You are on page 1of 81

ETIKA PROFESIONAL

 Salah satu hal yang membedakan sifat


setiap profesi adalah adanya kode
perilaku profesional atau etika bagi para
anggotanya
 Perilaku etika memerlukan
pertimbangan lebih d/p aturan perilaku
dan pengaturan aktivitas

1
Etika dan Moralitas
 Etikberarti sifat atau karakter atau
moralitas
 Moralitas adalah kebiasaan, yg
fokusnya pada perilaku yang baik dan
yang salah
 Etika berkaitan dengan masalah
bagaimana seseorang bertindak
terhadap orang lain

2
Etika Umum
 Org selalu dihadapkan pada suatu pemilihan
yang akan berakibat terhadap dirinya dan
terhadap orang lain.
 Dilema etika timbul bilamana apa yg baik
bagi satu pihak berakibat tidak baik bagi
pihak lain.
 Etika umum berusaha memecahkan hal ini dg
menetapkan kewajiban individu terhadap
dirinya dan orang lain

3
Langkah pengambilan keputusan
etika umum
 Dapatkan fakta yg relevan dg keputusan
 Berdasarkan fakta lakukan identifikasi issue
etik
 Tentukan siapa yg akan dipengaruhi oleh
keputusan dan bagaimana pengaruhnya
 Identifikasi alternatif pengambil keputusan
 Identifikasi akibat dari setiap alternatif
 Pilih tindakan etis

4
Etika Profesional
 Etika profesional harus lebih luas d/p
prinsip-prinsip moral.
 Harus mencakup standar perilaku utk
seorang profesional yg dirancang baik
utk tujuan praktis maupun tujuan ideal
 Harus dapat mendorong perilaku ideal,
tetapi pada saat yg sama harus realistis
dan dapat dipaksakan

5
CPA Vision Project
mengidentifikasi lima nilai inti
profesional:
 Pendidikan berkelanjutan dan belajar
seumur hidup
 Kompetensi
 Integritas
 Selalu mengikuti issue perkembangan
bisnis
 Obyektivitas

6
Kode Etika AICPA
 Principles
 Rules of Conduct
 Interpretations of the Rules of Conduct
 Ethics Ruling

7
Prinsip-Prinsip Etika
 Tanggungjawab
 Kepentingan Publik
 Integritas
 Obyektivitas dan Independensi
 Saksama
 Lingkup dan Jenis Jasa

8
Tanggungjawab
 Dalam menjalankan tanggungjawabnya
sebagai profesional anggota harus
melaksanakan seluruh aktivitasnya
dengan menggunakan pertimbangan
profesi dan moral
 Mengembangkan ilmu akuntansi
 Menjaga kepercayaan publik

 Menjalankan swa-regulasi

9
Kepentingan Publik
 Anggota harus menerima kewajiban untuk
bertindak dalam melayani kepentingan
publik, menghormati kepercayaan publik, dan
mendemonstrasikan komitmennya sebagai
profesiona
 Termasuk publik adalah:
 Klien, kreditor, instansi pemerintah, karyawan,
pemegang saham, dan masyarakat umum

10
Integritas
 Untuk menjaga kepercayaan publik
anggota harus menjalankan
tanggungjawab profesionalnya dengan
integritas yang tinggi.
 Untuk menjaga integritas anggota harus
jujur dan cerdik

11
Obyektivitas dan Independen
 Anggota harus menjaga obyektivitasnya
dan bebas dari konflik kepentingan
dalam menjalankan tanggungjawab
profesionalnya.
 Anggota harus independen secara
nyata dan independen dalam
penampilan.

12
Saksama
 Anggota harus memiliki standar tehnis
dan etika, selalu berusaha
meningkatkan komptensi dan kualitas
jasanya dan melaksankan
tanggungjawab profesionalnya sebaik
mungkin

13
Lingkup dan Jenis Jasa
 Dalam menjalan tugas harus mematuhi
prinsi-prinsip sebelumnya, selain itu anggota
harus:
 Berpraktek pada KAP yang mengimplementasikan
prosedur pegendalian internal terhadap kualitas
 Menentukan apakah luas dan jenis jasa lain yang
diminta klien akan menimbulkan benturan
kepentingan didalam mengaudit
 Menilai apakah jasa yang diminta konsisten
dengan peran sebagai profesional

