri Tempat kerja Ny A dekat dengan jalan raya Tidak terdapat pembatas atau pagar di depan rumah K. Skoring

1. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kitidakmampuan keluarga memberi perawatan pada perubahan yang akan terjadi pada status kesehatan anaknya

63

No 1.

Kriteria Sifat masalah Skala: Krisis

Perhitungan 2/3 x 1 = 2/3

Skor 2/3

Pembenaran Keluarga mencemaskan tentang kekambuhan penyakit anak namun tidak menjadi masalah

2.

Kemungkinan masalah dapat diubah Skala : Mudah

2/2 x 2 = 2

keluarga Kecemasan klien dapat menghilang jika tidak terlalu memfokuskan masalah, keluarga akan membawa anaknya ke puskesmas jika terjadi perubahan kesehatan pada anaknya(panas tinggi)

3.

Potensial masalah dapat dicegah Skala : Cukup

2/3 x 1= 2/3

2/3

Masalah yang dialami dapat dicegah atau diatasi oleh klien, dan keluarga Nampak antusias dalam menanggapi kesehatan anaknya.

4.

Menonjolnya masalah Skala : Masalah ada tetapi

1/2 x 1 = 1/2
64

1/2

Kebiasaan dalam mengatasi masalah, menyebabkan masalah

2. Resiko terjadinya gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada An. D b/d ketidakmampuan keluarga mengenali masalah nutrisi yang dibutuhkan pada anak prasekolah.

No. Perhitungan 1. Sifat Masalah Skala : Ancaman kesehatan

Kriteria 2/3 x 1 = 2/3

Skor 2/3

Pembenaran Sifat masalah merupakan ancaman karena kadang nafsu makan An. D menjadi berkurang dan jika itu tidak ditanggulangi akan menjadi aktual dan dapat menyebabkan penurunan pada status kesehatannya yaitu gangguan nutrisi.

65

2.

Kemungkinan Skala Dapat Diubah Skala :

1/2 x 2 = 1

Masalah sebagian dapat diubah karena Ny. A dapat memberikan

Sebagian makanan-makanan lain kepada An. D

3.

Potensial Masalah Untuk Dicegah Skala :

2/3 x 1 = 2/3

2/3

Potensial masalah untuk dicegah cukup karena dapat dilakukan dengan

Cukup mengajarkan cara pengolahan makanan yang menarik untuk An. Z dengan penurunan pemasukan nutrisi.

4.

Menonjolnya Masalah

1/2 x 1 = 1/2
66

1/2

Keluarga menyadari ada

masalah tapi tidak perlu Skala : ditangani dengan segera. Ada masalah tapi tidak perlu ditangani = 2 5/6

3. Resiko cedera fisik pada anak b/d ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang aman untuk anak prasekolah No 1 Perhitungan Sifat masalah Skala: Ancaman kesehatan Kriteria 2/3 x 1 = 2/3 skor 2/3 pembenaran Bahaya fisik mungkin dapat terjadi, Ny V mengatakan anak susah dilarang jika ingin bersepeda di jalanan 2 Kemungkinan masalah x 2 = 1 dapat diubah Skala: 3 sebagian Potensial dapat dicegah Skala:
67

Ny A menegur dan memberikan contoh pada anak

masalah 2/3 x 1 = 2/3

2/3

Pemberian lingkungan dan tempat bermain yang aman untuk anak

cukup Mononjolnya masalah Skala: Masalah harus segera ditangani

2/2 x 1 = 1

An D sering mengendarai sepeda di jalan dan bermain alatalat dapur, oramg tua sulit untuk memberitahu

= 3 1/3

L. Prioritas Masalah 1. Kecemasan orang tua berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memberi perawatan pada perubahan yang akan terjadi pada status kesehatan anaknya. 2. Resiko cedera fisik pada anak b/d ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang aman untuk anak prasekolah. 3. Resiko terjadinya gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada An. D b/d ketidakmampuan keluarga mengenali masalah nutrisi yang dibutuhkan pada anak prasekolah

M. Perencanaan Asuhan Keperawatan Keluarga

No .

Tgl

Diagnosa keperawatan

Tujuan

Intervensi

Rasionalisasi

68

1.

08-032011

Kecemasan orang tua berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memberikan perawatan pada perubahan yang akan terjadi pada status kesehatan anaknya.

Tujuan umum: Setelah dilakukan pengkajian kecemasan keluarga dapat berkurang Tujuan khusus: a. Keluarga mampu mengenali masalah b. Keluarga mampu memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi kecemasan.

