You are on page 1of 6

Perbedaan futures dan forward KETERANGAN Pengertian

FORWARD

FUTURES kontrak tertulis antara dua pihak untuk melakukan dan menerima penyerahan sejumlah aset/komoditi dalam jumlah, harga dan batas waktu tertentu.

Kesepakatan antara dua pihak yang berisi kesanggupan kedua belah pihak untuk memperjualbelikan suatu komodit, aset, ataupun mata uang pada tanggal tertentu di masa yang akan datang dan pada harga tertentu yang telah disepakati pada saat kontrak ditandatangani. Jangka waktu kontrak untuk forward tergantung kedua belah pihak kontrak tidak distandarisasi (kontrakkontrak non-standard) Sehingga bentuk dan isinya dapat disesuaikan denga kebutuhan para pihak Diperdagangkan di luar bursa atau over the counter market

Jangka Waktu Bentuk kontrak

futures sudah ditentukan (sudah standard) kontrak yang telah terstandardisasi Sehingga bentuk dan isisnya sudah terstandarisasi

Pasar Sistem pembayaran

Diperdagangkan di bursa terorganisasi

Penjelasan Produk

Lembaga Penjamin

Margin Awal

Penentuan Harga

Risiko

Tidak menggunakan dasar mark to market Menggunakan dasar mark to market (pembayaran profit & loss-nya dilakukan setiap hari) pada hari terakhir masing-masing (jatuh tempo) kontrak yang telah ditetapkan. Daily settlement ini mengurangi risiko ketidakmampuan untuk membayar (default risk). Disini investor yang tidak solvabel dengan posisi yang tidak menguntungkan hanya setelah satu hari trading, akan dipaksa/diharuskan untuk mengundurkan diri, ketimbang dibiarkan untuk menjadi default yang lebih besar (memperoleh kerugian yang lebih besar) pada saat kontrak jatuh tempo. Secara umum kurang mendefinisikan Mendefinisikan kuantitas dan kualitas dari karakteristik-karakteristik tersebut komoditi atau aset, beserta waktu dan lokasi namun disesuaikan dengan kebutuhan dari delivery para pihak Tidak ada Adanya lembaga kliring yang menjamin kinerja futures contracts dan menyimpan/mempertahankan catatan dari seluruh transaksi-transaksi Tidak ada deposit ataupun margin yang Mengharuskan untuk menyerahkan margin dibayarkan. (sejumlah uang tunai) dan nilainya disesuaikan dengan pergerakan asar setiap hari Penentuan harganya harga ditentukan berdasarkan system lelang ditentukan/disepakati melalui terbuka (open out cry) dan system transaksi/negosiasi antara pihak-pihak perdagangan elektronik. Model penentuan yang terlibat.. harga ini menjamin bahwa klien memperoleh harga yang paling disukai yang tersedia pada waktunya. Memiliki risiko wanprestasi (default risk) Tidak ada risiko wanprestasi karena jika salah satu pihak default settlementnya digaransi oleh suatu clearinghouse

Perbedaan Warran dan Bukti Right Keterangan Warran Definisi Waran biasanya melekat pada saham sebagai daya tarik (sweetener) pada penawaran umum saham ataupun obligasi. Diperdagangkan dalam waktu jangka panjang (tahunan) Penjualannya biasa bersamaan dengan obligasi atau saham Biasanya harga pelaksanaan lebih rendah dari pada harga pasar saham. Merupakan hak untuk membeli saham pada waktu dan harga yang sudah ditentukan Penerbitan waran ditetapkan pada waktu RUPS

Bukti Right Sesuai dengan undang-undang Pasar Modal, Bukti Right didefinisikan sebagai Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) pada harga yang telah ditetapkan selama periode tertentu. Diperdagangkan dalam waktu singkat Hanya berupa hak (bukan kewajiban) bagi pemegang right Harga telah ditetapkan selama periode tertentu. Memberikan hak kepada pemegang saham lama untuk membeli saham baru perusahaan pada harga yang telah ditetapkan selama periode tertentu. Penerbitan bukti right melalui penawaran umum terbatas (right issue)

Jangka waktu Penjualan Harga Hak membeli

Saat penerbitan

Perbedaan produk investasi pasar modal Keterangan Obligasi Potensi Risiko Potensi Return Pemasarannya Aliran Kas (Bunga dan Deviden) Jangka Waktu Stabilitas Harga Rendah Rendah Rendah Tinggi Jangka Panjang Harga obligasi relatif stabil namun sensitif terhadap tingkat bunga dan inflasi Pemegang obligasi tidak memiliki hak suara pada perusahaan

Reksadana Rendah Rendah Baik Tinggi Biasanya pendek Stabilitas dari harga Reksadana akan bergantung dari perubahan harga obligasi dan saham Pemegang reksadana tidak memiliki hak suara pada perusahaan

Saham Moderat/tinggi Moderat/tinggi Biasanya Baik Rendah Tidak terbatas Harga saham sangat fluktuatif dan sangat sensitif terhadap kondisi makro dan mikro Pemegang saham memiliki hak suara pada perusahaan (RUPS)