14
Rules of Conduct
 Seksi 100 Independensi, Integritas, dan
Obyektivitas
 Seksi 200 Standar Umum dan Prinsip
Akuntansi
 Seksi 300 Tanggungjawab kpd Klien
 Seksi 400 Tanggungjawab kp kolega
 Seksi 500 Tanggungjawab Lain dan
Praktek

15
Seksi 100
 101 Independensi
 1. Kepentingan keuangang
 2. Hubungan Bisnis

 3. Arti istilah anggota atau anggota firma

 4. Jas lain: jasa akuntansi, perluasan jasa


audit, dan konsultasi manajemen
 5. Tuntutan (litigasi)

 6. Fee yang belum dibayar

16
 102 Integritas dan Obyektivitas
 Bebas dari konflik kepentingan
 Tidak boleh menyalahgunakan fakta atau
menggunakan pertimbangan pihak lain

17
Rule 201 – Standar Umum
 Kompetensi Profesional
 Saksama
 Perencanaan dan Pengawasan
 Data cukup relevan

18
Rule 202- Kepatuhan terhadap
standar
 Auditing
 Review
 Kompilasi
 Konsultasi Manajemen
 Perpajakan
 Jasa profesional lain
 Dilaksanakan dengan mematuhi standar
yang berlaku

19
Rule 203 – Prinsip Akuntansi
 Tidak boleh memberikan pendapat
wajar atas laporan keuangan yang
mengandungsalahsaji material
 Berlaku untuk
 1. Audit laporan keuangan
 2. Pemeriksaan laporan keuangan
prospektif
 3. Review informasi keuangan interim

20
Rule 301 – Informasi Rahasia
Klien
 Tidakboleh mengungkapkan informasi
rahasia klien tanpa persetujuan klien.

21
Rule 302 – Kontijensi Fee
 Melarang
kontijensi fee untuk
penugasan
 Audit
atau review laporan keuangan
 Kompilasi laporan keuangan

 Pemeriksaan proyeksi laporan keuangan

 Pembuatan SPT untuk restitusi

22
Rule 501- Tindakan Tercela
 Menahan catatan klien dan kertas kerja yang
akan dipakai klien untuk menyesuaikan
laporan keuangannya
 Diskriminasi karyawan
 Gagal mematuhi standar atau prosedur yang
diharuskan dalam government audit
 Lalai dalam penyusunan laporan keuangan
 Gagal mematuhi peryaratan instansi
pemerintah, komisi-komisi atau regulator lain

23
Rule 503 – Komisi dan Fee
Referral
 Melarang komisi untuk jasa atestasi
 Mengungkapan komisi yang
diperbolehkan
 Mengungkapan fee referral kepada
klien

24
Kode Etika IAI
 Lihat di buku SPAP

25
Kode Etika IAI KAP
 Lihat di buku SPAP

26
KEWAJIBAN HUKUM
AUDITOR
 Lingkungan Hukum
 Kewajiban berdasar Hukum Umum
 Kewajiban berdasar UU Pasar Modal

27
Lingkungan Hukum
Tren tuntutan hukum terhadap auditor deep
pocket theory
 Tuntutan terhadap auditor di US
 1992: 4.000 kasus $30 milyar
 1992KAP Laventhol and Horwath bangkrut
 1993-1995; biaya asuransi KAP 6 Besar naik 10
kali lipat $5.000 per auditor
 KAP menarik diri mengaudit perusahaan yang
beresiko tingg

28
Kewajiban Hukum Umum
 Common law (hukum umum)
didasarkan pasa prinsip keadilan
(justice), alasan, dan akal sehat
(common sense) tidak pada hukum
absolut atau hukum pasti
 Prinsip hukum umum ditentukan oleh
kebutuhan sosial dari suatu komunitas

29
Kewajiban kepada Klien
 Undang-undang Kontrak
 Auditormenerbitkan laporan auditor
dengan tidak mematuhi standar auditing
 Tidak mengirimkan laporan auditor sesuai
dengan kesepakatan
 Mengungkapan rahasia klien tanpa ijin

 Undang-undang Kelalaian

30
Undang-Undang Kelalaian
 Kelalaian Biasa (ordinary negligence)
 Kelalaian yang umum dilakukan oleh orang lain
dalam situasi sama
 Kecerobohan (gross negligence)
 Kegagalan karena tidak hati-hati
 Kecurangan (Fraud)
 Secara sengaja melakukan penyesatan, eperti
menyembunyikan data, tidak mengungkapan hal
yang material yang mengakibatkan pihak lain
dirugikan