1. Anjurkan keluarga untuk mengungkapkan kecemasannya

1. Dengan pengungkapan apa yang dirasakan kepada perawat, dapat mengurangi beban yang dirasakan.

2. Anjurkan keluarga untuk tetap mempertahanka n mekanisme koping keluarga dalam menghadapi masalah

2. Mekanisme koping keluarga yang adekuat dapat mencegah trauma yang berlebih

3. Anjurkan keluarga untuk

3. Dengan cara mencegah dan

69

mengurangi stresor yang menyebabkan kecemasan

tidak selalu memikirkan masalah

4. Anjurkan keluarga untuk meminta bantuan dari tenaga kesehatan dalam upaya mengurangi masalah kesehatan
2.

4. Pelayanan kesehatan merupakan salah satubentuk sumber daya yang ada di masyarakat.

08-0311

Resiko cedera fisik pada anak b/d ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang

Keluarga dapat mengetahui berbagai resiko yang berhubungan dengan anak prasekolah

1. Anjurkan orang tua atau keluarga untuk selalu mengawasi kegiatan anak khususnya

70

aman untuk anak prasekolah

bermain yang dapat membahayakan fisik. 2. Anjurkan keluarga untuk memberikan tempat tersendiri untuk bermain anak. 3. Anjurkan keluarga menjauhkan atau menyimpan peralatan yang dapat membahayakan anak 4. Anjurkan keluarga membuat pembatas atau pagar depan

71

rumah agar anak


3.

lebih leluasa dalam bermain.

08-0311

Resiko terjadinya gangguan nutrisi dan kebutuhan tubuh pada An. D b/d ketidakmampuan keluarga mengenali masalah nutrisi yang dibutuhkan anak

Kebutuhan nutrisi anak terpenuhi dengan kriteria khususnya terjadi peningkatan berat badan

1. Anjurkan keluarga menyediakan makanan yang menarik namun memiliki kandungan gizi yang baik pada anak. 2. Berikan lingkungan yang nyaman dan menarik pada saat anak makan.

1. Makanan tidak merupakan focus anak melainkan bermain.

2. Agar anak lebih meningkat nafsu makannya dan tidak terfokus pada bermain.

3. Anjurkan untuk perhatikan

3. Biasanya anak lebih asyik

72

waktu makan anak

bermain hingga lupa makan.

4. Anjurkan keluarga agar anak mencoba makanan yang baru dan masih memenuhi gizi seimbang

4. Anak cenderung bosan dengan makanan yang biasa ia makan.

N. Pelaksanaan / Implementasi

Tgl 08-03-2011

Diagnosa I

Pelaksanaan / Implementasi 1. Menganjurkan keluarga untuk mengungkapkan kecemasan.

2. Menganjurkan keluarga untuk tetap mempertahankan mekanisme koping keluarga dalam menghadapi masalah.

3. Menganjurkan keluarga untuk mengurangi


73

stressor yang menyebabkan kecemasan.

4. Menganjurkan keluarga untuk meminta bantuan dari tenaga kesehatan dalam upaya mengurangi masalah kesehatan.

08-03-2011

II

1. Menganjurkan orang tua atau keluarga untuk selalu mengawasi kegiatan anak khususnya bermain yang dapat membahayakan fisik.

2. Menganjurkan keluarga untuk memberikan tempat tersendiri untuk bermain anak. 3. Menganjurkan keluarga menjauhkan atau menyimpan peralatan yang dapat membahayakan anak 4. Menganjurkan keluarga membuat pembatas atau pagar depan rumah agar anak lebih leluasa dalam bermain. 08-03-2011 III 1. Menganjurkan keluarga menyediakan makanan yang menarik namun memiliki

74

kandungan gizi yang baik pada anak.

2. memberikan lingkungan yang nyaman dan menarik pada saat anak makan. 3. Menganjurkan untuk perhatikan waktu makan anak 4. Menganjurkan keluarga agar anak mencoba makanan yang baru dan masih memenuhi gizi seimbang BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Dari penjelasan dapat disimpulkan bahwa: 1. Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional serta individual memepunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga. ( Friedman 1998 ) 2. Fungsi keluarga menurut Fridmman (1986) a) Fungsi afektif
75

b) Fungsi sosialisasi c) Fungsi reproduksi d) Fungsi ekonomi e) Fungsi perawatan kesehatan 3. Menurut Friedman struktur keluarga terdiri atas: a) Pola dan proses komunikasi b) Struktur peran c) Struktur kekuatan d) Nilai nilai keluarga

