You are on page 1of 9

IV

HAK AZASI MANUSIA


Hak asasi adalah Hak yang dimiliki manusia yang telah diperoleh dan akibatnya bersamaan dengan kelahiran atau kehadirannya didalam kehidupan masyarakat. Dianggap bahwa beberapa hak itu dimilikinya tanpa perbedaan atas Dasar Bangsa, Ras, Agama atau Kelamin dan karena itu bersifat azasi serta universal. Dasar dari semua Hak Azasi serta ialah bahwa manusia harus memperoleh kesempatan untuk berkembang sesuai dengan bakat dan cita-citanya. Setelah mengalami dua perang melibatkan hampir seluruh dunia dan dimana Hak Asasi diinjak-injak, timbul keinginan untuk merumuskan Hak Asasi Manusia dalam suatu Naskah Internasional, maka pada tahun 1948 berhasil dengan diterima UNIVERSAL DECLARATION OF HUMAN RIGHTS (Pernyataan sedunia tantang Hak-hak Asasi Manusia) dalam P.B.B. Hak yang mendasari kehidupan manusia dan karena itu bersifat Universal dan azasi, Naskah tersebut adalah sebagai berikut :
1

MAGNA CHARTA (Piagam Agung, 1215) Hak yang diberikan oleh Raja John dari Inggris kepada beberapa bangsawan bawahannya.

BILL OF RIGHTS (Undang-undang Hak, 1689) Suatu Undang-undang yang diterima oleh parlemen Inggris sesudah berhasil dalam tahun sebelumnya mengadakan perlawanan terhadap Raja James II.

DECLARATION DES DROITS de Ihomme etdu citozen (Pernyataan Hak-hak Asasi Manusia dan Warga Negara 1789) suatu Naskah yang dicetuskan pada permulaan revolusi prancis.

BILL OF RIGHTS (Undang-undang Hak), suatu Naskah yang disusun oleh Rakyat Amerika dalam tahun 1789 (Jadi sama tahunnya dengan Declaration Prancis).

Hak-hak yang dirumuskan dalam abad ke-17 dan ke-18 ini sangat dipegnaruhi oleh gagasan mengenai Hukum Alam (Natural Law) seperti yang dirumuskan oleh John Lock (1632-1714) hanya terbatas pada hak-hak atas kebebasan dan hak untuk memilih. Hak-hak yang disebut oleh Presiden ROO SEVELTER kenal dengan istilah The Four Freedons (Empat Kebebasan), yaitu :
1

Kebebasan untuk berbicara dan menyatakan pendapat (Freedom Of Spech) Kebebasan beragama (Freedom Of Religion) Kebebasan dari ketakutan (Freedom From went) Kebebasan dari kemalaratan (Freedom From want) Di Indonesia telah mencantumkan beberapa Hak Azasi didalam

2 3 4

Undang-undang Dasarnya baik dalam Undang-undang Dasar 1945 maupun dalam Undang-undang Dasar. Hak-hak azasi yang tercantum dalam Undang-undang Dasar 1945 tidak termuat dalam suatu Piagam yang terpisah, tetapi tersebar dalam beberapa Pasal, terutama Pasal 27 31. Pasal 27 Setiap Warga Negara berhak dan wajib ikut serta pembelaan Negara. Pasal 31 Setiap Warga Negara berhak mendapat pendidikan. Hak-hak asasi yang dimuat terbatas jumlahnya dan dirumuskan secara singkat, selain dari itu diantara tokoh-tokoh masyarakat terdapat perbedaan pendapat mengenai peranan hak-hak asasi di dalam Negara Demokrasi. Pendapat-pendapat pada waktu itu banyak dipengaruhi oleh DECLARATION DES DROITS DE I HOMME ET DU CETOZEN yang dianggap waktu itu sebagai sumber dari Individualisme dan Liberalisme, oleh karena itu dinaggap bertentangan dengan azas kekeluargaan dan gotong royong. dalam upaya

Hak atas Kebebasan untuk mengeluarkan Pendapat Undang-undang Dasar 1945, Pasal 28 : Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagaimana ditetapkan dengan undang-undang.