31
Kewajiban kepada pihak ketiga
 Kewajiban kepada Pengguna Utama
 Penerima laporan auditor  dapat
menuntut kerugian akobat kelalaian biasa
dari auditor

 Kewajiban kepada Pengguna Lain


 Pihak lain yang tidak disebutkan dalam
laporan auditor
 Kelompok yang terlihat dan tidak terlihat

32
Common Law Defense
 Due care
 Auditsesuai dengan standar auditing
 Kertas kerja lengkap

 Contributory negligence

33
Undang-undang Pasar Modal
 No: 8 Tahun 1995
 Pasal 68: wajib memberitahukan
kepada Bapepam dalam waktu tiga hari
kalau ditemukan hal-hal:
 Pelanggaran ketentuan undang-undang
atau peraturan pelaksanaan
 Hal yang membahayakan keuangan
lembaga atau nasabah

34
Meminimalkan Risiko Tuntutan
 Setiap penugasan selalu menggunakan surat
engangement
 Lakukan investigasi mendalam terhadap calun klien
 Lebih menekankan pada kualitas jasa daripada
pertumbuhan
 Mematuhi secara penuh pernyataan profesional
 Menyadari keterbatasan pernyataan profesional
 Menetapkan dan menjaga standar kontrol kualitas
 Hati-hati dengan klien yang mengalami kesulitan
keuangan
 Audit risk alerts

35
TINJAUAN PROSES AUDIT
 Review Proses Audit
 Pemahaman Bisnis dan Industri
 Identifikasi Asersi Manajemen
 Materialitas
 Risiko Auidt
 Bukti
 Pertimbangkan Jasa Pertambahan Nilai
 Komunikasi Temuan

36
Proses Audit
 1. Dapatkan pemahaman bisnis dan

 Industri
 2. Identifikasi asersi laporan keuangan
 yang relevan
 3. Putuskan jumlah yang meterial bagi
 pemakai laporan keuangan
 4. Putuskan komponen risiko audit
37

 5. Dapatkan bukti melalui prosedur audit
(prosedur pemahaman pengendalian internal,
pelaksanaan pengujian kontrol, dan
pelaksanaan pengujian substantif)
 6. Tentukan bagaimana bukti akan digunakan
utk mendukung opini audit, komunikasi klien
yg lain, dan jasa yg bernilai tambah
 7. Komunikasikan temuan

38
Pengetahuan ttg Bisnis &
Industri
 Kembangkan ekspektasi laporan keuangan
 Impak industri terhadap sistem informasi
 Evaluasi kelayakan estimasi akuntansi
 PABU utk industri khusus
 Dasar bagi Jasa Nilai Tambah lain, mis:
 Evaluasi risiko bisnis
 Monitoring pengukuran kinerja
 Kecukupan sistem informasi manajemen

39
Asersi Manajemen
 Eksisitensiatau Keterjadian
 Kelengkapan
 Hak dan Kewajiban
 Penilaian atau Alokasi
 Penyajian dan Pengungkapan

40
Eksistensi atau Keterjadian
(existence atau occurrence)
 Apakah suatu aktiva atau kewajiban
yang dilaporkan dalam neraca betul-
betul ada
 Apakah transaksi yang dilaporkan
dalam laporan keuangan betul-betul
terjadi

41
Kelengkapan (completeness)
 Apakah seluruh aktiva, kewajiban,
ekuitas dan transaksi yang harus
dilaporkan dalam laporan keuangan
(yang ada atau terjadi) sudah
dilaporkan

42
Hak dan Kewajiban
(Rights and Obligations)
 Aktiva yang dilaporkan dalam neraca
betul-betul hak milik entitas
 Hutang yang dilaporkan dalam neraca
betul-betul kewajiban entitas

43
Valuasi atau alokasi
 Apakah komponen-komponen aktiva,
kewajiban, pendapatan, dan beban yang
dilaporkan dalam laporan keuangan dengan
jumlah yang tepat
 Sesuai dengan PABU
 Prinsip penilaian,
 Prinsip matching
 Kelayakan estimasi
 Konsistensi penerapan prinsip
 Akurat