Sekuritas derivative Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tidak Ada Jangka Panjang Harga bergantung dari kesepakatan dua belah pihak dan kondisi ekonomi makro dan mikro Pemegang sekuritas derivatif memiliki suatu hak secara pro rata atas kendali perseroan

Hak Suara

Perbedaan dari pendanaan dengan hutang dan modal sendiri Keterangan Jenis Modal Hutang Modal Sendiri Hak Suara Tidak Ada Ada Tuntutan atas pendapatan dan Lebih didahulukan dari modal Subordinasi terhadap utang asset sendiri Jatuh tempo Ada Tidak ada Perlakuan pajak atas biaya modal Bunga pinjaman mengurangi pajak Dividen dikeluarkan dari laba bersih setelah pajak a. Pinjaman (Hutang) Pembelanjaan hutang sebagai sumber pendanaan akan memiliki risiko berupa pembayaran bunga dan pengambaliannya. Hal ini dikarenakan adanya prinsip the risk-return trade off, yaitu: kecenderungan investor untuk memberikan investasi kepada proyek dengan risiko yang tinggi, dengan tingkat pengembalian yang diharapkan akan tinggi pula. Artinya hutang/kredit dapat dipenuhi, apabila tingkat suku bunga terhadap pinjaman tersebut sesuai dengan keinginan kreditor atau investor. Modal sendiri Perusahaan mendasarkan modal sendiri dengan jenis modal lain adalah adanya hak pemilik modal sendiri untuk mengontrol manajemen perusahaan. Pemilik modal sendiri berhak atas laba perusahaan setelah semua kewajiban kepada pihak ketiga terpenuhi.

b.

Dari sisi perusahaan a. Keuntungan dengan utang Biaya bunga mengurangi penghasilan kena pajak, sehingga pembayaran pajak penghasilan akan rendah Pemegang utang tidak memiliki hak suara sehingga pemilik dapat mengendalikan perusahaan dengan dana yang lebih kecil b. Kerugian dengan utang Utang yang semakin tinggi meningkatkan risiko technical insolvency Jika bisnis perusahaan tidak dalam kondisi yang bagus, pendapatan operasi menjadi rendah dan tidak cukup untuk menutup biaya bunga sehingga kekayaan pemilik berkurang a. Keuntungan dengan modal sendiri Tidak adanya beban bunga dalam membiaya suatu usaha System kendali perusahaan ada pada pemilik modal sendiri Kerugian dengan modal sendiri Jumlah pembiayaan terbatas karena sulit memperolehnya Aktivitas usaha akan terhambat karena terbatasnya dana yang dimiliki

b.

Dari sisi pemegang saham public a. Keuntungan dengan hutang Memberikan peluang bagi investor untuk dapat ikut serta dalam aktivitas perusahaan, disesuaikan dengan pinjaman yang diberikan baik itu berupa obligasi maupun pinjaman lainnya (adanya kepemilikan mayoritas) b. Kerugian dengan utang Keuntungan yang diperoleh investor menjadi sedikit karena keuntungan perusahaan akan dikurangi biaya bunga sebelum dibagikan ke investor/pemegang saham Kemungkinan mengalami kerugian apabila perusahaan tidak mampu melunasi hutanghutangnya (kepailitan). a. Keuntungan dengan modal sendiri Dividen yang diterima sesuai dengan laba yang diperoleh perusahaan tanpa adanya pengurangan biaya bunga Kerugian dengan modal sendiri Dividen yang diperoleh lebih kecil karena perusahaan tidak dapat melakukan ekspansi usaha karena terbatasnya sumber dana

b.