DECLARATION OF HUMAN RIGHT, PASAL 19 :


Setiap orang berhak atas kebebasan dengan mempunyai tidak dan mengeluarkan pendapat : dalam hak ini termasuk kebebasan mempunyai pendapat-pendapat mendapat gangguan, dan untuk mencari, menerima dan menyampaikan keterangan-keterangan dan pendapat-pendapat dengan cara apapun juga dan tidak memandang batas-batas.

CONVENANTON RIGTHS, PASAL 19 :


1

CIVIL

AND

POLITICAL

Setiap orang berhak untuk mempunyai pendapat tanpa mengalami gangguan. Setiap orang berhak untuk mengeluarkan pendapat; dalam hal ini termasuk kebebasan untuk mencari, menerima dan menyampaikan segala macam penerangan dan gagasan tanpa menghiraukan pembatasan-pembatasan baik secara lisan maupun tulisan.

Kebebasan yangmenyangkut perguruan tinggi yang lazimnya disebut kebebasan Mimbar atau kebebasan Ilmiah. Beberapa peraturan yang mengatur mesalah ini ialah
-

Ketetapan MPRS. NO. XXVII/1966 Lampiran BAB II, Pasal 6 supaya diperguruan tinggi diberikan kebebasan Mimbar/Ilmiah seluas-luasnya yang tidak menyimpang dari Undang-undang Dasar 1945 dan falsafah Negara Pancasila.

Undang-undang tentang Perguruan Tinggi No. 22/1961 Pasal 4 Undang-undang itu pada asasnya mengakui dan
3

melindungi kebebasan seorang pengajar dan penyelidik ilmiah pada perguruan tinggi untuk mengajarkan, mengatakan dan mengadakan penelitian supaya dengan demikian usaha dan kegiatannya mencapai tarap dan perkembangan yang setinggi-tingginya dan sempurna-sempurnanya.
-

Keputusan Deputi Menteri Perguruan Tinggi No. I/1966 tentang pedoman mengenai pelaksanaan kebebasan ilmiah, dan kebebasan mimbar pada perguruan tinggi.

Hak atas Kedudukan yang sama didalam Hukum


-

Undang-undang Dasar 1945, Pasal 27 (1) : Segala Warga Negara bersamaan kedudukannya didalam Hukum dan Pemerintahan dan wajib menjunjung Hukum dan Pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

Declaration Of Human Rights, Pasal 7 sekalian orang adalah sama terhadap Undang-undang dan berhak atas perlindungan Hukum.

Covenant On Civil and Political Right, Pasal 26 semua orang adalah sama terhadap Hukum dan berhak atas perlindungan Hukum yang sama tanpa Diskriminasi; (seperti Ras, Warna Kulit, Kelamin, Bahasa, Agama, Pendapat Politik).

Undang-undang Pokok Kekuasaan Kehakiman No. 14 Tahun 1970, Pasal 5 :


(1

Pengadilan mengadili menurut Hukum dengan tidak membedakan orang.

(2

Dalam perkara pidana pengadilan membantu para pencari keadilan dan berusaha sekeras-kerasnya mengatasi segala hambatan dan rintangan untuk rapat tercapainya peradilan yang sederhana; cepat dan biaya ringan.

Hak atas Kebebasan Berkumpul


-

Undang-undang Dasar 1945, Pasal 28 ; Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya. Ditetapkan dengan Undangundang.

Declaration Of Human Rights, Pasal 20


(1

Setiap

orang

mempunyai

hak

atas

kebebasan

berkumpul dan berapat.


(2

Tiada seorang jua pun dapat dipaksa memasuki salah satu perkumpulan.

Covenant On Civil and Political Rights, Pasal 21 Hak berkumpul secara bebas diakui, tiada satu pembatasan pun dapat dikenakan terhadap pelaksanaan hak itu, kecuali yang ditentukan oleh Hukum dan yang diperlukan dalam masyarakat Nasional. Demokratis, demi kepentingan Keamanan

Hak atas Kebebasan Beragama


Undang-undang Dasar 1945, Pasal 29 :
(1

Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa

(2

Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya.