44
 Akurat
 Klerikal
 Dokumen sumber cukup rinci
 Jurnal
 Posting
 Kecocokan antara akun dg sub-akun
 Mathematik
 Kebenaran jumlah dalam dokumen, jurnal, saldo akun
dan penghitungan ( seperti depresiasi)

45
Presentation dan Disclosure
 Apakah komponen laporan keuangan
disajikan, dipaparkan, dan diungkapkan
dengan tepat.

46
Materialitas
 Besaran dari suato penghilangan atau
salahsaji suatu informasi akuntansi
yang dengan mempertimbangkan
lingkungan menyebabkan
pertimbangan seseorang yang
menyandarkan pada informasi tersebut
akan berubah atau dipengaruhi oleh
penghilangan atau salahsaji tersebut

47
 Materilitas mempengaruhi proses audit
 Perencanaan

 Pengumpulan bukti
 Evaluasi temuan

48
Risiko Audit
 Risikobahwa auditor gagal
memodifikasi opininya atas laporan
keuangan yang mengandung salahsaji
material
 Komponen Risiko Audit:
 Inherent Risk
 Control Risk
 Detection Risko

49
Evidence
 Kecukupan Bahan Pembuktian
 Materialitas dan Risiko
 Faktor Ekonomi
 Ukuran dan Sifak Populasi
 Obyektivitas
 Pengendalian Internal
 Kompetensi Bahan Pembuktian
 Relevansi
 Sumber
 Ketepatan waktu
 Obyektivitas
 Pengendalian Internal

50
Klasifikasi Prosedur
 Prosedur untuk memperoleh suatu
pemahaman
 Pengujian Kontrol
 Pengujian Substantif
 Prosedur analitik
 Pengujian rinci transaksi

 Pengujian rinci saldo

51
Evaluasi Bukti yang diperoelh

52
Pertimbangan Jasa Nilai Tambah
 Business Planning
 Risk Assessment
 Business Valuation
 Disainsistem informasi

53
Komunikasi Temuan
 Laporan Auditor atas Laporan Keuangan
 Komunikasi lain yang diharuskan
 Pengendalian internal
 Kebijakan akuntansi
 Pertimbangan dan estimasi akuntansi
 Penyesuaian audit yang signifikan
 Ketidaksesuaian dengan manajemen
 Konsultasi dengan akuntan lain
 Kesulitan auidt yang ditemui
 Komunikasi temuan lain

54
TUJUAN AUDIT, BUKTI
AUDIT, & KERTAS KERJA
 Tujuan audit
 Bukti Audit
 Prosedur Audit
 Kertas Kerja

55
Top-down vs. Bottom-up
Audits
 Top-down audit evidence
 Pemahaman bisnis & Industri
 Tujuan dan Sasaran Manajemen
 Bagaimana mgt menggunakan sumber-
sumbernya utk mencapai tujuannya
 Keunggulan bersaing organisasi
 Proses bisnis inti
 Hasil usaha dan arus kas
 Bottom-up audit evidence

56
 Bottom-up audit evidence: fokus
menguji
 Transaksi

 Saldo akun
 Sistem yang mencatat transaksi dan
hasilnya dlm saldo akun
Auditor mengkombinasikan kedua
pendekatan tersebut

57
Empat keputusan penting
sehubungan dg bukti audit
 1. Jenis pengujian yg akan
dilaksanakan
 2. Waktu pelaksanaan pengujian
 3. Luas pengujian
 4. Penugasan staf yg melaksanakan

pengujian

58
Jenis pengujian audit:
 Tipe dan efektivitas pengujian audit
 Prosedur audit hrs terkait dg tujuan
audit
 Bukti hrs relevan dg asersi manajemen
 Harus mempertimbangkan biaya relatif
dg efektivitas audit sehubungan dg
tujuan audit

59
Jenis prosedur audit:
 1. Prosedur utk memperoleh
pemahaman pengendalian interen
 2. Pengujian pengendalian
 3. Pengujian Substantif
 Pengujian analitik
 Tes rinci transaksi