Makna Laporan keuangan kwartal III th buku 2012 1. Sales = 3,57 T Artinya pada periode tersebut (Kuartal III th 2012) PT Adhi Karya memperoleh Penjualan bersih sebesat 3,57 Trilyun, hal ini tidak bisa dijadikan acuan dalam mengambil suatu keputusan investasi apakah layak atau tidak, perlu dilakukan pengujian lebih lanjut untuk dapat mengambil suatu keputusan investasi seperti membandingkannya dengan Laba Bersih Setelah Pajak (Net Profit) sehingga memperoleh nilai NPM yang digunakan untuk menilai produktifitas perusahaan. 2. Asset = 7,12 T Artinya pada periode tersebut (Kuartal III th 2012) PT Adhi Karya memiliki Aktiva/Kekayaan sebesar 7,12 Trilyun, nominal tersebut tidak bisa dijadikan acuan dalam mengambil suatu keputusan investasi apakah layak atau tidak, perlu dilakukan pengujian lebih lanjut untuk dapat mengambil suatu keputusan investasi seperti membandingkannya dengan Laba Bersih sehingga memperoleh nilai ROA yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva. Liability = 6,06 T Artinya pada periode tersebut (Kuartal III th 2012) PT Adhi Karya memiliki Kewajiban/Utang sebesar 6,06 Trilyun, nominal tersebut tidak bisa dijadikan acuan dalam mengambil suatu keputusan investasi apakah layak atau tidak, perlu dilakukan pengujian lebih lanjut untuk dapat mengambil suatu keputusan investasi seperti membandingkannya dengan Modal / Equity sehingga memperoleh nilai DER yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat penggunaan utang terhadap modal yang dimiliki perusahaan. Equity = 1,06 T Artinya pada periode tersebut (Kuartal III th 2012) PT Adhi Karya memiliki Modal sebesar 1,06 Trilyun, nominal tersebut tidak bisa dijadikan acuan dalam mengambil suatu keputusan investasi apakah layak atau tidak, perlu dilakukan pengujian lebih lanjut untuk dapat mengambil suatu keputusan investasi seperti membandingkannya dengan Laba Bersih sehingga memperoleh nilai ROE yang digunakan untuk menunjukkan tingkat persentase pengembalian yang dihasilkan. Net Profit = 88,22 B Artinya pada periode tersebut (Kuartal III th 2012) PT Adhi Karya memiliki Modal sebesar 88,22 Milyar, nominal tersebut dapat dijadikan sebagai dasar investor dalam menentukan keputusan investasi dengan membandingkannya dengan komponen komponen laporan keuangan lainnya seperti penjualan, asset yang dimiliki, modal yang dimiliki sehingga memperoleh suatu rasio rasio yang dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan berinvestasi. PER = 27,69 x Oleh karena PER rata rata industri (28,53x) lebih besar dari PER Adhi Karya (27,69x), maka investasi untuk saham di Adhi Karya dilihat dari PERnya layak untuk dilakukan karena tingkat pengembaliannya lebih cepat dari rata rata industry sejenis lainnya. PER Rata Rata Industri = PER ADHI + PER WIKA + PER PTPP + PER TOTL + PER WSKT 5 = 27,69 + 27 + 20 + 35 + 33 5 = 28,53 x 7. EPS = Rp.65 Earning Per Share digunakan untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi para pemilik perusahaan, Rp 65 berarti potensi penghasilan ke depan per lembar saham sebesar Rp 65 dan ini merupakan nominal yang rendah untuk EPS sehingga dari segi EPS, saham ini tidak layak untuk dibeli karena capital gain yang dihasilkan sangat rendah.

3.

4.

5.

6.

8.

BV = Rp 586 Book Value / Nilai Buku menunjukkan aktiva bersih yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki 1 lembar saham. Nominal sebesar Rp 586 berarti setiap 1 lembar saham yang dimiliki investor/pemegang saham bernilai 586 rupiah dari aktiva bersih perusahaan. PBV = 3,07x Price to book value merupakan indicator yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya. Perusahaan yang baik umumnya rasionya mencapai diatas satu. Nilai PBV Adhi sebesar 3,07x dan melebihi 1x artinya nilai pasar saham Adhi lebih besar dari nilai bukunya yang berarti saham ini menguntungkan dan layak untuk dibeli.

9.

10. NAVs = Rp 3.952 Net Asset Value / Nilai Aktiva Bersih merupakan harga unit penyertaan reksadana, ini berarti Adhi memiliki harga Rp 3.952 di reksadana, apabila investor ingin melakukan reksadana maka Adhi dapat dimiliki dengan harga Rp 3.952 per unitnya. 11. DER = 5,75x Debt to Equity Ratio digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan utang terhadap total equity yang dimiliki perusahaan. Angka 5,75x menunjukkan kemampuan perusahaan dalam dalam memenuhi seluruh kewajibannya menggunakan 5,75x bagian modal sendiri untuk membayar kewajibannya, hal ini berpengaruh kepada pembagian deviden yang menjadi kecil karena perusahaan akan focus pada pembayaran utang-utangnya melalui laba yang diperoleh baru kemudian sisanya dibagikan sebagai deviden. Disamping itu perusahaan yang baik memiliki DER 1x sehingga saham ini tidak layak untuk dibeli 12. ROE = 11,15% Return On Equity merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba bagi para pemegang saham. ROE 11,15% artinya tingkat keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan labanya 11,15% dari pengelolaan modal yang diinvestasikan. Perusahaan yang baik memiliki ROE lebih dari 12%, sehingga saham ini tidak layak untuk dibeli karena pengelolaan modalnya menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih rendah dari 12% 13. ROA = 1,65% Return On Asset merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang berasal dari aktivitas investasi. ROA 1,65% berarti bahwa tingkat keberhasilan perusahaan dalam pengelolaan asset dalam memperoleh keuntungan hanya sebesar 1,65%, sebagai acuan ROA dapat dikatakan baik apabila lebih dari 2%, oleh karena ROA Adhi hanya sebesar 1,65% dan dibawah 2% maka saham ini tidak layak untuk dibeli. 14. NPM = 2,47% Net Profit Margin merupakan rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih setelah dipotong pajak. NPM 2,47% berarti bahwa produktifitas kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan hanya sebesar 2,47%, artinya kinerja perusahaan ini kurang produktif karena tolok ukur perusahaan berkinerja baik adalah memiliki nilai NPM lebih besar dari 5% sehingga saham ini tidak layak untuk dibeli. 15. I Share = 1,80 M Merupakan saham beredar perusahaan yaitu sebesar 1.800.000 saham beredar di pasar efek.

You might also like