Declaration Of Human Rights, Pasal 18


Setiap orang berhak atas kebebasan pikiran, keinsyafan bathin dan agama ; dalam hal ini termasuk kebebasan berganti agama atau kepercayaan dan kebebasan untuk menyatakan agama atau kepercayaannya dengan cara mengajarkannya.

Covenant On Civil and Political Rights, Pasal 18


1

Setiap orang berhak atas kebebasan pikiran, keinsyafan bathin dan agama. Tak seorang pun dapat dikenakan paksaan sehingga mengakibatkan terganggunya kebebasan untuk memeluk. Kebebasan untuk menyatakan agama atau kepercayaannya hanya dapat dikenakan pembatasan menurut ketentuanketentuan Hukum.

Negara-negara peserta dalam perjanjian ini mengikat diri untuk menghormati orang tua dan dimana berlaku, wali hukum, untuk menjamin pendidikan agama dan moral anaknya menurut keyakinan masing-masing.

Hak atas Penghidupan Yang Layak


-

Undang-undang Dasar 1945, Pasal 27 (2) Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

Declaration Of Human Rigths, Pasal 25


1

Setiap orang berhak atas tingkatan hidup yang menjamin kesehatan dan keadaan baik untuk dirinya dan keluarganya. Ibu dan anak-anak berhak mendapat perawatan dan bantuan istimewa.

Covenant On Economic, Social and Cultural Rights, Pasal 11


1

Negara-negara peserta dalam perjanjian ini mengakui hak setiap orang atas tingkat kehidupan yang layak bagi dirinya dan kehidupannya.

Negara-negara peserta dalam perjanjian yang mengakui hakhak dasar setiap orang untuk bebas dari kelaparan.

Undang-undang Pokok Tenaga Kerja No. 14 tahun 1969, (Pasal 3)


Tiap tenaga berhak atas pekerjaan dan penghasilan yang layak bagi kemanusiaan.

Hak atas Kebebasan Berserikat


-

Undang-undang Dasar 1945, Pasal 28 : Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-undang.

Declaration Of Human Rights, Pasal 23 (4) : Setiap orang berhak mendirikan dan memasuki serikatserikat pekerja untuk melindungi kepentingannya.

Covenant On Economic, Social and Cultural Rights, Pasal 8


1 a b c

Negara peserta dalan perjanjian harus menjamin : Hak setiap orang untuk membentuk serikat pekerja. Hak bagi serikat pekerja untuk mendirikan federal. Hak bagi serikat pekerja untuk bertindak secara bebas dan hanya dibatasi oleh ketentuan-ketentuan Hukum.
d

Hak

untuk

melancarkan

pemogokan

asalkan

dijalankan menurut ketentuan Hukum.


-

Undang-undang Pokok Tenaga Kerja No. 14 tahun 1969, Pasal 11 :


(1

Tiap tenaga kerja berhak mendirikan dan menjadi anggota perserikatan tenaga kerja. Pembentukan perserikatan tenaga kerja dilakukan secara demokratis.

(2

Hak atas Pengajaran


-

Undang-undang Dasar 1945, Pasal 31 :


(1 (2

Tiap-tiap warga Negara berhak mendapat pengajaran Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional, yang diatur dengan Undang-undang.

Declaration Of Human Rights, Pasal 26 :


1

Setiap orang berhak mendapat pengajaran. Pengajaran harus dengan Cuma-Cuma, setidak-tidaknya dalam tingkat sekolah rendah dan tingkat dasar.

Pengajaran harus ditujukan kea rah perkembangan pribadi yang seluas-luasnya serta untuk memperkokoh rasa penghargaan hak manusia dan kebebasan azasi.

Ibu Bapak mempunyai hak utama untuk memilih malam pengajaran yang diberikan kepada anak-anak mereka.

Covenant On Economic, Social and Cultural Rights, Pasal 13


1 2

Mengakui hak setiap atas pendidikan Pendidikan dasar wajib dan terbuka bagi semua orang, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

Undang-undang Pokok Tenaga Kerja No. 14 tahun 1969, Pasal 6 : Tiap tenaga kerja berhak atas pembinaan keahlian and kejuruan untuk memperoleh serta menambah keahlian dan keterampilan kerja sehingga potensi dan daya kreasinya.

You might also like