 Tes rinci saldo

60
Waktu Pengujian Auidt:
 Sebelum tanggal neraca
 Saat tanggal neraca
 Sesudah tanggal neraca

61
Luas Pengujian Auidt
 RisikoDeteksi Jumlah Bukti
 Rendah Banyak
 Moderat Cukup
 Tinggi Sedikit

62
Staffing Audit
 Tingkatpengetahuan
 Keahlian dan pengalaman
 Kemampuan

63
TUJUAN AUDIT
 Menentuan kewajaran penyajian laporan
keuangan dalam segala hal yang material
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum
 PABU mencakup:
 PSAK
 Peraturan Bapepam
 Peraturan BEJ
 Perturan khusus lain (pemerintah, industri dsb)

64
Asersi manajemen atas
laporan keuangan
 1. Eksistensi atau Keterjadian
 2. Kelengkapan
 3. Hak dan Kewajiban
 4. Valuasi dan Alokasi
 Sesuaidengan PABU
 Keakuratan dan Ketelitian Hitung

 5. Penyajian & Pengungkapan

65
Bukti Audit
 Jenis:
 InformasiPenguat
 Data Akuntansi

 Syarat Bukti:
 Cukup

 Kompeten

66
Jenis Bukti Audit
 Data Akuntansi
 Buku jurnal
 Buku besar dan Buku Pembantu

 Pedoman akuntansi terkait

 Catatan informal dan memo

 Informasi Pendukung

67
Informasi Pendukung
 Dokumen

 Konfirmasi

 Informasi dari ajuan pertanyaan, observasi,


inspeksi, dan pemeriksaan pisik
 Informasi lain yang dikembangkan oleh
auditor

68
Kecukupan Bukti
 Tergantung pada:
 Materialitas
dan Risiko
 Faktor Ekonomi

 Besar dan Sifat Populasi

69
Kompetensi Bukti:
 Relevansi
 Sumber
 Waktu
 Obyektivitas

70
Tipe Informasi Pendukung:
 Bukti Analitik (eksistensi, kelengkapan &
valuasi)
 Bukti Dokumen (salah 1 dari ke 5 asersi)
 Konfirmasi (salah 1 dr 5 asersi)
 Pernyataan Tertulis (salah 1 dari 5 asersi)
 Bukti Mathematik (valuasi & alokasi)
 Bukti Lisan ( salah 1 dari 5 asersi)
 Bukti Pisik (eksistensi & valuasi)
 Bukti Elektronik

71
Prosedur audit
 Prosedur analitik
 Inspeksi
 Konfirmasi
 Ajukan Pertanyaan
 Hitung
 Telusur (tracing)
 Lacak (vouching)
 Amati
 Ulang
 Tehnik Audit Berbantuan Komputer
72
Klasifikasi Prosedur Audit
 Prosedur utk memperoleh pemahaman
pengendalian interen
 Pengujian Kontrol
 Pengujian Substantif
 Prosedur Analitik
 Tes rinci transaksi

 Tes rinci saldo

73
Evaluasi Perolehan Bukti
 Memenuhi standar pekerjaan lapangan
 Dilakukan sepanjang audit utk setiap
asersi
 Digunakan sbg dasar pemberian opini

74
KERTAS KERJA
 Pendukung utama laporan auditor
 Alat koordinasi dan supervisi
 Bukti bahwa audit telah sesuai dengan
Standar Auditing
 Pedoman audit tahun berikutnya

75
Tipe Kertas Kerja
 Working Trial Balance
 Skedul dan analisis
 Memo audit dan dokumentasi informasi
penguat
 Jurnal Penyesuaian dan Reklasifikasi

76
Penyusunan Working Papers
 Judul
 Nomor Indeks
 Acuan-silang
 Tick Marks (tanda audit)
 Tandatangan dan tanggal

77
Review Kertas Kerja
 1. Oleh supervisor penyusun
 2. Manajer Audit
 3. Partner

78
Arsip (Dosir) Kertas Kerja
 Dosir Permanen
 Kopi anggaran dasar
 Daftar akun
 Bagan organisasi
 Tata letak, proses produksi, dan produk utama
 Kopi kontrak
 Skedul amortiasi, depresiasi
 Ikhtisar prinsip-prinsip akuntansi yg dipakai klien
 dll
 Dosir Sekarang

79
Kepemilikan Kertas Kerja
 Milikauditor
 Auditor tidak boleh mengungkapkan ke
pihak lain tanpa izin klien, kecuali utk
keperluan pengadilan
 Disimpan sampai dg ketentuan undang-
undang (minimal 10 tahun)

80
81

You might also like