4. Peran perawat keluarga a) Perawat sebagai pendidik b) Perawat sebagai coordinator c) Perawat sebagai pelaksana d) Perawat sebagai pengawas kesehatan e) Perawat sebagai konsultan
76

f) Perawat sebagai kolaborasi g) Perawat sebagai fasilitator h) Perawat sebagai penemu kasus i) Perawat sebagai modifikasi lingkungan 5. Pertumbuhan dan perkembangan anak prasekolah a) Pertumbuhan Berat badan anak meningkat kira-kira 2,5 kg per tahun, berat rata-rata pada usia 5 tahun adalah kira-kira 21 kg, hampir 6 kali berat badan lahir. Prasekolah bertumbuh 2-3 inci per tahun, panjang menjadi dua kali lipat panjang lahir pada usia 4 tahun. b) Perkembangan 1) Rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada dilingkungan semakin besar dan dapat mengembangkan pola sosialisasinya. 2) Anak sudah mulai mandiri dalam merawat diri sendiri, seperti mandi, makan, minum, menggosok gigi, BAK, dan BAB. 3) Mulai memahami waktu. 4) Penggunaan tangan primer terbentuk. c) Perkembangan psikoseksual ( Sigmund Freud )

77

Fase perkembangan psikoseksual untuk anak usia prasekolah masuk pada fase falik. d) Perkembangan psikososial ( Eric Ericson ) Fase perkembangan psikososial pada anak usia prasekolah adalah inisiatif vs rasa bersalah. e) Perkembangan kognitif ( Jean Piaget ) Fase berkembangan kognitif anak usia prasekolah adalah fase praoperasional. f) Perkembangan Moral ( Kahlberg ) Fase perkembangan moral pada anak usia prasekolah memasuki fase prekonvensional. 6. Tugas perkembangan anak usia prasekolah a) Personal / sosial 1) Upaya untuk menciptakan diri sendiri seperti orang tuanya, tetapi mandiri 2) Menggali lingkungan atas hasil prakarsanya 3) Membanggakan, mempunyai perasaan yang tidak dapat dirusak. 4) Keluarga merupakan kelompok utama

78

5) Kelompok meningkat kepentingannya 6) Menerima peran sesuai jenis kelaminnya 7) Agresif

b) Motorik 1) Meningkatnya kemampuan bergerak dan koordinasi jadi lebih mudah 2) Mengendarai sepeda dengan dua atau tiga roda 3) Melempar bola, tetapi sulit uintuk menangkapnya c) Bahasa dan kognitif 1) Egosentrik 2) Ketrampilan bahasa makin baik 3) Mengajukan banyak pertanyaan; bagaimana, apa, dan mengapa? 4) Pemecahan masalah sederhana: menggunakan fantasi untuk memahami, mengatasi masalah. d) Ketakutan 1) Pengrusakan diri 2) Dikebiri
79

3) Gelap,Ketidaktahuan 4) Objek bayangan, tak dikenal. 7. Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia prasekolah a) Membantu anak untuk bersosialisasi b) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak yang lain (tua) juga harus dipenuhi. c) Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam atau luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)

d) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak e) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga f) Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak.

B. SARAN 1. Bagi mahasiswa makalah ini dapat dijadikan acuan untuk mendapatkan informasi tentang asuhan keperawatan pada anak prasekolah.

80

2. Bagi pelayanan kesehatan asuhan keperawatan pada anak prasekolah dapat dijadikan petunjuk dalam pelayanan asuhan keperawatan yang sesuai dengan teori yang ada. 3. Bagi keluarga yang memiliki anak prasekolah dapat mengerti proses pertumbuhan dan perkembangan anak, serta mengetahui perubahan yang terjadi. 4. Bagi keluarga lingkungan sekitar juga harus diperhatikan, karena lingkungan dapat mempengaruhi proses perkembangan anak.

DAFTAR PUSTAKA

Internet, http://www.admin.blogspot.com, asuhan-keperawatan-keluarga, tanggal 01 maret 2011 jam 20.00 WIT


81

Internet, http:// www. Dcolzs.blogspot.com, tanggal 01 maret 2011 jam 20.10 WIT, asuhan keperawatan dengan anak prasekolah Internet, http:// www. Umitrastikes.blogspot.com, tanggal 01 maret 2011 jam 20.10 WIT, asuhan keperawatan keluarga denagn anak balita dan prasekolah Supartini yupi. 2004. Konsep dasar keperawatan anak : buku kedokteran, EGC, jakarta

82

You might also like